Share

Bab 3

Author: Rainy
"Kami sama sekali nggak ada apa-apa!"

Benarkah begitu? Dalam hubungan ini, hampir semua hal dibimbing oleh Rolex yang sudah berpengalaman. Rolex bilang semua orang punya masa lalu. Jangan-jangan memang aku yang terlalu membesar-besarkan?

Namun setelah itu, dia berkali-kali pergi menemani Chellyn. Bahkan di hari jadi kami pun, hanya karena satu telepon dari Chellyn, yang berkata "aku takut sekali" dengan suara bergetar, Rolex langsung meninggalkanku di restoran tanpa menoleh lagi.

Hari itu, aku menunggu sampai pukul 4 pagi sebelum Rolex pulang. Rambutnya masih basah, jelas baru selesai mandi.

Begitu membuka pintu, dia langsung berhadapan dengan mataku yang memerah. Kepanikan di matanya melintas sesaat, lalu dia berkata, "Kukira kamu sudah tidur, makanya aku mandi di rumah Chellyn. Nggak terjadi apa-apa di antara kami."

Jawabanku untuknya adalah gelas air yang kulempar ke arahnya. Pertengkaran yang belum pernah terjadi sebelumnya pun meledak. Napasku tak beraturan. Amarah membuatku berbicara tanpa pikir panjang.

"Dia belum cerai, tapi kamu sudah tergesa-gesa ke sana jadi selingkuhan. Kalian benar-benar bikin aku mual!"

Plak! Tamparan mendarat di wajahku, seketika langsung memerah dan membengkak.

Wajah Rolex sedingin es. "Jaga ucapanmu. Jangan mencemarkan nama baik Chellyn."

Aku menatap Rolex dengan tak percaya. Tiba-tiba, orang di depanku terasa sangat asing.

"Kamu sama sekali nggak percaya padaku. Dengan sikapmu seperti ini, kita nggak bisa lanjut. Kita putus."

Kata "putus" itu dia ucapkan begitu ringan. Padahal dulu saat kami masih berpacaran, dia paling benci aku sering menyebut kata itu.

Hari itu juga, Rolex menyeret koper dan pergi. Aku tinggal di rumah yang pernah kami tempati bersama dengan linglung. Aku tidak bisa menelan satu suap pun, hanya makan secara mekanis.

Di grup pemilik rumah, Chellyn mengunggah sebuah video seorang pria yang kelabakan memasak

[ Di rumah sama sekali nggak ada yang bisa masak, huhu. ]

Tak perlu ditebak, itu pasti Rolex.

[ Ada nggak bibi yang bisa datang ke rumah buat masak? Makan untuk dua orang. Suka makanan pedas. ]

Aku juga suka makanan pedas. Rolex yang suka makanan yang ringan sehingga tidak pernah mau makan makanan pedas. Karena itu, aku selalu menemaninya makan makanan ringan.

Namun sekarang, dia bisa menemani Chellyn makan makanan pedas.

Aku pergi ke tempat kerja Rolex. Dia tampak sama sekali tidak terpengaruh. Seperti biasa, dia bekerja dengan penuh semangat. Sepulang kerja, dia bahkan membeli sebuket bunga di pinggir jalan.

Aku tidak pernah menerima bunga dari Rolex. Bagaimanapun juga, kami harus menabung untuk menikah. Pengeluaran seperti itu tidak pernah ada.

Hampir seperti menyiksa diri, aku menelusuri media sosial Rolex, melihat satu per satu akun yang dia ikuti di aplikasi musik. Aku menemukan Chellyn, juga melihat catatan mereka yang sering mendengarkan musik bersama larut malam.

Bahkan saat itu, kami belum putus.

Aku berlari ke kamar mandi dan muntah untuk waktu yang lama. Awalnya kukira hanya apel di meja yang sudah busuk, tetapi ternyata yang kumakan juga sudah busuk.

Dalam sebulan, berat badanku turun lima belas kilogram. Aku seperti orang yang tenggelam. Air danau yang dingin perlahan menutup mulut dan hidungku, merembes ke seluruh organ tubuhku.

Tidak ada yang bisa menyelamatkanku. Aku tidak menemukan cara untuk menyelamatkan diri sendiri.

Sampai akhirnya, aku menemui seorang psikolog. Dia bertanya, "Pernah dengar terapi desensitisasi?"

Menghadapi rasa sakit secara langsung, aktif menunjukkan cinta, sampai dalam kekecewaan yang berulang-ulang, perasaan itu terkikis habis.

Maka hari itu, aku berdandan, mengenakan baju baru, memasang senyuman, dan dengan inisiatif mencari Rolex.

Kilau keterkejutan melintas di matanya, tetapi dia tetap menahan diri dan bertanya, "Sudah tahu salahmu di mana?"

Apa aku tahu? Tentu saja tahu.

Aku salah karena tidak membuka mata lebar-lebar, salah karena tidak punya keberanian untuk melepaskan, salah karena sampai sekarang masih menyimpan ilusi tentang Rolex.

Begitulah, kami pun kembali bersama.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Di Antara Pacarku dan Janda   Bab 11

    Itu memang indah, tetapi juga merepotkan dan sangat menghabiskan uang.Kali ini, Ziva merajuk dan pergi, bahkan memblokirnya. Itu sudah agak berlebihan.Di hati Rolex muncul sedikit rasa panik. Dia ingin mencari Ziva, tetapi Ziva tidak memberi tahu keberadaannya kepada satu pun teman mereka. Selain itu ....Ketukan pintu terdengar. Chellyn datang.Beberapa hari ini, Chellyn datang mencarinya setiap hari. Rolex juga merasa tidak enak hati menolak seorang perempuan yang baru bercerai dan sedang terpuruk.Dia membuka pintu dan melihat Chellyn yang berdandan rapi. Gaun ketat membalut pinggulnya dan menonjolkan lekuk tubuhnya.Rolex tanpa sadar menelan ludah. Kata-kata penolakan tak satu pun keluar. Chellyn membawa dua botol alkohol. Sambil tersenyum, dia berkata, "Rolex, temani aku minum sedikit. Untuk merayakan kebebasanku kembali."Gelas demi gelas, lalu pakaian pun menghilang. Apa yang terjadi setelahnya berlangsung sangat tiba-tiba. Setengah mabuk adalah keadaan paling mudah untuk pura

  • Di Antara Pacarku dan Janda   Bab 10

    Apa dia sempat diam-diam melakukan dua kali push-up saat mengganti baju?Aku tiba-tiba tertawa. "Apa aku kenal gadis yang disukai Kak Willy selama enam tahun itu?"....Rolex tak kunjung mengembalikan uang itu, padahal gajinya jelas tinggi. Aku sibuk dengan pekerjaan, jadi belum sempat mengurus hal ini lagi.Sementara itu, Willy membagikan opsi saham kepada anggota inti. Semua orang pun bekerja lebih giat.Suatu hari, aku menerima telepon dari salah satu teman Rolex. "Kak Ziva, Kak Rolex sudah sadar dia salah. Waktu mabuk, dia terus nyebut namamu ...."Setahun terakhir, aku sudah memblokir banyak nomor Rolex dan teman-temannya. Siapa sangka, masih ada yang tersisa.Lembur terlalu melelahkan, jadi aku menganggap ini sebagai selingan dan tidak langsung menutup telepon. Teman Rolex seolah-olah melihat secercah harapan. Dia pun semakin bersemangat saat berbicara."Kami semua pernah lihat si Chellyn. Dia cuma perempuan murahan, mana bisa dibandingkan sama Kak Ziva! Kak Rolex cuma kasihan sa

  • Di Antara Pacarku dan Janda   Bab 9

    Aku menerimanya dengan senang hati. Setelah turun dari pesawat, Willy kembali menemaniku menemui pengacara. Rolex dan pengacaranya juga ada di sana.Saat melihatku dan Willy muncul bersamaan, ekspresinya sempat memburuk sesaat. Sepanjang proses, tatapannya terpaku erat padaku.Karena ada catatan transfer dan tabungan itu dulu disimpan atas nama pernikahan, mengambil kembali uang tersebut sebenarnya tidak sulit. Namun, Rolex tidak mau bekerja sama."Chellyn sudah ke luar negeri. Aku juga sudah nggak berhubungan dengannya lagi. Kenapa kamu masih ngambek? Aku akui, sebelumnya ada beberapa hal yang nggak pantas kulakukan. Tapi ...."Aku bahkan tidak mengangkat kepala saat menyela, "Transfer 900 juta ke rekeningku."Rolex menatapku lekat-lekat. "Kamu benar-benar setega ini?"Aku berkata kepada Willy, "Nanti kita makan bareng ya."Rolex melotot ke arahku dan berteriak, "Ziva!"Ketika aku dan Willy hendak pergi, Rolex tiba-tiba bersikap nekat. Dia memekik, "Hei! Willy, kamu tahu aku dan Ziva

  • Di Antara Pacarku dan Janda   Bab 8

    Willy bilang dia juga ingin mencoba. Namun, kelasku itu kelas kebugaran khusus perempuan, jadi aku hanya bisa menolaknya. Lagi pula, dari penampilannya, dia pasti sering ke gym, tidak perlu ikut denganku.Saat keluar dari kantor, aku melihat Rolex mondar-mandir di sekitar sana. Sepertinya dia sedang mencariku. Di negeri orang, tindakannya ini sama saja dengan mencari jarum di tumpukan jerami.Dia datang untuk jalan-jalan, tidak bisa tinggal lama dan sebentar lagi harus pulang ke negara asal. Jadi, aku sama sekali tidak khawatir akan bertemu dengannya. Aku hanya tidak menyangka dia bisa setidak tahu malu ini.Beberapa hari kemudian, aku menerima telepon dari ibuku. Begitu membuka mulut, isinya langsung omelan."Kamu sama Rolex itu sebenarnya kenapa? Dia sudah datang ke sini, cepat pulang. Sudah sebesar ini dan sudah mau nikah, masih pakai drama kabur dari rumah."Sepertinya aku mendengar suara Rolex dari seberang telepon. Dia di sana berusaha menenangkan suasana, menyuruh ibuku jangan m

  • Di Antara Pacarku dan Janda   Bab 7

    "Dia selingkuh?""Ya.""Dia mau balikan?""Kurang lebih begitu.""Kamu mau balikan sama dia?"Aku memutar bola mata, malas menjawab. "Kak, pertanyaanmu banyak banget."Di bawah cahaya yang remang, Willy menatapku. Ditatap pria tampan seperti itu, aku tentu merasa malu. Pipiku terasa agak panas.Beberapa detik kemudian, Willy tiba-tiba bertanya, "Coba tebak, kenapa aku nanya sebanyak itu?"Keesokan harinya, aku bertemu Rolex. Namun, dia bukan datang mencariku. Di sampingnya berdiri Chellyn.Mereka keluar bersama dari sebuah toko barang mewah. Chellyn menggandeng lengan Rolex, sementara Rolex menenteng kantong belanja merek mewah, barang yang tentu saja tidak pernah dia belikan untukku.Saat melihatku, ekspresi Chellyn sedikit berubah. Dia berkata dengan nada menyindir, "Rolex, aku sudah bilang, dia nggak akan tega ninggalin kamu. Lihat saja, sampai ngejar ke sini."Rolex menarik lengannya dari pelukan Chellyn dan berjalan ke arahku. "Ziva, jangan salah paham. Aku cuma temani dia ke luar

  • Di Antara Pacarku dan Janda   Bab 6

    Pada diri Ziva, dia merasakan kehidupan. Kehidupan biasa tidaklah menjengkelkan. Namun, itu tidak berarti dia harus memutus hubungan dengan Chellyn sepenuhnya.Cinta pertama memang selalu berbeda. Dia juga hanya menjalankan kewajiban sebagai seorang teman.Chellyn menangis sambil melemparkan tubuhnya ke pelukan Rolex. Tubuh lembut itu gemetar tanpa henti.Pada akhirnya, Rolex menelepon restoran dan menunda lamaran malam ini ke malam berikutnya. Bagaimanapun, dia belum mengatakan pada Ziva bahwa malam ini dia akan melamar.Sambil memikirkannya, dia mengirim pesan kepada Ziva.[ Ziva, malam ini aku mendadak lembur. Kita keluar makan besok malam saja. ]Setelah mengirim pesan itu, Rolex menunggu sebentar, tetapi tidak mendapat balasan dari Ziva. Dia membuka kembali riwayat chat di atas, lalu menghela napas.Entah sejak kapan, Ziva membalas pesannya semakin lama. Mungkin dia masih marah. Namun, tidak apa-apa. Setelah hari ini, dia akan membujuk Ziva. Dia akan memberi Ziva sebuah pernikahan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status