Share

5

Sesudah sarapan Ranny masuk ke kamarnya. Ranny mengambil diarynya dan menulis, “pandemi corona virus ini mengubah gaya hidup semua orang. Sebelum kehadiran virus corona, orang-orang bergaul bebas, melakukan perjalanan sesuka hati. Ranny, Juan, Ayah dan Ibu selalu menikmati kebersamaan ini dengan bertamasya. Ketika Ranny, Juan dan semua anggota keluarga berkumpul, di sana ada kegembiraan. Namun, tidak untuk saat ini. Sekarang berbeda. Kini di masa pandemi virus corona ini masyarakat dihadapkan pada kegelisahaan dan ketakutan, kesepian dan kesendirian di saat orang hendak memenuhi kebutuhan hidup, mereka kehilangan pekerjan di saat hendak perpergian orang takut terserang virus corona.”

Ranny menghentikan sebentar ketika pintu kamarnya diketuk. “Kak Ranny tolong bukakan pintunya, ini dengan Juan.” Kata Juan.

“Juan, apa yang boleh Kak Ranny bantu?” kata Kak Juan sambil berdiri membukakan pintu untuk Juan.

“Maaf, Kak Ranny jika Juan mengganggu, Juan minta bantuan Kak Ranny untuk menyelesaikan tugas biologi,” kata Juan sambil memberikan lembaran tugas kepada Kak Ranny.

“Boleh tetapi tidak untuk malam ini. Kapan Kumpul tugasnya?” tanya Kak Ranny.

“Minggu depan, Kak,” jawab Juan.

“Terima kasih, Kak. Juan balik ke kamar Juan,” kata Juan.

Juan pulang ke kamarnya, Ranny melanjutkan menulis pada diarenya yang tadi tertundah karena kedatangan Juan.

“Aktivitas sosial masyarakat kini terkukung dalam ruang yang sempit. Meski aktivitas sosial dapat dilaksanakan melalui media sosial namun tidak lebih menarik jika dapat berjabatan tanggan dan berpelukan. Mereka dapat bercerita melalui w******p atau f******k tatapi lebih mengairahkan jika dapat berkumpul bersama tanpa jarak. Sampai kapan manusia hidup dalam ruang dan waktu di dunia ini yang selalu incar dalam ketakutan dan kegelisahan akibat adanya covid-19 ini yang menjadikan manusia merasa terasing pada sesama dan lingkungannya sendiri. Dengan adanya penyakit Covid-19 ini, tatanan sosial masyarakat terganggu. Covid-19 menjadikan manusia saling menjauh, tidak saling mengenal satu dengan yang lain. Kahadiran Covid-19 mendorong psikologi manusia untuk mengasingkan diri dari interaksinya dengan sesamanya. Pandemi virus corona yang terjadi saat ini turut mengubah pola prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup dan dalam berinteraksi dengan sesamanya. Mulai dari himbauan bekerja dari rumah, selalu mamakai masker dan menjaga jarak, hal ini menggerogoti kehidupan sosial yang kendatinya manusia adalah makluk sosial yang menginginkan relasi sosial dengan sesamama dan linkungan terus terjaga. Kehidupan manusia memang bergantung pada ruang dan waktu namun jika ruang dan waktu dipesempit maka akan memengaruhi kesehatan mental setiap individu yang menjalaninya. Karl Japers menyebut keterbatasan ruang gerak dalam waktu yang panjang seperti ini dapat berdampak terhadap psikologi seseorang.”

Sesesai menulis, Ranny menutup diary miliknya. Menyimpan diary di atas meja belajar. Aktivitas setiap hari diatur, maklum dalam masa karantina.  Ranny, Juan, Tante Tina dan Kakek Rinto, harus mengikuti aturan dengan baik. Tak lama bel berbunyi. Tante Tina membuka pintu. Petugas kesehatan berdiri di depan pintu rumah. Tante Tinna menerima salam dari petugas kesehatan.

Tante Tina mempersilakan petugas kesehatan masuk ke dalam rumah. Petugas kesehatan menyampaikan maksud kunjunannya. Petugas kesehatan mengunjungi rumah Ranny untuk memeriksa kesehatan semua anggota rumah tersebut.  Tente Tina memohon kepada petugas kesehatan untuk bersabar sebentar, tante Tinna harus memanggil seluruh anggota rumah.

Tidak menunggu waktu lama, seluru anggota rumah sudah berkumpul bersama. Pemerikaaan kesehatan seluruh anggota rumah pun berjalan lanjar. Ranny, Juan, Tante Tina dan Kakek Rinto dinyatakan negatif dari penyakit covid-19. Petugas kesehatan itu hanya menyarankan kepada seluruh anggota rumah, untuk menjaga kekebalan tubuh dengan selalu mengonsumsi vitamin.

Ranny menatap dengan serius wajah petugas kesehatan yang  datang ke rumahnya itu, Ranny penasaran. Baginya wajah petugas kesehatan itu tidak asing baginya. Petugas kesehtan itu hanya tersenyum. Ranny semakin penasaran, ternyata petugas kesehatan itu mengenalnya. Petugas kesehatan itu ternyata kakak kelas Ranny waktu SMP, Desy namanya.

Ranny mengetahui petugas itu adalah Desy saat Desy tak sengaja membuka masker. Dessy akhirnya pamit dari rumah Ranny. Namun sebelum beranjak pergi, Ranny mengajak Dessy untuk sering-sering datang mengunjungi mereka. Desy pun mennyetujuainya. Tak lupa Rany dan Desy saling membagi nomor kontak. Dengan nomor kontak itu mereka lebih mudah dalam berkomunikasi. Desy pun pergi meninggalkan rumah Ranny.

Setelah petugas kesehatan meninggalkan rumah pak Andre, Juan, Ranny, tante Tinna dan Kakek Rinto, tersenyum bahagia. Mereka senang, karena mereka berempat dinyatakan negatif dari Covid-19. Walau demikian Juan, Ranny, Tante Tinna dan Kakek Rinto masih menjalani masa karantina dan diminta untuk tetap menjaga kesehatan dan juga kekebalan tubuh. Di tengah kegembiraan wajah Juan menjadi murung. Juan memikirkan kesehatan Susan – Ibu mereka, dan Andre – Ayah mereka, tidak pulang rumah, jangan-jangan ayahnya terpepar corona.

“Ah, apa yang Juan pikiran,”gumam Juan, “ Semoga Ayah sehat-sehat saja dan Ibu cepat sembuh.

Untuk menghilangkan kejenuan mereka, yang tiap hari aktivitas di rumah saja, Tante Tinna mengusulkan agar Juan, Ranny, tante Tinna serta kakek untuk jalan-jalan ke lahan pertanian milik keluarga itu. Mereka pun menyetujuinya.

***

Keesokan harinya, mereka bersiap untuk pergi ke lahan pertanian. Ranny bangun pagi-pagi menyiapkan segala keperluan selama mereka di lahan pertanian. Ranny pagi itu cukup sibuk di dapur. Satu jam kemudian Tante Tina menyusul Ranny di dapur untuk mempersiapkan bekal perjalanan. Pukul 5:00 semua kebutuhan dalam perjalanan telah siap.

Kendaraan telah siap. Mereka pun melakukan perjalanan. Lahan pertanian keluarga itu cukup jauh. Satu jam perjalanan jika ditempuh dengan kendaraan rodah empat. Udara pagi itu cukup dingin. Namun, Juan, Ranny, Tante Tinna dan kakek Rinto terus melaju di tengah dinginnya udarah pagi itu. Satu jam kemudia, mereka sampai di lokasi pertanian. Lokasi pertanian keluarga Andre ini cukup luas, ada lahan sawah, ada perkebunan kopi, ada kebun coklat, ada lokasi untuk tanaman naga, adan alpukat, ada lahan untuk peternakan.

Sesampainya di lahan pertanian, mereka beristirahat sejenak di pondok. Dalam situasi santai kakek Rinto mengatakan, “Situasinya pasti berbedah jika sejak awal masa karantina, dilaksanakan di sini. Dilahan pertanian ini. Tentu lahan  lebih mengasyikkan. Kita dapat bekerja di kebun, seorang di kebun naga, seorang di kebun alpukat, seorang di sawah, seorang di kebun coklat. Sedang asyik-asyik kakek berbicara.”

 “benar juga, Kakek Rinto. Namun, di lahan pertanian ini ada penjaganya. Setiap blok di kebun ini ada orangnya. Apakah dengan melaksanakan karantina di kebun tidak mengganggu aktivitas penjaga lahan pertanian ini? tanya Ranny.

Tante Tina dan dan juan sedang jalan-jalan di tengah lahan pertanian yang luas itu. Keduanya mengunjungi kebun Alpukat dan kebun tanaman naga, sedangkan Ranny dan kakek Rinto mengunjungi persawahan, kebun kopi dan kebun coklat. Tante Tinna dan Juan memetik buah naga dan Alpukat, dibawanya kepondok. Seharian mereka semua kelihatan bahagia. Mereka dapat menikmati udarah segar di alam bebas.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status