Home / Fantasi / Dewi Penyembuh Surgawi / Pengasingan Selir Rong

Share

Pengasingan Selir Rong

Author: Yu.Az.
last update Last Updated: 2025-01-01 23:36:39

Suasana di aula menjadi semakin tegang. Kaisar melanjutkan, kali ini suaranya lebih keras.

"Keluarga Rong, yang telah melahirkan aib seperti ini, juga akan menanggung akibatnya. Mulai sekarang, semua hak istimewa mereka dicabut, dan mereka akan diasingkan bersama Selir Rong Yue!"

Para tamu yang mendengar keputusan ini terkejut. Mereka saling berbisik, membahas kehancuran mendadak yang menimpa keluarga Rong.

Beberapa merasa kasihan, tetapi banyak juga yang senang melihat keluarga itu jatuh. Selir Xue Yuxian, yang berada di tengah kerumunan, menundukkan wajahnya sambil menyembunyikan senyum kemenangan.

Selir Rong Yue berteriak memohon."Tidak, Yang Mulia! Tolong berikan hamba kesempatan! Hamba mohon!"

Namun, Kaisar Zheng Yu tidak tergerak. Ia memberi isyarat kepada para pengawal. "Bawa dia pergi. Mulai malam ini, ia tidak lagi memiliki hubungan apa pun dengan istana ini."

Pengawal istana segera menyeret Selir Rong Yue keluar dari kamar. Jeritannya yang penuh rasa putus asa memenuhi udar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 412

    Ingin sekali Jenderal Zhao Yun menebas leher Kaisar Zheng Yu. Hanya saja, dia ditahan oleh sang istri. “Suamiku, redakan amarahmu! Ingat, putri kita akan semakin terluka,” bisik nyonya Bing Qing dengan mata berkaca-kaca. Jenderal Zhao Yun menghela napasnya, mencoba menahan emosinya bergejolak apa lagi mendengar bisikan-bisikan sumbang tentang sang putri. Zhao Xueyan menegang mendengar ucapan kaisar Zheng Yu, namun sebelum ia bisa berkata apa pun, suara Tian Ming menggema keras dan tajam."Apa kau tidak tahu malu, Zheng Yu?" Suara kaisar Tianyang mengguncang aula. Sorot matanya dingin, penuh kemarahan yang ditahan. "Dulu kau mencampakkannya. Kau menghukumnya tanpa pembelaan, membiarkannya dipermainkan oleh selir-selirmu yang licik."Tian Ming melangkah ke depan, menatap Zheng Yu penuh kemarahan."Dan sekarang … setelah dia bangkit, menjadi wanita yang luar biasa … cantik, berbakat, dan dicintai rakyat, kau datang dan mengklaimnya seolah kau berhak atas dirinya? Kau benar-benar keji.

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 411

    Dengan sorakan meriah dan senyum kebahagiaan yang menyelimuti aula megah, Kaisar Tian Ming dan Zhao Xueyan saling menatap dengan mata yang penuh harapan. Para pejabat dan tamu bangsawan berdiri memberikan tepuk tangan yang riuh, seolah dunia bersatu untuk mendukung cinta mereka.Namun tiba-tiba, suara tenang tapi tajam terdengar memecah kegembiraan."Apa Yang Mulia yakin ingin menjadikan Zhao Xueyan sebagai permaisuri kekaisaran Tianyang?"Aula mendadak hening. Semua kepala menoleh ke arah sumber suara.Kaisar Zheng Yu dari kekaisaran Zhengtang berdiri dengan tenang, jubah birunya bergoyang pelan tertiup angin malam dari pintu aula yang terbuka. Senyumnya sinis, matanya tajam menusuk, bukan pada kaisar Tian Ming, tapi tepat ke arah Zhao Xueyan.Tian Ming menatapnya lurus, tanpa gentar. "Kenapa aku tidak yakin?"Zheng Yu menyilangkan tangan di depan dada. "Karena kau mungkin lupa siapa wanita yang kau pilih itu."Mata semua orang membesar. Bisik-bisik mulai terdengar dari sudut aula.K

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 410

    Pesta masih berlangsung meriah, alunan musik dari kecapi terdengar. Para tamu berbincang sesekali tertawa bersama. “Aku tidak menyangka, kita bisa memenangkan perang ini, padahal aku telah mengira aku akan mati di medan pertempuran,” kata Putra mahkota Hei Long terkekeh pelan.Pangeran kedua Chen Xuan ikut terkekeh sambil menyimpan gelas araknya. “Kau benar! Bahkan Ayahanda Kaisarku, telah ikhlas melepaskan kami.” Pria tampan itu berbicara sambil menoleh pada saudaranya. Sementara Kaisar Tian Ming yang berada di singgasananya, memberikan kode pada Kasim. Sang Kasim mengangguk mengerti. Musik yang semula riang perlahan mereda. Para pemusik berhenti bermain ketika salah seorang kasim utama melangkah ke tengah aula dan mengangkat suaranya.“Mohon perhatian semuanya! Yang Mulia Kaisar Tian Ming akan menyampaikan pengumuman penting!”Seketika ruangan yang dipenuhi cahaya lentera dan aroma bunga itu menjadi sunyi. Para pejabat tinggi dari kekaisaran Tianyang, para bangsawan, hingga utusa

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 409

    Di aula istana utama, pesta kemenangan akhirnya dimulai. Lentera-lentera sutra berwarna merah dan emas bergoyang lembut ditiup angin malam yang sejuk. Musik lembut mengalun dari alat-alat musik istana, dan para pelayan hilir mudik membawa nampan berisi makanan dan minuman istimewa.“Pesta ini benar-benar sangat meriah,” bisik-bisik salah satu tamu sangat kagum. “Kau benar! Aku dengar dari pembicaraan pelayan, semua hidangan resep rahasia dari Nona Zhao,” bisik tamu yang lain kagum. Mereka duduk di kursi-kursi yang tersusun rapi, mengenakan pakaian mewah berhiaskan bordiran emas dan batu permata. Para nona bangsawan tampil semaksimal mungkin, hanfu mereka menjuntai indah, riasan mereka sempurna, dan perbincangan mereka dipenuhi pujian halus yang terselubung sindiran."Aku dengar hanfu nona Lin dijahit khusus oleh pengrajin dari selatan," bisik salah satu nona."Oh, benarkah?" balas Nona Zhen, tersenyum manis. "Tapi entah kenapa warnanya kurang cocok dengan kulitnya ya?"Mereka terkek

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 408

    Zhao Xueyan termenung sejenak mendengar ucapan Tian Ming. Tidak ada lagi keraguan di dalam hatinya. Apa lagi setelah melihat pengorbanan pria tampan di depannya itu saat perang besar tempo hari menyelamatkan dirinya. Zhao Xueyan menghela napasnya, kemudian berkata, “Aku akan menjawab pertanyaan Yang Mulia. Tapi … tidak sekarang.” Kaisar Tian Ming mengangguk sambil tersenyum tulus. Ia tak keberatan menunggu sampai kapan pun, asalkan Zhao Xueyan mau menerimanya. “Baiklah! Aku akan menunggumu, tapi jangan terlalu lama. Aku tidak mau, kau diambil oleh orang lain.” Zhao Xueyan tersenyum lega, lalu keduanya akhirnya makan dalam diam. ‘Maafkan aku Tian Ming! Aku takut, statusku sebagai seorang janda. Akan menjadi pertentangan banyak orang termasuk ibu suri Gao,’ batin Zhao Xueyan. **Di paviliun timur, aroma bunga melati memenuhi udara. Para pelayan mondar-mandir dengan cekatan, sibuk mempersiapkan Zhao Xueyan untuk pesta kemenangan malam ini. Lentera-lentera merah tergantung rapi di se

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 407

    Satu minggu kemudian, suasana di seluruh penjuru benua Yunzhu berubah total. Tak ada lagi suara pedang beradu atau jerit kesakitan. Sebaliknya, malam itu, langit dipenuhi oleh cahaya lentera dan lampion yang berterbangan dari desa ke desa, dari kota ke kota, mengisi udara dengan warna dan harapan.Rakyat bersorak, anak-anak tertawa, dan para orang tua menatap ke langit dengan mata basah penuh syukur. Pesta kemenangan telah tiba.“Ayo kita berpesta! Yang Mulia Kaisar telah menyediakan berbagai makanan gratis!” seru seorang pria paruh baya. “Ayo!” Di dalam istana kekaisaran Tianyang, suasana pun tak kalah meriah. Pilar-pilar megah dibalut kain sutra emas dan merah. Ratusan lentera tergantung tinggi, memancarkan cahaya hangat. Taman istana dipenuhi bunga segar yang baru mekar pagi tadi, khusus didatangkan dari pegunungan Lianhua.“Hati-hati meletakkan bunga-bunga itu,” kata Niuniu memberikan instruksi pada beberapa pelayan. Di dapur utama istana, aroma masakan menggoda indera. Zhao Xu

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 406

    Beberapa hari setelah perang besar yang mengguncang benua Yunzhu, keadaan perlahan mulai stabil. Puing-puing kehancuran mulai dibersihkan. Para penduduk yang selamat bergotong royong membangun kembali rumah-rumah mereka yang hancur. Di langit, awan putih menggantung tenang, seolah ikut menghembuskan napas lega. Kabar kemenangan Kekaisaran Tianyang tersebar cepat ke berbagai penjuru. Kekaisaran Zhengtang, Heifeng, dan Changhai mengirim utusan dan persembahan sebagai bentuk ucapan selamat, ikut merayakan akhir dari kegelapan yang sempat menyelimuti dunia. Lentera-lentera dibiarkan tergantung di depan rumah-rumah, bendera kemenangan berkibar pelan tertiup angin musim semi. “Ayo! Kita bangun kembali rumah kita bersama-sama!” seru seorang jenderal memberikan semangat. Di sebuah klinik pengobatan yang terletak tak jauh dari istana kekaisaran, Zhao Xueyan tampak sibuk. Mengenakan jubah putih bersih dengan rambut diikat sederhana, ia memeriksa beberapa prajurit yang duduk berjajar menanti

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 405

    Mentari pagi perlahan naik dari balik cakrawala, cahayanya menembus kabut tipis dan sisa-sisa asap di medan perang. Kilau keemasan itu menyinari tubuh-tubuh yang tergeletak kaku, juga wajah-wajah para prajurit yang masih berdiri, meski lutut mereka gemetar dan napas mereka tersengal.Pasukan kekaisaran akhirnya pulang membawa kemenangan telak. Mereka bersorak gembira meski ada kesedihan karena rekan mereka yang gugur, dan mata-mata yang sembab menahan tangis.Kaisar Tian Ming yang masih terbaring lemah di atas tandu, dikelilingi para tabib dan dijaga ketat oleh pengawal serta Zhao Xueyan, membuka matanya perlahan. Suaranya serak, tapi tegas.“Zhao Yun …jenderal Zhang … semua jenderal .…”Mereka segera berlutut di samping tandu, menunduk penuh hormat.“Bawa pulang jasad para pahlawan kita .…” lanjut Tian Ming dengan nada berat, “kuburkan mereka dengan hormat. Jangan ada satu pun yang tertinggal.”“Siap, Yang Mulia,” jawab Jenderal Zhao Yun dengan mata berkaca-kaca. “Kami akan pastikan

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 404

    Di tengah medan perang yang mulai sunyi, hanya suara angin dan tangis lirih Zhao Xueyan yang terdengar. Aroma darah dan debu masih melekat di udara, namun tidak ada lagi suara pedang maupun sihir. Para prajurit kekaisaran Tianyang berdiri diam, menunduk dalam hening, memberi penghormatan untuk sang kaisar mereka, Tian Ming yang kini terbaring diam di pelukan Zhao Xueyan.Tubuh Zhao Xueyan bergetar, tangisnya belum berhenti. Di pelukannya, tubuh Kaisar Tian Ming masih tampak pucat, meski nyawanya masih berdenyut lemah. Darah membasahi zirah kekaisaran di tubuhnya, dan pelipis Zhao Xueyan sendiri sudah dipenuhi luka dan debu, namun dia tidak peduli."Kenapa kau begitu bodoh .…" bisik Zhao Xueyan lirih, jemarinya menyentuh wajah Tian Ming. "Kau seharusnya tidak menggantikanku .…"Tak jauh dari sana, Kaisar Zheng Yu berdiri tegap. Matanya tertuju pada Zhao Xueyan, dan raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran serta rasa bersalah yang dalam. Ia akhirnya melangkah pelan, ingin menghampiri.Na

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status