“Setiap hari pembicaraan tidak terlepas dari covid-19,” kata Ranny yang sedang menuju ruang makan dengan membawa semangkuk sayur di tangannya, “Iya, setiap hari aktivitas hanya di dalam rumah. Setiap hari berita ditelevisi menyiarkan korban meninggal karena covid-19.”
“Kehadiran virus corona ini akan merubah gaya hidup manusia, termasuk Juan, Ranny, Kakek Rinto, dan Tante Tina dan semua orang,” jelas tante Tina, “Anak-anak sekolah menjalani sekolah daring, kampus-kampus melaksanakan kuliah daring. Segala sesuatu dilaksanakan dari rumah dengan bantuan teknologi buatan yakni smartpon.
Namun, sekolah daring atau kuliah daring memiliki banyak kekurangannya. Seperti, tidak semua peserta didik, memiliki smartpon, jika peserta didik memiliki smartpone itu pun mungkin saja dengan susah paya orangtua dari peserta didik memperolehnya. Belum lagi masalah jaringan internet, tidak semua daerah memiliki jaringan internet yang baik, mungkin saja di daerah tertentu ada jaringan internetnya tetapi geser sedikit hilang.”
Menurut Ranny, “Metode pembelajaran daring tidak memberikan nuansa pembelajaran yang baik. Apalagi pebentukan karakter siswa tidak ada. Dalam hal ini, ada roh pendidikan yang hilang dari sistem pendidikan. Sehingga murid tidak lagi memandang gurunya, anak tidak lagi menghargai orang tua, demo mahasiswa kadang ananarkis.”
Sedang asyik asiknya Ranny mengungkapkan pikirannya, Juan berkata kepada Ranny, “Kak Ranny mencemaskan sistem pendidikan. Namun, Kak Ranny tidak mencemaskan kesehatan, Ibu.”
Ranny menjawab Juan dengan suara tinggi, “Juan, Kak Ranny bukannya tidak peduli dan tidak khawatir dengan kesehatan Ibu, Kak, Ranny selalu memikirkan kesehatan Ibu tiap malam.”
“Juan dan Ranny cukup. Ranny dan Juan, Kakek tahu, kalian berdua cucu-cucu Kakek yang baik. Juan dan Ranny bahkan Kakek, Tante Tina dan Anre sangat mengkhawatirkan kesehatan ibu kalian,” kata Kakek Rinto,“ Walaupun demikian, Juan, Ranny, Tante Tina dan Kakek harus mengawatirkan diri sendiri juga penting. Susan – ibu kalian, dinyatakan positif dan dia dirawat di rumah sakit.
Sementara Juan, Ranny, Tante Tinna dan Kakek Rinto, dinyatakan negatif untuk saat ini, tetapi belum tahu ke depannya. Untuk itu, kita harus menjaga kesehatan diri kita, menjaga imunitas tubu. Jika kesehatan tubuk terganggu, daya tahan tubuh lemah virus corona penyebab penyakit covid-19 mudah menyerang.”
“Covid-19 hadir dalam tiga pola infeksi, yaitu dimulai dengan penyakit ringan dan gejala saluran pernapasan atas, kemudian diikuti oleh pneumonia. Setelah sekitar satu minggu, pneumonia berat dengan sindrom gangguan pernapasan akut dapat berkembang dengan cepat dan kadang-kadang membutuhkan alat bantu pernapasan. gejala covid-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, flu, sakit tenggorokan, atau diare ringan,” kata Ranny,“ Ranny tak habis pikir bahwa gejala penyakit covid-19 diawali dengan gejala flu, hidung tersumbat.”
Diskusi dari tadi Juan masih saja penasaran tentang penyebab penyebab penyakit covid-19. Juan akhirnya melontarkan pertanyaan kepada Kak Ranny, Pertanyaan yang sama yang pernah Juan tanyakan kepada kakek Rinto. Mendengar pertanyaan Juan tentang penyebab penyakit covid19 antara virus atau bakteri sebagai penyebabnya, Ranny pun mencoba menjawab keraguan adiknya itu, sambil tersenyum kepada adiknya Ranny berkata,“Juan, kak Ranny sendiri tidak tahu, antara virus atau bakteri.
Untuk menjawabi keraguan Juan mengenai sumber penyebab covid-19 ini sebaiknya nanti juan cari tahu sendiri. Jika Juan Jadi dokter Juan dapat mengetahui apa sumber utama penyakit covid-19 ini. Ketika Juan menjadi dokter keraguan Juan ini bisa terjawab. Untuk saat ini, semua orang mengikuti apa yang dikatakan pemerintah yang telah menjadi kebiasaan bahwa penyebab covid-19 adalah virus corona bukan bakteri.”
“Juan itu ragu sebab dari jaman dulu orang makan daging kelelawar tidak terserang penyakit covid-19. Sekarang orang tidak mau makan kelelawar karena dianggap sumber virus corona. Mengapa covid harus dari Wuhan? ” ujar juan,“ Karena orang-orang disana suka makan danging mentah. Bakteri dari kekelawar masuk ke dalam tubuh manusia, berkembang biak di dalam sana. Bakteri itu menimbulkan penyumbatan dan pembekuan dara di pembuluh dara. otak tidak menerima oksigen, maka terjadi kehilangan kesadaran”.
Juan yang terus mencari tahu penyebab hadirnya virus Corona, Tante Tina berkata, “Aduh, Juan tugas Juan itu belajar bukan memikirkan hal yang bukan menjadi tanggungjawab Juan. Juan saat ini, harus menerima kenyataan bahwa virus corona itu ada dan menyebabkan kematian bagi banyak orang.
Kehadiran virus corona ini anggap saja sebagai sahabat, sehingga Juan tidak stres. Virus corona ini, untuk Tante Tina, semacam seleksi alam. Untuk itu siapa yang kuat akan selamat yang lemah akan tiada. Untuk itu, seperti kata kakek, jaga kesehatan dan kekebalan tubuh.”
“Juan ingin belajar, tetapi belajar tatap muka bukan belajar daring. Kalau belajar daring seperti sekarang ini, Juan tidak tertarik, sebab banyak materi yang juan tidak mengerti,” kata Juan.
“Diskusi mengenai metode pembelajaran daring, dan pembalajaran offline atau tatap muka tentu berbeda Juan. Juan, supaya Juan paham bahwa pendidikan itu bukan hanya sebagai tugas guru, tetapi orangtua memiliki peran penting dalam pendidikan”, kata Tante Tina.
“Metode pembelajaran online, tidak hanya murid yang mengalami kesulitan dalam belajar. Namun, kesulitan terbesar ada pada pihak guru atau pendidik. Guru atau pendidik mengalami kesulitan yang sama sulitnya seperti para siswa. Guru harus menyiapkan materi dalam bentuk vidio, tentu penilaian terhadap siswa juga semakin rumit sebab guru semakin sulit mengenal kemampuan siswanya. Sebab tugas yang diberikan guru boleh saja tugas tersebut dikerjakan oleh saudara atau orangtua siswa dan disini kesulitan memberikan nilai,” kata Ranny, “Metode belajar daring atau belajar dari rumah ini juga kadang membebankan orangtua yang berpandangan sempit bahwa pendidikan hanya tugas guru di sekolah. Orangtua yang seperti ini akan membiarkan anaknya belajar sendiri tanpa bimbingan dari orangtua. Belajar daring ini sesungguhnya anak-anak diajarkan untuk belajar mandiri. Untuk itu Juan harus belajar sendiri, jika Juan tidak mengerti boleh tanya kepada kak Ranny, Kakek atau tante Tinna. Sebab belajar mandiri itu, guru hanya memberikan materi secara sepintas atau memberikan materi sebatas kisi-kisinya saja. Iya, secara garis besar begitu materi yang disajikan. Selebihnya Siswa sendiri yang berusaha.”
“Salah satu metode pendidikan adalah dengan diskusi seperti ini. Kegiatan diskusi iniuntuk melati Juan dan Ranny dalam membentuk mental dan karakte serta kemampuan berbicara di depan umum. Diskusi merupakan kebiasaan yang ditanamkan keluarga ini,” kata Kakek Rinto, “Kebiasaan membiarkan anak-anak berbicara saat di meja makan merupakan kebiasaaan Kakek, yang diterapkan Anre ke Juan dan Ranny. Saat diskusi, orangtua akan mengetahui kemampuan anaknya baik dalam mengatasi emosi, menjaga tutur kata dan juga mengetahui kecakapan anak dalam enguasai materi yang diperdebatkan, dengan itu orangtua akan mengenal anaknya.
Sesudah sarapan Ranny masuk ke kamarnya. Ranny mengambil diarynya dan menulis, “pandemi corona virus ini mengubah gaya hidup semua orang. Sebelum kehadiran virus corona, orang-orang bergaul bebas, melakukan perjalanan sesuka hati. Ranny, Juan, Ayah dan Ibu selalu menikmati kebersamaan ini dengan bertamasya. Ketika Ranny, Juan dan semua anggota keluarga berkumpul, di sana ada kegembiraan. Namun, tidak untuk saat ini. Sekarang berbeda. Kini di masa pandemi virus corona ini masyarakat dihadapkan pada kegelisahaan dan ketakutan, kesepian dan kesendirian di saat orang hendak memenuhi kebutuhan hidup, mereka kehilangan pekerjan di saat hendak perpergian orang takut terserang virus corona.” Ranny menghentikan sebentar ketika pintu kamarnya diketuk. “Kak Ranny tolong bukakan pintunya, ini dengan Juan.” Kata Juan. “Juan, apa yang boleh Kak Ranny bantu?” kata Kak Juan sambil berdiri membukakan pintu untuk Juan. “Maaf, Kak Ranny jika Juan mengganggu, Juan minta bantuan
Malam ini, kegiatan di dapur agak terganggu. Tante Tina mengalaminya, karena ketika Tante hendak menyalakan kompor gas, rupanya kehabisan gas. Tante Tina menuju ke pondok di samping dapur. Pondok itu beratapkan rumbai daun lontar. Dinding pondok terbuat dari belahan bambu. Tante Tinna mengambil kayu bakar dan menyalakan api di tunggku perapian. Tante Tinna memasak semuanya di tungku api. dari balik pintu Rany memperhatikan Juan. Juan duduk di teras depan dengan raut wajah Juan dipenuhi rasa kesedihan. Untuk sekian kalinya Ranny melihat Juan duduk menyendiri. Kelopak matanya sembap. Tatapannya kosong layaknya seorang yang kehilangan separu nyawa. Hampir setiap saat Ranny melihat adiknya seperti itu. Duduk termangu jika tak ada teman diskusi. Oleh sebab itu, Ranny dan Kakek Rinto selaku mengajaknya diskusi atau berbicara berbagai hal agar Juan dapat terhindar dari kesedihannya. Seharian mereka bersenang – senang di lahan pertanian.Namun, rasa kesedihan Juan belum juga hi
Ranny mengamati perempuan itu dari balik jendela lantai dua rumahnya. Apa yang dilakukan perempuan itu tak luput sedetik pun dari matanya. Ranny beringsut saat perempuan itu celangak celinguk dan menatap jendela tempatnya bersembunyi. Dihembuskannya nafas lega saat perempuan itu pergi sambil menjinjing kantong plastik biru dan seorang bocah kecil di gandengannya.Waty bergegas membuka kantong plastik biru itu sesampainya di rumah. Senyumnya mengembang saat dilihatnya satu toples kue, beberapa potong ayam goreng dan sebungkus nasi di antara perca kain dan robekan koran. Waty tak habis pikir dengan orang kaya di rumah besar itu. Makanan yang mereka buang begitu banyak. Jumat minggu lalu, ada donat meses dan beberapa potong daging dimasak kecap dengan beberapa sayur hijau dan merah yang kata asisten rumah sebelah, paprika namanya. Ah, Waty lega melihat senyum anaknya saat mengunyah kue. Tapi, tunggu..., Niah terkejut melihat sesuatu di balik sobekan
Sore, tepat pukul 15:30, Juan dan Ranny sudah di depan gerbang halaman rumah Pak Pedro. Mereka diterima oleh seorang sekurity. Juan dan Ranny menyampaikan maksud kedatangan mereka. Mereka dihantar Sekurity menemui Pak Pedro–Ayah Joe. Pak Pedro menyambut kedatangan mereka berdua. Ranny dan Juan memberi salam kepada Pak Pedro,“ Selamat sore, Pak.” “Selamat sore juga, Juan dan Ranny,” kata Pak Pedro. Pak Pedro mempersilakan Ranny dan Juan duduk di ruang tamu. Tidak menunggu lama Rosla – asisten rumah tangga Pak Pedro menyugukan minuman. “Diminum minumannya, Kak” ujar Rosla. Sedang menikmati minuman Juan bertanya kepada Pak Pedro, “Maaf, Pak, Kedatangan Juan dan Ranny sore ini, untuk menjenguk Joe, karena hari ini, Joe tidak mengikuti sekolah online. Bolehkah Juan ingin tahu, Apakah Joe ada?” “Nak, Ranny dan Juan, Joe ada di kamarnya,” kata Pak Pedro, “Kalau mau langsung bertemu Joe boleh ke kamarnya.” “Tidak, Pak. Kami ing
Kepada Juan, Tante Tina berkata,“Juan, bolehkah Tante Tina meminta tolong? Bolehkah Juan, menghantar kue ini ke, Ibu Rina, ya?”“Tidak, ah, Tante,” jawab Juan.“Mengapa tidak mau, Juan?” tanya Tante Tina.“Apakah Tante lupa, kita dalam masa karantina!” jawab Juan.“Nanti sampai di rumah Ibu Rina, Juan gantung saja kresek berisi kue ini di gerbang halaman rumah Ibu Rina. Nanti juga di ambil oleh Ibu Rina. Bagaimana, Juan? Apakah Juan bersedia menghantar kue ini ke rumah Ibu Rina? tanya Tante Tina.“Juan Bersedia menghantar Kue ke rumah Ibu Rina, tetapi karena terpaksa,” jawab Juan“Terima kasih Juan, ini kuenya,” kata Tante Tina kepada Juan sambil menyodorkan kresek berisi kue.Juan merasa malas kalau di suru Ibu atau Tante Tina atau tante ke rumah Ibu Rina. Ibu Rina yang tinggal di Blok ujung kampung yang sering ting
“Pernahkah Ranny merasakan pada urutan kedua?” kata Juan kepada Ranny yang sedang menikmati gurih dan renyanya emping jagung buatan Ibu Rikka.“Belum, Sebab Ranny anak pertama,” ujar Ranny, “kalau Juan sudah biasa degan urutan kedua, sebab dia anak kedua.”“Juan, sebagai anak kedua, iya, anggap saja itu prestasi teringgiku. Jelas, yang Juan rasakan adalah rasa iri luar biasa pada urutan pertama,” kata Juan, “Hal yang sejujurnya Juan dari menjadi yang kedua.”“Dari manakah datangnya perlombaan untuk mendapatkan urutan ini?” kata Ranny, “terlahirnya dari pengkondisian di dalam keluarga.”“Sangat menyebalkan! hal lain yang sulit Juan diterima adalah alasan ‘Kan Kakak punya itu, pinjam saja!’ atau ‘bisa untuk berdua’,” kata Juan, “ Sering orang membandingkan, ‘Serius itu kakakmu? Kok bedah?’”“Juan
Kakek Rinto, dan Juan, sibuk membaca di ruang rekreasi, sedangkan Tante Tina dan Ranny asyik menonton menonton film kesukaan di televisi. Mereka sampi lupa waktunya makan siang. mereka disadarkan oleh bunyi lonceng gereja yang berdentangan tepat pukul 12.00 siang. Kakek yang sedang serius membaca koran berkata kepada Kakek Tina dan Ranny, “Tina, Ranny sudah waktunya makan siang, tutup televisinya. Mari, kita ke ruang makan.” “Aduh, nanggung Kakek, Film nya kren, tetapi Kakek menyuru unuk menutup tetevisi, ya, terpaksa,” ujar Ranny yang sedang penasaran dengan alur cerita dari film tersebut. “Selesai makan siang, bisa lanjut menonton,” kata Kakek Rinto, “Kakek sudah keroncong. Ayo, ke ruang makan.” Kakek Rinto, Juan, Tante Tina, Ranny bersama-sama ke ruang makan untuk makan bersama. di dalam keluarga Anre selalu diajarkan untuk makan bersama, jika semua anggota berada di rumah. Anggota keluarga dapat tidak hadir dalam makan bersama jika sakit
Telpon Rumah berdering. Ranny yang menerima telpon meneteskan air mata dan menampahkan raut wajah kesedihan. Ranny menangis histeris menggil-manggil Susan– Ibunya. Juan, Tante Tina dan Kakek Rinto menatap Ranny dengan rada keheranan. Penasaran mengenai siapa yang menelpon Ranny, Tante Tina merampas gagang telpon dari tangan Ranny.“Halo, ini dengan siapa?” tanya Tante Tina“Kami dari pihak rumah sakit!“ suara dari balik telpon, “Kami ingin menginformasikan bahwa Ibu Susan, sudah tidak bisa tertolong lagi.”“Apa? tanya Tante Tina“Iya, Bu. Ibu susan sudah meninggal,” suara dari balik telpon, “Kami berharap pihak keluarga dapat datang ke rumah sakit untuk mendapat informasi lebih lanjut.”Tante Tina meneteskan airmata tangisnya pecah. Tante Tina menyampaikan kepada Kakek Rinto dan Juan bahwa yang menelpon Ranny dan terakhir berbicara dengan Tante Tina adalah pihak rumah sak