Sahabat masa kecil pacarku hamil di luar nikah. Demi menjaga reputasinya, Timo memutuskan untuk menikahinya. Dengan tak percaya, aku bertanya bagaimana dengan aku dan anak kami padanya. Timo menjawab dengan ekspresi tenang, “Selina berbeda denganmu, hanya aku satu-satunya keluarganya. Dia nggak akan sanggup menanggung gosipan hamil di luar nikah!” Timo lupa, aku juga tidak punya siapa-siapa selain dia. Kemudian, saat semua orang mengejekku mengandung anak haram yang tidak jelas siapa ayahnya, Timo hanya berdiri di samping sahabat kecilnya dan menatapku dengan tatapan dingin. Barulah saat itu aku sadar, ternyata cinta memang ada tingkatannya. Akhirnya, aku menggugurkan bayi yang sebenarnya bukan anak haram itu, demi merelakan pacarku untuk setia pada sahabat kecilnya.
View MoreKeesokan harinya, aku mengajukan permohonan kepada perusahaan untuk dipindah ke cabang di kota lain.Tak disangka, satu-satunya posisi yang tersedia ada di luar negeri.Namun, itu justru sesuai dengan keinginanku.Semakin jauh dari kota ini, semakin baik!Tiga hari kemudian, dengan bantuan perusahaan, aku mengurus paspor dan naik pesawat keluar negeri.Sekejap mata, lima tahun berlalu.Selama lima tahun itu, aku mengesampingkan segala perasaan dan mencurahkan seluruh energiku untuk bekerja.Sesekali aku mendengar kabar di dalam negeri dari teman-teman dan klienku.Namun, aku tidak terlalu menanggapinya.Seiring berjalannya waktu, banyak luka lama pun perlahan terlupakan.Pada akhirnya, berkat usahaku sendiri, aku berhasil meraih pencapaian yang cukup membanggakan.Pelan-pelan, aku naik hingga menjadi direktur cabang perusahaan di luar negeri.Menjelang tahun baru, sebagai direktur cabang, aku ditugaskan untuk kembali ke dalam negeri untuk melapor ke kantor pusat.Begitu turun dari pesa
Karena keguguran, aku tinggal di rumah sakit untuk beberapa waktu.Beberapa hari berikutnya, Timo selalu muncul di ruang rawat tepat waktu setiap hari.Setiap kali dia datang, dia membawa sup ayam atau sup ikan yang sudah dia masak sendiri.Aku tidak pernah menggubrisnya.Setiap kali, dia akan berdiri di luar ruang rawat dengan wajah muram, berdiri cukup lama.Pada hari aku keluar rumah sakit, langit mendung dan gerimis.Aku sudah menebak bahwa Timo pasti akan mencari tahu kapan aku keluar, jadi aku memutuskan untuk pergi lebih awal.Saat langit baru saja mulai terang, aku sudah membereskan barang-barangku.Tak disangka, baru saja keluar dari rumah sakit, aku melihat Timo sedang bersandar di gerbang masuk rumah sakit.Entah sudah berapa lama dia menunggu di sana.Dia berdiri dengan tampak malang, rambutnya berantakan karena tertiup angin dan jaketnya juga basah terkena hujan.Begitu melihatku, dia langsung berdiri tegak, menatapku dengan cemas.“Nessi, aku datang menjemputmu.”Aku meng
“Kamu hanya lebih mencintai Selina!”Timo terdiam cukup lama, bahkan tak bisa menemukan satu pun alasan untuk membela diri.Jadi, aku membantunya membongkar kebenaran di dalam hatinya.Dia terpaku sejenak, lalu dengan cepat menghantamkan kepalanya keras-keras ke dinding, suara benturannya menggema.Saat itu, dari luar ruang rawat terdengar jeritan menyedihkan Timo, membuat Grace dan Selina buru-buru menerobos masuk.Begitu membuka pintu, mereka langsung melihatku berdiri di depan Timo yang tampak menderita hebat, sementara tubuhku sendiri hampir seluruhnya berlumuran darah. Selina bergegas maju dan mendorongku dengan keras.Karena belum pulih sepenuhnya usai keguguran dan kondisi lemah, aku langsung terhuyung dan jatuh ke lantai.Darah merah segar seketika mengalir, membentuk jejak panjang di lantai.Mata Timo langsung membelalak.Dia reflek ingin mendekat, tapi Grace segera menariknya.Dengan wajah penuh jijik, Grace berkata, “Kak, jangan pedulikan dia. Dia memang pantas mendapatkan
Aku menatap wajah ketakutannya yang bercampur dengan keputusasaan.Seketika, ada rasa lega yang menyeruak dari dalam hatiku.Aku tahu dia pasti sudah menebaknya, hanya saja tidak bisa menerimanya.Aku mengangkat alis, tertawa sampai bahuku ikut berguncang pelan, tak sabar untuk menusuknya lagi.“Seperti yang kamu lihat, anak yang bahkan nggak diakui ayahnya, untuk apa aku pertahankan?”Aku berhenti sebentar.Lalu dengan penuh kebencian, aku ucapkan setiap kata sambil menggertakkan gigi.“Tentu saja lebih baik digugurkan!”Seketika, Timo seperti disambar petir, terdiam membeku di tempat.Otot wajahnya berkedut pelan, tatapan matanya penuh ketakutan.Suaranya terdengar serak, seperti sudah lama tidak bicara.“Nessi, itu anak kita, kok kamu tega menggugurkannya?!”“Kamu lupa dengan masa depan yang pernah kita bicarakan? Kita sama-sama menantikan kelahiran anak ini!”“Kok kamu menggugurkannya? Kenapa nggak bicarakan dengan aku dulu?!”Tujuh tahun, dua ribuan hari bersama Timo.Sudah sering
Seketika, hatiku hancur berkeping-keping.Aku menatap pria itu sekali lagi dan sejak saat itu, aku tak lagi menaruh harapan apa pun padanya.Aku dikurung di loteng rumahnya.Langit mulai gelap dan suara tikus yang bercicit mulai terdengar dari segala arah.Seekor tikus muncul di hadapanku, menatapku penasaran cukup lama.Tiba-tiba, pintu loteng terbuka.Tikus itu langsung kabur, ketakutan.Di depan pintu muncul Selina dengan wajah penuh kebencian.Melihat tak ada orang lain di loteng, dia pun malas berpura-pura lagi dan langsung tersenyum sinis ke arahku.“Nessi, akhirnya kamu merasakan ini juga!”“Sudah kubilang, Kak Timo itu milikku! Tapi kamu malah nggak tahu malu merebutnya dariku, bahkan bermimpi menikah dengannya?”“Kamu juga tahu jelas, akulah yang paling penting di hatinya dan kamu hanyalah alat pengisi waktu luangnya saja!”Melihat senyuman sinis di wajah Selina, aku tak bisa menahan emosi lagi.Dengan reflek, aku meraih benda yang ada di lantai dan melempar ke arahnya.Selina
Sejak hari itu, aku dan Timo nyaris tak saling menghubungi.Dia sibuk mengurus Selina setiap hari, hanya sesekali menanyakan kabarku di tengah malam.Melihat aku tak pernah membalas pesannya, lama-lama dia pun makin jarang menghubungiku.Hingga akhirnya, di usia kandungan tiga bulan.Saat sedang kontrol kehamilan di rumah sakit, aku tanpa sengaja bertemu dengan adik perempuan Timo.Grace menatapku dengan wajah penuh keterkejutan. Dia langsung merebut laporan hasil pemeriksaan di tanganku, lalu suaranya naik beberapa oktaf karena emosi.“Nessi, berani-beraninya kamu mengkhianati kakakku? Hamil anak haram laki-laki lain pula?”Aku langsung mengernyit, tak menyangka dia bisa berpikiran seperti itu.Aku buru-buru menjelaskan, “Ini anaknya kakakmu, aku nggak mengkhianatinya!”Namun, Grace justru menatapku penuh rasa jijik dan tertawa sinis.“Sudah ketahuan begini masih saja cari alasan? Nessi, aku benar-benar nggak menyangka kamu yang kelihatannya polos ternyata begitu murahan. Hamil anak
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments