Bab 01. Sirik
“ Hajar dia ! " Seru Qin Shi lantang pada orang orang yang bersamanya.Dengan segera beberapa orang teman Qin Shi yang menekan tubuh Tian Fan ke tanah langsung bangkit dari posisinya, mereka kemudian melancarkan pukulan dan tendangan secara brutal pada Tian Fan . Perintah Qin Shi yang seorang tuan muda keluarga Qin sekaligus murid jenius akademi bintang tentu saja langsung dilaksanakan oleh empat murid luar akademi bintang yang menjadi bawahannya.Tian Fan yang tidak melawan hanya bisa diam meringkuk ditanah dengan kedua tangannya melindungi kepalanya, adapun kedua kakinya ia tekuk untuk melindungi perutnya dari tendangan yang terarah ke dada dan perutnya. Erangan kesakitan keluar dari mulut Tian Fan dengan banyaknya pukulan serta tendangan yang datang padanya.Qin Shi yang melihat Tian Fan babak belur seketika menyeringai dengan penuh kepuasan. “ Cukup ! “ Serunya angkuh.Perintah Qin Shi membuat keempat orang yang sedang memukuli Tian Fan berhenti. Mereka lantas menarik tubuh lemah Tian Fan dan memaksanya berlutut, dengan kedua tangannya dipegang erat oleh dua bawahan Qin Shi. Dua orang lainnya bergerak cepat menekan kedua kaki Tian Fan ke tanah dengan menginjaknya. Tian Fan menatap nanar ke arah ketiga sahabat baiknya, matanya menyiratkan permintaan tolong. Namun, ketiganya justru memalingkan wajah dari pandangannya. Melihat itu, Tian Fan merasa sangat kecewa pada mereka bertiga. Sahabat yang selalu ia bantu ternyata menikamnya dari belakang. Mereka sengaja membawanya ke hadapan Qin Shi, orang yang sangat membencinya. Meski Tian Fan sendiri tidak pernah memiliki masalah dengan Qin Shi selama berada di Akademi Bintang, ia tak mengerti mengapa Tuan Muda Klan Qin ini selalu menargetkannya."Buggh!" Suara pukulan yang keras menghantam punggung Tian Fan, membuat matanya membulat kaget. Pukulan tersebut mengenai tulang belakangnya, langsung membuatnya jatuh tertelungkup di tanah. Salah satu anak buah Qin Shi dengan cepat duduk di punggung Tian Fan, sementara dua orang lainnya menarik tangannya ke samping dan merentangkannya, lalu menginjak telapak tangan Tian Fan dengan kaki mereka. Seorang lainnya menginjak kedua betisnya agar tak bisa meronta. "Hahahahaha!" Tawa Qin Shi bergema keras, mengejek kesakitan Tian Fan. Ia berdiri tak jauh dari posisi Tian Fan, lalu mendekat perlahan, menatap pria yang terkapar tak berdaya.Qin Shi kemudian berjongkok di samping kepala Tian Fan, menarik rambutnya kasar hingga wajahnya terpaksa menengadah, menatap sinis wajah pemuda yang menyeringai puas.Tian Fan menatap lemah ke arah Qin Shi yang berdiri di depannya. "Tuan muda Qin Shi, apa salahku padamu sampai kau melakukan ini padaku?" ujar Tian Fan dengan suara lirih dan bergetar, menahan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya. Qin Shi dengan kasar menjambak rambut Tian Fan, menarik wajahnya agar lebih dekat. Di depan wajah Tian Fan yang pucat, Qin Shi berteriak, "Karena kau tidak sadar diri!" Amarah terpancar dari matanya. "Kau tidak tahu malu dan berwajah tebal. Dengan status rendahmu, kau berani masuk ke akademi para bangsawan ini. Itulah yang membuatku jijik padamu!" Ucapan Qin Shi diakhiri dengan tamparan keras yang berulang kali mendarat di wajah Tian Fan. Pak! Pak! Pak!Tamparan sekuat tenaga itu membuat luka sobek di dalam mulut Tian Fan, darah segar mengalir dari sudut bibirnya, dan gigi putihnya dipenuhi darah. Mimik wajah Tian Fan terlihat menyiratkan penderitaan, tetapi juga sebuah kegigihan yang tak ingin menyerah.Setelah Qin Shi memberikan tamparan pada Tian Fan ia pun kembali mengangkat wajah " Kau mau tau kenapa alasannya aku berbuat ini, itu karena kau tukang cari muka !"“ Kau baru beberapa bulan memasuki akademi bintang ini, sebagai murid luar kau telah berlagak pintar dan membuat banyak tetua membicarakanmu dan itu membuatku kesal ! “" Dalam satu gunung tidak mungkin ada dua harimau, di akademi ini, di kota ini hanya aku yang berhak menyandang gelar jenius sejati !!" Ujar Qin Shi angkuh.Mendengar kata-kata itu, Tian Fan terkejut dan emosinya memuncak. Wajahnya berubah drastis, kemudian tiba-tiba ia tertawa keras. "Hahahaha!" Tawanya menggema di sekelilingnya, membuat Qin Shi dan orang-orang di sekitarnya merasa terkejut. Tatapan tajam Tian Fan menyerang Qin Shi. Sepasang mata nyalang yang selama ini dikenal lembut dan ramah, kini menunjukkan kemarahan dan dendam yang luar biasa. Setiap orang yang merasa diterpa pandangannya langsung merasa ciut nyalinya. Tian Fan mendesis keras pada Qin Shi dan ketiga sahabatnya. "Aku tidak mengira ada orang bodoh seperti kau, punya mata tapi tak bisa melihat! Hanya karena iri dan angkuh kau membuatku seperti ini. Kau pikir dunia ini hanya selebar telapak tanganmu! Kau kira di luar sana tidak ada yang lebih baik darimu!!" Teriak Tian Fan lantang, penuh amarah, tanpa menunjukkan rasa takut sedikit pun.Semua orang terkejut dengan keberanian Tian Fan, seorang anak bangsawan rendahan yang tidak memiliki siapapun di belakangnya itu kini dengan lantang menghardik Qin Shi,seorang tuan muda klan besar.Anak muda berusia 15 tahun yang berhasil masuk ke Akademi Bintang karena kecerdasan dan kemampuannya, kini menyeringai di depan Qin Shi dengan sikap penuh tantangan. Tian Fan, yang biasanya dikenal sopan dan ramah, hari ini memperlihatkan sisi yang sangat berbeda dari dirinya. "Cuuuhhh," lontaran ludah dari mulut Tian Fan meluncur ke wajah Qin Shi, membuatnya terkejut dan naik amarah. Qin Shi mengusap ludah Tian Fan yang menempel di pipinya, matanya menatap nanar pada jari-jarinya yang digunakan untuk menyeka ludah tersebut. Wajahnya memerah, dipenuhi emosi membara yang memuncak karena ulah Tian Fan. "Bajingan!" teriak Qin Shi dengan lantang, memecahkan kesunyian di sekitar mereka. Pakk Pakk… Duagg… Duaggg. Begitu Qin Shi meluapkan kemarahannya, ia menghantamkan pukulan dan tamparan bertubi-tubi ke arah Tian Fan. Dalam keadaan ditekan dan dipegang oleh empat orang sekaligus, Tian Fan tak bisa mengelak dan hanya bisa menerima setiap serangan yang Qin Shi hantamkan padanya.Bugh.Kepala Tian Fan dihempaskan dengan keras ke tanah oleh Qin Shi sehingga wajahnya terbenam di tanah. Qin Shi bangkit dari posisinya, saat ia telah dalam posisi berdiri ia kemudian menendang dengan kuat kepala Tian Fan.“ Bajingan…. Bajingan,rasakan ini ! “ Teriak Qin Shi sembari menendang kepala bagian belakang Tian Fan sekuat tenaga.Tian Fan terkapar tak terdaya, wajahnya yang bengkak dan berdarah membuat wajah tampannya tidak berbentuk, ditambah tendangan Qin Shi di area kepalanya membuat Tian Fan kini tak sadarkan diri karenanya.Melihat kondisi Tian Fan yang seperti itu membuat empat orang yang menekan kaki, tangan dan tubuhnya saling menatap dengan penuh kebingungan. Tentu saja mereka berlaku seperti itu karena jika terjadi sesuatu pada Tian Fan maka mereka pastinya akan mendapat masalah besar dari akademi.Meski akademi bintang adalah akademi khusus untuk para alkemis pemula, namun ada aturan khusus yang tidak bisa dilanggar oleh semua murid adalah membuat anggota atau murid akademi mati. Hal itu adalah pelanggaran berat yang akan membuat mereka dijatuhi hukuman dan yang pasti mereka tidak akan bisa menjadi alkemis jika memiliki catatan merah tersebut."Kakak Qin Shi, apa yang sedang kau lakukan?" seru seorang teman Qin Shi dengan wajah pucat pasi, melihat Tian Fan dalam kondisi kritis. Matanya membesar dan tangannya bergetar, menunjuk ke arah Tian Fan yang nafasnya semakin melemah. Qin Shi bukan orang bodoh. Sebagai seorang alkemis pemula, ia tentu menyadari bahaya yang mengancam nyawa Tian Fan. Ia menatap bingung ke tubuh Tian Fan, sementara keringat dingin bercucuran di dahi dan kedua tangannya gemetar. Namun, ia kemudian melihat sekeliling mereka yang berada di lokasi yang sempurna untuk merencanakan sesuatu. Mata Qin Shi langsung menyala dengan tekad, ia menatap tajam ketujuh orang yang ada di situ sambil berkata, "Angkat tubuhnya, dan lemparkan ia ke arah tebing itu!" perintahnya sambil menunjuk ke arah tebing berbahaya yang tak jauh dari situ. Ya, mereka berada di wilayah belakang akademi yang terletak tepat di tepi jurang yang sangat dalam, yang mungkin akan menjadi akhir bagi Tian Fan.“ Apa yang kalian tunggu, cepat lakukan apa yang kuperintahkan! Ini akan membuat kita selamat dari hukuman, lagipula tidak ada yang tahu masalah ini selain kita berdelapan, jika hal ini sampai diketahui orang lain itu berarti salah satu diantara kalian yang membocorkannya ! “ Seru Qin Shi dengan penuh penekanan sambil menatap masing masing mereka dengan tatapan mengancam.“ Senior, kenapa senior tidak menyembuhkannya? Bukankah senior seorang alkemis, dengan begitu….”Salah seorang dari mereka berbicara dengan penuh ketakutan, namun melihat sorot mata Qin Shi yang penuh amarah segera ia pun tak melanjutkan kata-katanya.“ Apa kau bodoh, jika aku melakukannya yang ada dia akan berbicara dan berkoar dimana mana dengan apa yang telah kita lakukan! Itu akan menjadi masalah yang lebih besar lagi kedepannya. Cepat lakukan saja apa yang kukatakan, sekarang ! “ Bentak Qin Shi emosi. Melihat itu, mereka semua dengan enggan melakukan apa yang diperintahkan tuan muda klan Qin tersebut.Setelah menunggu beberapa saat, mereka semua bersama-sama mengangkat tubuh Tian Fan. Dengan isyarat dari Qin Shi, tubuh Tian Fan dilemparkan ke dalam tebing. Qin Shi dan yang lainnya menatap datar saat tubuh Tian Fan terhempas sepuluh meter ke bawah, menghantam dinding tebing, lalu berguling cepat menuju dasar tebing yang memiliki kemiringan 60 derajat. Begitu tubuh Tian Fan hilang dari pandangan, Qin Shi langsung menyampaikan ancamannya, "Ingat, jaga rahasia ini dan kunci rapat mulut kalian. Jika sampai terungkap, kalian akan merasakan akibatnya!" Dia melanjutkan dengan nada angkuh, "Lagipula, yang rugi kalian sendiri jika bocor. Aku pasti akan selamat, klan ku yang merupakan bangsawan kelas satu sangat berpengaruh di akademi dan kota ini. Tentu kalian paham maksudku, bukan?" ucap Qin Shi dengan sinis.Sikap Qin Shi semakin angkuh dimana setelahnya ia mengibaskan jubah yang ia kenakan dan berbalik badan dan berjalan meninggalkan ketujuh orang tersebut.Bab 02. Batu bertuah ?Tian Fan yang tidak sadarkan diri kini tubuhnya tersangkut diantara semak belukar yang ada di area tebing tersebut. Posisi tubuhnya tertelungkup dimana sebuah batang kayu dari pohon yang telah lama mati menjadi penopang dan penahan tubuhnya sehingga membuat tubuhnya tidak jatuh semakin dalam kedalam jurang.Satu tangan Tian Fan menggantung lemah diantara dahan dan semak belukar, sementara tangan lainnya tergantung lemah di atas sebuah bongkahan batu hitam yang memiliki banyak retakan di permukaannya.Darah Tian Fan yang mengalir akibat luka yang dideritanya menetes pelan pada bongkahan batu hitam tersebut dimana darahnya itu kini meresap melewati retakan pada batu hitam dan membasahi seluruh permukaan sebuah batu aneh yang ada didalamnya. Hal itu membuat batu sebesar ibu jari kaki orang dewasa yang ada di dalam bongkahan batu hitam tersebut itu bersinar karenanya.Tak berselang lama, batu aneh berwarna biru pekat itu bersinar setelah darah Tian Fan memenuh
Bab 03. PenjelasanTian Fan mendengarkan penjelasan Wei Lan dengan seksama, dari penjelasan murid akademi Emei itu kini ia paham apa yang terjadi.Ternyata setelah ia ‘disengat‘ oleh batu berlian biru itu sampai tak sadarkan diri kemudian masuk ke tempat aneh yang tidak diketahui, ia kemudian jatuh semakin dalam kedalam jurang yang mana ujung jurang tersebut ternyata menuju bagian dalam hutan merah, hutan yang didalamnya terdapat banyak beast dan bahan obat tentunya.“ Dari pakaian yang kau kenakan jelas kau merupakan murid akademi bintang, dari posisi kita sekarang memang benar akademi bintang berada di sebelah barat yang berarti disana. “ Ujar Wei Lan sambil menunjuk ke arah ujung tebing di sebelah kirinya.“ Kau sungguh beruntung tidak mati jatuh dari ketinggian itu, anehnya lagi tubuhmu pun tidak terluka parah karenanya. “ Timpal Shi Yun, gadis yang menyiram Tian Fan sambil menunjukan raut wajah tidak percaya. Bagaimana tidak ! Meski mereka seorang kultivator, tapi jatuh dari ke
Bab 04. Tidak semuanyaSetelah dua hari perjalanan akhirnya Tian Fan dan kelompok murid akademi Emei itu sampai di batas hutan merah, dari sana mereka pun berpisah jalan dimana Tian Fan menuju timur dan mereka menuju barat. Sebelum berpisah Wei Lan pun memberikan satu kantong uang pada Tian Fan sebagai bekal perjalanannya kembali.Meski sedikit sungkan namun Tian Fan menerimanya karena ia membutuhkannya untuk bisa sampai ke akademi bintang dengan cepat. Meski uang bukan segalanya tapi dengan uang segalanya bisa dimudahkan,jadi Tian Fan menahan malu untuk menerima kepingan koin perak tersebut. Kembali ia pun berjanji akan mengembalikannya pada Wei Lan nanti.“ Tak usah sungkan saudara Fan, mungkin ada satu waktu dimana kami akan membutuhkan bantuan saudara, dan pada saat itu datang aku pasti tak akan sungkan untuk meminta bantuan. “ Ujar Wei Lan setengah bercanda.“ Dan aku pastikan jika saat itu datang maka aku akan membantu sekuat tenaga. “ Jawab Tian Fan serius.Wei Lan, Shi
Bab 05. Balai buku kota ShuTian Fan mendatangi balai buku yang ada di kota Shu setelah ia memesan kereta kuda yang akan berangkat menuju ibukota esok hariDi Balai buku kota Shu itu ia berharap menemukan sesuatu yang berhubungan dengan batu berlian biru tersebut, tentunya ia juga menggunakan kesempatan itu untuk menguji kemampuan ingatannya kembaliDengan menunjukan token keluarga Tian pada penjaga balai membuat dirinya dapat mengakses semua lantai di tempat tersebut. Tian Fan cukup berbangga diri, meski keluarganya hanya merupakan bangsawan kelas menengah namun jika datang ke kota kota yang ada di wilayah kerajaan Huo maka setiap pejabat daerah akan memberikan wajah untuknya. Jabatan sang ayah yang merupakan Perwira pasukan utama kerajaan Huo sedikit banyak membantunya dalam keadaan tertentuJika saja ia tertarik pada bidang kemiliteran mungkin sedari awal ia akan bergabung kedalam akademi khusus para cultivator, namun karena kecintaannya pada pengobatan membuat dirinya bercita ci
Hati boleh panas tapi kepala tetap harus dingin. Tian Fan sadar diri jika saat ini ia bukanlah apa apa dan bukan siapa siapa. Melawan ketiga orang yang ada di depannya pun hanya akan menimbulkan kerugian untuknya.Nona muda Shu dan dua tuan muda Song pergi dari balai buku dengan angkuh. Sang penatua pun memohon maaf pada Tian Fan atas kejadian tersebut.ia pun tidak mempermasalahkan hal itu untuk menghargai ketulusan sang penatua dalam meminta maaf. Namun hal itu ia gunakan untuk meminta tolong pada sang penatua untuk dapat memasuki lantai ketiga balai agar bisa mempelajari kitab kitab kultivasi dan catatan yang ada disana.Sang penatua pun tidak keberatan dengan permintaan Tian Fan karena dalam pikirannya kitab kitab jurus dan teknik serta kitab pengobatan yang ada di lantai tiga tidak bisa digunakan oleh pemuda berambut putih itu.Setengah hari berlalu.Tian Fan kembali ke penginapan dengan perasaan campur aduk. Disisi lain dia senang dengan apa yang didapatnya dari balai buku,
Keesokan harinyaTian Fan tersenyum kecut saat sang ayah membawakannya sebuah gulungan surat, dari lambang yang ada di stempel gulungan surat itu jelas jika itu berasal dari akademi bintang tempatnya menimba ilmu. Tian Yuwen menyodorkan gulungan surat itu pada Tian Fan. “ Bacalah ! “ Ujarnya santai.Tian Fan mengambil gulungan tersebut dari tangan sang ayah,dengan tenang ia membuka dan membaca isi gulungan tersebut. Wajah Tian Fan berubah masam, apa yang terlintas di pikirannya ternyata menjadi kenyataan karena isi gulungan tersebut sama seperti terkaannya. “ Aku dikeluarkan dari akademi. “ Ujar Tian Fan santai sambil menggulung kembali surat tersebut seperti sedia kala.Tian Yuwen mengernyitkan dahinya, ia tak menyangka jika respon putra satu-satunya itu terlihat biasa setelah membaca surat tersebut. “ Apa kau tidak sedih ? Marah ? Kesal ? “ Tanyanya penasaran.“ Tidak ada gunanya berlaku dan bersikap seperti itu, mungkin bukan takdirku menjadi alkemis melalui akademi bintang. “ Jaw
Tubuh Tian Fan ambruk ke lantai, bermandikan keringat dan wajah memucat. Nafasnya tersengal-sengal, terdengar berat sesaat kemudian. Tian Yuwen, yang memperhatikan putranya dalam kondisi itu, hanya tersenyum seringai. Ia merasa senang karena sang putra semata wayangnya melebihi ekspektasinya. "Hmm, tidak buruk!" gumamnya. Ia mendekati Tian Fan yang terkapar di lantai, lalu berjongkok di sampingnya sambil menunjukkan senyum lebarnya. "Kukira kau akan menyerah?" ujarnya dengan nada mengejek. Tian Fan memalingkan wajahnya, menatap sinis pada sang ayah. Ia ingin mengumpat, namun jangankan bicara, untuk bernafas saja ia merasa kesulitan. Maka, ia hanya bisa memancarkan tatapan sinis sebagai bentuk protesnya. Tian Yuwen terbahak, matanya menyipit menatap putranya yang sedang melakukan gestur yang ia kenali. Setelah tertawa puas, ia menghela napas lalu berkata, “Modal utama untuk menjadi seorang kultivator adalah niat dan tekad. Namun, untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik, membutuh
Satu purnama berlaluDalam rentang waktu tersebut Tian Fan fokus pada pelatihan tertutupnya, meski hanya menggunakan pemberat dan berlatih secara monoton metode yang diperintahkan sang ayah namun hal itu tidak menurunkan minatnya dalam berlatih. Bahkan tanpa diketahui semua orang Tian Fan berlatih metode tersebut tiga kali lebih lama dari standar yang diminta oleh Tian Yuwen.Di malam harinya, Tian Fan belajar ilmu pengobatan dari tabib yang berasal dari keluarga ibunya, tabib Sun Ce yang mengajarkan Tian Fan praktek dasar mengenai pengobatan, tanaman obat, akupuntur, meramu obat dan meraciknya. Tak hanya sampai disana, Sun Ce memberikan praktek mengenai anatomi tubuh dan pembedahan.Sun Ce pun senang mengajari Tian Fan karena selain cerdas dan dapat menerima pembelajaran dengan cepat, ia tekun dan tidak cepat berpuas diri dengan apa yang didapatnya.“ Tuan muda, aku tak tahu harus mengajarimu apalagi, semua pengalaman dan pengetahuan yang kudapatkan selama puluhan tahun telah seluru