Share

Dia Kehilangan Segalanya
Dia Kehilangan Segalanya
Author: Jamilah

Bab 1

Author: Jamilah
Di bulan pertama saat tahu aku hamil, aku dengan penuh semangat memberitahu Timo.

Namun, reaksinya waktu itu sangat aneh. Dia tidak kelihatan senang sama sekali.

Justru malah mengernyit dan wajahnya terus memuram.

Saat aku tanya kapan dia mau menikahiku, dia malah panik dan buru-buru ganti topik.

Sampai hari ini, aku datang ke rumah sakit sendirian untuk periksa kehamilan.

Tanpa sengaja, aku ketemu dengan sahabat kecilnya Timo di rumah sakit.

Barulah aku tahu, ternyata mereka diam-diam sudah menikah dan hamil di belakangku.

“Anak nakal, kamu harus jadi anak baik, biar ibu nggak terlalu capek. Kalau nggak, nanti setelah lahir, aku suruh ayahmu pukul pantatmu!”

Timo keluar dari ruang periksa sambil membawa obat penunjang kehamilan khusus untuk ibu hamil.

Wajahnya bersinar lembut, penuh kehangatan seperti calon ayah baru.

Dia mengelus perut hamil Selina dengan lembut.

“Dia masih begitu kecil, belum mengerti apa-apa, kamu sudah ancam dia duluan!”

Detik berikutnya, mesin antrian memanggil namaku.

Aku bangkit dari pojok ruangan dan saat itu juga, Timo langsung menoleh, tatapan kami saling bertemu.

Di matanya tampak jelas rasa kaget dan gugup.

Mungkin dia tidak menyangka bisa begitu kebetulan bertemu denganku di rumah sakit yang sama dan di waktu yang sama.

Padahal sehari sebelum periksa, aku sudah mengajaknya untuk menemaniku ke rumah sakit.

Namun, dia bilang lagi sibuk, tak ada waktu.

Dan aku langsung percaya saja.

Akhirnya, aku datang ke rumah sakit, daftar dan antri sendirian.

Ironisnya, ternyata yang dia sebut lagi sibuk itu sebenarnya untuk menemani sahabat kecilnya periksa kandungan. Dia sama sekali tidak memikirkan aku, pacarnya yang sah.

Aku berjalan pelan mendekat, menatap perut Selina yang mulai membuncit. Ekspresiku datar, bahkan seperti sudah mati rasa.

“Sudah berapa bulan?”

Timo diam, bibirnya tertutup rapat, tatapannya menghindar.

Sebaliknya, Selina malah tersenyum penuh kemenangan.

“Hampir dua bulan, ini anakku dengan Kak Timo!”

Begitu mendengar jawabannya, aku menggigit bibir bawahku erat-erat.

Sungguh kebetulan, usia kandungannya sama dengan yang ada di perutku.

Hatiku seperti terkoyak dan akhirnya air mata yang kutahan-tahan tak bisa dibendung lagi, menetes deras di pipi.

Aku mendongak menatap Timo, bibirku pucat karena tergigit terlalu keras.

Nada bicaraku nyaris tercekat, “Kamu nggak mau kasih penjelasan apapun?”

Melihat aku menangis, Timo panik dan menatapku dengan penuh rasa bersalah.

Dia langsung menarikku ke dalam pelukannya, membujukku dengan suara pelan.

“Aku yang salah, aku membohongimu untuk temani Selina periksa kandungan. Tapi tenang saja, anak yang dia kandung itu bukan anakku.”

“Aku hanya khawatir dia periksa sendirian, takut terjadi apa-apa, makanya aku menemaninya.”

Dari belakang, Selina mendengus pelan, lalu langsung menampilkan wajah penuh kepiluan.

Matanya yang berkaca-kaca menatap Timo dengan ekspresi sedih dan memelas.

“Kak Timo, bukannya kamu sudah janji mau jadi ayah anak ini?!”

“Kita juga sudah resmi menikah. Nanti setelah anak ini lahir, namanya ada di satu kartu keluarga denganmu!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dia Kehilangan Segalanya   Bab 8

    Keesokan harinya, aku mengajukan permohonan kepada perusahaan untuk dipindah ke cabang di kota lain.Tak disangka, satu-satunya posisi yang tersedia ada di luar negeri.Namun, itu justru sesuai dengan keinginanku.Semakin jauh dari kota ini, semakin baik!Tiga hari kemudian, dengan bantuan perusahaan, aku mengurus paspor dan naik pesawat keluar negeri.Sekejap mata, lima tahun berlalu.Selama lima tahun itu, aku mengesampingkan segala perasaan dan mencurahkan seluruh energiku untuk bekerja.Sesekali aku mendengar kabar di dalam negeri dari teman-teman dan klienku.Namun, aku tidak terlalu menanggapinya.Seiring berjalannya waktu, banyak luka lama pun perlahan terlupakan.Pada akhirnya, berkat usahaku sendiri, aku berhasil meraih pencapaian yang cukup membanggakan.Pelan-pelan, aku naik hingga menjadi direktur cabang perusahaan di luar negeri.Menjelang tahun baru, sebagai direktur cabang, aku ditugaskan untuk kembali ke dalam negeri untuk melapor ke kantor pusat.Begitu turun dari pesa

  • Dia Kehilangan Segalanya   Bab 7

    Karena keguguran, aku tinggal di rumah sakit untuk beberapa waktu.Beberapa hari berikutnya, Timo selalu muncul di ruang rawat tepat waktu setiap hari.Setiap kali dia datang, dia membawa sup ayam atau sup ikan yang sudah dia masak sendiri.Aku tidak pernah menggubrisnya.Setiap kali, dia akan berdiri di luar ruang rawat dengan wajah muram, berdiri cukup lama.Pada hari aku keluar rumah sakit, langit mendung dan gerimis.Aku sudah menebak bahwa Timo pasti akan mencari tahu kapan aku keluar, jadi aku memutuskan untuk pergi lebih awal.Saat langit baru saja mulai terang, aku sudah membereskan barang-barangku.Tak disangka, baru saja keluar dari rumah sakit, aku melihat Timo sedang bersandar di gerbang masuk rumah sakit.Entah sudah berapa lama dia menunggu di sana.Dia berdiri dengan tampak malang, rambutnya berantakan karena tertiup angin dan jaketnya juga basah terkena hujan.Begitu melihatku, dia langsung berdiri tegak, menatapku dengan cemas.“Nessi, aku datang menjemputmu.”Aku meng

  • Dia Kehilangan Segalanya   Bab 6

    “Kamu hanya lebih mencintai Selina!”Timo terdiam cukup lama, bahkan tak bisa menemukan satu pun alasan untuk membela diri.Jadi, aku membantunya membongkar kebenaran di dalam hatinya.Dia terpaku sejenak, lalu dengan cepat menghantamkan kepalanya keras-keras ke dinding, suara benturannya menggema.Saat itu, dari luar ruang rawat terdengar jeritan menyedihkan Timo, membuat Grace dan Selina buru-buru menerobos masuk.Begitu membuka pintu, mereka langsung melihatku berdiri di depan Timo yang tampak menderita hebat, sementara tubuhku sendiri hampir seluruhnya berlumuran darah. Selina bergegas maju dan mendorongku dengan keras.Karena belum pulih sepenuhnya usai keguguran dan kondisi lemah, aku langsung terhuyung dan jatuh ke lantai.Darah merah segar seketika mengalir, membentuk jejak panjang di lantai.Mata Timo langsung membelalak.Dia reflek ingin mendekat, tapi Grace segera menariknya.Dengan wajah penuh jijik, Grace berkata, “Kak, jangan pedulikan dia. Dia memang pantas mendapatkan

  • Dia Kehilangan Segalanya   Bab 5

    Aku menatap wajah ketakutannya yang bercampur dengan keputusasaan.Seketika, ada rasa lega yang menyeruak dari dalam hatiku.Aku tahu dia pasti sudah menebaknya, hanya saja tidak bisa menerimanya.Aku mengangkat alis, tertawa sampai bahuku ikut berguncang pelan, tak sabar untuk menusuknya lagi.“Seperti yang kamu lihat, anak yang bahkan nggak diakui ayahnya, untuk apa aku pertahankan?”Aku berhenti sebentar.Lalu dengan penuh kebencian, aku ucapkan setiap kata sambil menggertakkan gigi.“Tentu saja lebih baik digugurkan!”Seketika, Timo seperti disambar petir, terdiam membeku di tempat.Otot wajahnya berkedut pelan, tatapan matanya penuh ketakutan.Suaranya terdengar serak, seperti sudah lama tidak bicara.“Nessi, itu anak kita, kok kamu tega menggugurkannya?!”“Kamu lupa dengan masa depan yang pernah kita bicarakan? Kita sama-sama menantikan kelahiran anak ini!”“Kok kamu menggugurkannya? Kenapa nggak bicarakan dengan aku dulu?!”Tujuh tahun, dua ribuan hari bersama Timo.Sudah sering

  • Dia Kehilangan Segalanya   Bab 4

    Seketika, hatiku hancur berkeping-keping.Aku menatap pria itu sekali lagi dan sejak saat itu, aku tak lagi menaruh harapan apa pun padanya.Aku dikurung di loteng rumahnya.Langit mulai gelap dan suara tikus yang bercicit mulai terdengar dari segala arah.Seekor tikus muncul di hadapanku, menatapku penasaran cukup lama.Tiba-tiba, pintu loteng terbuka.Tikus itu langsung kabur, ketakutan.Di depan pintu muncul Selina dengan wajah penuh kebencian.Melihat tak ada orang lain di loteng, dia pun malas berpura-pura lagi dan langsung tersenyum sinis ke arahku.“Nessi, akhirnya kamu merasakan ini juga!”“Sudah kubilang, Kak Timo itu milikku! Tapi kamu malah nggak tahu malu merebutnya dariku, bahkan bermimpi menikah dengannya?”“Kamu juga tahu jelas, akulah yang paling penting di hatinya dan kamu hanyalah alat pengisi waktu luangnya saja!”Melihat senyuman sinis di wajah Selina, aku tak bisa menahan emosi lagi.Dengan reflek, aku meraih benda yang ada di lantai dan melempar ke arahnya.Selina

  • Dia Kehilangan Segalanya   Bab 3

    Sejak hari itu, aku dan Timo nyaris tak saling menghubungi.Dia sibuk mengurus Selina setiap hari, hanya sesekali menanyakan kabarku di tengah malam.Melihat aku tak pernah membalas pesannya, lama-lama dia pun makin jarang menghubungiku.Hingga akhirnya, di usia kandungan tiga bulan.Saat sedang kontrol kehamilan di rumah sakit, aku tanpa sengaja bertemu dengan adik perempuan Timo.Grace menatapku dengan wajah penuh keterkejutan. Dia langsung merebut laporan hasil pemeriksaan di tanganku, lalu suaranya naik beberapa oktaf karena emosi.“Nessi, berani-beraninya kamu mengkhianati kakakku? Hamil anak haram laki-laki lain pula?”Aku langsung mengernyit, tak menyangka dia bisa berpikiran seperti itu.Aku buru-buru menjelaskan, “Ini anaknya kakakmu, aku nggak mengkhianatinya!”Namun, Grace justru menatapku penuh rasa jijik dan tertawa sinis.“Sudah ketahuan begini masih saja cari alasan? Nessi, aku benar-benar nggak menyangka kamu yang kelihatannya polos ternyata begitu murahan. Hamil anak

  • Dia Kehilangan Segalanya   Bab 2

    Sebuah kalimat yang sebenarnya tidak terlalu lantang, tapi di telingaku terdengar seperti petir yang menggelegar.Aku langsung mendongak dan mendorong Timo dengan keras.Mataku menatap tajam ke arahnya, seolah ingin mencari sebuah jawaban.Namun, Timo hanya menunduk, sama sekali tidak berniat menjawabku, jelas sekali dia sedang merasa bersalah.Dengan mata memerah, aku menunjuk ke arah Selina, lalu bertanya pada Timo, “Benarkah yang dia katakan?”“Timo, kamu bahkan sudah menikahinya, lalu bagaimana dengan aku dan anak kita?”“Kamu bahkan rela meninggalkan anak kandungmu sendiri, demi menjadi ayah bagi anak yang bahkan nggak jelas siapa ayahnya?”Usai aku bicara, langsung terdengar tangisan sesenggukan Selina, sambil mengusap air matanya.Tangisannya begitu nyaring dan memilukan.“Anakku bukan anak haram! Anakku punya ayah!”Timo langsung panik.Dengan alis berkerut, tanpa ragu dia menamparku keras-keras.“Plak!” Suara tamparan itu begitu nyaring dan pipi kananku terasa panas terbakar.

  • Dia Kehilangan Segalanya   Bab 1

    Di bulan pertama saat tahu aku hamil, aku dengan penuh semangat memberitahu Timo.Namun, reaksinya waktu itu sangat aneh. Dia tidak kelihatan senang sama sekali.Justru malah mengernyit dan wajahnya terus memuram.Saat aku tanya kapan dia mau menikahiku, dia malah panik dan buru-buru ganti topik.Sampai hari ini, aku datang ke rumah sakit sendirian untuk periksa kehamilan.Tanpa sengaja, aku ketemu dengan sahabat kecilnya Timo di rumah sakit.Barulah aku tahu, ternyata mereka diam-diam sudah menikah dan hamil di belakangku.“Anak nakal, kamu harus jadi anak baik, biar ibu nggak terlalu capek. Kalau nggak, nanti setelah lahir, aku suruh ayahmu pukul pantatmu!”Timo keluar dari ruang periksa sambil membawa obat penunjang kehamilan khusus untuk ibu hamil.Wajahnya bersinar lembut, penuh kehangatan seperti calon ayah baru.Dia mengelus perut hamil Selina dengan lembut.“Dia masih begitu kecil, belum mengerti apa-apa, kamu sudah ancam dia duluan!”Detik berikutnya, mesin antrian memanggil

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status