Share

Ayah pulang

Pagi itu, matahari baru saja menampakkan diri dari ufuk timur ketika Valerie tengah asyik menyapu halaman rumah yang dipenuhi dedaunan kering yang tertiup angin semalam. Seiring angin berhembus lembut, suara deru mesin mobil yang akrab ditelinganya mulai terdengar dari kejauhan. Hatinya langsung berdebar, seolah tahu siapa yang akan datang. Aron, ayahnya yang telah lama bekerja di luar negeri, akhirnya pulang!

Valerie berhenti menyapu dan memperhatikan mobil hitam besar yang semakin mendekat. Saat mobil itu berhenti di depan rumah, ia tidak bisa menahan kegembiraannya. Valerie melempar sapu yang ia pegang, dan berlari secepat kilat ke arah ayahnya yang baru saja keluar dari mobil. Tanpa ragu, ia melompat ke pelukan Aron yang selalu menjadi pelindungnya.

"Ayah, aku merindukanmu!" ucap Valerie sambil menangis haru. Aron memeluk anaknya erat, menepuk punggung gadis itu sambil menahan air mata bahagia.

"Val, ayah juga sangat merindukanmu. Ayah bahagia bisa pulang dan melihatmu sehat," balas Aron sambil menyeka air mata Valerie yang jatuh di pipinya.

Mereka berpelukan di halaman rumah sambil menikmati hangatnya sinar matahari pagi yang menyinari wajah mereka. Sejenak, Valerie merasa aman dari perlakuan buruk ibu tiri dan kakak tirinya yang jahat. Aron pun menarik diri dari pelukan, menatap Valerie dengan mata berkaca-kaca.

"Ayah harap, selama ayah tidak ada, Sarah dan Maria menjagamu dengan baik, ya?" tanya Aron, masih terbawa perasaan haru.

Valerie tersenyum tipis dan mengangguk. "Ya, Ayah. Jangan khawatir," ucapnya. Meskipun Valerie tahu bahwa kedua wanita itu tidak pernah benar-benar baik kepadanya, ia tidak ingin membuat ayahnya khawatir.

Tak lama kemudian, Sarah dan Maria keluar dari rumah. Mereka berpura-pura ramah dan bahagia melihat kedatangan Aron. Sarah melangkah mendekat dan memeluk suaminya, sementara Maria berdiri di samping mereka, tersenyum lebar.

"Selamat datang kembali, Sayang," ucap Sarah sambil mencium pipi Aron. Maria ikut menyapa, "Kami merindukanmu, Ayah."

Aron tersenyum dan memeluk keduanya, tidak menyadari sifat mereka yang sebenarnya. "Terima kasih, Sayang, Maria. Aku senang bisa pulang dan berkumpul bersama kalian semua lagi," ujar Aron dengan tulus.

Saat itu, Valerie hanya bisa menatap mereka dari kejauhan. Hatinya merasa tidak nyaman dengan kehadiran ibu tiri dan kakak tirinya, namun ia berusaha untuk bersikap sopan dan tersenyum. Valerie yakin, selama ayahnya di rumah, ia akan terlindungi dari perlakuan mereka.Sarah dan Maria terlihat akrab dengan Aron saat mereka berjalan masuk ke rumah. Mereka berbincang tentang berbagai hal, termasuk perkembangan bisnis Aron selama ia di luar negeri dan juga kehidupan mereka di rumah. Aron menunjukkan rasa syukurnya kepada Sarah dan Maria yang telah menjaga Valerie selama ia tidak ada.

"Mari kita duduk di ruang tamu dan bercerita lebih banyak," ajak Aron kepada mereka semua, termasuk Valerie yang masih berdiri di halaman. Mereka pun bergegas ke ruang tamu dan duduk di sofa yang empuk.

Sarah mulai bercerita tentang berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh Valerie selama Aron tidak ada. Ia berbohong tentang betapa baiknya ia dan Maria menjaga adik tiri mereka, membuat Aron semakin percaya bahwa mereka adalah keluarga yang harmonis. Maria pun sesekali menambahkan cerita atau menimpali, mereka berdua tampak begitu akrab dan kompak.

Valerie duduk di sebelah ayahnya, ia merasa tidak nyaman mendengar cerita Sarah dan Maria yang sebagian besar adalah kebohongan. Namun, Valerie tidak ingin menciptakan suasana yang tidak baik, jadi ia memilih untuk tetap tersenyum dan menahan perasaannya.

Aron tertawa puas mendengar cerita-cerita mereka, ia merasa beruntung memiliki keluarga yang hebat ini. "Terima kasih, Sarah dan Maria, karena telah menjaga Valerie dengan baik. Aku tahu aku bisa mengandalkan kalian," ucap Aron dengan tulus.

Sarah dan Maria tersenyum lebar. "Tentu saja, Sayang" jawab Sarah dengan manis. Maria mengangguk setuju.

Valerie merasa jantungnya berdegup kencang, ia ingin berteriak dan membuka mata ayahnya tentang kebohongan yang dibuat oleh Sarah dan Maria. Namun, ia tahu bahwa itu hanya akan membuat Aron kecewa dan bersedih, jadi ia memilih untuk diam

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status