Short
Tidak Akan Diremehkan lagi Oleh Kamu

Tidak Akan Diremehkan lagi Oleh Kamu

By:  AprilCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10Chapters
12views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Di hari pernikahan, pacarku Hubert menyuruh orang mengusirku dari aula pernikahan, lalu masuk sambil bergandengan tangan dengan sahabat masa kecilnya. Aku terduduk di lantai dengan tak percaya, bunga pernikahan yang tadinya ada di tanganku hancur lebur di lantai, tapi dia bahkan tidak melirikku. "Anak Yuna butuh seorang ayah. Setelah situasi lebih tenang, aku akan menikahimu." Semua orang mengira aku yang begitu setia akan rela menunggunya sebulan lagi. Bagaimanapun juga, aku sudah menunggu pernikahan ini selama tujuh tahun. Tapi malam itu, aku melakukan sesuatu yang tak terbayangkan .... Aku menyetujui pernikahan yang diatur orang tuaku, lalu segera pergi ke luar negeri. Tiga tahun kemudian, aku pulang ke negara ini untuk menjenguk orang tua. Suamiku Leandro kini adalah presiden perusahaan multinasional. Karena mendadak ada rapat penting, dia khusus menyuruhku pergi ke kantor cabang dalam negeri dulu. Dia bahkan menyuruh bawahannya untuk menyambutku. Tak disangka, bawahan itu ternyata Hubert yang sudah tiga tahun tidak bertemu. Sekilas saja Hubert melihat cincin yang berkilauan di jari tanganku. "Itu 'kan model tiruan dari cincin yang dibeli Pak Leandro dengan harga 10 miliar untuk istrinya? Tak disangka setelah beberapa tahun tak jumpa, kamu malah jadi begitu mengejar gengsi." "Kamu sudah ngambek cukup lama, harusnya sudah puas. Pulanglah! Anak Yuna sudah masuk usia sekolah, pas sekali bisa kamu yang antar makanan tiap hari." Aku tidak mengatakan apa-apa, hanya mengusap cincin itu dengan perlahan. Hubert tidak tahu, ini adalah cincin dengan permata paling murah dari sekian banyak permata yang pernah Leandro berikan padaku.

View More

Chapter 1

Bab 1

Saat melangkah masuk ke ruang tamu kantor, aku melihat sebuah papan besar bertuliskan [Selamat Datang, Nyonya Fusman.]

Di belakang papan itu, berdirilah mantan pacarku yang sudah tiga tahun tak kutemui, Hubert.

Tiga tahun telah berlalu, dia tetap saja tidak memberi penjelasan apa pun, juga tidak ada sepatah kata pun permintaan maaf.

Berdiri di tengah kerumunan dengan gaya sombong, dia merangkul Yuna di lengannya. Di belakangnya ada sekelompok bawahan penjilat yang sedang menunggu dengan penuh harap di pintu kedatangan.

Salah satu dari mereka yang bermata tajam melihatku, lalu terkekeh seraya berujar, "Eh, Hubert, bukankah itu si pengikut yang dulu tiap hari nempel di belakangmu? Yang namanya apa ya? Kenapa dia bisa ada di sini?"

Hubert juga sempat tertegun, tapi dengan cepat memasang sikap acuh tak acuh, seolah semua ini sudah dalam perkiraannya.

"Dia pasti pakai namaku. Aku sudah bilang, dia sama sekali nggak bisa lepas dariku, pasti akan kembali dengan patuh ke sisiku."

Orang-orang pun tertawa keras sambil menimpali,

"Vadya dulu tiba-tiba menghilang tanpa sepatah kata, kukira dia benar-benar punya harga diri. Ternyata sekarang dia tahu kalau Hubert sudah jadi eksekutif di perusahaan besar, makanya balik lagi mau nempel ketat!"

"Tapi serius, Vadya, kalau mau pura-pura bertemu secara kebetulan, paling nggak berdandanlah dulu. Apaan yang kamu pakai ini? Sprei nenekmu?"

"Jangan-jangan setelah berpisah dari Hubert, kamu bahkan nggak sanggup beli baju layak? Hidupmu sampai begitu menyedihkan?"

Mereka masih mengira aku adalah gadis yang dulu berdandan menor, berpakaian terbuka, berusaha mati-matian menyenangkan Hubert.

Mereka tidak tahu, tiga tahun lalu aku sudah meninggalkan panggung konyol itu.

Aku menikah dengan seorang pria yang memperlakukanku sebagai permata berharga, bukan sekadar mainan ... seorang presiden konglomerat multinasional, Leandro Fusman.

Baju santai dan tebal yang kupakai ini adalah rancangan khusus yang dipesan Leandro demi kenyamananku dan kehangatanku selama hamil.

Karena kehamilan, aku juga terbiasa tampil tanpa riasan.

Jelas, orang yang mereka tunggu untuk dijemput adalah aku, hanya saja mereka belum menyadari siapa aku sebenarnya.

Melihat diriku yang terus diam, seseorang yang dulu cukup akrab denganku buru-buru mencoba menyelamatkan situasi, "Vadya, yang penting kamu bisa kembali sudah bagus. Selama ini Hubert selalu mencarimu, ke mana-mana bertanya tentangmu."

Wajah Hubert yang tadinya mengulum senyum segera terlihat kaku.

Demi menyelamatkan harga diri, dia mengangkat bahu dengan sok tak peduli, lalu berkata, "Anak Yuna sebentar lagi masuk sekolah, kebetulan butuh orang untuk antar makanan. Jangan bikin ribut lagi, pulanglah dan masak untuk anak itu."

Hubert masih dengan sikapnya yang sok tahu dan merasa paling benar.

Tapi aku sudah bukan lagi gadis kecil yang dulu hanya punya dia di mataku. Bertemu dengannya lagi, yang kurasakan hanya rasa muak.

Tak ingin buang waktu berbicara dengan mereka, aku hendak menjelaskan identitasku, tapi Yuna lebih dulu membuka mulut,

"Vadya, jangan salahkan Hubert, dia juga demi kebaikanmu. Bagaimanapun, kamu menghilang tiga tahun, siapa tahu kamu bekerja rendah di luar sana?"

"Sekarang kamu jadi tampak miskin begini, kalau dia biarkan kamu jadi sekretaris atau semacamnya, bukankah hanya akan mempermalukan dia?"

"Tenang saja, selama kamu mau bantu aku menjaga anak, nggak akan ada yang meremehkanmu."

Aku mengangkat alis, kedua tanganku meraba-raba perutku, tetapi tidak ada respons.

Aku hanya ingin tahu, sampai di mana batas kesombongan orang-orang ini.

Hubert malah salah paham, mengira aku sedang cemburu padanya, ujung bibirnya terangkat dengan senyum meremehkan, "Sudahlah, kalau sudah tak sanggup bertahan di luar, lalu kembali dengan lesu, harusnya bersyukur masih bisa diberi pekerjaan."

"Uruslah anak baik-baik, jangan bikin ribut lagi, sadarlah dengan posisimu."

"Aku tahu kamu tak bisa lepas dariku. Begini saja, di perusahaan masih ada kamar kosong untuk tukang bersih-bersih, kamu bisa tinggal di sana."

Begitu ucapannya selesai, orang-orang di sekeliling segera tertawa dengan nada mengejek.

"Vadya, lihat betapa baiknya Hubert padamu, takut kamu menderita di luar, makan dan tempat tinggal pun dia siapkan."

"Cuma disuruh bantu Yuna antar makanan, bukankah lebih baik daripada hidup miskinmu seperti dulu? Masih nggak cepat-cepat berterima kasih pada Hubert?"

"Apa dia bisa melakukan ini dengan baik? Jangan-jangan nanti anaknya malah keracunan makanan."

Yuna dengan sengaja memainkan anting berlian di telinganya, menambahkan dengan nada pura-pura baik, "Vadya, jangan khawatir, anaknya tidak pilih-pilih, dia bakal makan apapun yang kamu masak. Cuma dia makan banyak, jadi kamu harus mulai masak beberapa jam sebelum jam makan, apa kamu keberatan?"

Hubert mendengus sambil tertawa, lalu melirik ke arahku, "Apanya yang dia keluhkan? Dulu hanya karena masalah sepele sudah kabur, sekarang setelah gagal di luar baru balik lagi, pantas saja kalau harus menderita sedikit."

Mendengar itu, aku perlahan mengernyitkan dahi.

Sampai sekarang, rupanya dia masih menganggap tindakannya mengusirku dari gedung pernikahan dan menikahi Yuna hanyalah hal sepele?

Akhirnya aku benar-benar paham, anak laki-laki yang dulu menemani aku semalaman tanpa tidur saat aku kecelakaan; yang dulu hanya punya 20 ribu di sakunya tapi rela menghabiskannya untuk membelikan aku kue; yang pernah bersumpah di depan makam orang tuanya akan selalu memperlakukan aku dengan baik ... ternyata telah lama tiada.

Yang tersisa hanyalah sosok kosong yang menyedihkan dan arogan di depanku ini.

Sudahlah.

Semua itu sudah berlalu, tak perlu diungkit lagi.

Lagi pula, sebentar lagi aku akan melahirkan anak kedua.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
10 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status