Home / Romansa / Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali / BAB 69 : Mengapa Begitu Baik?

Share

BAB 69 : Mengapa Begitu Baik?

Author: reefisme
last update Last Updated: 2025-03-30 21:02:16
Nielson baru saja mengantar Molly Beckett pulang.

Saat hendak berpamitan, ia mendapati Tim Beckett, ayah Molly, duduk di ruang tamu dengan ekspresi serius.

"Nielson," panggil Tim, membuat langkah Nielson terhenti. "Bagaimana dengan pengembangan konsep yang kau tangani? Sudah dipenuhi ide-ide baru?"

Nielson tersenyum kaku, merasakan keringat dingin di tengkuknya. "Saya sedang mengerjakannya, Pak. Mengenai ide... ada beberapa hal dalam kepala saya, tapi belum saya tuangkan dengan benar. Saya masih mencari waktu yang tepat untuk itu."

Tim mengangguk kecil, lalu berkata dengan nada tegas, "Kalau begitu, manfaatkan waktu libur seperti ini untuk mulai menuangkan ide-idemu dengan benar."

"Tentu, Pak." Nielson mengangguk cepat, merasa gugup.

Ia segera berpamitan, tak sanggup jika terus dicecar soal konsep itu.

Bagaimanapun, itu bukan hasil pemikirannya sendiri. Konsep itu sepenuhnya adalah milik Catelyn.

Begitu Nielson pergi, Nyonya Beckett menoleh pada suaminya dengan tatapan sedikit menghard
reefisme

ReeFellows! Terima kasih ya... sudah menyapa Author di kolom komentar kemarin. Senang sekali, berasa beneran ditemani kalian! Makasih juga untuk yang ngasih hadiah dan Gems buat buku ini! So happy! Luv you all....... ^,^

| 8
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Tauristy
SEMANGAT YA PEJUANG NOVEL
goodnovel comment avatar
janakamengembara
banyak ketinggalan, berusaha nyusul. buka2in bab dulu pake kain. habis itu baru baca, biar joss
goodnovel comment avatar
meiranda sandria d
met lebaran dan liburan thorr, maaf lahir batin yaa.. maaf klo sering minta update mlu.. kekeke...abis gmna dunk klo sehari ga baca tulisanmu tuh kya ada yg kurengg gtu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 172 : Meluluhkan Hati?

    Catelyn mengangguk pelan. “Ya. Ceritanya panjang. Tapi aku memang kembali ke ADG lagi. Aku sekarang pegawai tetap.”“Selamat, Cat! Itu keren!” Pujian tulus dan bangga terlontar dari Brian.“Ya, itu keren,” Catelyn membeo pelan.Brian memperhatikan wajahnya. Ia mengenal raut murung yang tak bisa disembunyikan di balik senyum pura-pura. Ia tahu gadis itu terlalu pandai menelan rahasia luka dengan diam.“Bagaimana kabarmu sebenarnya?”Catelyn tak menjawab segera.Ia memotong kue itu, mencicipinya perlahan, sebelum akhirnya bersuara dengan lirih. “Brian… Menurutmu, apa artinya jika seorang pria enggan mengenalkan kekasihnya pada orangtuanya?”Pertanyaan itu meluncur seperti kabut tipis di udara dingin. Brian memandanginya sejenak. Lama.“Kau sedang membicarakan seseorang,” ujarnya tenang. “Atau dirimu sendiri?”Catelyn menunduk, menggenggam sendok kecil di tangannya. “Hanya ingin tahu.”Brian menarik napas, bersandar di sandaran kursinya. “Bisa jadi… pria itu memang tidak serius. Bisa jug

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 171 : Nostalgia

    Langit siang tampak cerah di atas pusat kota Denver, namun suasana hati Catelyn Adams tetap mendung.Di dalam gedung kaca modern milik Aurora Development Group (ADG), deretan meja kerja tertata rapi seperti biasanya. Namun di antara keramaian kantor yang hidup dengan suara ketikan dan langkah kaki, ada satu sudut yang terasa sunyi.Catelyn duduk diam di balik layar monitornya, menatap kosong pada dokumen yang sudah sejak satu jam lalu tak lagi ia sentuh.Jemarinya hanya menggenggam pena, namun tak satu pun kata mengalir ke catatannya.Pikirannya terpecah—kabur, terganggu. Bukan oleh beban pekerjaan, melainkan oleh satu nama yang terus berputar di benaknya.Ethan.Percakapan terakhir mereka masih terputar jelas dalam ingatannya.Suara Ethan, tatapannya, dan terutama caranya menatap Catelyn seolah ada dinding tak terlihat yang kembali tumbuh di antara mereka.Catelyn menggigit bibir bawahnya pelan, lalu memejamkan mata sebentar, seolah bisa mengusir bayangan itu dengan sekali helaan nap

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 170 : Kegalauan

    Pintu apartemen tertutup perlahan.Bukan dengan bentakan atau amarah, tapi dengan keheningan yang jauh lebih menyakitkan.Ethan berdiri di depan pintu selama beberapa detik. Ia menatap gagang pintu itu, seolah berharap keajaiban akan terjadi dan Catelyn akan membuka kembali.Namun tidak. Yang menjawabnya hanya suara lift yang terbuka di ujung koridor.Ethan menarik napas panjang, menekan kedua pelipisnya. Rasa frustrasi menyelimuti dadanya.Saat itu ia mendengar langkah kaki di belakang. Axel berdiri tegak, menjaga jarak beberapa meter darinya.“Axel.”“Ya, Tuan?”Ethan menatapnya dengan mata tajam. “Apa ada yang terjadi sebelum aku datang?”Axel ragu sejenak, lalu berkata, “Nona Adams bertanya tentang orangtua Anda. Tuan Wayne dan terutama, tentang Nyonya.”Hening.Wajah Ethan mengeras. “Apa yang kau katakan padanya?”“Saya tidak berani, Tuan,” jawab Axel jujur. “Saya hanya mengatakan bahwa Tuan Wayne tinggal di Madison. Tapi tentang Nyonya, saya tidak menjelaskan apapun dan tepat saa

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 169 : Perselisihan Mereka

    Axel membuka mulut, tampak ingin menjawab—lalu menutupnya kembali.“Axel, jika aku ingin diterima kedua orangtua Ethan, bukankah aku harus tahu siapa dan bagaimana mereka?”“Nona, saya tidak yakin bisa—”“Catelyn.” Suara bariton yang familiar itu datang dari sisi lain trotoar.Catelyn menoleh cepat.Ethan Wayne berjalan menghampiri mereka, setelan hitamnya sempurna, dasi perak terikat rapi di lehernya. Udara di sekitarnya seolah berubah saat ia hadir—menenangkan, dan terarah.Axel segera memberi hormat kecil dan mundur.Ethan menatap Catelyn, lalu Axel. “Apakah ada masalah?”“Tidak,” jawab Catelyn cepat. Ia berusaha menetralisir nada suaranya. “Aku hanya sedang... bertanya tentang sesuatu.”“Pada Axel?”“Ya.” Catelyn menatap mata biru Ethan. “Kenapa?”“Apa tidak bisa ditanyakan padaku?”“Bisa.”“Mengapa kau tidak menanyakannya padaku saja, hm?” Ethan meraih tangan Catelyn, namun gadis itu menepisnya secara halus.Mata biru pria tampan itu melirik sekilas, lalu kembali bertanya pada sa

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 168 : Kapan Bertemu Mereka?

    ‘Jadi, kau memang benar-benar wanita kantoran, ya?’Suara ceria Noah menggema melalui layar ponsel, memperlihatkan wajah kakak laki-laki Catelyn yang tengah bersandar santai di sofa rumah keluarga mereka di Basalt.Latar belakang panggilan video menampilkan ruang keluarga yang hangat, dengan kilau cahaya temaram dari lampu gantung yang familiar.Catelyn tersenyum kecil, menggeser posisi duduknya agar kamera menampilkan sebagian besar area kerjanya di suatu lantai di gedung ADG.“Lihat sendiri. Aku tidak bohong soal pekerjaan ini,” ujarnya, berusaha terdengar ringan, meski tubuhnya terasa lelah usai seharian bekerja.‘Wow, tempatmu keren juga,’ komentar Noah sambil menyipitkan mata. ‘Tapi… kenapa mejanya kosong? Tidak ada foto Ethan di sana?’“Sshht!” Catelyn meletakkan jari telunjuk di depan bibir. “Jangan sebut namanya di sini.”‘Tapi kenapa?’Sebelum Catelyn sempat menjawab, suara berat dan sinis menyela dari luar layar.‘Apa kau tidak diakui di muka umum?’ ujar Vincent, ‘Apa Wayne i

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 167 : Belajar Melepaskan

    James menunduk, mengusap pelipisnya. “Bukan aku tidak tahu. Sejak mengenal Catelyn Adams, Ethan mulai mengabaikan pekerjaan. Delegasi terbengkalai. Presentasi yang seharusnya ia sampaikan ditunda. Jika ia terus seperti ini, G&P bisa kehilangan reputasi.”Pria paruh baya itu mengembus pelan. “Aku hanya mengkhawatirkan anak itu. Dulu dia meninggalkan Wayne Group dan menolak bantuanku dan dengan percaya dirinya mengatakan ia akan membangun kerajaannya sendiri tanpa bayang-bayang Wayne Group. Hati anak itu akan hancur juga jika terjadi sesuatu pada G&P.”Elara yang sejak awal hanya diam dan memperhatikan, kini mengangkat tatapan, suara lembutnya menembus udara seperti embun yang turun di pagi hari.“Ayah...” katanya pelan. “Dulu, Arion juga sempat meninggalkan meja kerjanya. Ia tinggalkan kantor demi mencariku, atau sekadar ingin bersamaku. Tapi lihatlah Triton Land dan AE Group sekarang. Mereka tidak runtuh. Tidak melemah.”James terdiam.Liliana tersenyum dan menimpali sambil melirik sua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status