Share

7

last update Last Updated: 2021-10-19 00:20:52

Ranny mengamati perempuan itu dari balik jendela lantai dua rumahnya. Apa yang dilakukan perempuan itu tak luput sedetik pun dari matanya. Ranny beringsut saat perempuan itu celangak celinguk dan menatap jendela tempatnya bersembunyi. Dihembuskannya nafas lega saat perempuan itu pergi sambil menjinjing kantong plastik biru dan seorang bocah kecil di gandengannya.

Waty bergegas membuka kantong plastik biru itu sesampainya di rumah. Senyumnya mengembang saat dilihatnya satu toples kue,  beberapa potong ayam goreng dan sebungkus nasi di antara perca kain dan robekan koran.  Waty tak habis pikir dengan orang kaya di rumah besar itu.  Makanan yang mereka buang begitu banyak. Jumat minggu lalu, ada donat meses dan beberapa potong daging dimasak kecap dengan beberapa sayur hijau dan merah yang kata asisten rumah sebelah, paprika namanya. Ah,  Waty lega melihat senyum anaknya saat mengunyah kue.  Tapi, tunggu..., Niah terkejut melihat sesuatu di balik sobekan koran paling bawah, gelang emas dan sebuah  iphone, tangisnya pecah.

Pagi harinya, tetangga Ranny, pemilik rumah besar itu gaduh. Suara Pak Pedro menggelegar terdengar. " Kamu, cari sampai dapat!, gelang dan iphon itu saya beli di Paris". " Papa..., " Perempuan itu berteriak kencang memanggil suaminya. Joe  menatap Ibu tirinya sekilas, lalu masuk ke kamarnya. Joe masuk ke kamarnya  dan mengunci pintu kamar.

Joe memandang arlojinya menunjukkan pukul 09:00, waktunya untuk mengirimkan tugas matematika ke Pak Fikri – guru matapelajaran. Namun, hal itu tidak dilakukan oleh Joe,sebab iphone miliknya hilang. Juan mengetahui bahwa Joe tidak mengirim tugas matematika, ketika Pak Fikri, mengirim nama-nama siswa yang belum mengumpulkan tugas matematika di akun group Whatsap sekolah. “Ah...! Juan tak habis pikir, mengapa Joe tidak mengirimkan tugas matematika? Padahal, kemarin sore Joe dengan girangnya bercerita kepada Juan bahwa tugas matematika, sudah ia selesaikan,”gumam Juan, “Setahu Juan, Joe itu anak yang cerdas.” Memikirkan Joe, Juan menjadi tidak konsentrasi saat mengikuti pelajaran secara daring.

Ranny tidak konsentrasi mengikuti perkuliahan jarak jauh atau daring. Ranny masih membayangkan perempuan yang di lihatnya  tadi pagi. Wajah perempuan itu terus menganggu pikiran Ranny. Ketika perempuan itu hilang dari penglihatan Ranny, terdengar keributan di rumah Pak Pedro.  Selasai mengikuti perkuliahan dan sekolah online hari itu, Ranny dan Juan serta Tante Tinna duduk santai di teras. Tante Tinna  bertanya kepada Juan dan Ranny, “Juan dan Ranny, bagaimana pengalaman kalian dalam perkuliahan dan sekolah daring hari ini?” Juan menjawab, “Sekolah online hari ini lancar tidak mengalami gangguan jaringan internet seperti kemarin, tadi, Pak Fikri mengumumkan di whatssapp group sekolah mengenai siswa yang belum mengumpulkan tugas matematika, salah satu siswa yang tidak mengumpulkan tugas adalah Joe teman Juan anak Pak Pedro.”

“Anak Pak Pedro, tetangga samping rumah ini?” tanya Tante Tina menyelidik.

“ Iya, Tante Tina,” jawab Juan.

“Rany, bagaimana Pengalama kuliah daring hari ini?” tanya Tante Tinna.

“Ranny, tidak konsentrasi,” jawab Ranny, “Ranny, tadi saat kuliah sedang memperhatikan seorang perempuan, pergi meninggalkan rumah Joe dengan membawa sekantung kresek,  saat perempuan itu menjauh, terjadi keributan di rumah Joe, mungkin saja, apa yang dikatakan oleh Juan tadi bahwa Joe tidak mengumpulkan tugas ada  hubungannya dengan apa yang Ranny lihat tadi pagi.”

 Mendengar pengalaman Ranny Tante Tinna, menegur Ranny, “Ranny jangan berkesimpulan begitu. Nanti kalau ada waktu, kalian bertemu dengan Joe, saat itu kalian tanyakan mengapa Joe tidak mengumpulkan tugas matematika.”  

***

Waktunya makan siang. Menu masakan telah tersedia di atas meja makan. Tante Tina menyajikan di atas meja, sebelum bersantai dengan Juan dan ranny di teras depan. Tante tina berkata kepada Juan, “Juan, tolong panggilkan, Kakek Rinto di kamarnya, sampaikan sudah waktunya makan siang.” Juan ke kamar Kakek Rinto dan menyampaikan kepada Kakek Rinto bahwa waktunya makan siang. Kakek Rinto keluar kamar bergegas  ke ruang makan, Juan mengikutinya dari belakang. Ketika Kakek Rinto tiba di Ruang makan, Tante Tina dan Ranny sudah ada di sana.  

Saat makan siang bersama, Kakek Rinto berkata, “Saat ini dampak pandemi Covid-19 mulai kita rasakan dalam semua aspek kehidupan kita sehari-hari, mulai dari aspek ekonomi, sosial, budaya, tak terkecuali pendidikan. Sebelum terjadinya pandemi ini, kita melakukan kegiatan sehari-hari secara normal, bekerja di kantor, mengajar di sekolah atau kampus, berdagang ke pasar, belanja atau sekedar nongkrong di mall. Kini, semenjak tragedi pandemik menguji negeri kita ini, semua aktivitas kita menjadi tidak biasa atau tidak normal. Kita diminta bekerja dari rumah, bahkan belanja kebutuhan sehari-haripun dari rumah. Untuk melakukan itu semua, kini kita sangat bergantung kepada perangkat mobile atau laptop, kini kita semakin sangat bergantung pada koneksi internet untuk bisa beraktivitas secara online.”

Menanggapi pembicaraan Kakek Rinto, Tante Tina berkata, “Dampak Covid-19 bukan hanya terjadi di negeri kita, tetapi melanda hampir seluruh negara di dunia, semua negara sedang mengalami hal yang sama, dunia sedang melawan virus corona. Bayangkan jika hari ini koneksi internet seluru dunia padam! Orang tidak main f******k, orang tidak chatingan di whatssapp, orang tidak dapat mengirim email. Pihak pengelolah g****e, f******k, dan whatssapp merugi. meruginya tidak sedikit, miliran dolar saham USA, karena yang mengakses g****e, f******k dan whatssapp adalah semua orang di berbagai negara di dunia ini.”

“Apa yang Kakek dan Tante Tina itu, benar. Saat ini, dalam menjalani kehidupan sehari-hari,  kita dihimbau untuk melakukan semua secara online dari rumah, demi menjaga kesehatan lahir dan batin kita dari penularan covid-19,” kata Ranny, “Terkait aktivitas pendidikan, pemerinta kita mengeluarkan aturan untuk belajar dari rumah secara online. Terkait aktivitas bekerja sehari-hari, pemerinta kita menghimbau untuk melakukannya dari rumah, pun secara online.”

“Nah! Mereka yang melek teknologi tentu dapat dengan mudah melakukan adaptasi untuk kirim email, kirim dokumen pekerjaan lewat w******p, bahkan meething pun bisa dilakukan dengan video conference, kirim tugas melalui aplikasi g****e class room, interaksi melalui aplikasi meething room,” kata Tante Tina, “Tetapi, menjadi sangat sulit bagi mereka yang tidak melek teknologi. Sulit untuk mereka yang berada di daerah terdepan, terluar, terpencil yang tidak ada jaringan internet.Sulit untuk mereka yang sudah lanjut usia, mata mereka yang sudah kabur-kabur. Mereka yang tidak ingin ribet, sebab bekerja dengan menggunakan aplikasi butuh kesabaran”

Waktu hendak meninggalkan ruang makan karena waktu makan siang telah usai, Ranny berkata kepada Kakek Rinto, “Maaf, Kakek, Ranny hampir lupa. Ranny minta ijin, sore nanti, Juan dan Ranny pergi mengunjungi Joe, karena kata Juan, Joe tidak mengumpulkan tugas matematika dan tidak mengikuti sekolah online untuk hari ini.”

“Kakek, mengijinkan, itu tandanya cucu-cucu kakek peduli dengan tetangga, tetapi ingat taat protokol kesehatan,” jawab Kakek Rinto.

“Terima kasih, kakek,” ujar Juan.

Kakek Rinto ke kamarnya untuk istirahat siang. Tante Tina sudah lebih dulu ke kamarnya. Juan yang ada disamping Ranny bertanya kepada Ranny, “Kak Ranny, pukul berapa kita ke rumah Joe, sore nanti?”

Ranny menjawab,“Pukul 15.30, kita pergi ke rumah Joe.”

“Terima kasih, Kak Ranny,“ ” ujar Juan. Ranny dan Juan ke kamar mereka masing-masing untuk istirahat siang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Diary Yang Basah   52

    Usai makan siang, Ranny dan Juan serta yang lainnya keluar dari ruang makan. ereka ke kamar mereka masing-masing untuk istirahat siang. Ranny masuk ke kamarnya dan mulai berbaring di tempat tidur sebelmum terlelap dia mengambil ponselnya dan jari-jemarinya mulai mengusap-usap layar ponsel miliknya. Saat sedang asyik mengusap-usap layar ponsel, ada panggilan masuk dari Ibu Relly. Ranny akhirnya menerima panggilan dari Ibu Relly. Ibu Relly menyampaikan bahwa esok akan diadakan kegiatan sosial penyerahan bantuan pasca pengungsian kepada para pengungsi erupsi gunung berapi. Menerima Informasi dari Ibu Relly, Ranny hanya menarik nafas panjang. Ranny bergumam “Ah, kegiatan sosial lagi.” Setelah menerima Informasi dari Ibu Relly, Ranny mematikan ponselnya dan meletakkannya di atas meja belajar dan Ranny berbaring pulas siang itu.Sementara itu, Juan dan Heru temannya masih bermain game. mereka tidak istirahat siang sehingga akhirnya mereka ditegur oleh Resti

  • Diary Yang Basah   51

    “Apa? Anre diterima jadi pengemudi di kampus?” tanya Kakek Rinto yang baru saja keluar dari kamarnya. Kakek Rinto datang dan menyalami Anre. Resti menyampaikan kepada Kakek Rinto bahwa mereka semua suda sepakat bahwa acara syukuran akan dikasanakan nanti malam. Namun, Kakek Rinto membatalkan rencana acara syukuran yang telah mereka sepakati bersama. “Kakek Rinto lebih terkesan jika syukuran atas pekerjaan yang dipercayakan kepada Anre ini diujudkan dalam doa kepada sang pencipta yang memberi rezeki kepada keluarga ini, sebab untuk Kakek Rinto, bersyukur tidak harus pesta dengan acara makan bersama,” ujar Kakek Rinto.“Kalau itu keinginan Kakek Rinto, kami yang lain mengikuti keinginan Kakek,” ujar Resti.“Ealah, padahal Juan dan Heru sudah menyiapkan kejutan untuk Ayah Anre, saat acara malam nanti” ujar Juan.“Setelah berpikir-pikir, Tante Tina juga sependapat dengan Kakek Rinto, bersyukur tidak selamanya den

  • Diary Yang Basah   50

    04.15 AM Ranny terjaga dari tidurnya, tetapi belum berajak dari ranjang. Tubuhnya masih berada di bawa selimut. Dinginnya suhu pagi ini menjadikan Ranny enggan melepaskan selimut dari tubuhnya. Dia terjaga oleh panggilan masuk pada ponsel miliknya, dengan posisi berbaring dia berusaha mengambil ponselnya yang dia letakan di atas meja belajar. Setelah digapainya ponsel miliknya dia memperhatikan pada layar, ternyata panggilan masuk dari Ibu Relly. Ranny menerima panggilan masuk dari Ibu Relly dengan penu harapan akan memperoleh informasi mengenai jadwal ujian skripsi sesuai dengan informasi yang dia pernah terima dari temannya Lima kemarin siang meski akhirnya ketahuan bahwa Lina berbohong. Namun, apa yang diharapkan tidak diperbincangkan oleh Ibu Relly saat menelpon Ranny. Hal yang diutarakan Ibu Relly ketika menlpon Ranny adalah mengenai surat dari rektorat kepada Ayahnya. Dari balik layar ponsel Ibu bertanya kepada Ranny, “Apakah Ayahmu Anre sudah menerima surat pang

  • Diary Yang Basah   49

    03.15 PM Ranny terjaga dari istirahat siang. Dia bangun dari ranjang, merapikan Ranjang setelah itu duduk di depan meja belajar. Dia mengaktifkan laptop miliknya dan membuka folder bantuan team relawan kampus, dia juga membuka file rekapan bantuan pengungsi. di dalam file itu, dia mulai mengisi data sesuai dengan jenis bantuan, nama donatur dan tanggal penerimaan. Ranny kelihatan sangat serius mengerjakan pekerjaan merekap data donatur dan jenis bantuannya. sedangkan Heru dan Juan sudah bermain bersama di kamarnya Heru. Mereka tidak bermain game online melainkan mereka bercerita tentang cita-cita mereka, Heru ingin menjadi guru, Juan ingin menjadi dokter. heru beranggapan bahwa guru merupakan pekerjaan mulia, sedangkan Juan berpikir bahwa dokter mrupakan pekerjaan mulia. Mereka berduakadang tertawa dan saling melempar bantal. kadang mereka melompat-lompat di atas ranjang. karena terlalu gaduh keduanya ditegur oleh Ibu Shinta, “Heru, dan Juan, kalau ber

  • Diary Yang Basah   48

    04.15 AM Ranny sudah bangun, Cici juga sudah bangun, dia sedang belajar di kamarnya. Juan sudah bangun dari tadi, dia sudah mengenakan dengan sepatu kets miliknya, dia datang ke kamar Cici dan mengajak Cici untuk lari pagi bersama. Namun, Cici menolak dengan alasan dia ingin belajar sebab seminggu lagi sekolah Cici akan melangsungkan kegiatan ujian tengah semester. Juan akhirnya ke kamar Ranny, dengan maksud mengajak Ranny untuk jalan pagi bersamannya. Namun, Ranny juga menolaknya, Ranny beralasan dia ingin mempersiapkan diri jika suatu saat dia diinformasikan untuk melangsungkan ujian skripsi. Juan akhirnya pulang ke kamarnya dan melepaskan seluru pakaian yang dikenakan untuk aktivitas jalan pagi. Akhirnya Juan juga mengurungkan niatnya untuk melaksanakan aktivitas jalan pagi. Dia kembali dududk di depan meja belajar dan melaksanakan aktivitas belajar di kamarnya. Sementra itu di kamar Tante Tina, Tante Tina sudah bangun, dia sedang merapikan ranjangnya. Sesud

  • Diary Yang Basah   47

    Hari sudah mulai gelap, Juan dan Cici sudah membersikan menyapu dan memberi pakan pada ternak piaraan. keduanya sudah bersih dan rapi sedang bermain dengan Ardi. Keduanya menjaga Ardi sebab Ibu Resti dan Siti ada keluar ke apotik sebentar. Resti dan Ibunya ke apotik sebab Nenek Siti mengalami nyeri sendih sehingga mereka ingin ke sana untuk konsultasi dengan dokter praktek dan sekaligus membeli obat. Untuk itu, Ardi dipercayakan kepada Cici dan Juan. Sekitar satu jam Resti dan Siti ke apotik. Ketika pulang Ardi langsung di serahkan kepada Resti sebab Cici dan Juan ingin belajar untuk persiapan sekolah daring esok pagi. Lima menit setelah kembalinya Resti dan Siti dari Apotik, salah satu mobil parkir di depan rumah Anre dan Resti. Keluarga Heru sudah tiba. kedatangan mereka disambut dengan ramah oleh Anre dan Resti. Juan yang belum sempat masuk kamar di minta Ayahnya untuk segera ke dapur untuk menginformasikan kedatangan keluarga Heru. Heru dan Ibunya Shinta yang d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status