Share

Ayah pulang

Penulis: Peupeuya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-03 23:02:06

Pagi itu, matahari baru saja menampakkan diri dari ufuk timur ketika Valerie tengah asyik menyapu halaman rumah yang dipenuhi dedaunan kering yang tertiup angin semalam. Seiring angin berhembus lembut, suara deru mesin mobil yang akrab ditelinganya mulai terdengar dari kejauhan. Hatinya langsung berdebar, seolah tahu siapa yang akan datang. Aron, ayahnya yang telah lama bekerja di luar negeri, akhirnya pulang!

Valerie berhenti menyapu dan memperhatikan mobil hitam besar yang semakin mendekat. Saat mobil itu berhenti di depan rumah, ia tidak bisa menahan kegembiraannya. Valerie melempar sapu yang ia pegang, dan berlari secepat kilat ke arah ayahnya yang baru saja keluar dari mobil. Tanpa ragu, ia melompat ke pelukan Aron yang selalu menjadi pelindungnya.

"Ayah, aku merindukanmu!" ucap Valerie sambil menangis haru. Aron memeluk anaknya erat, menepuk punggung gadis itu sambil menahan air mata bahagia.

"Val, ayah juga sangat merindukanmu. Ayah bahagia bisa pulang dan melihatmu sehat," balas Aron sambil menyeka air mata Valerie yang jatuh di pipinya.

Mereka berpelukan di halaman rumah sambil menikmati hangatnya sinar matahari pagi yang menyinari wajah mereka. Sejenak, Valerie merasa aman dari perlakuan buruk ibu tiri dan kakak tirinya yang jahat. Aron pun menarik diri dari pelukan, menatap Valerie dengan mata berkaca-kaca.

"Ayah harap, selama ayah tidak ada, Sarah dan Maria menjagamu dengan baik, ya?" tanya Aron, masih terbawa perasaan haru.

Valerie tersenyum tipis dan mengangguk. "Ya, Ayah. Jangan khawatir," ucapnya. Meskipun Valerie tahu bahwa kedua wanita itu tidak pernah benar-benar baik kepadanya, ia tidak ingin membuat ayahnya khawatir.

Tak lama kemudian, Sarah dan Maria keluar dari rumah. Mereka berpura-pura ramah dan bahagia melihat kedatangan Aron. Sarah melangkah mendekat dan memeluk suaminya, sementara Maria berdiri di samping mereka, tersenyum lebar.

"Selamat datang kembali, Sayang," ucap Sarah sambil mencium pipi Aron. Maria ikut menyapa, "Kami merindukanmu, Ayah."

Aron tersenyum dan memeluk keduanya, tidak menyadari sifat mereka yang sebenarnya. "Terima kasih, Sayang, Maria. Aku senang bisa pulang dan berkumpul bersama kalian semua lagi," ujar Aron dengan tulus.

Saat itu, Valerie hanya bisa menatap mereka dari kejauhan. Hatinya merasa tidak nyaman dengan kehadiran ibu tiri dan kakak tirinya, namun ia berusaha untuk bersikap sopan dan tersenyum. Valerie yakin, selama ayahnya di rumah, ia akan terlindungi dari perlakuan mereka.Sarah dan Maria terlihat akrab dengan Aron saat mereka berjalan masuk ke rumah. Mereka berbincang tentang berbagai hal, termasuk perkembangan bisnis Aron selama ia di luar negeri dan juga kehidupan mereka di rumah. Aron menunjukkan rasa syukurnya kepada Sarah dan Maria yang telah menjaga Valerie selama ia tidak ada.

"Mari kita duduk di ruang tamu dan bercerita lebih banyak," ajak Aron kepada mereka semua, termasuk Valerie yang masih berdiri di halaman. Mereka pun bergegas ke ruang tamu dan duduk di sofa yang empuk.

Sarah mulai bercerita tentang berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh Valerie selama Aron tidak ada. Ia berbohong tentang betapa baiknya ia dan Maria menjaga adik tiri mereka, membuat Aron semakin percaya bahwa mereka adalah keluarga yang harmonis. Maria pun sesekali menambahkan cerita atau menimpali, mereka berdua tampak begitu akrab dan kompak.

Valerie duduk di sebelah ayahnya, ia merasa tidak nyaman mendengar cerita Sarah dan Maria yang sebagian besar adalah kebohongan. Namun, Valerie tidak ingin menciptakan suasana yang tidak baik, jadi ia memilih untuk tetap tersenyum dan menahan perasaannya.

Aron tertawa puas mendengar cerita-cerita mereka, ia merasa beruntung memiliki keluarga yang hebat ini. "Terima kasih, Sarah dan Maria, karena telah menjaga Valerie dengan baik. Aku tahu aku bisa mengandalkan kalian," ucap Aron dengan tulus.

Sarah dan Maria tersenyum lebar. "Tentu saja, Sayang" jawab Sarah dengan manis. Maria mengangguk setuju.

Valerie merasa jantungnya berdegup kencang, ia ingin berteriak dan membuka mata ayahnya tentang kebohongan yang dibuat oleh Sarah dan Maria. Namun, ia tahu bahwa itu hanya akan membuat Aron kecewa dan bersedih, jadi ia memilih untuk diam

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Di Jodohkan Dengan Mafia   jalan-jalan

    Hari ini, Elvano yang dingin dan kejam menjadi lebih manusiawi ketika mengajak istri kecilnya memasuki sebuah pusat perbelanjaan."Nanti saat membutuhkan sesuatu hubungi saya, tidak perlu merepotkan Clara lagi" Bahkan juga berbicara dengan nada yang lembut dan kalimat yang panjang.Ini benar-benar kemajuan pesat untuk hubunganya bersama valerie."Setelah ini kita beli es krim" katanya setelah membayar ponsel keluaran terbaru untuk Valerie.Mendengar kata Es Krim senyuman di wajah Valeriepun mengembang, ia sampai tidak sadar saat menggandeng tangan Elvano sambil berjalan. Elvano tidak keberatan, ia malah senang istrinya mau dekat-dekat tanpa rasa takut.Elvano adalah mafia berbahaya, musuhnya ada di banyak tempat termasuk di pusat perbelanjaan. Tapi mereka tidak begitu berani untuk menyerang Elvano secara langsung, yang ada hanya bisa mengawasinya dari jauh dan berusaha untuk melihat wajah valerie yang tersembunyi di balik topi dan masker hitam.Elvano tahu akan berbahaya untuk valerie

  • Di Jodohkan Dengan Mafia   Elvano cemburu

    Teriakan dan rintihan kesakitan menggema di ruangan bawah tanah markas Elvano faramond. Dia adalah pria psycopat yang terobsesi dengan istrinya sendiri, tidak mengijinkan siapapun menyentuh Valerie barang sedikit saja.Wajahnya tampak santai meski semua orang yang meringkuk di bawah kakinya sedang memohon dan meminta ampun. Elvano tidak punya ampun kecuali atas permintaan Valerie.Hari ini dengan kedua tangaya sendiri, Elvano memberikan hukuman kepada para pria penculik Valerie yang tinggal tersisa lima orang."A..A..Apa yang akan kau lakukan" mata para pria itu tampak mendelik ketakutan saat melihat elvano mendekat dengan sebuah besi merah di tanganya.Elvano tidak perduli dengan wajah ketakutan mereka, ia hanya ingin menghukum tanpa berpikir untuk mengasihani."AARRRKHHH" Teriakan nyaring sekali lagi kembali terdengar, sangat memilukan dan menyedihkan, rasanya seperti di hukum di neraka.Meski begitu tidak ada ekspresi khusu yang terlihat di wajah Elvano, tetap datar dan tenang sepe

  • Di Jodohkan Dengan Mafia   Debaran Jantung Elvno

    Ketika Valerie telah terlelap dengan tubuh yang jauh lebih bersih, Elvano pergi keruanganya dan memanggil seluruh pengawal yang mengawal Valerie termasuk Clara."pergi dari hadapanku, jangan pernah kembali" Datar, tegas dan mutlak. Tidak ada yang bisa membantah keputusanya.Dari sekian banyak pengawal wanita yang Elvano miliki, Clara adalah yang paling lama mengapdi kepadanya. Tapi pria itu sama sekali tidak ragu saat memecat Clara."Tuan, maaf"Satu per satu, para pengawal berlutut bersama Clara yang sudah lebih dulu melakukanya. "saya tahu saya tidak layak mendapatkan pengampunan, tapi... tolong jangan buang kami"Bagi para anggota ke mafiaan, di pecat sama dengan di buang. ITu artinya mereka sudah tidak berguna, tidak berarti, tidak berharga, dan tidak layak di pertahankan. Posisi mereka adalah yang paling bawah, bahkan lebih rendah daripada budak.Mati akan jauh lebih baik daripada menempati posisi itu.Elvano tidak bergeming, tidak pernah ada yang berhasil membujuknya dengan cara

  • Di Jodohkan Dengan Mafia   Momen panas

    Valerie masih saja terisak ketika Elvano membawanya pulang. Tanganya yang masih bergetar ketakukan Valerie paksakan untuk memeluk Elvano dengan sangat erat.Suminya hanya diam saja, sama sekali tidak pernah menyuarakan kalimat penenang untuk Valerie. Bukanya tidak perduli, tapi memang Elvano tidak bisa dan tidak mengerti bagaimana cara menenangkan gadis yang sedang menangis. Yang bisa pria itu lakukan hanyalah diam dengan tangan yang terus mengusap punggung istrinya."rumah sakit" Ujar Elvano bermaksud meminta sang supir untuk mengajak mereka kerumah sakit terdekat."aku mau pulang"Suara lirih yang menyayat hati membuat Elvano beralih penuh memperhatikan istrinya."aku mau pulang saja" kata Valerie lagi masih sambil terisak-isak. Ia tidak pernah berani melihat kemanapun, hanya terus menyembunyikan wajah di ceruk leher Elvano.Elvano sedikit ragu ketika mengangkat tanganya untuk mengusap surai Valerie, tapi pada akhirnya tetap ia lakukan meski dengan sedikit kaku. "kita pulang" ujarny

  • Di Jodohkan Dengan Mafia   Iblis

    Ketika seorang pria dengan lancang berhasil membuka masker dan topi Valerie. Semua orang awalnya bersorak gembira, sebelum akhirnya terdiam dengan mulut ternganga.Valerie terlalu cantik, sangat manis dan sedap untuk di pandang. Dia benar-benar seperti seorang bidadari yang berasal dari surga."Nona, tidakah kau terlalu cantik untuk orang seperti Elvano?" Seru seorang pria dengan nada mengejek.Tentu saja langsung di sambut oleh tawa jahat para pria di sana."Kau tidak tahu ya? Suamimu itu monster, dia sangat jahat, dia adalah rajanya kejahatan. Kenapa kau mau menikah dengannya?"Andai saja Valerie berani, ia pasti sudah menendang wajah semua pria di depannya."Lebih baik kau bersama kami saja, menikmati hidup" ujar seorang pria lagi lalu di ikuti oleh tawa dari semua orang.Benar-benar sangat menyebalkan."Hei, jangan tunjukan wajah yang masam, tersenyumlah"Valerie tidak perduli, ia tetap diam dengan ekspresi wajahnya yang buruk. Dia takut, tapi juga tidak mau menangis, ia menahannya

  • Di Jodohkan Dengan Mafia   Di Culik

    Setelah kepergian Elvano, Valerie yang mulai merasa jenuh dengan kegiatan monotonya, mengajak Clara untuk pergi berjalan-jalan. Tapi Clara yang memerlukan ijin Elvano dalam setiap hal, tentu saja harus meminta ijin terlebih dahulu."Em, nona bilang ingin berjalan-jalan" Kara Clara sembari melirik Valerie yang duduk di sampingnya.Awalnya tidak terdengar apapun dari sebrang, valerie bahkan mengira kalau Elvano sudah menutup telfonya.Valerie mendengus pasrah, "Padahal aku sangat jarang keluar rumah" gumamnya dengan wajah yang lesu, Valerie menyandarkan tubuhnya tanpa semangat ke sandaran sofa.Clara cukup mengerti dengan kebosanan yang melanda Valerie, tapi sebagai bawahan ia tidak bisa melakukan apapun tanpa ijin dari Tuanya."pergilah"Suara berat yang sangat bijak itu terdengar ketika suasana sedang hening, membuat kedua gadis yang sedang murung jadi membulatkan matanya karena terkejut."sungguh?" Tanya Valerie memastikan, ia berharap Elvano tidak cepat berubah pikiran."ya, pergila

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status