"Apa yang kamu lakukan di kamar mu Louis?Kamu membuat istri ku repot saja. "Kesal Alex yang di lampiaskan kepada tangan kanannya. Louis yang mendengar hal itu hanya terkekeh kecil. Dia sudah bisa menebak jika Alex akan kesal kepada dirinya begitu melihat Alona berdiri di depan pintu kamarnya. "Duduklah Louis. Jangan dengarkan dia."Ucap tuan Mahendra menatap tajam ke arah sang putra. "Terima kasih Paman. "Louis duduk di samping tuan Mahendra dan menghiraukan perkataan Alex seperti yang dikatakan oleh tuan Mahendra. "Makanlah yang banyak. "Ucap tuan Mahendra menatap ke arah Bibi Alice. Lagi-lagi pria paruh baya itu membuat semua orang menatap ke arah dirinya. "Terima kasih. Jangan melakukan hal seperti ini di depan anak anak."Ucapan bibi hanya membuat tuan Mahendra tersenyum kecil. Tuan Mahendra bisa melihat jika wanita paruh baya itu mulai bersikap tenang kepada dirinya. Tidak ada lagi amarah yang di perlihatkan oleh wanita paruh baya itu.Hal itu membuat tuan Mahendra sed
Di taman,Lily dan Louis masih saja mengobrol. Kedua manusia yang sedang di landa perasaan berbunga-bunga masih saja menatap ke arah langit sesekali. Tidak ada yang mau mengakui perasaan mereka.Keduanya masih saja ingin menyangkal perasaan mereka satu sama lain. Tiga puluh menit berlalu,mereka memutuskan untuk kembali ke mansion.Lily menuju ke kamar miliknya begitu juga dengan Louis. Satu minggu berlalu.... "Selamat ibu,ayah."Alona mengucapkan selamat mertuanya yang baru saja melangsungkan pernikahannya lima belas menit yang lalu. Tuan Mahendra dan bibi Alice menikah di mansion yang hanya di hadiri keluarga inti saja.Tuan Mahendra terlihat begitu bahagia saat ini. Pria paruh baya itu tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan nya. "Terima kasih nak."Jawab tuan Mahendra memeluk menantunya. Tuan Mahendra merasa jika Alona adalah pembawa berkah untuk keluarganya. Beberapa menit kemudian,tuan Mahendra melerai pelukannya dan menatap ke arah menantunya dan sekali lagi pria paruh b
"Apa pekerjaan kalian adalah pekerjaan yang berbahaya?Setelah mendengar ucapan mu,sepertinya aku benar. "Alona menatap ke arah suaminya setelah mengatakan hal itu. "Kamu benar sekali sayang. Kami memiliki pekerjaan yang berbahaya tapi aku berjanji akan melindungi kalian berdua. Aku memiliki sebuah kelompok yang bernama Black Dragon dan aku adalah pemimpinnya sedangkan Louis adalah tangan kanan ku.Kami bekerja di dunia bawah dan aku sudah cukup lama melakoni pekerjaan ku sebagai mafia. " Alex mulai menjelaskan semuanya kepada istrinya. Tidak ada lagi yang ditutup tutupi oleh pria itu kepada istrinya. Bahkan Alex sendiri sudah mengubah sikapnya kepada sang istri. Pria itu sudah berjanji untuk berubah dan dia membuktikan semua hal itu. "Berarti sekarang aku harus terbiasa dengan semua ini. Tapi sepengetahuan ku,seorang mafia memiliki begitu banyak anggota. Apa kamu juga memiliki begitu banyak anggota?" "Aku memiliki cukup banyak anggota dan bahkan banyak juga yang berjaga di mans
"Tuan,semuanya sudah siap dan barang nyonya semuanya sudah di siapkan. "Ucap tangan kanan tuan Mahendra memberikan laporan. "Aku mengerti. Kami akan ke sana setelah makan malam." "Baik tuan." Tangan kanan tuan Mahendra meninggalkan ruang tamu dan kembali ke mobil.Pria yang usianya hampir sama dengan tuan Mahendra itu begitu di percaya oleh ayah Alex dan juga begitu setia. "Dia orang yang baik. " Tuan Mahendra menatap ke arah Bibi Alice setelah mendengar ucapan wanita yang baru beberapa jam telah resmi menjadi istrinya. "Apa kalian pernah mengobrol?" "Tentu saja.Dia terkadang membeli kan ku cemilan saat mengandung Alex."Jawab bibi Alice tersenyum kecil karena ia tahu jika tuan Mahendra sama sekali tidak tahu tentang hal itu. "Dia diam diam melakukan hal itu?Kenapa aku sama sekali tidak tahu tentang hal itu?"Tuan Mahendra tampak sedikit kesal dengan hal itu. "Jangan menyalahkan dia.Terkadang aku yang memintanya.Aku terkadang tidak memahami sikap mu.Terkadang kamu bers
Satu tahun berlalu... Tepat pukul 7 pagi di mansion Alex,bayi mungil yang banyak menghabiskan waktu untuk tidur kini mulai berjalan.Kelvin menjadi bocah yang begitu aktif dan hal itu membuat mommy nya begitu kelelahan karena terus berlarian karna sang putra yang tidak bisa diam.Alona takut jika terjadi sesuatu kepada putranya. "Kelvin,Berhati-hatilah sayang. Lily tolong awasi Kelvin. Aku ingin mengambil nafas terlebih dahulu."Ucap Alona menoleh ke arah Lily yang sedang duduk di rerumputan. "Baik nona. " Alona merasa kelelahan mengejar putranya yang terus saja berlarian tanpa henti sedangkan sang putra tampak santai saja.Tidak ada adanya rasa lelah yang di perlihatkan oleh bocah laki-laki itu. Tidak berselang lama kemudian,mobil hitam berhenti di depan mansion.Alona tersenyum kecil ketika melihat mertuanya turun dari mobil. "Kelvin. "Panggil bibi Alice yang terlihat begitu bahagia. Wanita paruh baya itu tampak begitu bahagia ketika bocah laki-laki itu tersenyum kecil dan
"Bagaimana menurut ibu?"Alona menoleh ke arah mertuanya. "Tapi kenapa tidak ada yang melayani kami?"Lily mencari cari keberadaan pengawai toko yang mereka masuki hingga seorang wanita menghampiri mereka. Lily tidak tahu jika wanita itu adalah pegawai di toko tersebut. "Maaf nona nona.Kami sedang kedatangan pelanggan besar kami.Itu sebabnya dia lebih di utamakan. Tapi bukan berarti kami tidak melayani pelanggan seperti anda."Ucap karyawan toko tersebut dengan sangat ramah.Bahkan dia juga menawarkan beberapa produk kepada Alona dan Lily serta bibi Alice tanpa mengetahui siapa yang sedang ia layani. Alona sama sekali tidak merasa tersinggung dengan ucapan karyawan toko tersebut tapi berbeda dengan Lily dan bibi Alice. Jelas mereka mengerti maksud dari karyawan tersebut. Meskipun mereka bukan pelanggan tetap tapi setidaknya mereka juga ingin. di layani dengan baik tapi untung nya karyawan di depannya itu cukup ramah. "Apa ini mahal?"Alona memberanikan diri bertanya dan menunjuk
"Apa yang begitu menarik di sini?Kenapa semua orang berkumpul di tempat ini?"Tatapan Alex begitu dingin memandang ke arah Aghata. Terlihat jelas jika pria itu tidak menyukai wanita di hadapannya itu.Sedangkan wanita yang di tatap seketika merasa gugup. Dia tidak menyangka. jika Alex akan berada di toko itu. "Selamat datang tuan Alex. Kami sangat senang dengan kedatangan anda ke toko kami. "Tiba-tiba saja pemilik toko muncul di belakang mereka. Sang maneger dan para karyawannya terlihat begitu gugup bukan cuman Aghata saja.Sementara itu Alona juga terkejut dengan kedatangan suaminya yang secara tiba-tiba tanpa ada kabar terlebih dahulu "Sebenarnya aku hanya datang karena merasa kesal dengan karyawan mu.Mereka menghina istri ku demi melindungi wanita sialan itu. "Alex menunjuk ke arah Aghata yang sedang menatap ke arah dirinya. Alex tersenyum tipis ketika ekspresi pemilik toko tersebut berubah.Terlihat jelas jika pria paruh baya itu tampak murka. Sementara itu para karyaw
"Dasar Brengsek kalian semua. "Aghata meninggalkan toko tersebut dengan perasaan kesal. Terlihat jelas jika wanita itu tidak terima di perlakukan seperti itu padahal dia yang memulai nya sendiri.Tapi berbeda dengan Alona,dia sama sekali tidak terkejut melihat sikap saudara tirinya. Dia juga tahu bagaimana sifat saudara tirinya itu. "Ayo kita kembali sayang. "Alex mengambil alih menggendong putra mereka dan mengajak istri dan ibunya meninggalkan toko tersebut. "Apa tidak masalah nak?Sepertinya wanita tadi begitu tersinggung. "Bibi Alice sama sekali tidak tahu menahu jika wanita tadi adalah saudara tiri Alona. "Dia saudara tiri ku bu."Jawab Alona tersenyum tipis. "Maaf nak,ibu tidak tahu.pantas saja dia begitu lancang kepada mu nak.Ibu hanya tahu namanya tapi tidak dengan wajahnya. "Bibi Alice tampak merasa bersalah kepada menantunya. "Tidak apa-apa bu.Dia memang selalu begitu. " Mobil mereka pun melaju dengan kecepatan sedang kembali ke mansion. Kali ini Alex yang m
Lima belas menit setelah kedatangan mempelai laki-laki,mempelai wanita pun memasuki aula pernikahan. Semua tamu undangan menatap kagum ke arah pasangan pengantin itu.Mempelai laki-laki yang terlihat begitu tampan dan mempelai wanita yang terlihat begitu cantik. "Mereka benar benar serasi sekali bu."Ucap Alona menggandeng tangan ibunya. "Kamu benar nak.Dia terlihat begitu bahagia." Angelina terlihat begitu terharu. Dia tidak menyangka jika dia masih di beri kesempatan untuk menyaksikan momen paling membahagiakan di dalam hidupnya. Wanita paruh baya itu tidak bisa menahan air matanya.Dia memeluk putrinya dengan tatapan yang tidak pernah beralih dari sang putra. Dari kejauhan tuan Jhon juga menatap haru ke arah putranya. Mereka berdua tidak memiliki kenangan bersama. Tapi setidaknya dia begitu bersyukur ketika melihat momen paling membahagiakan untuk putranya. "Hiduplah dengan bahagia nak.Jangan menjalani kehidupan seperti kami."Batin tuan Jhon kemudian beralih memandan
Tuan Jhon dan Lily terus saja mengobrol dengan santai.Mereka berdua mengabaikan Louis dan tetap mengobrol. "Apa kamu tidak ingin kembali sayang?"Louis bertanya kepada kekasihnya yang terlihat begitu serius mengobrol. "Kenapa begitu buru buru nak?" "Kami belum kembali sejak tadi."Jawab Louis beranjak dari tempat duduknya. "Berhati-hatilah nak."Tuan Jhon tersenyum kecil menatap ke arah putranya dan juga calon menantunya. Pria paruh baya itu mengantar kepergian putranya dan calon menantunya sampai ke depan pintu. Tentu saja pria paruh baya itu bahagia ketika putranya mau mengunjunginya di Kediamannya. "Ada apa denganmu sayang?Kamu terlihat tidak bisa berkata apa apa ketika kita berhadapan dengan ayah mu." "Aku tahu tapi tetap saja aku merasa tidak nyaman. Mungkin seiring berjalannya waktu,semuanya akan baik-baik saja. "Louis tersenyum kecil ke arah kekasihnya. "Kamu benar sekali. Semuanya akan baik-baik saja seiring berjalannya dengan waktu. "Lily mengenggam tangan keka
Kini Angelina seorang diri di dalam kamarnya ketika putra dan putrinya pergi dan kembali ke kamar mereka masing-masing. "Semoga kalian bahagia dengan pasangan kalian nak.Jangan seperti ibumu ini yang begitu menyedihkan. "Gumam Angelina dengan tatapan sendu. Satu minggu berlalu... Louis dan Lily kini sudah menentukan tanggal pernikahan mereka berdua.Kini mereka sedang berada di dalam sebuah toko pakaian. Lily dan Louis ingin melakukan fitting baju pengantin di sebuah toko ternama di kota itu.Lily sebagai seorang wanita terlihat begitu antusias.Berbeda dengan Louis yang menyerahkan semuanya kepada Lily. Louis sama sekali tidak mengerti tentang hal seperti ini. Dia memilih untuk mengikuti apa pun yang dipilih oleh sang kekasih. Dua jam berlalu,Louis dan Lily meninggalkan tokoh.Keduaanya kembali menuju ke sebuah restoran. "Apa kamu suka dengan restoran ini?"Louis bertanya kepada Lily. "Terserah kamu saja,yang penting perut ku kenyang.Aku sudah lapar sejak tadi."Lily ters
Louis terdiam sejenak dan hanya menatap wajah ibunya.Tidak beda jauh dengan sang ibu,wanita paruh baya itu juga menatap ke arah dirinya. "Apa ibu mengingat ini?"Louis meletakkan syal yang di berikan oleh Lily tadi. Angelina mengambil syal tersebut dan tersenyum kecil. Dia jelas masih mengingat dengan jelas syal miliknya. "Ini adalah syal yang kupakai saat terakhir kalinya kita bertemu.Aku tidak sadar telah menjatuhkannya."Ucap Angelina menatap sendu ke arah putranya. Dia tidak pernah melupakan pertemuan terakhirnya dengan putranya di taman.Dia tidak menyangka jika dia akan berpisah dengan putranya dengan waktu yang cukup lama. "Aku menemukannya saat mencari kalian.Aku menunggu cukup lama di taman dengan membawa syal ini. Aku menunggu sampai sore tapi kalian tidak kunjung datang. Hingga tuan Mahendra datang dan berbicara kepada ku.Kami mengobrol dengan waktu yang cukup lama di taman dan tuan Mahendra membawa ku ke mansion miliknya. " Louis masih ingat dengan jelas hal itu
Di tempat lain tepatnya di restoran,Louis dan Lily masih saja berada di tempat itu. Keduanya mengobrol dengan santai dan terlihat begitu serius. pasangan itu terlihat begitu betah berada di tempat itu.Keduanya mengobrol dengan begitu santainya "Aku tahu ini bukan momen yang pas tapi ini adalah tempat yang memberiku banyak kenangan. Menikah lah dengan ku Lily. " Louis mengeluarkan sebuah cincin yang berada di saku Jasnya. Sedangkan wanita yang dia lamar hanya menatap dirinya dengan penuh keheranan. Lily sedikit terkejut sekaligus heran dengan pengungkapan Louis yang secara tiba-tiba kepada dirinya. Pria itu bahkan tidak mengatakan hal hal yang romantis tapi dia langsung melamar dirinya dengan sebuah cincin berlian yang tampak begitu mewah. "Kenapa bengong sayang?"Louis kembali bertanya setelah melihat wanita yang dia cintai hanya terdiam dan menatap ke arah cincin di hadapannya itu. "Ini Sangat tiba tiba. Aku bahkan tidak menyangka jika kamu akan melamar ku secepat ini. "
"Ada apa sayang?"Alex bertanya ketika melihat istrinya melamun kan sesuatu . "Tidak ada apa-apa. Ayo kita turun."Ajak Alona yang segera turun bersama dengan putranya dan suaminya. Kelvin menggandeng tangan mommynya turun dari mobil.Bocah laki-laki itu terlihat begitu antusias begitu turun dari mobil. Kelvin menggandeng tangan Mommy dan daddy memasuki restoran. Bersamaan dengan Alex membuka pintu.Kelvin berteriak memanggil neneknya. "Nenek. "Panggil Kelvin yang langsung mengalihkan perhatian kedua orang tuanya. Seketika Alona dan Alex menoleh ke belakang. Alex tersenyum tipis ketika melihat ibu mertuanya bersama dengan tuan Jhon. Sedangkan Alona tampak bingung melihat ibunya bersama dengan seorang pria. Sedangkan Angelina yang melihat putrinya terlihat begitu malu.Dia sudah setua itu tapi masih berharap bisa bersama dengan orang yang dia cintai. Angelina belum mengerti sepenuhnya tentang sifat putrinya. Alona bukanlah orang yang berpikiran sempit.Dia tidak mungkin menen
Deg... Lily merasakan detak jantungnya berpacu dengan begitu cepatnya.Lily bahkan menggosok matanya untuk memastikan jika dirinya tidak salah lihat tapi nyatanya pria yang baru masuk itu adalah orang yang begitu penting di dalam hidupnya. Lily terus menatap ke arah pria yang sama sekali tidak melihat ke arah dirinya.Detak jantungnya tidak bisa beraturan saat ini. Wanita itu tampak begitu syok melihat ke arah Pria yang berjalan ke arah meja yang selalu di tempati oleh orang yang begitu ia kagumi. Lily sudah lama tidak melihat pria itu,dia bahkan sudah tidak ingat dengan wajahnya tapi dia yakin jika dia melihat pria itu lagi,Lily yakin jika dia bisa mengenalinya tapi nyatanya tidak. "Apa itu dia?Apa mereka adalah orang yang sama?Tapi kenapa aku tidak mengenalinya?Pantas saja aku merasa familiar dengan mu,rupanya kalian adalah orang yang sama."Batin Lily terus memandangi pria di hadapannya itu. Pria itu pun menoleh ke arahnya dirinya ketika dia menyadari jika hanya ada dua
Tok...tok... Lily segera menghapus air matanya begitu mendengar suara ketukan pintu kamarnya.Wanita itu melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. "Paman Jack."Lily tersenyum kecil memandang ke arah pria paruh baya itu. "Boleh Paman masuk nak?"Tanya Paman Jack kepada keponakannya. "Silahkan masuk Paman." Lily melangkah masuk ke dalam kamar miliknya,di susul oleh Paman Jack. Keduanya duduk di sofa dan tentu saja Paman Jack membuka pembicaraan terlebih dahulu. "Bagaimana keadaan mu nak?" "Aku sudah membaik Paman." "Bagaimana kalau kita ke mengunjungi makam kedua orang tuan mu besok nak?Paman sudah meminta izin kepada tuan Alex dan tuan Alex mengizinkan kita untuk pergi."Ucap Paman Jack memberi tahu keponakannya. "Terserah Paman saja.Lily ikut saja dengan keputusan paman." Obrolan Keduanya tidak berlangsung lama. Paman Jack meminta keponakannya untuk beristirahat.Paman Jack meninggalkan kamar keponakannya setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan. Ke esokan...
"Apa kamu Bersedia untuk menerima ku?"Louis kembali bertanya setelah Lily terdiam. Louis kembali melirik ke arah wanita di sampingnya. Wanita itu masih saja terdiam setelah mendengar ucapan Louis. "Baiklah. Mari kita jalani hubungan ini.Kita tidak tahu sejauh mana kita bisa bersama tapi aku berharap jika kita bisa hidup bersama sepanjang masa."Ucap Lily tersenyum tipis. "Jika itu harapan mu maka aku juga berharap demikian. "Ucap Louis tersenyum tipis. "Aku selalu mengharapkan sesuatu yang baik untuk kita.Aku selalu memimpikan sesuatu yang baik dan selalu memiliki harapan yang tinggi." Keduanya tersenyum setelah percakapan singkat mereka berdua.Mereka berdua memiliki harapan yang sama yaitu saling berbahagia. Louis mengeluarkan sebuah cincin beberapa menit setelah Lily bersedia menerima dirinya. Pria itu memasangkan cincin itu di jari manis wanita yang di cintainya itu. "Terima kasih. Ini Sangat cantik. "Ucap Lily tersenyum kecil memandang cincin pemberian Louis. L