Share

Jangan Pergi!

Empat bulan berlalu, kini Ayu sudah belajar melangkah, walaupun masih kaku. Perkembangannya cukup baik, setidaknya ia sudah bisa berjalan menggunakan tongkat.

Setiap pagi aku mulai menuntunnya berjalan di halaman rumah. Rasanya senang sekali, karena akhirnya aku kembali menikmatinya senyum yang sudah lama hilang di bibir ranumnya yang kemerahan.

Tepat saat kami melakukan sesi Latihan berjlaan. Bel rumah kami berbunyi. Rupanya di balik sana ada Maura dan Ibu.

“Eh Mbak udah bisa jalan, ya? Alhamdullillah,” ucap Maura dengan penuh syukur.

“Alhamdulillah. sedikit-dikit Ra.”

Begitu pintu terbuka, mereka lantas mendekat. Sontak saja, kami saling bersalaman, kemudian mempersilakan keduanya untuk masuk.

Mengetahui kedatangan tante dan neneknya, anak-anak berhamburan keluar, terlebih Randi seketika merajuk minta digendong. Saat itu ada hal yang membuatku sangat tidak nayaman. Cara Ayu memandang kedekatan Randi pada adik perempuannay seolah-olah menggambarkan perasaan cemburu.

Belum lagi,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Risma Sigiro
seharusnya ayu jngn pergi suka duka rumahtangga itu harus dilalui.disitulah kita tahu cinta itu tulus kesetiaan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status