Share

Dibawah Lengan Serigala Putih
Dibawah Lengan Serigala Putih
Penulis: Sloane

Binatang Liar

Penulis: Sloane
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-04 20:31:33

Malam itu tanah Hyacinth diguyur hujan lebat dengan angin yang terus menabrak kaca jendela dengan keras. Udara begitu dingin, menandakan jika musim dingin tidak lama lagi akan menyapu kehangatan istana barat. Suara langkah kaki yang bergedebuk sili berganti, membuat Anneth Rhodes yang hampir melepas semua aksesoris ditubuhnya, menoleh bersamaan dengan pintu kamar yang terbuka. 

Para pelayan yang masuk, wajahnya berseri-seri. Dan saat beradu pandang dengan wajah berwibawanya, mereka segera menundukkan kepala dengan sopan.

"Nona, Putra mahkota sudah kembali dari berburu!"

Wajah Anneth yang sedingin suhu kerajaan utara saat musim dingin, mendadak menghangat seperti musim semi yang masih jauh untuk disambut. Kedua pipinya memerah, tergambar dari sorotan obor di dinding berwarna orange. Respon langka itu membuat para pelayannya ikut bersemu, mereka saling sikut dengan perasaan bahagia. Akhirnya Putri Anneth Rhodes tidak lagi murung setelah kembalinya sang pujaan hati.

"Siapkan pakaian! Aku akan menemui Pangeran Valter."

Lima menit lalu Anneth baru mengganti pakaiannya dengan gaun tidur yang nyaman, namun jika menemui sang tunangan, bukankah tidak pantas jika hanya memakai gaun tidur yang tipis. Sejak berusia 2 tahun, Anneth sudah ditempa untuk mempelajari politik, norma dan etika. Dia seperti sebuah tanah yang dibentuk dengan teliti hingga menjadi patung gerabah yang cantik agar bisa disebut sebagai Ratu istana barat.

Kerajaan Adena yang berada di bagian utara tanah Hyacinth, adalah sebuah kerajaan yang cukup makmur, memiliki legenda yang melanglang buana ke penjuru tanah Hyacinth. Tanah utara, di mana darah keturunan Rhodes menetap dengan damai. Julukannya adalah penunggang serigala putih, yang kini diyakini sedang bersemayam di gunung Avram.

17 tahun lalu Anneth Rhodes lahir ke dunia ini, menjadi keturunan ketiga dari Raja Ted Rhodes sang panglima perang kerajaan Hyacinth. Bersamaan dengan kelahirannya, terjadi sebuah peperangan besar antar rakyat Hyacinth dengan Black Wizard yang menuntut balas.

Raja terdahulu tanah Hyacinth tidaklah memiliki putra, karena usia yang semakin bertambah seiring waktu. Raja membuat kesepakatan terlarang dengan para Black Wizard yang mengincar batu mulia di bawah kekuasaan Hyacinth. Black Wizard menjanjikan seorang putra mahkota yang akan dikandung oleh Ratu, dan sebagai gantinya, mereka menginginkan batu mulia berwarna merah kecoklatan yang menjadi satu-satunya sumber kehidupan tanah Hyacinth.

Raja pun ingkar, melupakan perjanjian terlarang yang membuat para Black Wizard murka dan menghancurkan istana Hyacinth hingga luluh lantak. Semua penghuni istana tewas, bagitupun bayi Putra mahkota yang namanya bahkan belum pernah disebut. Namun harus dikenang sebagai debu yang terbakar hangus, terkubur bersama reruntuhan istana Hyacinth yang megah.

Selama 18 hari, siang seakan hilang dari tanah Hyacinth, terkepung oleh sihir rembulan gelap yang menewaskan ribuan nyawa. Para perajurit dan pria, turun ke medan perang melawan penyihir bertongkat sakti, para wanita dipaksa berdoa hingga menangis darah.

Saat itulah seekor serigala putih yang hampir sebesar gajah, melompat dengan tinggi hingga menutupi cahaya rembulan. Dipunggungnya, seorang keturunan Rhodes berteriak dengan sebuah obor yang apinya berwarna biru. Malam itu, peperangan besar kembali terjadi hingga tanah Hyachint diselimuti darah merah dan hitam yang menyatu.

Malam panjang itu terlewatkan, dengan tumbangnya ribuan Black Wizard. Penyihir yang selamat, memutuskan untuk mundur, menyembunyikan diri untuk sebuah perang susulan yang belum diketahui kapan akan tiba.

Semenjak kehilangan Raja dan keturunannya, tanah Hyacinth terpecah menjadi 4 bagian. Tanah timur, barat, selatan dan utara, di mana masing-masingnya memiliki Raja yang berkuasa.

Begitulah keturunan Rhodes dari tanah utara dikenang, sebuah nama dan kepercayaan yang membuat kerajaan lain berlomba-lomba untuk menjalin politik. Menjadikan tameng, khawatir jika para Black Wizard akan kembali menyerang.

Kisah masa lalu yang hanya diketahui melalui cerita itu, mengiringi langkah Anneth yang terasa ringan, menyusuri lorong dengan lukisan-lukisan masa peperangan yang mencekam. Itu hanya masa lalu, karena masa kini dan masa depan, Anneth akan hidup bahagia dengan Putra mahkota Valter, calon penerus Raja dari kerajaan barat yang berkuasa.

"Maaf, Putri Anneth." Seorang pengawal dengan baju besi lengkap, melangkah maju untuk menghalangi langkah Anneth. "Putra mahkota sedang tidak bisa ditemui. Silakan datang lagi besok, setelah matahari terbit."

Dengan wajah setenang mata air tak terjamah, hasil dari pendewasaan dan etika yang harus dia dalami hingga muak. Anneth berpikir sejenak, menatap penampilan pengawal pribadi Valter yang bahkan belum sempat berganti pakaian. Sepatu tingginya dipenuhi lumpur, wajah dan tameng besinya mengkilap dengan air hujan.

"Ada siapa di dalam?"

Telah mengenal dan tumbuh bersama selama 17 tahun, membuat Anneth jelas mengerti dengan baik tabiat Valter. Pria itu tidak mungkin menolak tanpa sebab yang jelas.

"Ah~ Putra mahkota, jangan."

"Ah!"

Bibir Anneth berkedut, dengan dada naik turun menahan kegundahan hati. Pengawal yang berdiri dihadapannya, menunduk dengan tangan saling bertautan di depan badan.

“Naikkan pandanganmu!” Lirih Anneth dengan nada tegas.

Tangan Anneth terkepal erat, lalu melayang dan mendarat pada pipi pengawal yang baru saja mendongak untuk memetuhi perintah sang putri

"Kenapa kau biarkan Valter pulang membawa binatang?!"

Tersisa denyutan yang terasa panas di telapak tangannya yang menjauh. Anneth meremasnya dengan ringisan, seperti baru memukul dahan pohon yang keras. Suara-suara menyayat hati kembali terdengar dari balik pintu kamar Valter, Anneth memejamkan matanya dengan helaan nafas berat, lalu berbalik dan kembali melangkah menuju kamar pribadnya di istana barat.

Tidak apa. Meski Valter sering pulang dengan binatang liar yang dia pungut dari kegiatan berburu, namun Anneth lah yang nantinya akan menjadi Ratu. Seorang Raja memiliki banyak wanita, tentu bukanlah hal baru, dan Anneth harus membiasakan diri.

"Nona, apakah nona ingin dibawakan teh?" Betty, seorang pelayan pribadi yang telah bersama sejak Anneth remaja, pun bersuara.

Anneth mengangkat tangan kanannya, lalu mempercepat langkahnya dengan sorot mata tajam. Valter memang selalu bisa menghancurkan perasaannya, setelah 2 bulan berpisah karena perburuan, Anneth harus menelan kepedihan yang menyesakkan dadanya.

“Kalian kembalilah ke kamar masing-masing. Aku akan memperisapkan diri sendiri untuk tidur. Tidak ada bantahan!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dibawah Lengan Serigala Putih   Mainan Yang Lenyap

    Lapangan berlatih kerajaan barat yang biasanya kering dan memiliki rumput yang subur, kini menjadi dipenuhi dengan lumpur dan membekas jejak ribuan tapak sepatu yang menghilangkan warna hijau nan segar. Di bawah sana, ratusan pasukan mulai berlatih dengan saling berpasangan, memantapkan kekuatan dan mental untuk menyambut perang besar yang akan segera dihadapai.Rintik hujan bukan menjadi penghalang, udara dingin yang sebentar lagi akan menurunkan bulir salju, sama sekali tidak menyurutkan para perajurit yang mencintai kerajaan dengan segenap jiwa raga. Mati dalam peperangan, jelas lebih membanggakan dibanding kelaparan ataupun mengiggil di gubuk dengan perut kosong.Kerajaan Barat dengan keras menempa perajuritnya, bahkan anak-anak kecil sekalipun memiliki cita-cita menjadi bagian dari pasukan utama. Terasa jelas kekompakan dan dedikasi warga yang besar kepada kerajaan. Karena sebab itulah, kerajaan Barat terkenal dengan kekuatan militer yang jelas ditakuti oleh tiga kerajaan lain di

  • Dibawah Lengan Serigala Putih   Menjadi Wanita Seutuhnya?

    Matanya mengerjap saat merasakan kekeringan di tenggorokannya. Begitu membuka mata, rasa sakit di perut dan sekujur tubuhnya membuat Anneth meringis kesakitan. Pandangannya mengedar, menatap sekelilinginya, atap dan dinding, serta alas yang dia tiduri, semua berasal dari kain yang tebal, yang dapat diartikan jika kini dia sedang berada di dalam sebuah tenda.Anneth bangkit untuk duduk dengan ringisan, dia hanya mengenakan kain yang membalut dada dan bagian bawah pinggang, dengan perut terbuka yang ditempeli oleh ramuan dari daun-daunan. Aromanya terasa alami, namun menyengat hingga membuatnya mengernyit getir.Anneth kembali memandangi sekeliling, ruangan ini sangat sederhana dan kosong, sebuah ruangan kecil yang hanya dibuat untuk dijadikan sebagai tempat tidur. Dia mulai mengingat-ingat kejadian yang dia alami, di mana dia mengendari kuda dan jatuh terguling ke dalam semak-semak yang berakhir membentur batu, lalu dia dibawa pergi dengan tidak manusiawi.Anneth mengepalkan kedua tang

  • Dibawah Lengan Serigala Putih   Predator Penganggu

    Kedua pahanya terasa kaku dan kebas, sementara kuda yang ditunggangi, seperti kesetanan yang tidak hentinya berlari. Kehangatan dada dari pria yang sekeras baja dibelakangnya, serta teriakan yang sesekali diucap untuk memacu kuda, masih terus membuat Anneth tersentak.Dia sudah tidak tahan lagi!Langit sudah gelap, suara binatang malam mulai terdengar, namun tidak ada tanda-tanda jika rombongan kuda akan berhenti untuk beristirahat. Anneth yang kelelahan dan merasakan kebas di bagian pinggang hingga tubuh bawahnya, menggeliat tak nyaman. Namun dia segera berjengit saat mendengar geraman dari balik punggungnya.Suara itu terdengar dekat, dengan kehangatan yang merambati tengkuk dan telinganya. Anneth meremas rambut kuda dengan berdebar, dia takut jika sosok pria menyeramkan itu akan kesal dan berakhir melempar badannya hingga diinjak oleh kuda. Namun, rasa tidak nyaman karena kelelahan, terus membuat Anneth bergerak mencari posisi ternyaman."Akh!" Anneth berteriak kancang saat dua ka

  • Dibawah Lengan Serigala Putih   Pria Dengan Aura Yang Mengintimidasi

    "Putri, Anneth. Ada sebuah surat untuk anda."Seorang pelayan masuk ke dalam kamar Anneth dengan nampan emas berisi surat yang di cap khusus dengan tanda kerajaan barat. Anneth yang sibuk mengawasi persiapan keberangkatannya menuju perbatasan dari balik jendela kamarnya, mengulurkan tangan untuk meraih surat itu.Pelayan memilih undur diri, lalu Anneth mulai membuka surat yang berasal dari Valter, dengan sebuah tanda tangan di sudut kiri dari kertas beraroma mawar.Dari isi suratnya, Valter meminta untuk bertemu di perbatasan kerajaan utara dan barat, dia terus mengulang kata cinta yang kini mulai membuat Anneth menyeringai. Selama menjalin pertunangan sejak 4 tahun lalu, Valter bahkan tidak pernah mengucapkan kata menjijikkan itu, bahkan Anneth pun tidak pernah mengharapkan itu terucap. Hubungannya dan Valter hanyalah sebuah ikatan politik yang mewajibkan Anneth untuk terus tersenyum dan menatap pria menyebalkan dan manja itu dengan pandangan penuh cinta. Selebihnya, Anneth bahkan l

  • Dibawah Lengan Serigala Putih   Gadis Yang Ditumbalkan

    "Kamu tidak akan kembali ke istana barat dalam waktu dekat."Meja makan panjang dengan 12 kursi itu, dipenuhi dengan olahan masakan, mulai dari daging asap yang sudah mulai diracik untuk menyambut musim dingin, atau daging domba panggang yang merupakan makanan kesukaan Raja Ted.Namun, Raja Ted dengan perut buncitnya, mengabaikan sarapan di hadapannya dan berulang kali membanjiri tenggorokan dengan alkohol yang berasal dari fermentasi serealia. Ucapannya masih sama, meski Anneth terus mengulang pertanyaan kapan dirinya akan kembali ke kerajaan barat. Anneth tidak akan kembali, dan tak ada alasan jelas dibalik perintah itu."Pertunangan kalian batal! Dan cepat makan makananmu." Eleneor yang duduk di samping Anneth, ikut bersuara dengan dagu menunjuk piring milik Anneth dengan punggung tegapnya.Wanita itu sedang memamerkan kesempurnaan etikanya begitu duduk di kursi meja makan. Dari lirikan tajamnya, serta gaya menyayat daging yang perlahan, jelas wanita itu sedang menyindir Anneth yan

  • Dibawah Lengan Serigala Putih   Penawaran Dengan Binatang Buas

    "Nona, Nona Anneth, bangun!"Tepukan yang samar-samar mulai terasa di pipinya, membuat kelopak matanya berangsur terbuka. Dalam cahaya remang, dan kelembaban di telapak tangan kanannya, Anneth melirik dan mendapati ramuan yang membalut telapak tangannya.Pelayannya kembali tidak patuh, mereka pasti sempat membalut memar di telapak tangannya dengan ramuan."Nona, kita harus bergegas!"Kesadaran belum sepenuhnya menyatu, Anneth bangkit duduk dengan pandangan berpendar ke penjuru kamar yang sepi. Dengan terburu-buru, Betty mengemasi pakaian dan memasukkannya ke dalam peti, lalu memasangkan mantel bulu ke badan Anneth tanpa sepatah katapun."Betty, apa yang terjadi?"Bola mata Betty bergetar ketakutan, bibirnya berkomat-kamit tanpa suara, lalu dengan cengkraman erat, dia memaksa Anneth untuk bangkit. "Tidak ada waktu, kita harus pergi dari sini, Nona!"Anneth bahkan tidak sempat memberontak, atau melawan Betty yang dengan berani menyeretnya pergi. Satu yang dia yakini, jika keadaan saat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status