Home / Romansa / Dia Milikku / Siapa pemuda tampan itu?

Share

Siapa pemuda tampan itu?

Author: Inlut
last update Last Updated: 2024-12-14 14:40:58

Sinta pun memberikan tali yang baru dia ambilnya itu kepada Bapaknya yang telah menunggunya di teras depan rumahnya.

"Bapak ini tali nya, mau di bantu tidak Pak? soalnya itu kalau tidak di bantu pegangin bisa jatuh semua tempenya," kata Sinta kepada Bapaknya.

"Ya kalau begitu di bantuin supaya aman dan barang pesanannya orang tidak jatuh dan rusak, ayo bantuin Bapak dulu biar cepet ini," kata Bapak sinta sambil memegangi tali yang Sinta berikan.

Sinta membantu Bapaknya menata dan mengikat tempat tempe di atas motornya sampai semuanya selesai.

Setelah selesai Sinta pergi masuk ke dalam rumah karena ingin mencari peralatan untuk mencuci motornya.

"Bapak pergi dulu antar pesanan ini ya Sinta jangan lupa mencuci motornya supaya bersih dan enggak kotor ya," ucap Bapaknya kepasa sinta.

"Iya Bapak siap, nanti Sinta cuci yang bersih sampai mengkilap hehe," jawab gadis cantik itu.

Sinta mencari peralatan untuk cuci motor tapi tidak ketemu juga.

"Bu Ibu lihat peralatan untuk mencuci motor gak? Soalnya Sinta di suruh Bapak buat nyuci motor itu, karena motornya kotor banget loh," ucap Sinta kepada Ibunya.

"Lah ya mana Ibu tau nak, biasanya juga di situ lo, coba cari-cari dulu nanti kalau memang bener-bener gak ketemu nanti Ibu yang coba bantu nyariin ya," ucap Ibunya Sinta.

"Dimana-dimana alat cuci motor saya hmm," Sinta bernyanyi sambil mencari alat cuci motornya itu.

"Bu kalau gak ada aku nyuci di pencucian motor aja ya hehe," ucap Sinta kepada Ibunya dengan tersenyum.

"Itu namanya pemborosan, cobalah di cari dulu itu mungkin ke tutup apa gitu, coba nyari nya yang bener Sinta," kata Ibunya kepada dirinya.

"Iya Ibu iya Ibuku sayang," jawab Sinta kepada Ibunya.

Setelah beberapa menit Sinta mencari peralatan nyuci motornya dan akhirnya Sinta mendapatkan alatnya.

"Ini Bu sudah ketemu, ya sudah aku mau nyuci motor dulu ahh kalau gitu biar motornya bersih dan mengkilap," ucap Sinta.

"Eleh apa ya bisa nyuci motor sampai bersih dan mengkilap, nyuci motor aja jarang loo ya haha," ucap Ibunya kepada sinta.

"Yah Ibu meremehkan aku ya, aku bisa loh Bu, oke nantikan hasilnya ya bu ya hehe pokoknya nanti liat hasilnya," ucap Sinta kepada Ibunya.

Sinta pun membersihkan dan menyuci motor miliknya sambil bernyanyi pelan.

"Ahh main air ternyata seru juga, kalau gitu aku yang lama ahh nyuci motornya biar bisa main air hehe," gumam gadis bernama Sinta itu.

Sinta asik mencuci motor dan sambil bernyanyi tiba-tiba datang satu mobil di depan teras rumahnya.

Tin tin tin

Suara mobil yang baru saja datang dan memarkirkan mobilnya di teras depan rumah Sinta.

Orang yang ada di dalam mobil itu pun turun. "Nak orang tua mu ada?" tanya lelaki tua di dalam mobil mewah itu.

"Iya ada paman, tunggu sebentar ya akan aku panggilkan Ibu dulu, paman silahkan duduk dulu," ucap Sinta kepada lelaki itu.

"Bu ada tamu, yang mencari Ibu dan sekarang sedang menunggu Ibu, mereka ada di luar bu," ucap Sinta kepada Ibunya yang berada di dapur.

Tidak lama kemudian Ibunya pun bergegas keluar karena Ibunya takut jika yang datang adalah pelanggan nya, ketika Ibu Sinta keluar lelaki itu seketika menyapanya.

"Heii masih ingat tidak sama aku hehe," ucap Lelaki itu kepada Ibu Sinta.

"Ya ampun ternyata kamu Pak Heri ya ampun sudah lama ya tidak bertemu, kamu sendirian main kesini? " tanya Ibunya Sinta.

"Paman ini teman Ibu ya Bu?" tanya Sinta.

"Iya ini teman Ibu nak, Pak Heri namanya, kamu lanjutkan saja dulu itu mencuci motornya ya," ucap Ibu tercinta itu.

"Hehehe tidak kok aku tidak sendiri, aku ke sini dengan anak laki-laki ku Feri namanya dia masih ada di dalam mobil," ucap Pak Heri kepada Ibunya Sinta.

"Ya sini too suruh turun dulu, sini aku bikinkan teh ya aku juga bikin kue tadi," ucap Ibunya Sinta dan sambil berjalan ke dapur mengambil minuman dan makanan.

"Feri sini dulu turun dulu ini Ibunya Sinta mau bikin kan teh dan ada kue," ucap Pak Heri kepada anaknya.

Tidak lama kemudian anak dari paman Heri turun dari mobil mewahnya itu, semua barang ia gunakan adalah barang mahal dan bermerek Sinta pun kaget melihat anak paman Heri berpenampilan seperti itu dan stylenya keren.

"Buset ini anaknya paman Heri, buset keren banget mana ganteng lagi huuuu," gumam Sinta perlahan dan mengagumi.

"Nah gitu turun dari mobil liat-liat udara segar, atau ikutan tuh sama si Sinta lagi nyuci motornya hehe," ucap Bapaknya.

Sinta melanjutkan mencuci motornya tapi sesekali Sinta melihat dan melirik-lirik Feri yang tengah duduk di kursi panjang depan rumahnya itu.

"Itu anaknya yang punya rumah ini ya Pak?" tanya Feri kepada Bapaknya.

"Iya betul banget itu anaknya yang punya rumah, dia itu gadis yang cerdas dan cantik, terus dia juga nurut banget loh sama orang tuanya,"ucap Bapaknya kepada Feri.

"Iya sih Pak cantik kok dia, wajahnya bersih kelihatan nya juga kalem dan tidak neko-neko," ujar Feri kepada Bapaknya.

Feri memandangi Sinta yang tengah mencuci motor miliknya dan tidak sengaja Sinta juga melirik ke arah Feri pada saat Feri memandangi Sinta, mereka seakan akan saling menatap satu sama lain.

"Eh Feri kok liat-liat sih hayo, kalau suka sana di dekati dengan cara ikut mencuci motornya sana supaya kan tambah akrab gitu," ucap Bapaknya kepadanya.

"Ya ampun Pak baru ketemu beberapa menit yang lalu eh sudah di suruh ngedeketin, nanti aja Pak tunggu waktu yang tepat," ucap Feri.

"Kok pemuda itu melirik ke arahku ya apa aku ada yang salah hmmm bajuku? Wajahku? Oh my god aku selalu begini kalau sedang di liat oleh lelaki tampan seperti dia huh," gumam Sinta dengan pelan.

Sinta menjadi salah tingkah ketika di lirik oleh pemuda tampan bernama Feri itu, mencuci motor pun sudah jadi tidak fokus karena pandangannya mengarah ke lelaki itu.

"Harus cepat selesai mencuci motor dan aku harus cepet mandi dan dandan lah supaya cantik pas pemuda itu melihat ke arahku hummm," gumam Sinta dalam hatinya.

Tin tin tin

Suara klakson motor Bapak Sinta yang baru saja mengantarkan pesanan ke pelanggan.

"Loh loh loh ternyata ada tamu ya, Pak Heri sudah lama menunggu di sini? Lah mana ini Ibunya Sinta ada tamu kok di biarin ini hehe," kata Bapaknya Sinta kepada Pak Heri.

"Tidak-tidak Ibunya Sinta sedang membuat kan teh tadi dan mengambil kue katanya, oh ya kamu dari mana? " tanya Pak heri kepada Bapaknya Sinta.

"Yah biasa lah habis antar pesananya pelanggan hehe," jawab Bapaknya Sinta.

"Ohh iya kamu semakin sukses ya, semoga tambah berjaya ya usahamu, anak gadis mu rajin ya mencuci motornya sendiri kalau anak ku ini si Feri tidak pernah seperti itu, pemalas hahaha,"ucap Pak Heri.

"Ya ampun Bapak jangan buka aib lah Pak hmmm, nanti gadis itu dengar kan aku malu Pak aduh Pak dia melihat ke sini lagi," ucap Feri dengan pelan kepada Bapaknya.

Feri melihat ke arah Sinta dan tersenyum.

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dia Milikku   Kesabaran seorang istri

    Entah apa yang ada dipikiran Dafa tetapi Dafa ketika melihat Sinta diperlakukan seperti itu dengan adiknya.Selalu saja Dafa apa tidak terima karena dia merasa dia masih menyayangi Sinta, maka itu selalu saja Dafa memantau ketika Feri dan juga Sinta berbicara.Sementara itu setelah berbicara dengan Sinta akhirnya Feri meninggalkan Sinta.Dan Sinta pun pergi ke kamar dan duduk, dia tidak ingin banyak pikiran Sinta berusaha sabar untuk mengatasi kelakuan Feri terhadapnya dan dia selalu saja terlihat baik-baik saja karena dia harus mengurus ibu mertuanya yang sedang sakit.Sinta harus mengurus Ibu mertuanya itu karena Feri sedang bekerja di kantor dan sedangkan yang berada di rumah hanya Sinta.Sinta sering kali di anggap remeh dengan Feri padahal Sinta yang selalu saja mengurus Ibu mertuanya.Tetapi adik dari Dafa tetap saja masih mencintai mantannya."Aku salah tidak sih mempunyai rasa seperti ini," batin Dafa ketika melihat Sinta.Sinta yang sedang mengurus Ibu mertuanya itu Dafa tida

  • Dia Milikku   Mencintai

    "Maaf ya mbak kalau aku lancang berbicara seperti itu kepadamu tapi memang aku baru kali ini mendapatkan seorang Istri yang sangat sabar seperti mbak Sinta," ucap Sari."Halah Sari sudahlah jangan berbicara itu ngapain sih aku juga masih memikirkan Ibu mertua aku bagaimana supaya dia cepat sembuh dan aku bisa kok untuk selalu saja mengurus dia," ujar Sinta kepada Sari.Beberapa hari kemudian Ibu mertuanya pun sudah diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit dan menggunakan kursi roda.Ibu Tina sudah tidak bisa berdiri dengan tegak dan juga tidak bisa berbicara dengan lancar Sinta harus selalu mengurus Ibu mertuanya itu karena anak-anaknya sibuk untuk bekerja dan hanya dia yang bisa membantu mengurus Ibu mertuanya itu."Alhamdulillah sekarang Ibu sudah boleh pulang ke rumah," ujar Dafa."Iya, Alhamdulillah Ini Ibu kalian sudah bisa pulang ke rumah dan Bapak meminta kepada kalian harus bisa menjaga Ibu kalian ya," ucap bapak Heri kepada anak-anaknya itu."Tenang Pak selama masih ada Si

  • Dia Milikku   Tipu daya

    "Aku kasihan lihat Sinta seperti itu dia sama sekali tidak dihargai dengan Feri padahal dia adalah wanita yang sangat baik dan sangat Setia menurutku," batin Dafa.Ketika melihat Sinta yang sedang duduk di taman bersama Sari Dafa pun tidak tega melihat istri dari adiknya itu ditelantarkan seperti itu drmgan adik dari Dafa yang menikahi mantan kekasih Dafa itu.Tetapi Daffa selalu saja memikirkan kebahagiaan Sinta bersama Feri karena yang sering dilihat Dafa Feri sama sekali tidak ada perjuangan yang diberikan kepada Sinta.Akhirnya Dafa pun pergi untuk pulang ke rumah sementara itu Sari dan juga Sinta yang sedang duduk berdua di taman depan rumah sakit itu pun bercerita dan menenangkan diri."Kamu kenapa sih mbak kok seperti banyak sekali yang dipikirkan," ujar Sari bertanya kepada Sinta."Tidak aku hanya ingin tenang saja masih memikirkan Ibu mertuaku," ucap Sinta."Sebenarnya aku tahu kalau mbak masih memikirkan tentang yang terjadi tadi kan di depan ruangan Ibu Tina," ucap Sari kep

  • Dia Milikku   Terdiam

    Feri pun terdiam ketika mendengarkan perkataan dari istrinya itu sementara itu Lita yang sangat takut ketika keluarga dari Feri mengetahui jika jus yang diminum oleh Ibunya itu adalah buatan dia dan dia memang sengaja untuk mencelakai Ibu Tina."Waduh gawat ini kalau mereka sampai mencari tahu sebenarnya apa yang ada di dalam kandungan jus yang aku buat itu, untung saja Ibu tidak bisa berbicara jadi aku aman," batin Lita."Nanti kita lihat sebenarnya siapa dari dalang semua ini aku juga penasaran kenapa Ibu meminum jus pagi-pagi sedang biasanya tidak pernah meminum jus sebelumnya," ujar Dafa."Sudahlah mungkin dibahas nanti saja sekarang kan Ibu harus beristirahat kita tidak boleh ribut dan tidak boleh mengganggu istirahat Ibu," ujar Sinta."Sudah kalau begitu Ibu istirahat dulu ya Bu kami semua ada di luar kalau Ibu membutuhkan apa-apa dan Bapak juga Istirahat di dalam sini," ucap Feri.Akhirnya mereka pun keluar dari ruangan di mana Ibu tidak dirawat, sedangkan di dalam ruangan itu

  • Dia Milikku   Suatu kesedihan yang mendalam

    Tidak lama kemudian dokter pun keluar dan memberitahukan hasil pemeriksaan dari Ibu Tina.Akhirnya Bapak Heri pun ikutdengan dokter dan dokter menjelaskan apa yang terjadi dengan Ibu Tina.Akhirnya dokter pun menjelaskan semuanya dan pada akhirnya Ibu Tina pun terkena stroke Bapak Heri sangat terpukul ketika mendengar kabar istrinya itu terkena penyakit stroke.Dia tidak menyangka jika Kejadian ini bakalan serius ini."Maaf ya Pak aku mau mengabarkan kalau bisa ke rumah sakit sudah mengusahakan dengan semaksimal mungkin tapi Ibu Tina terkena stroke," ujar dokter yang merawat atau yang memeriksa Ibu Tina.Bapak Heri pun kaget ketika mendengar kabar dari dokter itu."Ya ampun aku saja tidak tahu doa kalau dia mempunyai sakit itu," ucap Bapak Heri."Penyakit itu datangnya dari Allah dan kalau sudah seperti ini kita hanya bisa berdoa Pak," ucap dokter itu kepada Bapak Heri.Bapak Heri sampai lemas ketika mendengar berita dan informasi tentang istrinya itu Bapak Heri terduduk dan lemah ti

  • Dia Milikku   Ibu sedang dirawat

    "Mas kamu kenapa?" tanya Sinta dengan lembut kepada suaminya itu tetapi tetap saja Feri melamun dan memandangi istrinya itu dengan sangat tajam."Mas kamu memikirkan apa sih kok bengong seperti itu mas kamu sekarang lagi nyetir lah kamu harusnya fokus kedepan dan jangan sampai kamu bengong seperti ini," ujar Sinta kepada Feri."Ya Allah maafin aku ya aku tadi malah bengong memikirkan sesuatu ya sudah kalau begitu aku fokus bawa mobil dulu," ucap Feri.Feri tidak menyadari bahwa dia melamun dan memandang wajah istrinya itu.Sinta pun heran ketika melihat tingkah suaminya seperti orang yang baru saja membuat kesalahan tetapi Sinta sama sekali tidak memikirkan hal itu karena dia sekarang memikirkan keadaan dari Ibu mertuanya.Akhirnya Feri pun bergegas dan fokus untuk menyetir dan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Ibunya.Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah sakit dan Feri memarkirkan mobilnya di parkiran di Rumah Sakit Cemara."Mas tarik nafas dulu ya, jangan sampai kamu khawat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status