Share

Bab 20. Surat Titipan Dari Shania.

Pagi di rumah Shania.

Seperti biasa setiap harinya Janeta sudah sampai di rumah Shania pada pukul jam 8 pagi. Ia memarkirkan sepeda motornya di tempat biasa.

Rumah Shania terlihat lebih sepi dari biasanya. Pintu dan gorden masih tertutup, lampu teras dan taman masih menyala.

“Apakah mereka pada pergi?” Janeta mencoba mencari tanda-tanda kehidupan di rumah besar itu.

Sunyi dan sepi. Hanya itu yang Janeta temukan di sana.

“Kok perasaanku tidak enak begini? Tidak biasanya rumah ini sepi pada jam segini. Mobil Shania dan mobil Tuan Fidel ada di garasi. Tapi orangnya kok tidak ada? Pada kemana?”

“Hei Mbak, jangan bengong aja. Bantuin pekerjaan di dapur.” Tiba-tiba suara Bik Imah memecahkan juga kesunyian pagi itu. Wanita setengah baya itu nampaknya mau pergi. Tidak seperti biasanya pagi begini ia sudah rapi dan menyandang sebuah tas yang cukup besar di bahunya.

“Bik Imah mau kemana?” Janeta bertanya sambil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status