Achlys membuka sedikit pintu keretanya untuk mengintip apa yang sedang terjadi di luar. Suara-suara familiar terdengar. Tidak ada keirbutan. Dia curiga romongannya telah bertemu dengan rombongan Duke Julian. Itulah sebabnya dia tidak membuka pintu kereta lebar-lebar karena tidak mau melihat Duke Julian.Namun, harapannya pupus sudah karena begitu mengintip, Achlys langsung bertemu mata dengan Duke Julian yang tengqh berbicara dengan Kaden dan yang lain. Achlys langsung menarik diri setelah menutup pintu."Bagimana ini?" Achlys bertanya di dalam benaknya. "Aku harus terlihat biasa saja," batin Achlys.Achlys pun turun dari kereta tanpa menatap Duke Julian. Secara tidak sengaja dia bertatapan dengan Igor. Bibirnya langsung tersenyum dan langkah kakinya menuju ke Igor. "Igor," panggil Achlys."Ya nona?" tanya Igor.Igor tidak mau didekati oleh Achlys karena gara-gara gadis ini, dia jadi diperhatikan oleh Duke Julian."Kamu sudah makan?" tanya Achlys.Sungguh pertanyaan yang sangat ane
"Aku selalu menghormati setiap bawahanku nona Achlys. Jika memang ini harus dilakukan, maka aku akan melakukannya," kata Duke Julian.Duke Julian meminta seluruh berkas yang dikerjakan Achlys. Achlys segera memberikan ke Duke Julian. Duke Julian memeriksa berkas tersebut di hadapan Achlys dan saat gadis itu akan menyingkir, si duke tetap tidak mengizinkannya pergi."Bagus. Aku cukup suka dengan hasil pengamatanmu nona Achlys," kata Duke Julian."Terima kasih tuan duke," jawab Achlys ramah."Peganglah! Kamu akan memandu ekspedisi ini!" titah Duke Julian seraya melemparkan berkas itu ke Achlys."Apa? Kenapa harus saya tuan duke? Saya bukan komandan," jawab Achlys."Aku memerintahkanmu nona Achlys! Jadi jangan banyak bicara dan lakukan saja!" titah Duke Julian. "Kemudian, setelah mengurus semua ini, aku akan melakukan sesuatu pada tunanganku jika memang dia benar-benar membuatmu merasa tidak nyaman."Achlys menarik sudut bibir kanannya bermaksud menertawakan Julian. Bukan senang, dia mal
Pagi itu, terdengar teriakan yang begitu nyaring dari dalam sebuah kamar. Achlys baru saja bermimpi buruk. Mungkin menurut beberapa orang tidak buruk. Dia menikah dengan seorang pria yang luar biasa tampan dan kaya seolah-olah hartanya tidak akan habis sampai tujuh turunan. Di dalam mimpinya tersebut, dia sebentar lagi akan melahirkan. Para wanita yang berpakaian seperti pelayan membantunya ke rumah sakit. Mimpi berlalu begitu cepat dan Achlys dikabarkan dokter anaknya meninggal. Belum cukup sampai disitu, suaminya yang ditunggu-tunggu akhirnya datang tetapi dia membawa seorang wanita dan memperkenalkan padannya bahwa wanita itu adalah istri barunya. “Ada apa?” Canna, ibunya Achlys bertanya setelah membuka pintu kamar ananknya. Achlys masih terdiam di kasurnya, kedua matanya menatap kosong ke bawah, nafasnya berantakan, dan pelipisnya berkeringat. Mimpi tadi terasa sangat nyata tetapi dia sungguh tidak menyangka akan bermimpi buruk seperti itu. “Ada surat dari kantor perusahaan K
“Silahkan duduk!” Achlys disambut oleh seorang pria tua, sedikit gemuk, mengenakan kacamata. Pria itu duduk di kursi. Dia depannya terdapat meja yang begitu panjang melingkar. Achlys duduk di depan pria tersebut. Pria tersebut sama sekali tidak menatap Achlys karena sibuk mencari sesuatu di tumpukan berkas yang berserakan di atas meja. “Siapa namamu?” tanya pria itu. “Achlys Bambalina,” jawab Achlys. “Kamu dari kota sebelah?” “Benar, Snowtide. Saya melamar dua bulan yang lalu dan baru saja mendapatkan surat balasannya pagi ini.” “Tinggal di hotel sebelah?” “Benar.” “Dan akan melakukan wawancara sore ini?” “....Berdasarkan surat yang dikirimkan pada saya, setelah saya sampai di hotel, saya harus langsung menuju ke kantor untuk melakukan wawancara. Lebih cepat lebih baik. Karena saya juga berpikir jika saya melakukannya hari ini, maka besok saya sudah bisa mulai bekerja. Lagi pula cuacanya masih bagus,” kata Achlys. Pria itu melirik Achlys setelah gadis itu menyatakan cuacany
"Bagaimana kamu akan mengatasi masalah ini Nona Achlys?" tanya Magnolia dingin."Bagaimana bisa saya dituduh mencemarkan nama baik tuan duke. Saya tidak melakukan apapun! Saya hanya...merasa kurang nyaman dengan pekerjaan ini setelah saya melihat langsung orang-orang yang bekerja disini terlihat seperti dipaksa untuk bekerja keras. Bagaimana mungkin saya mengatakan itu pada nyonya?! Alasan seperti itu tentu saja harus saya sembunyikan kan?!" Semua orang saling pandang terkejut menyaksikan kata-kata Achlys. Tidak pernah ada kasus seperti ini sebelumnya. Para pengawal mulai masuk ke dalam ruangan utama dan langsung mengeluarkan senjata mereka tetapi Magnolia langsung mengangkat tangan untuk menghentikan mereka.Barulah Achlys merasa cemas saat dikelilingi orang-orang bersenjata."Senjata dilarang masuk ke ruangan utama! Yang melanggar aturan harus dihukum!"Suara yang tidak pernah Achlys dengar sebelumnya bergema. Achlys menoleh ke belakang untuk melihat pemilik suara menawan itu. Lal
"Permisi."Seseorang mengetuk pintu kamar keluarga Bambalina. Canna yang sedang membantu putrinya beres-beres memutuskan untuk membuka pintu itu tetapi Achlys langsung berteriak menghentikannya."Jangan dibuka!""Achlys, sikapmu ini berlebihan," kata Liam."Aku yakin di luar pintu ada Duke Julian!""Ada surat dari tuan duke untuk keluarga Bambalina!" ucap orang di luar pintu.Liam akhirnya berdiri dan mendekati pintu. Achlys langsung menyusul ayahnya dan menarik tangannya untuk menghentikannya tetapi Liam justru melepaskan tangan putrinya. Liam membuka pintu dan menerima surat mewah tersebut.Setelah orang yang mengantarkan surat itu pergi dan pintu kembali ditutup, Achlys mulai menggerutu."Bahkan jika dia mengirimkan surat, aku tetap tidak akan mengeluarkan uang sedikitpun!" tegas Achlys."Achlys, jaga sikapmu! Dia itu Duke Julian!" tegas Canna. "Jangan samakan mimpi dengan kenyataan. Di dalam mimpimu, Duke Julian mungkin bukan orang baik tetapi kenyataannya dia bahkan menerimamu ya
"Apa?!" teriak Achlys. "Aku tidak mau! Kenapa dia begitu gigih jika dia hanya menganggapku tidak lebih dari sampah? Dia pikir aku akan diam saja? Tentu saja tidak!" tegas Achlys.Achlys menggigit kukunya sembari mondar-mandir. Dia tidak ingin mendengarkan orang tuanya yang terus menyuruhnya untuk bekerja dibawah perusahaan Kynleigh. Dia bahkan akan menjadi sekertaris duke. "Achlys, apakah kamu jatuh cinta dengan duke Julian sehingga sikapmu seperti itu? Jika kamu tidak mencintainya, maka kamu tidak akan gigih menolaknya," kata Liam."Bagaimana bisa ayah berkata seperti itu? Tentu saja aku tidak akan pernah mencintainya seumur hidupku. Jangan kan mencintainya, menyukainya saja tidak akan pernah terjadi. Aku tidak menghormatinya karena dia orang yang sangat menjijikkan," sentak Achlys."Putriku, jangan sampai hanya karena mimpi buruk satu kali membuatmu buta terhadap masa depanmu. Kamu tidak memiliki saudara, jadi kamu harus tumbuh lebih kuat!" tukas Canna.Achlys tidak tahan lagi. Dia
Achlys mengelapi jendela di kantor utama Kynleigh seusai yang diperintahkan Duke Julian dengan terpaksa. Dia khawatir para bawahan Duke Julian akan menyerangnya jika ia tidak melakukannya. Dia melakukannya dengan terburu-buru supaya bisa pulang sebelum bertemu Duke Julian. "Itulah akibatnya dari menolak tawaran tuan duke. Dia menjadi tukang bersih-bersih.""Benarkah dia lulusan terbaik dari Nerine? Tidak bisa dipercaya wanita tidak memiliki moral seperti itu."Achlys menoleh ke belakang. Dua wanita yang baru saja membicarakannya itu langsung pergi dengan seringai di wajah mereka. "Mereka tidak tahu saja jika aku mau, aku bisa menjadi atasan mereka," batin Achlys kesal."Nona Achlys, ternyata itu benar kamu. Apa yang sudah kamu lakukan hingga berakhir seperti itu?" tanya Magnolia seraya turun tangga menghampiri Achlys."Saya tidak sengaja memasuki area danau di ibukota dan kebetulan tuan duke melihat saya jadi dia menyuruh saya untuk melakukan ini sebagai balasan karena sudah melangg