Aku tidak menyadari jika aku terlalu lama berada di toilet, sampai kemudian Mas Syahru menyusul ke sini. Aku buru-buru keluar agar ia tak khawatir.โAda apa? Kenapa lama banget ke toiletnya? Perutmu sakit?โโHm, sedikit, tapi udah lebih baik.โโApa karena obat antidepressant itu?โโEnggak.โโObatnya sudah habis dan aku udah enggak pernah minum lagi sejak sebulan yang lalu.โโLoh, kenapa?โโMaaf, tapi kepalaku sering sakit kalau terus-terusan minum obatnya.โโTerus sekarang kenapa bisa sakit?โโMungkin cuma masuk angin. Aku mau ganti baju dulu, gamisku kena muntahan.โโMuntah? Memangnya dari tadi kamu muntah?โโIya.โโKapan terakhir datang bulan?โโHm, ya Allah udah 2 minggu yang lalu.โPria itu mendadak tersenyum, bukan hanya tersenyum ia bahkan tiba-tiba saja mengangkatku dan memutarnya.Ya Tuhan aku masih lemas karena muntah yang tak kunjung usai, ia malah membuatku pusing dengan berputar-putar.โMas turunin dulu, aku mabok!โโMaaf ya, Mas seneng aja. Ini kamu pasti hamil Sayang.โ
Bahkan sekarang melihatku tak berdaya. Pria ini tak hanya memanggilkan dokter, ia juga rela mengurus rumah bahkan menyuapiku makan dan membantu ke toilet.Entah kenapa dengan fisikku. Aku begitu takut dengan ancaman, setelah berbulan-bulan terus saja ditekan dengan berbagai hinaan, makian bahkan kadang-kadang ada juga beberapa akun yang mengancamku. Aku masih baik-baik saja, karena aku pikir itu hanya ucapan tanpa pembenaran. Namun, nyatatanya saat tahu jika kemarin aku benar-benar diancam. Pertahananku benar-benar runtuh.โAl, kita ke rumah sakit saja ya!โโEnggak Mas, aku baik-baik saja.โโKamu terus saja waspada sejak kemarin bahkan belum tidur sama sekali.โBagaimana aku bisa tidur jika, setiap waktu aku terus ketakutan kalau mungkin saja ada yang akan datang ke rumah. Ketakutan itu semakin menjadi mana kala tak ada orang di rumah.โReza enggak akan ke sini Sayang, kalau kamu terus begini bisa ganggu kesehatan. Kita ketemu psikiater aja oke?โโAku enggak gila.โโEnggak semua orang
โYa Allah Mas, itu bukannya orang yang pernah datang ke rumah kita?โโIya, itu anak buahnya Reza.โโMau apa lagi coba? Kok bisa tahu kita ada di sini?โโEntah, nah itu Rezanya datang. Kamu jangan jauh-jauh dari Mas. Sini pegangan! Kita emang enggak bisa terus menghindar. Di sini banyak CCTV jadi kalau ada apa-apa banyak saksinya. Kamu jangan takut!โPria itu menggenggam lenganku lantas mulai berjalan menuju Reza yang kini juga menatap kami ke arah yang sama. Di sampingnya sudah ada dua orang pria berbadan tegak dan besar yang melihat kami dengan tatapan sangarnya yang khas.Tak lama beberapa bawahannya yang lain juga datang dan berjajar di belakangnya. Namun, seolah tak kenal takut Mas Syahru terus melangkah.Sampai kemi berdiri tepat di depan pria itu, ia tiba-tiba saja menghadiahi pukulan yang cukup keras di perut sahabatnya. Hampir saja dua bawahannya membalaskan apa yang ia lakukan pada Reza, kalau saja tak dicegah oleh atasannya, aku yakin Mas Syahru juga sudah mendapatkan pukula
โApa sih Sayang, pikiran kamu itu ya! Kotor banget.โโMemang kenyataannya begitu โkan?โโSuamimu ini masih normal. Mana mungkin mau melakukan hubungan sesama jenis. Membayangkannya saja sangat mengerikan.โโYa terus kalau Reza nginep dia tidur di mana?โโDi bawah, di sofa tempat Mas biasa tidur.โโMemangnya dia mau.โโYa, harus mau. Suruh siapa numpang tidur di sini. Sudah tahu rumahnya kecil.โTernyata berbeda sekali perlakuannya padaku dan orang lain.โMeskipun Mas berteman baik, Mas juga enggak naif. Dia dari awal memang keliatan enggak normal sejak kasus pelecehan itu, jadi harus pintar jaga diri.โโBaguslah.โโUdah enggak marah lagi?โAku hanya menggeleng.โCie ada yang cemburu.โโAku hanya bertanya, tolong jangan menafsirkannya sebagai cemburu.โโOrang enggak akan bertanya jika tidak cemburu.โEntah sejak kapan pria ini menjadi sangat narsis. Sepanjang jalan menuju rumah ia bahkan terus saja memaksaku untuk mengakui kecemburuanku padanya.โIya, aku cemburu sama Reza. Puas?โSeka
โLoh, memangnya sudah?โAku bahkan bisa melihat matanya yang sejak tadi meredup, mendadak berbinar.Aku hanya mengangguk, tetapi pria itu malah kembali memelukku. Kali ini ia bahkan mendaratkan kecupan singkat di kening.โSejak kapan?โโMemangnya harus aku kasih tahu?โโYa harus dong, Sayang.โโMungkin sebelum Mas mengutarakan semuanya.โโYa Allah, ih masa sih. Enggak nyangka deh.โโTerus kenapa kemarin kesannya kamu kayak mau nolak Mas.โโSiapa yang enggak shock lihat pasangan sendiri punya hubungan yang cukup dekat dengan sesama jenis lagi. Aku hanya perlu waktu meyakinkan diriku sendiri, kalau memang semua in hanya salah paham.โโJadi sekarang ceritanya sudah yakin?โโInsyaallah, melihat bagaimana Mas bersikeras untuk melindungiku. Itu saja sudah cukup untuk membuktikan semuanya.โโKalau begitu ayo!โโKe mana?โIa malah menatap pintu kamar kami yang saat itu masih terbuka. Siapa lagi yang melakukannya kalau bukan Reza si pembuat onar itu bahkan tak menutupnya kembali.โMas memangny
โKamu di rumah aja. Mas yang ke sana. Kunci pintu ya, jangan keluar kalau ada yang ketuk. Mas โkan tahu sandinya jadi pasti langsung masuk.โโOke.โAku hanya bisa mengiyakan apa yang diperintahkan suamiku, sebelum akhirnya ia pergi untuk mengatasi kekacauan. Saat itu aku memang mengantarnya sampai ke depan.Namun, begitu aku akan kembali masuk, Luna yang kebetulan tengah membuang sampah malah menyapaku.โPagi Ka, baik-baik aja โkan?โ katanya.Entah kenapa ia bertanya seperti itu. Apakah memang wajahku terlihat bermasalah?โAlhamdulillah.โโSyukurlah, oh ya Ka, aku boleh minta tolong boleh enggak?โโApa?โโHari ini aku masak banyak buat acara nanti siang. Kakak bisa enggak cobain masakan aku, kurang apa gitu. Aku enggak percaya diri, masalahnya aku baru mau coba masak. Resepnya aja lihat di youtube.โโBoleh.โGadis cantik berusia 22 tahun ini merupakan seorang karyawan di bank swasta. Setahuku ia memang tak suka memasak, bahkan pernah mengatakan jika ia tak tahu sama sekali tentang bu
Hingga terdengar decit pintu yang terbuka barulah aku berani untuk membuka selimut. Untungnya yang datang suamiku.โJangan takut Al, itu hanya ban motor yang tetangga yang pecah.โโAstaghfirrullah.โโKejadian kemarin pasti bikin kamu trauma, ya?โโEnggak kok Mas, aku cuma sedikit takut aja. Enggak sampai ke tahap trauma. Terus bagaimana orang yang bawa motornya baik-baik aja โkan?โโAlhamdulillah. Mas Danu baik-baik saja kok. Dia baru aja pulang shift 3.โโAda-ada saja.โโIya, sampai tetangga kita keluar semua. Dikira bom.โAku sampai tertawa karenanya. Memang bunyinya seperti itu.โNah, begitu dong. โKan tambah cantik kalau ketawa.โโApa sih Mas, pagi-pagi bukannya sarapan malah gombal.โโLihat wajah kamu aja sudah kenyang kok.โโIh, malah tambah gombal. Sudahlah aku mau ke bawah dulu, kita sarapan roti bakar dulu ya.โโHm, boleh. Asalkan buatanmu semuanya enak.โโTimbang masukin ke panggangan aja kok enak, Mas. Itu mah standar rasanya.โโTapi, โkan beda rasanya kalau makanan dibuat
Tepat saat hantaman keras pada pintu itu semakin intens terdengar, petugas keamanan untungnya segera datang. Barulah aku berani menilik dari celah gorden yang terbuka. Itu pun dari balik kamar yang berada di lantai 2. Rupanya tak hanya ada petugas, orang-orang sekitar rumah pun ikut melihat kekacauan itu.Ya Tuhan aku pikir ia menghantam pintu dengan tangannya. Namun, setelah melihat halaman rumah yang berantakan barulah aku tahu jika ia bahkan tak sekedar datang, tetapi juga merusak.Melihat dari kejauhan saja, sepertinya postur tubuh itu sangat mirip dengan Reza.โYa Allah jangan-jangan memang dia, yang menyebarkan berita itu. Lagi pula siapa lagi orang terdekat kami yang mengetahui rahasian ini, selain dia.โAku bergegas turun, mengingat salah satu petugas keamanan mulai mengetuk pintu. Sepertinya mereka ingin aku memberikan keterangan.Luna yang tak lain salah satu tetangga rumahku, seketika menghambur dan memelukku erat.โKa Alea baik-baik aja, โkan?โ katanya dengan wajah yag kha
โMas sebenarnya mau melakukan apa?โโMas tahu siapa biang dari masalah ini.โโSiapa?โโKamu juga kenal orangnya. Sudah nanti saja kita bahas!โIa sudah akan beranjak, tetapi kemudian malah kembali berbalik dan mendekat padaku. Ia tangkupkan kedua telapak tangannya itu di wajahku.Aku harus apa? Bahkan, dalam suasana yang genting saja ia masih saja bersikap romantis.โJaga diri baik-baik, ya!โโHm.โTiba-tiba saja ia menarik kepalaku mendekat, sampai kemudian kurasakan benda kenyal itu menempel di keningku. Ada bekas basah yang kian mengering seiring dengan hembusan angin yang menerpa wajah, begitu pintu rumah kami terbuka.Bodohnya kenapa aku hanya diam saja. Seharusnya berontak saja.โAku harus pergi Al, jangan sedih. Semuanya akan baik-baik saja. Bahkan jika mereka berhasil mengantongi bukti itu, Mas yang akan membuktikan sendiri kalau pernikahan kita memang sungguhan.โโTerima kasih, tapi bisakah berjanji satu hal saja padaku.โโApa?โโAku cuma punya Mas di sini, janji buat kembali