Share

Karma

“Bang tadi siang Mas Bagas ke sini,” ucapku. Kusuguhkan secangkir kopi di depan meja kerjanya, dia yang tengah fokus menatap layar laptop dengan cepat mengalihkan pandangannya padaku.

“Dia enggak ngapa-ngapain kamu ‘kan?” Dia langsung berdiri lalu memegangi kedua pundakku.

“Ga kok aku baik-baik aja, lagian Adek enggak keluar kamar tadi.”

“Baguslah kalau sampai dia nyentuh Adek ....”

“Abang mau apa?”

“Hajar.”

“Maen hajar aja sih, Bang.”

Lelakiku ini kenapa jadi begitu emosional. Tidak semuanya harus di selesaikan dengan perkelahian bukan.

“Hari ini Adek masak Bang, makan dulu yuk!” ajakku sembari menggelayuti pundaknya yang dari tadi masih saja sibuk dengan laptopnya.

Lelaki itu memegangi kedua lenganku, lalu tak lama berbalik dan menciumnya.

“Manja ya, istri Abang.”

“Bukan manja Sayang, ‘kan memang waktunya makan.”

“Ya udah ayo!”

Dia menuntunku keluar dari ruang kerjanya. Namun, bukannya ke ruang makan dia malah menuntunku ke arah kamar kami.

“Loh kok ke sini, Bang?”

Dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status