Share

Bab 345

Penulis: Yu.Az.
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-20 12:55:04

Selesai sarapan, para pelayan mulai merapikan piring dan perlengkapan makan yang tersisa. Aroma teh melati masih mengambang di udara saat Ibu Suri Gao meletakkan sendoknya perlahan, lalu menatap Zhao Xueyan.

“Aku ingin berbicara sebentar denganmu, Nona Zhao. Di tempat yang lebih tenang.”

Nada suaranya tenang tapi jelas penuh makna. Beberapa pelayan yang masih berada di ruangan segera menundukkan kepala mereka, merasakan hawa dingin dari tatapan sang Ibu Suri. Niuniu yang berdiri di sisi belakang juga menegang, tangannya terkepal ringan.

Namun belum sempat Zhao Xueyan menjawab, Kaisar Tian Ming yang duduk santai langsung meletakkan cangkir tehnya dan membuka suara, nadanya terdengar datar tapi penuh ketegasan.

“Sayangnya, hari ini kami sudah berencana pergi ke kamp militer. Aku ingin memperlihatkan situasi sebenarnya pada Xueyan. Dia perlu tahu kondisi langsung di lapangan.”

Ibu Suri Gao langsung menoleh pada sang putra, raut wajahnya berubah. Senyumnya menghilang, digantikan ekspresi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 459

    Pelukan hangat itu seperti tak ingin dipisahkan waktu. Kaisar Tian Ming masih menenggelamkan dirinya dalam keharuman Zhao Xueyan, seolah ingin menebus tujuh hari yang terasa seperti tujuh musim dingin. Namun suasana hangat itu segera dipotong oleh suara tajam yang menggema dari arah samping.“Aduh, tidak baik memperlihatkan hal seperti itu di hadapan umum, apalagi di halaman utama istana,” tegur Ibu Suri Gao sambil melipat tangannya di depan dada. “Kita kedatangan tamu dari negeri seberang, sedikit kesopanan harus dijaga.”Zhao Xueyan menarik napas pelan, lalu menyentuh lengan Kaisar Tian Ming dengan lembut. “Yang Mulia, berikanlah hormat pada Ibu Suri. Jangan membuatnya tersinggung malam ini.”Tian Ming mendengus pelan, sedikit jengkel. “Hmph .…” gumamnya, tapi menuruti juga.Kaisar Tian Ming membalikkan tubuhnya perlahan, menatap dingin ke arah wanita yang telah membesarkannya, lalu menunduk singkat dengan malas. “Salam hormat, Ibu.”Ibu Suri Gao tersenyum tipis, lalu dengan suara y

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 458

    Malam telah menggantungkan langitnya yang kelam, namun istana Tianyang justru bersinar terang oleh lentera-lentera merah yang digantung di sepanjang pelataran. Aroma dupa dan bunga segar memenuhi udara. Zhao Xueyan berdiri di depan cermin panjang di kamarnya, memeriksa kembali pakaiannya yang sederhana namun elegan. Rambutnya disanggul rapi, dihiasi tusuk konde giok pemberian Tian Ming.Belum sempat ia mengambil langkah keluar, dentuman gong terdengar menggema dari kejauhan.Dung!Dung!Dung!Zhao Xueyan tersentak pelan, wajahnya langsung berseri. “Dia pulang .…” gumamnya, senyum mengembang lembut di wajahnya. “Ayo kita kesana!” “Yang Mulia, mari saya bantu,” kata Niuniu yang telah siap di samping pintu.Zhao Xueyan mengangguk dan melangkah dengan cepat namun tetap anggun. Gaunnya yang panjang berkibar pelan setiap langkahnya. Di belakangnya, para pelayan mengikuti dengan tertib, membawa nampan kecil berisi bunga dan dupa sebagai bentuk penghormatan.Namun sesampainya di halaman uta

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 457

    Aula utama istana Tianyang hari itu dipenuhi kesibukan luar biasa. Tirai sutra warna merah keemasan digantung tinggi, lentera kristal diturunkan untuk dibersihkan, dan bunga-bunga segar dari taman kekaisaran diletakkan dalam guci porselen berukir naga.Di tengah semua keramaian itu, Zhao Xueyan berdiri dengan jubah putih bersulam benang emas, tangannya menunjuk ke arah langit-langit.“Gantung lentera itu sedikit lebih ke kiri ... ya, seperti itu. Dan bunga peoni harus ditaruh di sisi kanan panggung. Warna merah mencolok, bukan yang pucat,” ujarnya tegas namun lembut.Di belakangnya, Niuniu mengerutkan kening sambil membawa baki kecil berisi kain bordir.“Nona … maksudku, Yang Mulia Permaisuri,” ucapnya hati-hati, “Tidak perlu sampai turun tangan sendiri seperti ini. Biarkan para pelayan saja yang mengaturnya.”Pelayan-pelayan lainnya pun ikut mengangguk. Beberapa bahkan terlihat sedikit panik karena tak enak hati membiarkan sang permaisuri sibuk seperti pelayan biasa. Mereka juga meng

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 457

    Sinar matahari menyelinap lembut melalui tirai bambu di Paviliun Naga, memantul indah di atas benang-benang rajut yang tergeletak di pangkuan Zhao Xueyan. Jemarinya yang lentik dengan tenang bergerak, mencoba merangkai simpul demi simpul syal dari benang wol berwarna giok muda. Wajahnya tenang, sesekali mengerutkan dahi saat simpulnya meleset.“Aih, kenapa bisa miring lagi?” gumamnya pelan, bibirnya membentuk senyum tipis.Namun sebelum ia sempat membetulkan benang itu, suara langkah cepat bergema dari luar. Tak lama, tirai tersingkap dengan cepat dan muncullah Niuniu, wajahnya sedikit memerah karena berlari.“Permaisuri! Permaisuri, kabar penting!” serunya dengan suara sedikit terengah.Zhao Xueyan menoleh, sedikit terkejut, “Niuniu? Apa yang terjadi? Kau berlari seperti hendak dikejar harimau.”Niuniu berdiri tegak, matanya berbinar, “Kabar dari medan perang, Permaisuri! Kaisar... Kaisar telah menang! Kekaisaran Zhengtang telah jatuh! Kaisar Zheng Yu ... telah tewas!”Benang di tang

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 456

    Angin berembus membawa kabar yang lebih cepat dari langkah kuda pos kerajaan. Dalam waktu singkat, berita tentang kekalahan telak Kekaisaran Zhengtang dan tewasnya Kaisar Zheng Yu di tangan Kaisar Tian Ming menyebar ke seluruh pelosok negeri. Bahkan di ibu kota Kekaisaran Zhengtang sendiri, rakyat terperangah ketika mendengar kabar itu dari para pengawal yang kembali dan para pedagang lintas wilayah.Di sebuah pasar, kerumunan orang mulai berdatangan, membicarakan kabar besar itu dengan suara berbisik-bisik penuh kecemasan.“Apa kau dengar?” bisik seorang wanita tua kepada tetangganya. “Kaisar Zheng Yu … dia telah tewas.”“Aku mendengar hal yang sama,” jawab pria paruh baya yang tengah menimbang bawang. “Kata penjaga gerbang, kepalanya dipenggal oleh Kaisar Tian Ming sendiri di medan perang.”“Ya Tuhan Langit .…” bisik wanita itu, memegangi dada. “Lalu … bagaimana dengan kita? Apakah Kekaisaran Tianyang akan membumi hanguskan kota kita?”Seorang pemuda kurus yang mendengarkan dari kej

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 455

    Langkah Kaisar Tian Ming mantap menyusuri tanah medan pertempuran yang berlumur darah. Setiap langkahnya seolah menandai akhir dari sebuah era. Di hadapannya, Kaisar Zheng Yu mulai mundur perlahan, tubuhnya penuh luka, napasnya berat, wajahnya pucat pasi.“Jangan dekati aku … Tian Ming,” ucap Zheng Yu dengan suara serak, matanya liar mencari celah untuk bertahan. “Aku masih … masih bisa bertarung .…”Tian Ming tak menjawab. Sorot matanya dingin. Ia hanya terus melangkah, pedang di tangannya meneteskan darah lawan.“Jangan berpikir, kau sudah menang!” seru Zheng Yu, lalu tiba-tiba melemparkan pedangnya dengan kekuatan terakhirnya.Swish!Tian Ming dengan sigap memiringkan tubuhnya, pedang itu meleset dan menancap ke tanah di sampingnya.Zheng Yu menyeringai, lalu tiba-tiba menggerakkan tangan dan melempar segenggam pasir ke arah wajah Tian Ming.Whoosh!Tian Ming refleks menutup matanya dengan satu tangan. “Hmph!”Saat itulah, dari balik lengan bajunya, Zheng Yu menghunus sebilah belat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status