Sadar kalau akan kehilangan Pedang Naga Emas untuk selama-lamanya apabila membiarkan Pendekar Naga Emas ini pergi, Qing Feng mulai bersiasat terhadap Ryu Zhen.
Dia merujuk kepada sosok yang tengah dicari oleh Dewa Immortal Naga Emas ini yaitu Naga Emas.
"Aku bisa membantumu mencari Naga Emas kalau kamu mengizinkanku untuk ikut bersamamu!" seru Putri Qin Feng sambil memasang wajah manjanya kepada Ryu Zhen agar Dewa Immortal ini langsung menyetujui permintaannya saat melihat wajah manisnya yang sedang tersenyum manja.Tapi, harapannya hanyalah menjadi harapan kosong belaka karena Ryu Zhen tidak terpancing oleh siasat putri manjanya yang ampuh terhadap pria manapun.
Ryu Zhen malahan memandang curiga terhadap Putri Assassin ini. "Sejak kapan dia mau membantuku? Tapi, aku penasaran juga dengan siasatnya untuk merebut Pedang Naga Emas ini kembali," batin Pendekar Naga Emas ini. Putri Qin Feng masih menunggu jawaban dari Ryu Zhen. "Bagaimana? Kamu setuju?" tanyanya penuh harap sambil tetap tersenyum manis."Hufh! kenapa juga aku harus meladeni putri manja ini! Walaupun memiliki kekuatan pendekar Assassin yang kuat tapi tetap saja sifat manjanya tidak bisa hilang begitu saja!" batin Ryu Zhen.
Timbul keisengan Pendekar Naga Emas ini untuk menguji seberapa jauh tekad Qin Feng untuk merebut Pedang Naga Emas kembali agar bisa dibawanya kembali ke Kerajaan Assassin. "Bukannya aku menolakmu, tapi informasi apa yang bisa kamu berikan padaku yang bisa mempermudahku untuk mencari Naga Emas?" tanyanya. "Aku tidak terima informasi yang sudah aku ketahui tentang keberadaan Naga Emas!"Ryu Zhen sengaja mempermainkan Putri Qin Feng karena dia suka melihat putri Assassin ini yang dia masih belum tahu alasan sebenarnya.
"Aku tahu harus mencari Naga Emas ini kemana, tapi aku minta satu persyaratan dahulu darimu!" kata Putri Qin Feng yang mulai menjalankan siasatnya ini.
Rasa penasaran Ryu Zhen membuatnya mulai terjerat oleh siasat Putri Qin Feng, walaupun dia tahu kalau putri Assassin ini hanya berpura-pura baik untuk membantunya.
"Apa syaratnya agar kamu mau membantuku?" tanya Pendekar Naga Emas ini dengan perasaan acuh tak acuh. Sengaja dia tidak memperlihatkan ketertarikan terhadap Naga Emas agar Putri Qin Feng tidak menekannya untuk kepentingan putri kerajaan ini.
"Hihihi ... akhirnya dia termakan siasatku juga," tawa Qin Feng dalam hati. Walaupun di dalam hatinya senang, Qin Feng tetap memasang wajah biasa saja saat berbicara dengan Ryu Zhen. Kalau sampai Dewa Immortal ini tahu siasatnya maka bisa saja Ryu Zhen meninggalkannya.
"Aku ingin kamu menemaniku kembali ke Negeri Assassin untuk menemui Master Assassin dan Raja Assassin. Setelah menunjukkan Pedang Naga Emas, aku akan membantumu mencari Naga Emas!" kata Putri Qin Feng.
Sontak Panglima Sheng dan Jendral Fei terkejut dengan persyaratan yang tidak masuk akal dari Putri Qin Feng ini. Tidak mungkin Pendekar Naga Emas mau masuk jebakan putri kerajaan Assassin karena siasatnya terlalu mudah ditebak oleh Dewa Immortal sehebat Ryu Zhen.
Hmmm ...
"Permintaanmu sangat tidak masuk akal, Putri Qin! Sama saja aku masuk ke dalam mulut harimau kalau mengikuti persyaratanmu!" sahut Ryu Zhen. "Negeri Assassin terkenal tidak ramah terhadap pendatang, terutama para Kultivator dan Immortal yang dibatasi pergerakannya di sana."
Ryu Zhen sengaja mengulur-ulur waktu untuk melihat reaksi dari putri kerajaan Assassin ini. entah kenapa, dia suka melihat sikap gadis cantik di hadapannya ini. "Hufh! Aku harus membuang jauh-jauh sifat lemah ini! Aku tidak boleh menyukai siapapun juga agar tidak ada kelemahan yang bis adimanfaatkan oleh lawanku dan musuhku!" batinnya.
"Apa kamu takut, Ryu Zhen? Pendekar Naga Emas begitu hebat, masa hanya menghadapi pasukan kerajaan Assassin saja takut?" kata Qin Feng sedikit mengejeknya.
Putri Assassin ini tahu kelemahan Ryu Zhen yang mudah diejek dan dihasut karena kesombongannya sebagai Dewa Immortal terhebat di alam semesta. Harga diri Ryu Zhen akan terasa terinjak-injak oleh ucapan Putri Qin Feng tentang kelemahannya.
Benar saja pemikiran Putri Qin Feng ... Mendengar ejekan dari Qin Feng membuat darah muda Ryu Zhen bergejolak. Walaupun dia sudah berumur ribuan tahun karena keabadian yang dicapainya tapi tetap saja di dalam tubuhnya masih berisi darah muda yang selalu ingin dianggap hebat. Tidak boleh ada yang menganggapnya lemah karena kelemahan merupakan awal dari kehancuran. Ucapan Putri Qin Feng juga bagaikan palu besar yang diketok di atas kepalanya dengan sekencang-kencangnya untuk menghancurkannya.
"Siapa yang takut? Jangankan hanya ribuan pasukan negeri Assassin, seluruh pasukan negeri Ming juga bisa aku hadapi!" ucap Ryu Zhen denganwajah penuh percaya diri dan keangkuhan tingkat tinggi.
"Hahaha ... kamu serius? Sendirian menghadapi ribuan pasukan? Apa kamu sudah gila?" ejek Putri Qin Feng dengan bibir sedikit dicibirkan ke atas dan mata agak mendelik terhadap Ryu Zhen.
Putri Qin Feng tersenyum. Siasatnya untuk memancing Pendekar Naga Emas ke Negeri Assassin hampir berhasil. Paling tidak, dia bisa menunjukkan kepada Master Assassin kalau dia sudah berhasil menemukan Pedang Naga Emas ini. Hanya saja saat ini pedang berada di tangan pendekar yang sangat kuat. Merebut Pedang Naga Emas ini dari tangan Pendekar Naga Emas bukan lagi tanggung jawabnya apabila mereka telah tiba di Negeri Assassin. Semua sudah tergantung kepada Kerajaan Assassin apakah ingi bermusuhan dengan Pendekar Naga Emas yang sebenarnya Dewa Immortal ini atau tidak.
Kemenangan besar yang diraih Negeri Ming tidak serta merta membuat negeri ini aman. Raja Dunia Persilatan yang mulai melihat kelemahan Negeri Ming mulai bergerak untuk menguasai Negeri Ming sehingga Negeri Ming akhirnya terbagi menjadi lima daerah kekuasaan yaitu :Dewa Racun Utara/Zhao Yun : Raja Dunia Persilatan Distrik Utara MingPendekar Pedang Barat/Chen Tian : Raja Dunia Persilatan Distrik Barat MingDewi Naga Timur/Liu Yin : Ratu Dunia Persilatan Distrik Timur MingPendekar Mabuk Selatan/Zhao Long : Raja Dunia Persilatan Distrik Selatan MingKaisar Bela Diri Pusat/Huang Ming : Raja Dunia Persilatan Distrik Pusat MingZhou Shen yang akhirnya memilih Sasha untuk menjadi pasangan hidupnya, kembali ke Eternity Nirvana bersama cinta sejatinya, membawa dendam membara di hati Dewi Naga Emas.Kepergian Zhou Shen ke Eternity Nirvana inilah yang membuat Negeri Ming terbagi menjadi lima kekuasaan besar yang dipimpin oleh masing-masing Raja Dunia Persilatan.Putri Qian Feng akhirnya memaafk
Kekalahan Naga Shankar adalah pukulan telak bagi Khan Agung. Sang raja Mongol, yang dikenal sebagai penguasa tak terkalahkan, berdiri di atas medan perang yang kini mulai berbalik melawan dirinya. Namun, amarahnya tidak surut. Dengan tatapan penuh kebencian, dia mengangkat tangannya ke langit, melafalkan mantra kuno yang menggema seperti gemuruh badai."Aku tidak akan kalah di tangan kalian, manusia lemah!" serunya, suaranya mengguncang bumi. Dari balik langit yang mulai memerah, aura hitam pekat berkumpul di sekeliling tubuh Khan Agung. Di kejauhan, sosok naga berwarna hitam legam dengan mata merah membara muncul dari balik awan.“Naga Hitam Tiamat!” seru Sasha dengan kengerian di wajahnya.Semua pasukan Ming dan Eternity Nirvana terpaku, termasuk Zhou Shen. Naga itu tidak hanya besar tapi ia adalah legenda, makhluk purba yang dianggap sebagai perwujudan kehancuran.“Zhou Shen, kita harus menghentikannya sebelum dia menghancurkan semuanya!” seru Kalindra, pedangnya menyala dengan kek
Saat pertarungan memuncak, medan perang menjadi ajang pertunjukan kekuatan yang melampaui batas manusia. Naga Shankar, raksasa hitam yang kini mengamuk, menyerang pasukan Ming tanpa henti. Kepakan sayapnya menciptakan badai yang menggulingkan barisan pertahanan, sementara api birunya membakar segala yang disentuhnya.Zhou Shen berdiri di hadapan Zhang Ming. Nafas mereka berat, masing-masing menggenggam senjata dengan penuh kebencian. "Kau mengkhianati segalanya, Zhang Ming. Aku akan memastikan kau tidak melangkah lebih jauh!""Pengkhianatan?" Zhang Ming terkekeh, suaranya penuh ejekan. "Aku melakukan apa yang harus kulakukan untuk bertahan hidup. Kau hanya anak kecil yang terjebak dalam masa lalu. Lihatlah siapa yang menjadi pemenang sekarang!"Zhang Ming meluncur ke depan dengan kecepatan yang sulit diikuti mata biasa. Pedangnya, yang berselimut aura kegelapan, menebas ke arah Zhou Shen. Namun, Zhou Shen, dengan reflek yang terlatih selama bertahun-tahun, menangkis serangan itu denga
Di tengah kemegahan Istana Mongol, Khan Agung duduk di atas takhta emasnya, wajahnya gelap seperti badai yang mengancam. Suara dentang lonceng perang bergema di seluruh aula, menandakan bahwa amarah sang raja telah mencapai puncaknya.“Shanxi tidak boleh berdiri setelah ini!” bentak Khan Agung, suaranya menggema keras. “Aku tidak akan membiarkan Negeri Ming memandang rendah kekaisaranku. Siapkan Naga Shankar. Kita akan menyapu Shanxi hingga menjadi abu!”Di hadapan Khan Agung, Ryu Zhen berdiri dengan kepala tertunduk, meskipun matanya memancarkan api dendam. Kekalahan di Shanxi telah menghancurkan egonya, tetapi itu juga membakar tekadnya untuk membuktikan bahwa ia adalah pendekar sejati.“Aku akan menuntaskan semuanya,” katanya lirih namun penuh keyakinan. “Aku akan menghancurkan Zhou Shen dan saudara kembarku. Dendam lama ini akan berakhir di medan perang berikutnya.”*****Kota Shanxi kembali dilanda kekacauan saat ribuan pasukan Mongol menyerbu di bawah naungan malam. Namun, yang
“Aku tidak akan lupa penghinaan ini, Ryu Zhin,” gumamnya dengan nada berapi-api, matanya membara penuh tekad. “Kita akan bertemu lagi, dan kali itu kau tidak akan selamat!”Di sisi lain, kemenangan ini tidak dirayakan dengan gegap gempita. Zhou Shen memimpin para pasukan naga yang masih utuh untuk mengevakuasi Shanxi dari kerusakan lebih lanjut. Sasha dan Kalindra, meskipun memimpin dengan karisma luar biasa, menyadari bahwa medan perang ini hanya sebagian kecil dari ancaman besar yang sedang berkembang.Zhou Shen berjalan mendekati Zixuan yang kini duduk di punggung Meraharani yang terluka. Naga merah itu mengerang pelan, napasnya berat, namun tatapannya tetap tajam. Zixuan memandang Zhou Shen dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.“Kau datang tepat waktu, seperti biasanya,” ujar Zixuan, mencoba tersenyum meski wajahnya memucat.“Kau bertahan lebih lama dari yang kuduga,” balas Zhou Shen, suaranya tenang namun penuh penghargaan. “Tidak mudah melawan naga emas dan Ryu Zhen.”Zixuan me
Setelah berhasil mendapatkan Nagarium dan menyegel perjanjian damai antara Heaven Eden dan Eternity Nirvana, Queen Savitri merasa utangnya kepada Zhou Shen tak akan terbalas dengan mudah. Di dalam hati, dia tahu ada rasa yang lebih dalam—sebuah cinta yang perlahan tumbuh terhadap Pendekar Naga Putih itu.Namun, Zhou Shen tetap memandang lurus pada tujuannya. Dia harus menemukan Paman Zhang, pria yang kini terungkap sebagai pembunuh orang tuanya. Kebencian yang membara di dalam dirinya membuatnya menolak untuk menyerah pada perasaan apa pun, termasuk cinta.Di aula besar kerajaan, Queen Savitri memanggil Zhou Shen dan menyerahkan Artefak Naga Waktu, sebuah artefak kuno yang mampu membuka portal waktu dan mengembalikan Zhou Shen ke masanya. "Dengan ini," ujar Savitri, suaranya bergetar, "kau bisa kembali dan menghadapi takdirmu di masa depan. Aku ingin kau tahu, Zhou Shen, aku akan selalu mendukungmu."Namun, Zhou Shen mengejutkan semua orang dengan keputusannya. "Aku tak bisa kembali s