Share

Bab 490

Author: Yu.Az.
last update Last Updated: 2025-06-24 21:12:43

Dengan langkah ringan dan kepala tertunduk, mata-mata itu masuk melewati penjagaan setelah memberikan isyarat rahasia. Beberapa saat kemudian, ia sudah berlutut di hadapan Ibu Suri Gao yang tengah duduk di kursi utama, ditemani secangkir teh yang sudah mulai dingin.

“Salam hormat hamba, Yang Mulia Ibu Suri!”

Ibu Suri Gao mendongak perlahan dari balik kipas sutra yang setengah menutupi wajahnya. “Bagaimana?”

Mata-mata itu menunduk lebih dalam. “Yang Mulia Ibu Suri, maafkan hamba sepertinya dugaan Yang Mulia keliru. Hamba mendengar sendiri dari pelayan yang bernama Niuniu. Katanya, makanan itu dibuat khusus untuk Permaisuri yang sedang tidak enak badan. Tidak ada pembicaraan soal kehamilan.”

Sejenak suasana menjadi hening.

Cangkir teh di tangan Ibu Suri Gao gemetar sedikit sebelum akhirnya diletakkan kembali ke meja dengan suara pelan namun tegas. Tatapan tajamnya menusuk pria itu seolah hendak menembus isi kepalanya.

“Kau yakin?” suara Ibu Suri datar, dingin.

“Hamba … hamba yakin, Yan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 505

    Sudah dua bulan berlalu sejak pemberontakan itu mereda. Musim berganti, dan istana kembali tenang meski ada satu kehampaan yang belum terisi yaitu ketiadaan Kaisar Tian Ming.Di ruang kerja kaisar, Zhao Xueyan duduk anggun di balik meja besar berlapis cat emas. Di hadapannya tertumpuk beberapa gulungan laporan hasil panen dari wilayah selatan, pemasukan tambang emas, dan pencatatan batu spiritual dari provinsi timur. Tangannya yang ramping bergerak lincah membuka gulungan, mencatat hal penting. Hanfu lembarnya menutupi perutnya yang kini mulai membuncit, namun belum seorang pun mengetahui kondisi sebenarnya kecuali orang-orang terdekat.Orang tua Zhao Xueyan telah kembali ke kakaisaran sebulan yang lalu setelah memastikan Zhao Xueyan benar-benar telah pulih. Pintu diketuk pelan.“Masuk,” ujar Zhao Xueyan tanpa mengalihkan pandangan.Niuniu masuk membawa nampan besar. “Yang Mulia, ini saatnya makan siang. Jangan abaikan kesehatan Anda dan bayi,” ucapnya lembut sambil meletakkan mangk

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 504

    Medan perang yang semula penuh dentuman dan gemuruh kini mulai mereda. Asap membumbung tinggi di antara reruntuhan, sementara suara denting senjata berganti dengan desah napas kelelahan dan jeritan para prajurit yang terluka.Pasukan Kekaisaran Tianyang berdiri tegak, membentuk barisan rapi. Wajah mereka serius namun penuh kemenangan.Raja Wu Lang, Raja Liang, dan Raja Mu kini terpojok di tengah lapangan, tubuh mereka kotor berdebu, jubah lusuh dan tercabik. Napas mereka memburu, mata penuh ketakutan. Jenderal dan pasukan mereka telah terpukul mundur, sebagian melarikan diri, sebagian tak sadarkan diri berserakan di tanah.Wu Liang melangkah maju, pedang di tangannya masih berlumur darah musuh. Di sisi lain, Yu Qie berdiri tegap dengan tatapan tajam menusuk.Akhirnya, Raja Liang melemparkan pedangnya ke tanah. Disusul Raja Mu yang menjatuhkan tombaknya. Lalu Raja Wu Lang berlutut dengan susah payah, wajahnya penuh debu dan darah."Ampunilah kami .…" suara seraknya pecah, "Kami … kami

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 503

    Asap masih mengepul dari sisa-sisa ledakan. Para prajurit dari tiga kerajaan tampak kacau-balau, terjebak dalam kepanikan karena banyaknya korban yang jatuh. Mereka belum sempat menarik napas ketika suara terompet kekaisaran Tianyang menggema dari berbagai penjuru.Tooot!Dari balik pepohonan, tembok bayangan, dan sisi lembah, ribuan pasukan Kekaisaran Tianyang bermunculan. Mereka muncul bagaikan gelombang hitam yang melingkupi musuh dari segala arah. Senjata terhunus, formasi terbentuk rapi, dan sorak pertempuran menggema keras.Wu Liang berdiri di puncak bukit kecil bersama Yu Qie. Matanya tajam memandangi medan perang. Suara ledakan telah usai, kini saatnya menghukum para pengkhianat.“Sekarang!” seru Wu Liang lantang. “Serbu mereka semua! Jangan beri ampun!”“Serbuuu!!” teriak para pasukan Tianyang membahana.Pasukan Kekaisaran bergerak seperti badai. Raja Wu Lang yang berada di tengah pasukannya terkejut setengah mati. Namun sebelum ia sempat memberikan perintah balik, sebuah ped

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 502

    Suasana senja mulai menelan langit di atas Kekaisaran Tianyang, namun bukan keindahan yang menyelimuti wilayah itu. Di kejauhan, debu dan langkah berat ribuan prajurit memenuhi cakrawala. Bendera dari tiga kerajaan Zhouran, Hushan, dan Xiaozhou berkibar angkuh di antara lautan tombak dan pedang. Suara genderang perang menggema seperti nyanyian kematian yang mendekat.Di atas menara pengintai tertinggi kekaisaran, Wu Liang berdiri tegak, jubahnya berkibar tertiup angin sore. Di depannya, terpasang sebuah cermin besar berbingkai emas cermin ilusi peninggalan leluhur Kekaisaran Tianyang, mampu memperluas pandangan hingga beberapa li ke depan.Mata Wu Liang menajam. Dari balik cermin itu, ia menyaksikan ribuan pasukan pemberontak telah mengepung gerbang utama kekaisaran."Sudah waktunya," gumamnya pelan, lalu memberi isyarat dengan tangannya.Di kejauhan, di garis depan pasukan musuh, Raja Liang dari kerajaan Hushan menarik pedangnya tinggi-tinggi, wajahnya penuh kesombongan dan kemenanga

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 501

    Di dalam ruang strategi istana Tianyang, suara langkah kaki berat terdengar menggema. Wu Liang dan Yu Qie memasuki ruangan dengan wajah serius. Beberapa jenderal yang tersisa telah lebih dulu berkumpul, menunggu dengan penuh ketegangan.Gulungan peta besar terbentang di atas meja batu bundar di tengah ruangan. Wu Liang berdiri di ujung meja, pandangannya menyapu seluruh ruangan sebelum membuka pembicaraan.“Kabar tentang tiga kerajaan yang hendak menyerbu bukan lagi sekadar desas-desus,” kata Wu Liang dengan tegas. “Zhouran dari barat, Hushan dari selatan, dan Xiaozhou dari timur. Mereka berkoalisi dan membawa hampir seluruh kekuatan militer mereka menuju ibu kota.”Seorang jenderal paruh baya memukul meja dengan telapak tangannya.Brak! “Keparat! Mereka benar-benar haus kuasa!”Yu Qie maju selangkah, menambahkan, “Dan waktu kita tidak banyak. Pasukan mereka bisa mencapai perbatasan dalam waktu tujuh hingga sepuluh hari jika mereka bergerak tanpa henti.”Wu Liang menunjuk beberapa ti

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 500

    Di dalam paviliun naga yang tenang, suara sendok kecil beradu pelan dengan mangkuk porselen. Zhao Xueyan duduk bersandar di ranjang, selimut menyelimuti tubuhnya yang lemah, sementara tangan kirinya masih terpasang infus.Ratu Bing Qing duduk di sampingnya, dengan sabar menyuapi bubur hangat ke mulut putrinya.“Pelan-pelan, jangan terburu-buru. Bayimu juga ikut makan, ingat itu,” ucap sang ratu dengan lembut, menyeka ujung bibir Xueyan dengan kain halus.Zhao Xueyan hanya mengangguk pelan, matanya terlihat sendu. Setiap suapan seakan membawa beban perasaan yang tak terkatakan.“Dulu, saat mengandungmu, Ayahmu juga pergi ke medan perang,” cerita Ratu Bing Qing dengan senyum tipis. “Setiap malam aku tidur sambil memeluk surat-suratnya, berharap dia pulang dengan selamat.”Zhao Xueyan menoleh menatap wajah ibunya. Senyum lembut sang ratu membuat dadanya terasa sesak.“Lalu bagaimana Ibu bisa kuat?” tanyanya dengan suara lirih.Ratu Bing Qing tersenyum sambil mengelus kepala putrinya.“Ka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status