Share

Bab 346

Penulis: Yu.Az.
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-20 13:04:36

Tian Ming menoleh ke arahnya, lalu bertanya, “Menurutmu, apa yang harus kita lakukan?”

Xueyan menatapnya sebentar sebelum berkata, “Kekuatan fisik dan senjata adalah satu hal. Tapi kita juga harus memperkuat formasi pertahanan spiritual, racikan obat penambah tenaga, dan ... memperkirakan jalur energi yang bisa digunakan untuk memotong akses iblis ke dunia ini. Aku butuh beberapa ahli formasi dan pengawal untuk mulai meneliti tempat yang kau sebutkan semalam.”

Kaisar Tian Ming menatap Xueyan seolah sedang melihat sesuatu yang lebih dalam dari sekadar gadis muda.

“Aku akan memberimu apa pun yang kau butuhkan,” jawabnya mantap.

Zhao Xueyan hanya tersenyum tipis dan mengangguk. Saat angin kembali berembus, mereka berdiri di tengah kerumunan kekuatan Kekaisaran Tianyang.

****

Setelah kunjungan ke kamp militer selesai, Zhao Xueyan melangkah keluar bersama Niuniu. Angin siang hari berembus pelan, menyapu helaian rambut panjang Zhao Xueyan yang terikat rapi. Di belakang mereka, beberapa pel
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 460

    Baru saja Zhao Xueyan hendak membuka mulut, suara tenang namun penuh tekanan langsung memotongnya.“Itu bukan disiapkan oleh Permaisuri,” ucap Ibu Suri Gao sambil tersenyum tipis. “Putri Min Ji-lah yang telah bersusah payah menyiapkan semuanya.”Seketika, suasana aula berubah tegang. Beberapa pejabat yang tengah menikmati arak berhenti mengangkat cawan. Para pelayan yang sebelumnya tersenyum kini menunduk, pura-pura sibuk. Bahkan suara musik lembut yang dimainkan para pemusik terdengar lebih pelan dari biasanya.Putri Min Ji yang berdiri tak jauh dari Ibu Suri Gao langsung menunduk malu-malu, pura-pura sopan. “Hamba hanya membantu sedikit … tak layak disebut berjasa.”Zhao Xueyan menoleh perlahan ke arah Ibu Suri, senyumnya menipis. Ia tahu maksud di balik ucapan itu. Tapi sebelum ia sempat mengatakan apa pun, Kaisar Tian Ming sudah membuka suara.Tanpa menoleh pada ibunya, ia berkata ringan, “Begitukah?” Lalu ia menoleh pada Xueyan, dan tersenyum hangat. “Tapi aku bisa mencium aroma

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 459

    Pelukan hangat itu seperti tak ingin dipisahkan waktu. Kaisar Tian Ming masih menenggelamkan dirinya dalam keharuman Zhao Xueyan, seolah ingin menebus tujuh hari yang terasa seperti tujuh musim dingin. Namun suasana hangat itu segera dipotong oleh suara tajam yang menggema dari arah samping.“Aduh, tidak baik memperlihatkan hal seperti itu di hadapan umum, apalagi di halaman utama istana,” tegur Ibu Suri Gao sambil melipat tangannya di depan dada. “Kita kedatangan tamu dari negeri seberang, sedikit kesopanan harus dijaga.”Zhao Xueyan menarik napas pelan, lalu menyentuh lengan Kaisar Tian Ming dengan lembut. “Yang Mulia, berikanlah hormat pada Ibu Suri. Jangan membuatnya tersinggung malam ini.”Tian Ming mendengus pelan, sedikit jengkel. “Hmph .…” gumamnya, tapi menuruti juga.Kaisar Tian Ming membalikkan tubuhnya perlahan, menatap dingin ke arah wanita yang telah membesarkannya, lalu menunduk singkat dengan malas. “Salam hormat, Ibu.”Ibu Suri Gao tersenyum tipis, lalu dengan suara y

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 458

    Malam telah menggantungkan langitnya yang kelam, namun istana Tianyang justru bersinar terang oleh lentera-lentera merah yang digantung di sepanjang pelataran. Aroma dupa dan bunga segar memenuhi udara. Zhao Xueyan berdiri di depan cermin panjang di kamarnya, memeriksa kembali pakaiannya yang sederhana namun elegan. Rambutnya disanggul rapi, dihiasi tusuk konde giok pemberian Tian Ming.Belum sempat ia mengambil langkah keluar, dentuman gong terdengar menggema dari kejauhan.Dung!Dung!Dung!Zhao Xueyan tersentak pelan, wajahnya langsung berseri. “Dia pulang .…” gumamnya, senyum mengembang lembut di wajahnya. “Ayo kita kesana!” “Yang Mulia, mari saya bantu,” kata Niuniu yang telah siap di samping pintu.Zhao Xueyan mengangguk dan melangkah dengan cepat namun tetap anggun. Gaunnya yang panjang berkibar pelan setiap langkahnya. Di belakangnya, para pelayan mengikuti dengan tertib, membawa nampan kecil berisi bunga dan dupa sebagai bentuk penghormatan.Namun sesampainya di halaman uta

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 457

    Aula utama istana Tianyang hari itu dipenuhi kesibukan luar biasa. Tirai sutra warna merah keemasan digantung tinggi, lentera kristal diturunkan untuk dibersihkan, dan bunga-bunga segar dari taman kekaisaran diletakkan dalam guci porselen berukir naga.Di tengah semua keramaian itu, Zhao Xueyan berdiri dengan jubah putih bersulam benang emas, tangannya menunjuk ke arah langit-langit.“Gantung lentera itu sedikit lebih ke kiri ... ya, seperti itu. Dan bunga peoni harus ditaruh di sisi kanan panggung. Warna merah mencolok, bukan yang pucat,” ujarnya tegas namun lembut.Di belakangnya, Niuniu mengerutkan kening sambil membawa baki kecil berisi kain bordir.“Nona … maksudku, Yang Mulia Permaisuri,” ucapnya hati-hati, “Tidak perlu sampai turun tangan sendiri seperti ini. Biarkan para pelayan saja yang mengaturnya.”Pelayan-pelayan lainnya pun ikut mengangguk. Beberapa bahkan terlihat sedikit panik karena tak enak hati membiarkan sang permaisuri sibuk seperti pelayan biasa. Mereka juga meng

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 457

    Sinar matahari menyelinap lembut melalui tirai bambu di Paviliun Naga, memantul indah di atas benang-benang rajut yang tergeletak di pangkuan Zhao Xueyan. Jemarinya yang lentik dengan tenang bergerak, mencoba merangkai simpul demi simpul syal dari benang wol berwarna giok muda. Wajahnya tenang, sesekali mengerutkan dahi saat simpulnya meleset.“Aih, kenapa bisa miring lagi?” gumamnya pelan, bibirnya membentuk senyum tipis.Namun sebelum ia sempat membetulkan benang itu, suara langkah cepat bergema dari luar. Tak lama, tirai tersingkap dengan cepat dan muncullah Niuniu, wajahnya sedikit memerah karena berlari.“Permaisuri! Permaisuri, kabar penting!” serunya dengan suara sedikit terengah.Zhao Xueyan menoleh, sedikit terkejut, “Niuniu? Apa yang terjadi? Kau berlari seperti hendak dikejar harimau.”Niuniu berdiri tegak, matanya berbinar, “Kabar dari medan perang, Permaisuri! Kaisar... Kaisar telah menang! Kekaisaran Zhengtang telah jatuh! Kaisar Zheng Yu ... telah tewas!”Benang di tang

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 456

    Angin berembus membawa kabar yang lebih cepat dari langkah kuda pos kerajaan. Dalam waktu singkat, berita tentang kekalahan telak Kekaisaran Zhengtang dan tewasnya Kaisar Zheng Yu di tangan Kaisar Tian Ming menyebar ke seluruh pelosok negeri. Bahkan di ibu kota Kekaisaran Zhengtang sendiri, rakyat terperangah ketika mendengar kabar itu dari para pengawal yang kembali dan para pedagang lintas wilayah.Di sebuah pasar, kerumunan orang mulai berdatangan, membicarakan kabar besar itu dengan suara berbisik-bisik penuh kecemasan.“Apa kau dengar?” bisik seorang wanita tua kepada tetangganya. “Kaisar Zheng Yu … dia telah tewas.”“Aku mendengar hal yang sama,” jawab pria paruh baya yang tengah menimbang bawang. “Kata penjaga gerbang, kepalanya dipenggal oleh Kaisar Tian Ming sendiri di medan perang.”“Ya Tuhan Langit .…” bisik wanita itu, memegangi dada. “Lalu … bagaimana dengan kita? Apakah Kekaisaran Tianyang akan membumi hanguskan kota kita?”Seorang pemuda kurus yang mendengarkan dari kej

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status