Share

7

Ranny mengamati perempuan itu dari balik jendela lantai dua rumahnya. Apa yang dilakukan perempuan itu tak luput sedetik pun dari matanya. Ranny beringsut saat perempuan itu celangak celinguk dan menatap jendela tempatnya bersembunyi. Dihembuskannya nafas lega saat perempuan itu pergi sambil menjinjing kantong plastik biru dan seorang bocah kecil di gandengannya.

Waty bergegas membuka kantong plastik biru itu sesampainya di rumah. Senyumnya mengembang saat dilihatnya satu toples kue,  beberapa potong ayam goreng dan sebungkus nasi di antara perca kain dan robekan koran.  Waty tak habis pikir dengan orang kaya di rumah besar itu.  Makanan yang mereka buang begitu banyak. Jumat minggu lalu, ada donat meses dan beberapa potong daging dimasak kecap dengan beberapa sayur hijau dan merah yang kata asisten rumah sebelah, paprika namanya. Ah,  Waty lega melihat senyum anaknya saat mengunyah kue.  Tapi, tunggu..., Niah terkejut melihat sesuatu di balik sobekan koran paling bawah, gelang emas dan sebuah  iphone, tangisnya pecah.

Pagi harinya, tetangga Ranny, pemilik rumah besar itu gaduh. Suara Pak Pedro menggelegar terdengar. " Kamu, cari sampai dapat!, gelang dan iphon itu saya beli di Paris". " Papa..., " Perempuan itu berteriak kencang memanggil suaminya. Joe  menatap Ibu tirinya sekilas, lalu masuk ke kamarnya. Joe masuk ke kamarnya  dan mengunci pintu kamar.

Joe memandang arlojinya menunjukkan pukul 09:00, waktunya untuk mengirimkan tugas matematika ke Pak Fikri – guru matapelajaran. Namun, hal itu tidak dilakukan oleh Joe,sebab iphone miliknya hilang. Juan mengetahui bahwa Joe tidak mengirim tugas matematika, ketika Pak Fikri, mengirim nama-nama siswa yang belum mengumpulkan tugas matematika di akun group Whatsap sekolah. “Ah...! Juan tak habis pikir, mengapa Joe tidak mengirimkan tugas matematika? Padahal, kemarin sore Joe dengan girangnya bercerita kepada Juan bahwa tugas matematika, sudah ia selesaikan,”gumam Juan, “Setahu Juan, Joe itu anak yang cerdas.” Memikirkan Joe, Juan menjadi tidak konsentrasi saat mengikuti pelajaran secara daring.

Ranny tidak konsentrasi mengikuti perkuliahan jarak jauh atau daring. Ranny masih membayangkan perempuan yang di lihatnya  tadi pagi. Wajah perempuan itu terus menganggu pikiran Ranny. Ketika perempuan itu hilang dari penglihatan Ranny, terdengar keributan di rumah Pak Pedro.  Selasai mengikuti perkuliahan dan sekolah online hari itu, Ranny dan Juan serta Tante Tinna duduk santai di teras. Tante Tinna  bertanya kepada Juan dan Ranny, “Juan dan Ranny, bagaimana pengalaman kalian dalam perkuliahan dan sekolah daring hari ini?” Juan menjawab, “Sekolah online hari ini lancar tidak mengalami gangguan jaringan internet seperti kemarin, tadi, Pak Fikri mengumumkan di whatssapp group sekolah mengenai siswa yang belum mengumpulkan tugas matematika, salah satu siswa yang tidak mengumpulkan tugas adalah Joe teman Juan anak Pak Pedro.”

“Anak Pak Pedro, tetangga samping rumah ini?” tanya Tante Tina menyelidik.

“ Iya, Tante Tina,” jawab Juan.

“Rany, bagaimana Pengalama kuliah daring hari ini?” tanya Tante Tinna.

“Ranny, tidak konsentrasi,” jawab Ranny, “Ranny, tadi saat kuliah sedang memperhatikan seorang perempuan, pergi meninggalkan rumah Joe dengan membawa sekantung kresek,  saat perempuan itu menjauh, terjadi keributan di rumah Joe, mungkin saja, apa yang dikatakan oleh Juan tadi bahwa Joe tidak mengumpulkan tugas ada  hubungannya dengan apa yang Ranny lihat tadi pagi.”

 Mendengar pengalaman Ranny Tante Tinna, menegur Ranny, “Ranny jangan berkesimpulan begitu. Nanti kalau ada waktu, kalian bertemu dengan Joe, saat itu kalian tanyakan mengapa Joe tidak mengumpulkan tugas matematika.”  

***

Waktunya makan siang. Menu masakan telah tersedia di atas meja makan. Tante Tina menyajikan di atas meja, sebelum bersantai dengan Juan dan ranny di teras depan. Tante tina berkata kepada Juan, “Juan, tolong panggilkan, Kakek Rinto di kamarnya, sampaikan sudah waktunya makan siang.” Juan ke kamar Kakek Rinto dan menyampaikan kepada Kakek Rinto bahwa waktunya makan siang. Kakek Rinto keluar kamar bergegas  ke ruang makan, Juan mengikutinya dari belakang. Ketika Kakek Rinto tiba di Ruang makan, Tante Tina dan Ranny sudah ada di sana.  

Saat makan siang bersama, Kakek Rinto berkata, “Saat ini dampak pandemi Covid-19 mulai kita rasakan dalam semua aspek kehidupan kita sehari-hari, mulai dari aspek ekonomi, sosial, budaya, tak terkecuali pendidikan. Sebelum terjadinya pandemi ini, kita melakukan kegiatan sehari-hari secara normal, bekerja di kantor, mengajar di sekolah atau kampus, berdagang ke pasar, belanja atau sekedar nongkrong di mall. Kini, semenjak tragedi pandemik menguji negeri kita ini, semua aktivitas kita menjadi tidak biasa atau tidak normal. Kita diminta bekerja dari rumah, bahkan belanja kebutuhan sehari-haripun dari rumah. Untuk melakukan itu semua, kini kita sangat bergantung kepada perangkat mobile atau laptop, kini kita semakin sangat bergantung pada koneksi internet untuk bisa beraktivitas secara online.”

Menanggapi pembicaraan Kakek Rinto, Tante Tina berkata, “Dampak Covid-19 bukan hanya terjadi di negeri kita, tetapi melanda hampir seluruh negara di dunia, semua negara sedang mengalami hal yang sama, dunia sedang melawan virus corona. Bayangkan jika hari ini koneksi internet seluru dunia padam! Orang tidak main f******k, orang tidak chatingan di whatssapp, orang tidak dapat mengirim email. Pihak pengelolah g****e, f******k, dan whatssapp merugi. meruginya tidak sedikit, miliran dolar saham USA, karena yang mengakses g****e, f******k dan whatssapp adalah semua orang di berbagai negara di dunia ini.”

“Apa yang Kakek dan Tante Tina itu, benar. Saat ini, dalam menjalani kehidupan sehari-hari,  kita dihimbau untuk melakukan semua secara online dari rumah, demi menjaga kesehatan lahir dan batin kita dari penularan covid-19,” kata Ranny, “Terkait aktivitas pendidikan, pemerinta kita mengeluarkan aturan untuk belajar dari rumah secara online. Terkait aktivitas bekerja sehari-hari, pemerinta kita menghimbau untuk melakukannya dari rumah, pun secara online.”

“Nah! Mereka yang melek teknologi tentu dapat dengan mudah melakukan adaptasi untuk kirim email, kirim dokumen pekerjaan lewat w******p, bahkan meething pun bisa dilakukan dengan video conference, kirim tugas melalui aplikasi g****e class room, interaksi melalui aplikasi meething room,” kata Tante Tina, “Tetapi, menjadi sangat sulit bagi mereka yang tidak melek teknologi. Sulit untuk mereka yang berada di daerah terdepan, terluar, terpencil yang tidak ada jaringan internet.Sulit untuk mereka yang sudah lanjut usia, mata mereka yang sudah kabur-kabur. Mereka yang tidak ingin ribet, sebab bekerja dengan menggunakan aplikasi butuh kesabaran”

Waktu hendak meninggalkan ruang makan karena waktu makan siang telah usai, Ranny berkata kepada Kakek Rinto, “Maaf, Kakek, Ranny hampir lupa. Ranny minta ijin, sore nanti, Juan dan Ranny pergi mengunjungi Joe, karena kata Juan, Joe tidak mengumpulkan tugas matematika dan tidak mengikuti sekolah online untuk hari ini.”

“Kakek, mengijinkan, itu tandanya cucu-cucu kakek peduli dengan tetangga, tetapi ingat taat protokol kesehatan,” jawab Kakek Rinto.

“Terima kasih, kakek,” ujar Juan.

Kakek Rinto ke kamarnya untuk istirahat siang. Tante Tina sudah lebih dulu ke kamarnya. Juan yang ada disamping Ranny bertanya kepada Ranny, “Kak Ranny, pukul berapa kita ke rumah Joe, sore nanti?”

Ranny menjawab,“Pukul 15.30, kita pergi ke rumah Joe.”

“Terima kasih, Kak Ranny,“ ” ujar Juan. Ranny dan Juan ke kamar mereka masing-masing untuk istirahat siang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status