Share

Ziarah dan Pertemuan yang Tertunda

“Aku kangen,” ujarmu di tengah percakapan kita.

“Kau sudah menemukan kekasih baru ya?” Tanyaku.

“Belum,” ia menjawab dengan singkat, “Aku merindukan ibu.”

“Pulanglah, kunjungilah pusaranya. Tumpahkan rindumu di sana. Ceritakan segala kisah yang telah alpa dari pengelihatannya. Setidaknya dengan begitu kaubisa mengobati kerinduanmu Za.”

Kemudian kita terdiam. Tidak ada kata yang mampu terlontar, seolah kita berbicara dengan dengus napas.

Hening.

Tiba-tiba di sana ia terisak.

“Aku kangen ibu Mas. Berikan aku pelukan, agar aku merasa sedikit tenang.”

“Sini dekatkan dirimu, biar aku bisa memelukmu.”

Meskipun kita hanya telpon, kita seolah sedang bertatap muka. Yah, seperti bilang memeluk atau mencium. Hanya dengan cara itu kita berusaha merasa satu dan mendekatkan diri. Lekat dan lebur dalam rasa.

“Makasih ya Mas. Semoga suatu ke

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status