Zhen Zhi mengernyitkan dahinya. Tanpa sengaja kesadaran spiritualnya mendeteksi sebuah sumber energi spiritual yang relatif lebih murni. "Ha! Ini, energi spiritual!"
Dengan cepat Zhen Zhi memfokuskan persepsinya pada sumber energi spiritual tersebut. Dia melihat sebuah ruangan dengan lampu merah menyala di atas pintunya: Ruang ICU. Di depannya, seorang wanita cantik duduk dengan raut wajah penuh kecemasan. Wanita itu terlihat putus asa dan takut, tangannya terus berdoa, berharap kesembuhan untuk anaknya yang tengah dioperasi. Di tubuh wanita itulah terpancar sumber energi spiritual yang dia rasakan tadi, sebuah kalung giok berwarna hijau zamrud yang memancarkan cahaya samar. "Di sana!" "Jaraknya juga tidak terlalu jauh," pikir Zhen Zhi seraya beranjak dari tempat tidurnya. Walaupun tubuhnya terasa sakit, Zhen Zhi tetap memaksakan diri. Baginya rasa sakit tersebut tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pengalamannya sebagai dewa kuno. Sudah tidak terhitung pertarungan dan neraka yang dia alami semasa hidupnya. Sesampainya Zhen Zhi di sana, sang wanita kini telah terduduk, ditopang lututnya yang masih bergetar mendengar kata-kata dokter yang kini ada di hadapannya, “Maafkan kami. Segala usaha maksimal telah kami lakukan, namun…” “Dokter bohong kan!? Anakku tidak mungkin meninggal kan!?” Suara tangisan wanita itu seketika membuat Zhen Zhi terdiam dan kembali merasakan gelenyar aneh di tubuhnya. Namun, pandangannya kini teralihkan pada titik pusat roh yang muncul dari ruang ICU itu. Walaupun lemah, Zhen Zhi tahu seseorang yang ada di ruang ICU itu belum meninggal! "Anak itu masih hidup," kata Zhen Zhi pada semua orang yang ada di sana. Sontak saja semua orang terkejut, terutama wanita itu, Tang Qin, dia segera menghampiri Zhen Zhi saat mendengarnya. "Apa... apa yang kau katakan tadi?" Suaranya nyaris tak terdengar, serak karena menangis. Meski tak tahu kebenaran dari perkataan Zhen Zhi, dia mulai memiliki harapan, jelas terlihat di wajahnya yang putus asa. "Kau mengatakan putriku... dia... dia masih hidup?" Zhen Zhi mengangguk, gerakannya tenang dan pasti, "benar, putrimu, dia masih hidup, aku bisa menyelamatkannya," jawabnya. Dokter yang masih berdiri di ambang pintu ICU segera menyela, nadanya serius, bahkan sedikit tak percaya. "Anak muda, apa yang baru saja kau katakan? Putri Nyonya Wang mengalami perdarahan internal hebat dan syok kardiogenik setelah operasi. Saya sendiri yang memeriksanya. Otak dan jantungnya sudah berhenti beraktivitas. Bagaimana mungkin kau mengatakan dia masih hidup?" Di dalam hatinya Zhen Zhi bergumam, 'Kalian manusia biasa, tentu saja tidak melihatnya. Jiwa anak itu memang sudah sangat lemah, di ambang batas terluar, tapi belum sepenuhnya terpisah dari tubuhnya. Masih ada benang halus yang menghubungkan keduanya. Selama benang itu belum putus, masih ada peluang.' "Aku mengatakan yang sebenarnya, anak ini masih memiliki sisa kehidupan. Walaupun sangat lemah, tapi aku masih bisa menyelamatkannya," sahutnya. "Omong kosong! Bahkan jika dokter terbaik di dunia datang, dia juga tidak akan bisa berbuat apa-apa! Apa kau pikir kau dewa, bisa membangunkan kembali orang yang sudah mati?" Dokter itu merasa perkataan Zhen Zhi sangat tidak masuk akal. Pasalnya, dia sendiri yang telah memeriksa Putri Nyonya Wang dan memastikan bahwa tidak ada sedikitpun tanda kehidupan di tubuhnya. Dia sangat yakin tidak mungkin ada kesalahan dalam pemeriksaannya. Oleh karena itu, menurutnya Zhen Zhi pastilah gila atau hanya berusaha menipu. "Dewa?" Zhen Zhi mengulang kata itu, seringai tipis muncul di sudut bibirnya. Mengatakannya sebagai 'dewa' juga tidak salah. Tapi dihadapannya, Dewa Kuno Zhen Zhi, bahkan raja para dewa pun tidak layak untuk disebutkan. "Mungkin kau bisa mengatakannya seperti itu," tambahnya. "Sudah kuduga, pemuda ini gila! Nyonya Wang anda jangan tertipu oleh omong kosongnya, jangan sampai merugikan putri anda. Bagaimana jika dia melakukan sesuatu yang buruk?" Zhen Zhi tidak peduli dengan cercaan dokter itu. Dengan suara tenang namun tegas, dia melanjutkan, "Nyonya Wang, tanda kehidupan putri Anda sudah sangat lemah. Jika tidak segera bertindak, akan terlambat. Setiap detik sangat berharga." "Kau pikir ini permainan?!" sergah dokter itu lagi, nadanya naik satu oktaf karena geram. "Ini masalah serius, Nak! Aku memperingatkanmu agar jangan bermain-main. Hati-hati dengan ucapanmu atau kau akan mendapat masalah!" Tang Qin terlihat ragu-ragu, tidak tahu siapa yang harus dipercaya. Apakah dia harus mempercayai dokter yang sudah berpengalaman, atau pemuda yang mengaku bisa menyelamatkan putrinya? Tapi dia tidak bisa mengabaikan harapan yang ada di depan matanya. "Baik, aku akan mempercayaimu. Tolong selamatkan putriku," katanya dengan nada putus asa. "Jika kau berhasil, kau akan menjadi dermawan keluarga Wang, kami pasti akan membalasmu dengan baik. Tapi jika kau gagal, aku tidak akan melepaskanmu!" "Bagaimana Anda bisa mempercayai perkataannya, Nyonya Wang?" kembali menyela dengan skeptis. "Maafkan saya, tapi putri anda, dia, dia sudah meninggal. Bagaimana mungkin dia bisa menyelamatkannya?" "Lalu apa yang harus kulakukan, dokter?" Nyonya Wang membalas dengan nada marah. "Kau bilang tidak bisa menyelamatkan putriku, jadi mengapa tidak membiarkan pemuda ini mencobanya? Walaupun aku tidak tahu apa yang dikatakannya benar, aku tidak akan mengabaikan sedikit pun kesempatan untuk menyelamatkan putriku." Beberapa orang menggelengkan kepala pelan, selain mengasihani Nyonya Wang, juga tidak percaya bahwa Zhen Zhi memiliki kemampuan itu. Mereka berpikir harapan Nyonya Wang hanya akan berakhir dengan sia-sia, dan dia akan kembali merasakan kekecewaan yang dalam. "Menyingkir! Jangan menghalangiku," kata Zhen Zhi dengan nada tegas. Dokter di depannya segera menyingkir dengan kesal. "Hmph! Jika terjadi sesuatu, rumah sakit kami tidak akan bertanggung jawab," balasnya, mengancam dengan nada dingin. “Dan jika aku berhasil, apa yang akan kau lakukan?” Dengan kepercayaan diri yang tinggi, Dokter itu mendengus,“Jika kau berhasil menyelamatkannya, aku akan menyembahmu sebagai guru,” balasnya. “Menjadi muridku? Kau tidak layak.” “Kau!”Sun Lei buru-buru merogoh sakunya, mengulurkan beberapa uang kepada Zhen Zhi. “Tu-tuan, ini uang anda, saya tidak akan mengambil sepeserpun,” katanya dengan tangan gemetar.“Jika saya tahu bahwa dia adalah adik anda, kami tidak akan berani. Mohon tuan terima, dan ampunilah kami, kami tidak akan mengulanginya lagi,” tambahnya, berharap Zhen Zhi dapat melepaskan mereka.Zhen Zhi menyipitkan matanya dingin, membuat orang-orang itu merasakan maut yang sangat dekat. “Melepaskan kalian, boleh saja,” jawabnya dengan suara yang rendah.Mendengar Zhen Zhi bersedia mengampuni mereka, raut wajah mereka menjadi cerah, berpikir bahwa mereka dapat melalui bahaya tersebut dengan selamat. “Benarkan tuan, terimakasih tuan,” Sun Lei dengan hati-hati meletakkan uang yang dia keluarkan tadi di depan kaki Zhen Zhi. Tanpa menunggu lebih lama, Sun Lei bersama dengan rekannya yang lain segera mundur perlahan dari hadapan Zhen Zhi. “Dengan kekuatan seperti itu, jelas bahwa dia bukanlah orang biasa. Hari ini
“Siapa kau! Menyerang kami diam-diam, apa kau ingin mati!’ bentak Sun Lei dengan nada kesal. Dia menoleh ke arah pria berambut cepak yang tergeletak tak sadarkan diri, lalu memanggilnya dengan nada keras, “Hei, bangun!” sambil menendang pria itu dengan kaki. Namun, pria berambut cepak itu tetap tidak bergerak, membuat Sun Lei semakin kesal dan berhenti, “Sialan, membuat kami malu saja.”Tiba-tiba, Zhen Zhi menjawab dengan nada geram, "Orang yang akan mati adalah kalian!" sambil mengacungkan tangannya untuk memprovokasi mereka.Sun Lei memandang Zhen Zhi dengan mata yang mengejek, tidak percaya apa yang baru saja dia dengar. "Apa yang dia katakan?" tanya Sun Lei dengan nada yang mengejek, tidak percaya bahwa Zhen Zhi berani mengancam mereka seperti itu.“Dia bilang ingin membunuh kita, apa kau tuli?” jawab pria berjanggut di sebelahnya dengan acuh.“Aku tidak tuli bodoh! Maksudku, apa bocah ini sedang menantang kita? Apa yang dia katakan tadi, ‘Orang yang akan mati adalah kalian’, Pfft
Setelah Zhen Zhi menghilang dari pandangan, Tuan Wang berdiri tegak, matanya berkilat tajam. Dia menoleh pada asisten kepercayaannya, seorang pria berwajah dingin yang selalu setia mendampinginya. “Li Wei,” panggilnya dengan suara rendah namun tegas. “Segera selidiki identitas pemuda itu. Siapa dia? Dari mana asalnya? Aku ingin semua informasinya!”Li Wei mengangguk patuh. “Baik, Ketua. Akan segera saya laksanakan.”Di dalam ruangannya, Zhen Zhi segera menyerap energi spiritual yang berada di dalam giok. Arus spiritual meresap masuk ke dalam tubuhnya, menyembuhkan lukanya, serta memperbaiki kondisi fisik Feng Yichen yang sangat buruk.Tidak memakan waktu yang lama, hanya sepuluh nafas dan aura di dalam giok pun menghilang, sudah diserap ke dalam tubuh Feng Yichen. Kini giok tersebut hanyalah benda biasa, tanpa kekuatan spiritual di dalamnya.Setelah menyerap aura spiritual di dalam giok, kondisi tubuh Feng Yichen berubah drastis. Tulang dan dagingnya mengalami regenerasi yang luar bi
Zhen Zhi melangkah masuk ke dalam ruang ICU, diikuti dengan nyonya Wang serta dokter dan beberapa perawat di belakangnya. Di dalam ruangan, sosok mungil terbaring pucat di atas kasur, dan monitor jantung sudah menunjukkan garis lurus yang dingin, tanda bawah jantung sudah berhenti total.Setelah melihat keadaan putrinya, nyonya Wang terhuyung, harapannya mulai pudar perlahan-lahan. Hanya melihat garis lurus di monitor, dia tahu bawa putrinya mustahil untuk di selamatkan. "Wan'er," suaranya gemetar.Mengabaikan tatapan skeptis dokter dan orang-orang di sekitarnya, Zhen Zhi mendekat. Dia meletakkan tangannya dengan lembut di dahi gadis kecil itu. Dengan indra spiritualnya yang meskipun terbatas, dia bisa merasakan benang kehidupan yang teramat tipis, nyaris putus.Memulai penyembuhan dengan ketenangan luar biasa, Zhen Zhi mulai menyalurkan vitalitasnya ke dalam tubuh anak itu. "Sekarang tubuhku tidak memiliki kekuatan spiritual sedikitpun, aku hanya bisa menggunakan vitalitas kehidupan
Zhen Zhi mengernyitkan dahinya. Tanpa sengaja kesadaran spiritualnya mendeteksi sebuah sumber energi spiritual yang relatif lebih murni. "Ha! Ini, energi spiritual!"Dengan cepat Zhen Zhi memfokuskan persepsinya pada sumber energi spiritual tersebut. Dia melihat sebuah ruangan dengan lampu merah menyala di atas pintunya: Ruang ICU. Di depannya, seorang wanita cantik duduk dengan raut wajah penuh kecemasan. Wanita itu terlihat putus asa dan takut, tangannya terus berdoa, berharap kesembuhan untuk anaknya yang tengah dioperasi.Di tubuh wanita itulah terpancar sumber energi spiritual yang dia rasakan tadi, sebuah kalung giok berwarna hijau zamrud yang memancarkan cahaya samar. "Di sana!""Jaraknya juga tidak terlalu jauh," pikir Zhen Zhi seraya beranjak dari tempat tidurnya. Walaupun tubuhnya terasa sakit, Zhen Zhi tetap memaksakan diri. Baginya rasa sakit tersebut tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pengalamannya sebagai dewa kuno. Sudah tidak terhitung pertarungan dan neraka yan
“Hancurkan Zhen Zhi si pengkhianat itu!”Seketika bunyi benturan keras membuat medan pertempuran itu bergetar!Serangan gabungan dari sepuluh Kaisar Dewa yang begitu besar dan hendak menghancurkan Zhen Zhi, tiba-tiba tertahan oleh sebuah perisai besar yang terbuat dari api!Perisai itu tak lain berasal dari sisa energi Yue Yuan, sang Permaisuri Phoenix!“Yue Yuan! Apa yang kaulakukan!?”“Zhen Zhi!” ucapnya seraya berusaha mati-matian menahan serangan para dewa, “hanya kau yang dapat membalikkan keadaan di dunia para dewa. Jangan mati!”Dengan tubuh yang sudah dipenuhi luka dan kekuatan yang nyaris habis, Permaisuri Phoenix menggunakan sisa tenaganya untuk mengirim Zhen Zhi menjauh dari medan pertempuran. "Tidaaak!" Raungan Zhen Zhi, sang Dewa yang terbuang karena fitnah, menggelegar tatkala menyaksikan dengan mata kepala sendiri Permaisuri Phoenix mengorbankan dirinya demi melindunginya.Dalam pandangan Zhen Zhi yang memudar, sosok Permaisuri Phoenix tertelan oleh cahaya kehancuran