Accueil / Fantasi / Dewi Penyembuh Surgawi / Pemakaman Selir Mei Xiao

Share

Pemakaman Selir Mei Xiao

Auteur: Yu.Az.
last update Dernière mise à jour: 2025-01-22 15:55:17

Pemakaman Selir Mei Xiao berlangsung dengan suasana yang suram dan memalukan. Tidak ada upacara mewah yang biasanya diberikan untuk seorang selir kekaisaran, bahkan kehadiran tokoh-tokoh penting pun sangat minim. Kaisar Zheng Yu sendiri memilih untuk tidak menghadiri pemakaman, membuat banyak orang semakin yakin bahwa Selir Mei Xiao benar-benar telah kehilangan tempat di hatinya.

Rakyat yang hadir lebih karena rasa penasaran daripada simpati. Mereka berkerumun di pinggir jalan, berbisik-bisik sambil menyaksikan prosesi sederhana itu.

"Lihatlah, bahkan pemakamannya pun seperti ini," ujar seorang wanita tua dengan nada mengejek.

"Dia dulu hidup di atas awan, tapi lihat apa yang terjadi sekarang. Karma itu nyata," tambah pria lain sambil menggeleng.

Beberapa pelayan yang pernah bekerja di bawah Selir Mei Xiao juga terlihat hadir, meski raut wajah mereka lebih menunjukkan kelegaan daripada duka.

"Ini pembalasan atas semua yang dia lakukan pada kami," bisik seorang pelayan muda kepada tema
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 445

    Langit senja di Benua Yunzhu berwarna kemerahan, seakan menyambut datangnya badai. Suara gemuruh dari kaki-kaki monster buas mengguncang tanah. Pasukan elit Kekaisaran Zhengtang muncul di balik awan debu, menunggangi beast monster masing-masing seperti macan bermata tiga, burung baja bersisik, hingga kuda api yang menghembuskan napas panas dari lubang hidungnya.Di barisan terdepan, berdiri tegak seorang pria berjubah ungu gelap, dengan helm perang di kepalanya, Kaisar Zheng Yu. Sorot matanya tajam menatap ke depan. Di hadapan mereka terbentang gerbang kokoh timur Benua Yunzhu, dijaga dua gunung tinggi yang menjulang seperti sepasang penjaga raksasa.Seorang jenderal muda mendekat, menunduk hormat. "Yang Mulia, kita telah mencapai titik perkemahan yang strategis. Lembah di antara dua gunung ini cukup tersembunyi, dan dekat dengan perbatasan Kekaisaran Tianyang."Kaisar Zheng Yu menoleh sekilas, lalu memandang ke lembah yang dimaksud. Angin berembus kencang, membawa aroma tanah basah d

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 444

    Di Paviliun Barat yang sejuk dan megah, Ibu Suri Gao duduk anggun di bawah naungan tirai sutra tipis. Di hadapannya, cawan teh melati menguarkan aroma halus. Matanya tajam menatap ke luar, seolah menunggu sesuatu. Tak lama kemudian, langkah kaki cepat terdengar mendekat. Seorang prajurit berseragam gelap membungkuk dalam di depan pintu. "Masuk," ucap Ibu Suri tanpa menoleh. Prajurit itu melangkah masuk dan kembali membungkuk dengan hormat. "Hamba menghadap, Yang Mulia." Ibu Suri meletakkan cangkir tehnya dan menoleh dengan dingin. “Bagaimana hasil penyelidikanmu?” Dengan suara rendah dan hati-hati, prajurit itu menjawab, “Yang Mulia Kaisar Tian Ming sedang mempersiapkan pasukan dalam diam. Karena Yang Mulia Kaisar akan berperang.” Alis Ibu Suri langsung berkerut. “Persiapan perang?” tanyanya tajam. “Benar, Yang Mulia,” sahut sang prajurit. “Kami mendapat laporan bahwa Kekaisaran Zhengtang akan menyerang Kekaisaran Tianyang.” Ibu Suri Gao berdiri dari duduknya dengan cepat. Tata

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 443

    Mentari pagi menyinari halaman istana dengan lembut, menyusup lewat jendela-jendela besar yang menghadap ke taman bunga. Suasana di ruang makan keluarga kekaisaran tampak hangat. Aroma teh melati dan hidangan sarapan khas kekaisaran memenuhi udara. Di meja utama, Kaisar Tian Ming duduk berdampingan dengan Permaisuri Zhao Xueyan, sementara Jenderal Zhao Yun dan istrinya, Nyonya Bing Qing, duduk di sisi lainnya. Ibu Suri Gao berada di ujung meja, menyendok bubur tanpa bersuara.Kaisar Tian Ming menatap ke arah ayah mertuanya. “Ayah mertua,” panggilnya pelan namun tegas.Jenderal Zhao Yun mengangkat kepalanya, menatap sang kaisar penuh wibawa. “Ada yang ingin dibicarakan, Yang Mulia?”Kaisar Tian Ming mengangguk. “Ayo kita bicara di ruang kerja,” ujar Tian Ming seraya bangkit.Jenderal Zhao Yun mengangguk tenang, lalu menyeka mulut dengan sapu tangan sebelum ikut berdiri. “Baiklah.”Keduanya berjalan meninggalkan ruang makan dengan langkah mantap. Ibu Suri Gao yang melihat itu mengernyit

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 442

    Langkah ringan terdengar mendekat, disusul oleh suara pintu yang terbuka perlahan.Kaisar Tian Ming yang baru saja memerintahkan dua tangan kanannya untuk mempersiapkan pasukan, segera menoleh tajam. Namun, begitu melihat siapa yang berdiri di ambang pintu, sorot matanya langsung berubah dari bengis menjadi hangat.“Sayang?” Suaranya melunak. “Ada apa kau datang ke sini malam-malam begini?”Zhao Xueyan berdiri dengan gaun tidur merah marun yang lembut, rambut panjangnya digelung ringan, beberapa helai terurai di bahu. Wajahnya serius, matanya menatap langsung ke arah sang suami.“Apa yang terjadi, Tian Ming?” tanyanya pelan, tapi tegas.Tian Ming berdiri dan melangkah mendekat. “Tak ada apa-apa. Hanya urusan kekaisaran. Tak perlu kau khawatirkan, sayang.”Zhao Xueyan mendengus kecil, lalu bersedekap. “Aku tidak suka dibohongi. Jika kau berani menyembunyikan sesuatu dariku.” Ia berhenti sejenak, matanya menyipit. “Silakan tidur di luar mulai malam ini.”Wajah Tian Ming seketika membeku

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 441

    Pintu Paviliun Naga terbuka dengan suara berderit pelan. Cahaya dari dalam memancar, menyoroti sosok Kaisar Tian Ming yang berdiri tegap dengan wajah sangat dingin. Jubah malamnya berkibar ringan tertiup angin malam. Pandangannya tajam menusuk langsung ke arah Wu Liang yang berdiri di depan pintu bersama seorang penjaga.Wu Liang, yang biasanya tenang, kini terlihat kaku. Ia meneguk ludahnya dengan gugup, matanya sedikit melirik ke dalam paviliun sebelum cepat-cepat menunduk.“Maafkan hamba, Yang Mulia .…” gumam Wu Liangi. “Sepertinya hamba benar-benar mengganggu saat yang ... tidak tepat,” cicitnya merasa takut. Kaisar Tian Ming menyipitkan mata, suaranya dingin dan penuh tekanan.“Jika ini bukan sesuatu yang sangat penting, Wu Liang … aku tidak akan ragu menghukummu karena telah mengganggu malam keduaku bersama permaisuriku.”Wu Liang membungkuk dalam-dalam. “Ampuni hamba, Yang Mulia … ini … ini gulungan dari Kekaisaran Zhengtang. Disegel langsung oleh mata-mata elit kita yang bera

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 440

    Malam itu langit di atas Paviliun Naga begitu jernih. Bintang-bintang bertaburan bagai cahaya kecil yang bersinar tenang di atas atap istana. Di dalam kamar yang hangat, terdengar tawa ringan dari sepasang pengantin baru yang duduk bersandar di atas dipan empuk, hanya diterangi cahaya lentera.Zhao Xueyan sedang menyisir rambut panjangnya yang lembab, sementara Tian Ming bersandar santai di sisi ranjang, menatap istrinya dengan senyum tenang."Xueyan ...." panggilnya pelan.Zhao Xueyan menoleh, "Hm?"Tian Ming mendekat, duduk di belakangnya dan membantu menyisir rambutnya. "Aku ... ingin bertanya sesuatu, tapi kau jangan marah."Zhao Xueyan tertawa pelan. "Tergantung pertanyaannya.""Aku tahu, kau pernah bertunangan dengan pria bernama Ruiqi di dunia asalmu ...." Tian Ming mulai hati-hati. "Apa ... kau pernah menyerahkan dirimu padanya?"Zhao Xueyan menunduk sejenak, lalu menggeleng pelan."Meski dunia modern tempatku berasal lebih terbuka terhadap hal seperti itu, tapi aku tidak pern

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status