Share

6

Malam ini, kegiatan di dapur agak terganggu. Tante Tina mengalaminya, karena ketika Tante hendak menyalakan kompor gas, rupanya kehabisan gas. Tante Tina menuju ke pondok di samping dapur. Pondok itu beratapkan rumbai daun lontar. Dinding pondok terbuat dari belahan bambu.  Tante Tinna mengambil kayu bakar dan menyalakan api di tunggku perapian. Tante Tinna memasak semuanya di tungku api.

dari balik pintu Rany memperhatikan Juan. Juan duduk di teras depan dengan raut wajah Juan dipenuhi rasa kesedihan. Untuk sekian kalinya Ranny melihat Juan duduk menyendiri. Kelopak matanya sembap. Tatapannya kosong layaknya seorang yang kehilangan separu nyawa. Hampir setiap saat Ranny melihat adiknya seperti itu. Duduk termangu jika tak ada teman diskusi. Oleh sebab itu, Ranny dan Kakek Rinto selaku mengajaknya diskusi atau berbicara berbagai hal agar Juan dapat terhindar dari kesedihannya. Seharian mereka bersenang – senang di lahan pertanian.Namun, rasa kesedihan Juan belum juga hilang.

“Juan, jangan menyendiri di sana. Mari! bergabung dengan Kak Ranny,” ujar Ranny.

“Juan, masih ingin sendiri, Kak,” jawab Juan.

“Oh, baik jika begitu, tetapi Kak Ranny minta, Juan jangan selalu bersedih,” ujar Ranny.

Ranny sedang berbicara dengan Juan, tak lama kemudian kakek Rinto keluar dari kamarnya dan ke teras rumah mengikuti Juan yang sedari tadi sudah duluan duduk di teras depan. Ketika menyadari kehadiran kakek, Juan menyapa Kakek Rinto, “Hallo, Kakek selamat malam.”

“Selamat malam juga, Juan. Bagaimana perasaanmu, setelah kita jalan – jalan ke perkebunan tadi,” kata Kakek Rinto.

“Juan, sangat senang, Kakek,” jawab Juan.

Ranny hendak ke dapur untuk memasak. Untuk itu, kepada Kakek Rinto dan Juan, Ranny berkata, “Kakek, Ranny ke dapur sebentar, Kakek tolong temani Juan, Juan tolong perhatikan, Kakek.”

“Iya, Kakek akan temani Juan untuk diskusi,” Jawab Kakek Rinto.

“Iya, Kak Ranny, Juan akan perhatikan, Kakek Rinto,”

Ranny meninggalkan Kakek Rinto dan Juan, Ranny  menuju ke dapur hendak memasak. Sebelum kegiatan memasak Ranny memeriksa segala perlengkapan memasak termasuk  persediaan gas. “Aduh, tabung gas kosong. Kompor minyak tanah pun tak ada, bagaimana ini?” gumam Ranny, “Tante Tina belum bagun lagi.”

Ranny tak tahu bahwa Tante Tina sudah bangun. Ranny mendengar ada yang ribut – ribut di pondok. Ranny keluar dari dapur dan pergi ke pondok. Ranny menemui Tante Tina di sana.Tante Tina sibuk memasak. Walau dalam kesibukan memasak, Tante Tina  menyadari akan kehadiran Ranny yang berada di sampinya. Tante Tina meminta Ranny  untuk membantunya. Tante Tina berkata, “Ranny, tolongin Tante, ambilkan peruk dan tacu.”  

Ranny pergi  mengambil periuk dan tacu dan memberinya kepada Tante Tina sambil berkata, “Tante Tina, ini priuk dan tacunya.”

Tante Tinna mahir memasak menggunakan kayu bakar. Hal ini dapat diperhatikan ketika Tante  Tinna menanak nasi. Nasinya tidak gosong atau berkerak. Tante Tina sibuk memasak, tetapi Tante Tina masih sempat menanyakan pengalaman Ranny selama seharian berada di lahan pertanian keluarga. Tante Tina bertanya kepada Ranny, “Bagaimana perasaan Ranny dan pengalama Ranny selama seharian berada di perkebunan keluarga?”

“Ranny sangat senang ketika berada di lahan pertanian. Ranny dapat melepaskan semua kejenuan selama berada di rumah saja,” jawab Ranny.

“Lain kali, Jika ingin ke perkebunan, sampaikan ke Kakek Rinto,” ujar Tante Tina.

“Iya, Tante Tina,” jawab Ranny.

Untuk menemani Tante Tina, Ranny terus bercerita apa saja. Ranny sangat bersemanat bercerita tentang pelangalaman pertama ketika Ranny, Juan, Tante Tina dan Kakek Rinto mengunjungi lahan pertanian. Selain itu, Ranny dapat melihat cara menanak nasi menggunakan kayu bakar. Untuk itu, dengan mengikuti Tante Tina malam ini, Ranny menjadi tahu memasak menggunakan kayu bakar. “Jujur, Ranny tidak pernah menggunakan kayu bakar saat memasak, entah itu menanak nasi, menumis sayur atau menggoreng ikan. Namun, dengan peristiwa kehabisan gas, Tante Tina dapat mengajarkan Ranny cara memasak menggunakan kayu bakar. Malam ini Ranny mendapat pelajaran baru yakni, menanak nasi menggunakan kayu bakar. Selama ini,  Ranny hanya dapat menanak nasi menggunakan ricecoocker dan juga kompor gas. Padahal memasak menggunakan kayu bakar dapat menjadi alternatif pilihan ketika kompor kehabisan gas seperti malam ini,” ujar Ranny.

Menu makan malam telah siap di meja makan. Waktu makan malam pun tiba. Ranny, Juan, Kakek Rinto dan Tante Tina makan malam bersama di meja makan.

Kakek Rinto mencicipi masakan malam ini dan berkata, “Rasanya, masakan malam ini sedikit berbedah, rasanya, tidak seperti biasanya. Mempersiapkan hidangan makan malam juga agak lama. Rasa masakan ini sepertinya memasak menggunakan kayu bakar.” Tante Tinna dan Ranny hanya tersenyum mendengar pertakaatan Kakek Rinto. Tante Tinna dan Ranny tidak menyadari, Kakek Rinto memperhatikan mereka.

Kakek Rinto tahu Tante Tinna dan Ranny memasak menggunakan kayu bakar dari rasa masakan yang dicicipi kakek Rinto.Tante Tinna dengan jujur menyampaikan kasus yang di alami di dapur malam ini kepada Kakek Rinto, “Kakek, malam ini rasa masakan agak berbeda, seperti yang Kakek cicipi, sebab masakan dimasak menggunakan kayu bakar. Malam ini, kita kehabisan gas. Esok pagi, saat memasak masih menggunakan kayu bakar, sebelum tabung gas terisi.” Mendengar penjelasan  Ranny dan tante Tinna, kakek hanya tersenyum dan mengerti apa masalah yang terjadi di dapur. Masalah kahabisan gas, merupakan masalah kecil bagi sebagian orang yang tidak pernah berurusan dengan masalah dapur. Namun, kehabisan gas,  merupakan masalah besar bagi mereka yang selalu beraktivitas di dapur.    Hal – hal kecil seperti kehabisan gas dapat berdampak besar jika tidak cepat diatasi dengan baik. Waktu makan malam selesai mereka bergegas ke kamar masing-masing untuk tidur malam. 

***

Pagi-pagi sekali Tante Tinna sudah bangun. Tante Tina ke pondok, menyalakan tungku api dan memasak untuk sarapan pagi. “Kayu bakar menjadi solusi mengatasi masalah kehabisan gas. Masalah khabisan gas pada tabug gas jangan dianggap sebagai masalah biasa yang dapat biarkan begitu saja. Masalah kehabisan gas jika tidak menemukan alternatif  seperti menggunakan kayu bakar maka akan menimbulkan masalah keributan di dalam rumah tangga. Masalah kehabsan gas ini, sama seperti masalah masalah Covid-19. Masalah Covid-19, jika tidak diatasi dengan baik, maka semua orang akan terinveksi. Bagi orang yang mengerti kesehatan pasti mengerti akan bahaya dari penyakit covid-19 ini. Namun, tidak untuk masyarakat biasa, masyarakat yang hidup di desa dengan pengetahuan terbatas, mereka berpikir bahwa covid-19 ini seperti kehabisan gas atau kehabisan minyak tanah untuk kompor minyak tanah dan alternatif pilihan dengan menggunakan kayu bakar untuk memasak. Jika pemikiran masyarakat seperti ini akan membuat mereka sering tidak taat menjalani ptotokol kesehatan,” gumam Tante Tina, “Lihat saja, makin hari penderita covid-19 makin bertambah meski pemerinta terus menghimbau untuk selalu memakai masker dan menjaga jarak, jangan berpergian jauh. Namun, masayarakat tidak mau mendengar sehingga penderita covid-makin bertambah. Rumah sakit penuh, tenaga kesehatan kewalahan mengatasi gelombang penderita covid-19 yang terus meningkat”

“Ah, Tinna jangan pikirkan yang aneh-aneh,” Ujar tante Tina, yang sadar dari lamunannya. Jika “Tante tinna bercicara sendiri seperti ini, tante Tinna sudah hilang kesadaran atau gila, Kata Ranny yang baru saja datang

“Oh tidak,Tante Tinna tidak gila. Oh, Tante Tina tidak mau digolongkan dalam orang dengan gangguan jiwa. Tinna takut dipasung,” ucap Tante Tina.

Mendengar suara tante Tinna dan Ranny, Juan bangun dan menuju kepondok mengikuti Tante Tinna. Sampai di pondok Juan menyapa Tante Tina dan Ranny, “Selamat pagi Tante Tina dan Kak  Ranny.”

“Selamat pagi Juan,” jawab Tante Tina dan Kak Ranny bersamaan.

“Juan perhatikan bahwa Tante Tina berbicara sendiri,” kata Juan, “Jangan-jangan Tante Tina mengalami gangguan jiwa setelah kemarin kita bertamasya ke perkebunan.”

“Ah!, Ranny pikir, Ranny sendiri yang berpikir Tante Tina telah mengalami gangguan jiwa, padahal Juan Juga berpikir yang sama seperti Ranny,” ujar Ranny.

“Oh, Juan dan Ranny berpikir tante Tina tela mengalami gangguan jiwa!” ujar tante Tina, “Kalian berdua pikir Tante Tina sudah Tidak waras! Kalian salah!” ujar Tante Tina.

“Maaf, Tante, sebab tadi Tante Tina sendiri, kedengaran seperti banyak orang, padahal Tante Tina berbicara sendiri,” ujar Ranny

Mendengar ranny berbicara demikian, Tante Tina tertawa terbahak-bahak.

“Juan, tolong bantu Kak Ranny ambilkan kayu bakar,” kata Kak Ranny

“Juan...,” panggil Kakek Rinto.

“Iya, Kakek,” jawab Juan.

“Kakek Rinto sudah bangun,” kata Ranny, “Kakek, biasanya mendengar berita dari televisi. mungkin Kakek butuh teman. Juan, tolong temanin, Kakek Rinto di ruang rekreasi,” ujar Ranny

Kakek  Rinto di ruang rekreasi, Juan pergi kepada Kakek Rinto dengan berkata kepada Kak Ranny dan Tante Tina, “Tante Tina  dan Kak Ranny, Juan pergi temani, Kakek, sebentar, ya!”

Menu sarapan pagi telah siap dan tersedia di atas meja makan. Mereka sarapan pagi bersama. Selesai sarapan Ranny dan Juan bersiap untuk belajar daring. Sebelum berangkat ke kamarnya, Tante Tina bertanya kepada Juan, “Juan, hari ini matapelajaran apa?”

“Hari ini, Juan, belajar matematika,” jawab Juan.

 Ranny menujuh ke kamarnya. di dalam kamar Ranny duduk di depan meja belajar, menghidupkan laptop dan dan menyelesaikan tugas yang diberikan dosennya.

Juan masih mengikuti materi matematika yang diberikan gurunya melalui aplikasi zoom meeting. Selesai mengikuti materi matematika, guru memberikan pekerjaan untuk diselesaikan. Guru pengampuh matapelajaran matematika menyampaikan, “Nanti, tugasnya dikirim ke guru matapelajaran via whatssapp atau email.” “Materi yang disampaikan melalui kegiatan belajar jarak jauh atau belajar daring ini hanya sepintas atau secara garis besar saja. Sehingga tugas yang diberikan guru Juan tidak mengerti,” kata Juan, “Juan meminta bantuan Kak Ranny untuk menyelesaikan tugas matematika.”

Ranny yang sedang sibuk menyelesaikan tugas kuliah, harus berhenti sejenak untuk menyelesaikan tugas matematika adiknya. Juan menunjukkan tugas matematika kepada Ranny. Ranny membaca soal matematika yang menjadi tugas yang diberikan guru matematika, Juan. Soalnya, selesaikan perkalian bersusun 31x31, 51x51, 42x21 dan 8x12 yang diselesaikan dengan cara campuran (perkalian dan Penjumlahan). Ranny meminta Juan memperhatikan cara penyelesaiannya.

Ranny telah selesai menyelesaikan tugas matematika milik Juan. Ranny menatap Juan dengan bertanya,  “Apakah Juan mengerti dengan proses penyelesaian tugas matematika, yang baru saja, Kak Ranny selesaikan?” Juan  menjawab, “Kak Ranny, Jujur, Juan masih bingung.” “Tolong Juan perhatikan penjelasan Kak Ranny,” ujar Kak Ranny, “Untuk soal 31x31 dan soal 42x21 dapat diselesaikan dengan cara petama-tama angka di tulis secara bersusun. Langka kedua, angka satuan .dikalikan dan nilai perkalian dari angkah satuan ditulis lurus dengan angka satuan Langkah ketiga, angka puluhan dikalikan dan nilai dari angka puluhan di tulis lurus dengan angka puluhan tetapi harus diingat bahwa nilai kali angka puluhan akan menjadi nilai ratusan pada hasil. Untuk itu,  penulisannya diberikan sedikit ruang untuk nilai puluhan nanti. Langkah keempat  untuk mencari angka puluhan, maka angka puluhan di jumlahan, nilai penjumlahan dari angka puluhan akan ditulis di tengah antara nilai perkalian angka puluhan dan nilai perkalian angka satuan.  Jadi, untuk 42x21 jika meggunakan cara tersebut, maka 2x1=2, 4x2=8 dan 4+2=6, nilai dua sebagai hasil kali angka satuan, nilai delapan sebagai hasil kali puluhan dan nilai enam sebagai hasil penjumlahan angka puluhan maka akan menghasilkan nilai 862, sehingga 42x21=862; Untuk Soal 31x31 cara kerjanya sama dengan soal 42x21 Jadi,untuk 31x31 jika meggunakan cara tersebut, maka 1x1=1, 3x3=9 dan 3+3=6, nilai dua sebagai hasil kali angka satuan, nilai delapan sebagai hasil kali puluhan dan nilai enam sebagai hasil penjumlahan angka puluhan maka akan menghasilkan nilai 961, sehingga 31x31=961; Untuk soal 8x12 dapat diselesaikan dengan cara, pertama-tama kita harus tahu bahwa duabelas adalah sepuluh ditambah dua  maka kita pisahkan menjadi angka sepuluh dan angka dua. Langkah kedua, angka sepuluh dan angka dua masing-masing akan dikalikan dengan angka delapan. Langkah ketiga, hasil kali angka delapan dan angka dua serta hasil kali angka sepuluh dan delapan dijumlahkan. Jadi untuk soal 8x12, jika meggunakan cara tersebut, maka 8x2=16, 8x10=80 dan 80 +16=96, sehingga 8x12=96; Untuk soal 51x51, langkah pertama selesaikan terlebih dahulu perkalian satu kali satu, dan perkalian lima kali lima. Setelah itu selesaikan penjumlahan lima tambah lima. Hasil perkalian lima kali lima ditulis lurus angka lima dan hasil perkalian satu kali satu ditulis lurus angka satu. Sementara itu hasil penjumlahan  lima tamba lima adalah angka sepuluh. Sepuluh merupakan gabungan angka satu dan nol maka angka satu ditulis dibawa angka lima hasil perkalian lima kali lima dan angka nol dituis dibawah ruang kosong. Setelah itu  dilakukan penjumlahan bersusun sehingga hasilnya akan menjadi 2601.”Setelah menjelaskan kepada Juan, Ranny meminta Juan untuk meninggalkannya agar Ranny melanjutkan tugas kuliahnya.

***

Hari itu suasana di rumah agak sepi karena semua penghuni rumah melaksanakan aktivitas masing masing. Ranny bersiap untuk mengikuti kuliah online. Juan tersenyum bahagia, sebab tugas matematikanya sudah selesai dikerjakan. Juan sangat berterima kasih kepada Kak Ranny, karena dengan bantuan Kak Ranny, Juan dapat menyelesaikan tugas matematika yang diberikan Pak Fikri guru matematika yang killer itu.

Dari kejauhan Joe berlari-lari kecil mendekati Juan sambil mamanggil-manggil nama Juan. Ketika mendekati Juan, Joe dan Juan bersendahgurau bersama. Keduanya seumuran, sehingga mereka berdua sering bermain bersama dan bersekolah di sekolah yang sama. Saat bermain bersama, Joe sempat menanyakan tugas matematika kepada Juan.

“Apakah, tugas matematikamu sudah kamu kerjakan, Juan?” tanya Joe.

“Tugas matematika Juan, sudah Juan selesaikan,” jawab Juan singkat, “ Juan meminta bantuan, Kak Ranny.”

“Oh…, Joe kerja sendiri karena Kakak-kakak Joe sibuk,” ujar Joe.

“Tugas matematika Joe dan Juan sudah selesai dikerjakan,” kata Juan kepada Joe, “Jadi, sekarang kita bermain.”

Ranny yang sedang mengikuti perkuliahan online memperhatikan Juan dan Joe dari balik jendela kamarnya. Ranny bahagia sebab selama ini tidak ada satu pun tetangga yang ingin berkunjung ke rumahnya. Hal itu karena Susan- ibunya Ranny dan Juan, terinveksi covid-19. Joe menjadikan semuanya berubah. Joe seorang anak berambut pirang itu , memengobati kerinduan  Ranny untuk dapat berbagi cerita selama masa karantina.

Ranny keluar dari kamarnya, menuju tempat Juan dan Joe, di sana ketiganya bercerita. Mereka bercerita mengenai kerinduan. Rindu akan kebersamaan dan keceriaan yang hilang karena Covid-19. Kerinduan untuk bermain bersama, mengunjungi sanak keluarga, Namun, saat ini berbedah, semua sibuk dengan  diri sendiri. Tidak ada lagi kumpul bersama. Covid, menjadikan semuanya berubah. Gaya hidup berubah. Ketiganya pulang ke rumah masing- masing dengan membawa kisah perjumpaan mereka itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status