Share

Berpikir Keras

“Bagaimana apakah kau mau menerima tawaranku?

“Bukankah itu lebih terhormat ketimbang berdiri di jalanan yang terkadang lebih berbahaya dengan kejahatan dan tindak kriminalnya?

Rey sang laki-laki gagah itu berkata sembari matanya begitu memandang serius padaku malam itu. Begitu tak pernah Aku sangka, pertemuan pertama dan kedua kali ini begitu sangat berkesan dan menjadi sebuah momen keakraban yang memang terukir malam itu. Terlihat memang dari niat dan gelagat Rey yang tak sama sekali memperlihatkan sebuah kecurigaan dan niat jahat gelagatnya mendekatiku.

“Bukankah itu sama saja!

“ Bekerja atau tidak bekerja di Club malam atau berdiri di pinggir jalan?

“Mengharapkan belaian laki-laki yang memang menjadi tujuan utama kami!

“Intinya sama-sama kupu-kupu malam dan juga mengharap rupiah dari semuan laki-laki yang datang pada kami?

Aku berkata malam itu dengan memang masih mempertahankan pendapat dan arg

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status