Entah apa yang ia pikirkan. Tapi dari yang kulihat, ia bahkan sengaja menunjukkan dirinya padaku lewat kamera pengawas cctv. Baiklah Jagoan. Mari kita main balap motor!
***
Tak ingin kehilangan lebih banyak waktu lagi, akhirnya segera kulajukkan motor sport berwarna biru milik Calvin sepupuku. Untung saja Calvin selalu merawat motornya dengan baik. Setidaknya kuharap aku mampu menyamai kemampuan si brengsek itu.
Ya, aku memang jarang sekali mau menggunakan motor selama ini. Tapi bukan berarti aku tidak bisa mengendalikan motor layaknya pembalap international.
Setelah kulajukan motor yang kukendarai dengan kecepatan tinggi, akhirnya dalam hitungan menit kini aku sudah berada di jalanan sekitar London Euston Station. Tapi sial! Si brengsek itu cerdik juga. Jalanan di sini bahkan cukup padat.
Bagaimana mungkin aku akan menemukannya di tengah kerumunan kendaraan seperti ini. Tapi bagaimanapun juga aku tidak akan mau kalah darinya. Aku pun berusaha berp
Setelah kutekan gigi pada motor itu, akhirnya aku pun meluncur dari atas jalan tol menuju jalanan yang ada di bawahnya. Motor yang kunaiki mulai tidak seimbang dan menukik dengan tajam. Aku berusaha dengan keras agar motor itu tidak terlalu menukik agar bisa mendarat di tempat yang telah kuincar.***Tak bisa kupungkiri jantungku berdetak dengan kencang. Dalam hati aku selalu berguman, “Semoga ini bukan akhir dari hidupku!”Gravitasi semakin membuatku jatuh dan meluncur ke bawah dengan cepatnya. Untuk beberapa detik, aku bahkan sempat memejamkan mataku karna ngeri. Hingga akhirnya, aku dan juga motorku mendarat tepat di atas sebuah truk besar yang telah kuincar.“Astaga! Seharusnya kau lihat ini Gwen!”Well. Aku pun tidak bisa berlama-lama berada di atas truk. Untungnya, penutup belakang truk itu terbuka akibat hentakkan ketika motorku mendarat. Tentu saja itu adalah jalan yang sangat sempurna.Tak butuh waktu waktu l
Anehnya, ia malah menatapku dengan tatapan yang berbeda. Sebuah tatapan yang tidak bisa diartikan. Tapi sepertinya, tersirat sedikit kesedihan di wajahnya. Dan tidak kusangka, kali ini Vlad membuat tindakkan yang membuatku tercengang.Bukannya pergi dan kabur dengan motornya seperti sebelumnya, kini ia malah mengarahkan motornya padaku.***“Apa yang direncanakan oleh si brengsek itu sebenarnya?!” batinku dalam hati.Meski ia tau kalau api di bagian belakang motornya semakin berkobar, tapi Vlad malah semakin kuat memutar tuas gas motornya. Entah karna dia sudah gila atau memang berniat bunuh diri. Yang pasti aku harus selalu siaga karna bisa saja dia akan melakukan hal tak terduga lagi.Tapi sebelum Vlad sempat bergerak, aku bahkan semakin terkejut saja. Ya. Tak kusangka tiba-tiba terdengar suara sirine dari Polisi dan kemudian Albert muncul bersama satuan Kepolisian. Sekitar lima puluh personil Polisi diturunkan untuk mengepung Vlad.
Tapi bagaimana bisa pergi bersama Ayah dan Ibunya? Bahkan kulihat Ayah dan Ibunya yang duduk di kursi depan sudah tidak bergerak lagi.***“Apa kau tidak lihat?! Mereka sudah tidak bergerak! Apa kau mau mati juga hah?!” bentakku.“Tidak mau!! Memangnya kau siapa?! Aku mau sama Ayah dan Ibu!”Aku mulai kesal karna di saat seperti itu gadis kecil itu masih keras kepala. Padahal dengan susah payah aku berusaha untuk menolongnya. Sempat ingin kutinggalkan saja dia di sana. Tapi entah kenapa hatiku berkata aku harus mengeluarkan gadis itu dari mobil.Api yang membakar mobil itu bahkan semakin membesar. Dan tidak ada seorang pun di sana selain kami. Terpaksa aku pun harus masuk ke dalam mobil itu untuk menjemputnya. Ya, gadis itu semakin meringkuk karna ketakutan tapi aku tidak peduli.Kutarik dengan kuat kerah baju bagian belakangnya dan menariknya keluar dari mobil. Masih sambil menarik gadis kecil yang terus meronta itu,
“Ya, tapi itu terlihat aneh untukmu! Karna selama ini kau bahkan tidak pernah mau ke sana! Oh ya, aku mau bilang kalau besok aku akan pergi ke Bilbury,”***“Apa?! Ta-tapi kenapa? Apa kau masih marah padaku? Kenapa mau kembali ke Bilbury bukannya kembali ke Rumah?”“Kau ini kenapa, Drag?! Apa kepalamu masih gegar otak?! Dengar ya, aku harus ke Bilbury karna Bibi memintaku ke sana!” maki Gwen seperti biasa.“Memangnya ada apa?”“Entahlah. Tapi kata Bibi...dia ingin merayakan ulang tahunku di sana. Karna sudah lama kami tidak merayakan ulang tahunku,”“Begitu. Okay! Kalau begitu aku akan ikut. Kapan kita berangkat?”“Besok pagi. Tapi...apa kau yakin kalau Albert tidak akan mengganggu lagi?! Aku tidak mau dia menerorku di hari ulang tahunku!”“Kali ini tidak akan!”Well. Tentu saja aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini. Bukan
“Entahlah. Sejak kejadian itu Gwen tidak pernah mau lagi mengungkit kejadian itu. Dan kami pun tidak pernah bertanya lagi padanya,”*** Keesokkan harinya, kami pun mulai sibuk. Memang sedikit terasa menggelikan bagiku. Bagaimana tidak? Hanya merayakan ulang tahun sederhana bersama keluarga, kami bahkan menghias rumah seolah itu adalah ulang tahun bocah lima tahun.Tapi selagi itu bisa membuat Gwen tersenyum, maka akan kulakukan. Aku bahkan rela memasang banyak pita di setiap jengkal rumah. Tapi seketika aku pun terhenti ketika aroma kalkun panggang yang sangat lezat mulai tercium oleh indera penciumanku.“Aromanya sangat lezat ‘kan? Percayalah, aku bahkan rela kehilangan gigiku demi daging kalkun panggang itu!” kata Paman Jhon seraya terkekeh.Well, pesta pun dimulai. Meski hanya ada kami berempat dalam pesta it
“Tetap saja! Kata Dokter, kau itu mengalami trauma kecelakaan dua kali. Dan itu di kepala! Tapi aku merasa aneh dengan hasil ronsenmu. Ada sebuah bekas luka di dadamu, tapi kata Dokter itu terlihat seperti luka yang sudah lama. Setauku, kau tidak pernah tertembak di dada ‘kan?”***“Jangan mengada-ada, Albert! Kurasa kepalaku yang terbentur tapi kau yang sinting!” kataku kesal.“Aku sama sekali tidak mengada-ada, Drag! Dokter sendiri yang memberi hasil ronsenmu padaku!” kata Albert seraya memberiku sebuah amplop yang berisi hasil ronsen dari Rumah sakit.Aku tidak mengerti kenapa Albert dan Dokter jadi aneh seperti ini padahal aku merasa sangat baik-baik saja. Awalnya aku memang sama sekali tidak percaya dengan semua yang Albert katakan padaku. Tapi dari pada penasaran, maka kubuka saja amplop berwarna putih yang diberikan Albert dengan kasar tadi.Ya, dari hasil ronsen memang tidak ada retakkan di kepalaku
Bagaimana aku tidak bingung? Tiba-tiba saja aku berada di sebuah tempat asing dan aku memakai sebuah kostum yang sangat aneh. Aku tidak tau apa, tapi yang pasti ini seperti pakaian dari zaman sebelum Masehi.***Aku pun berbalik dan semakin terkejut dengan penampakkan sebuah istana megah yang berdiri kokoh di belakangku. Aku sempat berpikir semua ini hanya imajinasiku atau mungkin otakku mulai tidak waras.Hingga akhirnya terdengar sebuag suara melengking yang berkata, “Kaisar telah tiba!!!”Sontak aku pun menoleh pada seorang yang berpakaian seperti layaknya seorang prajurit. Dan tentu saja, pria dengan kumis tebal itulah yang baru saja berteriak. Tak lama, seorang dengan kostum tak kalah anehnya pun datang.Dugaanku, mungkin orang itu adalah Raja. Itu terlihat dari kostum yang ia pakai. Apalagi dengan banyaknya pengawal yang mengikutinya ke manapun ia pergi. Dan anehnya, pria itu malah menatpku dengan matanya yang teduh itu.
Tapi kuarasa, sebaiknya aku berendam dengan air dingi saja. Karna udara di Kairo cukup panas dan membuatku mulai gerah. Seperti yang dikatakan oleh Hasan, kami tiba di Hotel dalam waktu lima belas menit saja. Ternyata, Albert juga memesankan dua kamar untuk aku dan Gwen.***“Kenapa harus dua kamar sih?! Apa ini yang dia bilang pengertian?!” keluhku dalam hati.Well, aku sudah ingin segera membaringkan tubuhku di atas tempat tidur tapi Hasan masih terus saja mengoceh dengan semua basa-basinya. Dan aku heran kenapa Gwen malah merasa antusias padanya.“Baiklah, Tuan dan Nyonya. Selamat beristirahat, dan besok aku akan datang tepat pukul sembilan pagi,” kata Hasan dengan senyum lebar di wajahnya.Akhirnya, aku dan Gwen pun menuju kamar kami yang berada di lantai lima. Seorang Bellboy dengan sigap membawa semua barang-barang yang kami bawa menuju kamar kami. Aku cukup terkesan dengan gaya interior Hotel ini.Ternyata bena