Home / Romansa / Di Ranjang Majikanku / 41. Rencana Celia

Share

41. Rencana Celia

Author: Keke Chris
last update Huling Na-update: 2025-10-20 09:04:05

Brak!

Pintu kamar hotel 1204 terbanting terbuka. Celia masuk dengan napas tersengal-sengal, wajahnya merah dan berkeringat, rambutnya sedikit acak-acakan. Di tangannya, dia menggenggam ponsel yang layarnya sudah retak dan gelap.

"Kevin, aku dapat buktinya!" serunya, suara masih bergetar karena campuran amarah dan adrenalin.

Kevin yang sedang bersandar di balkon, langsung mendekat. "Bukti apa? Apa yang terjadi?"

"Dia... Bhaga. Aku menangkap basah dia dengan jalang itu, Binar, si pembantu sialan! Mereka main dalam mobil, di parkiran belakang!"

Celia mencoba menyalakan ponselnya dengan tangan gemetar, tapi hanya logo yang muncul sebentar sebelum mati lagi. "Sial! Aku punya fotonya di sini, tapi... tapi..."

"Tenang, Sayang." Kevin mencoba menenangkannya, dia mengelus pelan kedua bahunya. "Ceritakan dari awal. Bagaimana kamu bisa memfoto mereka?"

"Karena... karena aku melihat mobilnya di parkiran gelap! Aku penasaran, lalu kutemukan mereka di dalam. Dengan cepat, aku langsung ambil
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Di Ranjang Majikanku   42. Pagi Di Kos Binar

    Sinar matahari pagi menyelinap melalui celah jendela kayu yang lapuk, menerobos masuk ke dalam kamar kos yang sempit dan pengap. Sinar itu menyorot tempat tidur, menari-nari di atas dua tubuh yang terlelap di atas kasur tua yang ambles di tengah. Binar terbangun lebih dulu. Matanya perlahan terbuka, menatap langit-langit kamar yang bernoda kecokelatan. Lalu, pandangannya turun, menatap pria di sampingnya. Binar tersenyum pahit.“Bagaimana mungkin aku dengan lancang menyukaimu.” Telunjuknya menyusuri wajah Bhaga perlahan, berusaha agar tak membangunkannya. “Lihatlah, betapa tampannya dirimu dan apalah aku ini.” Dia menyangga kepalanya dengan tangan dan masih terus mengagumi Bhaga. Mantan majikan tersayang, lalu apa hubungan kita sekarang? benak Binar terus bertanya. Bayangan kebersamaan mereka berputar di kepalanya, dan bagaimana dia sudah menyerah, berpikir mereka tidak akan bertemu lagi. Tapi takdir memang selalu bermain-main dengannya. Bhaga tidur dengan wajah yang tak lagi tega

  • Di Ranjang Majikanku   41. Rencana Celia

    Brak! Pintu kamar hotel 1204 terbanting terbuka. Celia masuk dengan napas tersengal-sengal, wajahnya merah dan berkeringat, rambutnya sedikit acak-acakan. Di tangannya, dia menggenggam ponsel yang layarnya sudah retak dan gelap. "Kevin, aku dapat buktinya!" serunya, suara masih bergetar karena campuran amarah dan adrenalin. Kevin yang sedang bersandar di balkon, langsung mendekat. "Bukti apa? Apa yang terjadi?" "Dia... Bhaga. Aku menangkap basah dia dengan jalang itu, Binar, si pembantu sialan! Mereka main dalam mobil, di parkiran belakang!"Celia mencoba menyalakan ponselnya dengan tangan gemetar, tapi hanya logo yang muncul sebentar sebelum mati lagi. "Sial! Aku punya fotonya di sini, tapi... tapi..." "Tenang, Sayang." Kevin mencoba menenangkannya, dia mengelus pelan kedua bahunya. "Ceritakan dari awal. Bagaimana kamu bisa memfoto mereka?" "Karena... karena aku melihat mobilnya di parkiran gelap! Aku penasaran, lalu kutemukan mereka di dalam. Dengan cepat, aku langsung ambil

  • Di Ranjang Majikanku   40. Kita Belum Selesai

    Kilatan flash dari ponsel Celia menyambar bagai kilat di kegelapan, membekukan momen memalukan antara Bhaga dan Binar di dalam mobil. Celia tersenyum puas. Bhaga mendesis kesal. Matanya menyipit karena silau, sebelum amarah yang membara meledak. “Celia!” Dengan gerakan kasar dia menarik celananya dan melompat keluar dari mobil, mendekat dengan cepat ke arah Celia dan meraih ponsel yang masih terkepal di tangan Celia. Di dalam mobil, Binar memekik kecil, dia kaget melihat kemarahan Bhaga. Dengan cepat dia merapikan pakaiannya yang berantakan untuk menutupi tubuhnya yang masih terbuka. Rasa malu dan panik membuatnya sedikit gemetar. “Berikan itu padaku.” Bhaga geram, tangannya mencengkeram pergelangan tangan Celia. “Tidak akan!” teriak Celia, berusaha melepaskan diri. “Ini bukti perselingkuhanmu!” Bhaga dengan cekatan berhasil merebut ponsel itu dengan mudah dan tanpa pikir panjang, dengan seluruh kekuatan juga rasa frustrasi, dia membantingnya ke aspal. Brak.Ponselnya pecah,

  • Di Ranjang Majikanku   39. Melepas Kerinduan

    Kondisi di dalam mobil sudah berada di ketegangan yang berbeda. Udaranya terasa panas meski pendingin masih menyala kencang. Kini keduanya mulai bernapas berat karena hasrat yang lama tertahan. “Ah… ah…”Desahan Binar terdengar di ruang gelap dan sempit itu. Pakaiannya sudah berantakan, kancing baju terlepas dan celana melorot. Sementara jari terampil Bhaga sudah memasuki dirinya dan mengelus bagian dalam hingga Binar gemetar dan menegang.Ada senyum samar pada bibir Bhaga. Dia merindukan ini, wajah Binar, ekspresinya yang penuh kenikmatan, deru napas dan desahannya, cara tubuhnya berdenyut dan merespons sentuhannya.“A-a-Tuan!” rintih Binar, badannya menegang saat mencapai puncak. “Ah!”Terdengar bunyi samar air yang merembes saat Bhaga melepaskan jarinya dari bagian inti Binar. Permukaan kulitnya mengkilat basah di bawah cahaya temaram.“Gadis pintar,” bisik Bhaga, mengecup lembut bibir Binar yang masih terengah-engah.Bhaga tidak melepaskan Binar dari pelukannya. Satu tangan terus

  • Di Ranjang Majikanku   38. Aku Membutuhkanmu

    Suara piring beradu terdengar nyaring, bercampur dengan suara air mengalir dan bentakan dari kepala dapur. “Cepat, jangan melamun! Piringnya menumpuk di sana sini. Cuci yang bersih, jangan malas.” Udara di dalam dapur terasa panas, lembab, dan penuh dengan desisan minyak. Binar berdiri berjam-jam di depan wastafel besar, tangannya terendam air sabun yang sudah berubah keruh. Tumpukan piring, gelas, dan peralatan makan kotor seakan tak ada habisnya. "Cepat! Tamu sudah menunggu, piring bersihnya mana?!" bentak kepala dapur yang berkumis tebal pada seorang pelayan muda yang hampir menangis. Binar menghela napas lelah. Setelah pergi dari rumah Bhaga dengan hati remuk, dia harus segera mencari pekerjaan. Sebuah iklan lowongan di media sosial untuk hotel bintang lima ini seolah jadi jawaban. Tanpa banyak pilihan, dia melamar dan langsung diterima sebagai pencuci piring untuk shift malam. Hari ini adalah hari pertamanya, dan kebetulan hotel sedang mengadakan acara besar untuk tamu-tamu

  • Di Ranjang Majikanku   37. Tunggu Hukuman Dariku

    Kamar tidur mewah itu disinari lampu temaram. Celia berbaring santai di atas sprei sutra, mengenakan gaun malam dari satin berwarna merah marun yang mengikuti lekuk tubuhnya dan memperlihatkan belahan dadanya yang menggoda. Bahunya terbuka sedikit dan rambutnya bergulung di bantal seperti sutra hitam. Senyum genit merekah di bibirnya saat layar ponsel menampilkan wajah Kevin. “Jadi kamu enggak kangen sama aku?” suara Kevin terdengar pelan tepi nakal."Kangen, dong," bisik Celia menggoda, sambil sengaja mengatur posisi agar kamera depan ponsel menangkap lebih banyak dari belahan dadanya.Mata Kevin menikmati pemandangan itu sambil menyeringai. “Andai kamu di sini. Aku ingin membelaimu.” “Aku juga kangen sama kamu.” Celia menggigit bibir bawahnya dengan sensual. “Kangen sentuhan kamu.” Dia menghela napas. “Tapi kamu tahu sendiri, aku terjebak di rumah neraka ini.”Kevin tertawa kecil di seberang sana. “Rumah neraka, tapi kamu masih bisa tampil secantik ini,”Celia tersenyum kecil. Tan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status