Share

Kepergian Ovan

Jangan ada kata perpisahan. Jangan ada airmata. Tuhan, bumi memang luas, tapi jangan jauhkan hati yang dari dulu telah berkumpul bersama. Mencari makan di bawah naungan mentari, meneguk dahaga di pinggiran sungai, bercerita dalam luka yang menyelimuti setiap hati, membagi tawa walau batin teriris-iris belati. Jangan....jangan pisahkan kami. Rintih Intan dalam hati. Batinnya perih mendengar Ovan yang baru saja berkata ingin kembali ke dekapan orangtuanya. Itu berarti perpisahan yang tak diindahkan akan segera melintas. 

 "Kak, jangan tinggalkan kami," rengek Agus. Dia bersimpuh di depan Ovan. Adelia hanya mematung di mulut pintu. Caca dibopong oleh Intan. Sementara Enggar duduk setengah badan di ranjang. Seharusnya besok adalah hari kebahagiaan untuk mereka semua, karena Enggar sudah diizinkan pulang ke perkampungan kumuh. Itu artinya kondisi Enggar sudah membaik dan siap bekerja mengamen atau mengemis seperti semula. Tapi kebahagiaan itu musnah seketika. 

<
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status