Share

Bab 23

Aku menghela napas, sedikit lega. Melihat Sandi begitu serius belajar, dalam hati juga bertekad menyudahi masa kebodohan. Aku bisa memiliki nilai lebih dari segi prestasi, buktinya tugas fisika tadi, Pak Sarjito memujiku karena benar semua, hanya aku yang benar semua selisih satu poin dari Sandi. Aku baru tahu selama ini Sandi selalu mendapat ranking pertama di kelas, tapi kenapa anak itu justru kulihat selalu menyendiri? Bahkan beberapa anak selalu merundungnya secara verbal, apakah gaya Sandi yang cupu? Mungkin saja.

Sandi nampak lebih pendiam, entah perasaanku saja, apakah dia merasa tersaingi olehku sekarang?

"Aku meremehkan dia, sepertinya otaknya lumayan encer," kata Reni.

"Otak encer untuk apa? Zaman sekarang cewek itu harus cantik, baru ada yang suka," jawab Rita.

Telingaku serasa berdengin mendengar mereka membicarakan aku, apa mereka tidak punya perasaan? Orang yang mereka bicarakan ada di belakang dan dengan jelas dapat mendengar percakapan tersebut.

Aku cuma bisa menebal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bundanya Aidil De'lislis
ceritanya bagus....tp yah gitu buka bab nya mhl bnget
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status