"Tuan kondisi gadis sudah melemah. " "Kembalikan kepada orang tuanya. "Ucap Alex tanpa rasa iba sama sekali. "Baik tuan." Louis melihat gadis itu terlihat begitu memprihatinkan tapi dia sama sekali tidak merasa kasihan. Tapi berbeda saat melihat Alona.Ada perasaan yang berbeda dengan gadis itu. Aghata di bawa masuk ke dalam mobil dengan kondisi yang begitu lemah karena pengaruh obat tersebut. Mobil mereka melaju dengan kecepatan tinggi menuju ke kekediaman Mahardika. Begitu tiba di depan kediaman Mahardika. Anak buah Alex melemparkan tubuh Aghata dengan kasar ke depan pagar.Pengawal yang berjaga di depan pagar terlihat begitu terkejut melihat putri majikan mereka dengan kondisi yang tidak berdaya. "Sayang.Lihatlah putri kita!"Laura berteriak memanggil suaminya ketika melihat putrinya dengan kondisi yang terlihat begitu memprihatinkan. "Ada apa sayang?"Mahardika menghampiri istrinya yang tidak berhenti berteriak memanggilnya. "Tuan Alex menghina kita dengan membuat
"Jangan memikirkan perkataan wanita itu."Ucap bibi Alice.Kini mereka berdua dalam perjalanan pulang ke rumah. "Apa maksud dari bibi itu?" "Maaf,bibi tidak mengatakannya tapi memang selama bibi tinggal di sana.Semuanya aman-aman saja."Ucap bibi Alice tersenyum. "Jadi itu benar!"Alona mulai merasa khawatir. "Itu benar.Kamu lihat hutan belantara yang berada di belakang rumah.Biasanya tempat itu di jadikan transaksi ilegal. Di situ adalah pasar gelap yang selalu di datangi mafia kelas atas maupun kelas bawah.Tapi tenang saja,tidak ada yang pernah datang ke rumah.Bibi juga baru tahu setelah 10 tahun bibi tinggal tapi bibi tidak pernah mengatakan hal itu. Itu bukan urusan kita.Kita hanya perlu menjalani kehidupan seperti biasanya. " "Bibi benar." Entah kenapa tiba-tiba Alona memikirkan pria itu.Pria yang selalu saja menghina dirinya dan bahkan merenggut sesuatu yang begitu berharga darinya. Tapi entah kenapa dia juga tidak bisa membenci pria itu. Gadis itu memilih memejamka
Huek...huek... Alona berlari masuk ke dalam kamar mandi ketika merasakan perutnya bergejolak. Alona baru saja hendak sarapan tapi bau makanan itu menusuk hidungnya dan membuat perutnya bergejolak. "Kamu baik-baik saja nak?"Bibi Alice tampak begitu khawatir .Baru kali ini dia melihat Alona yang terlihat begitu pucat. "Entah lah. Tiba-tiba aku merasakan perutnya bergejolak bibi."Alona benar benar terlihat begitu pucat. "Apa sebaiknya kita melakukan pemeriksaan nak?" Alona terdiam dan gadis itu mulai merasa khawatir. Sudah dua hari ini sebenarnya dia merasakan pusing tapi baru kali ini dia benar-benar merasa lemah. "Tidak bisa nak.Kamu benar-benar terlihat begitu pucat saat ini.Kita harus pergi sekarang. " "Mungkin aku hanya butuh istirahat bibi." "Tidak nak.Bibi rasa tidak.Kita pergi sekarang, jangan membuat bibi merasa cemas dengan melihat mu dengan kondisi seperti itu. " Alona pun mengalah karena dia benar-benar merasakan tubuhnya melemah saat ini.Bibi Alice segera m
Sementara itu, Alona menatap kediaman milik orang tuanya.Gadis itu ingin mengambil anjing peliharaannya yang di tinggalkannya. "Bunk...." Mendengar suara yang begitu familiar. Anjing manis itu mencari keberadaan sumber dari suara tersebut.Begitu Alona membuka pintu ,seketika anjing tersebut berlari ke arahnya. "Terima kasih bibi.Tolong rahasiakan ini."Ucap Alona kemudian menutup pintu mobilnya . "Namanya Buck.Ini bibi Alice buck." Anjing tersebut diam dan duduk santai dengan tenang.Seoalah-olah dia telah memahami situasi. Bibi Alice melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang kembali ke rumah. Alona sendiri memilih memejamkan matanya dan beristirahat .Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lamanya, kini mereka sudah tiba di depan rumah. "Buck,ini adalah rumah baru kita."Alona turun dari mobil di ikuti oleh Buck.Anjing itu menatap sekeliling tempat tersebut. Tentu saja anjing itu merasa asing dengan tempat tersebut dan tidak terbiasa. Alona membawa Buck berjalan
"Alex!"Teriakan seorang wanita menggema di ruang tamu. Paman Jack yang mendengar hal itu terlihat mulai khawatir. Dia tidak menyangka jika wanita itu datang lebih cepat dari yang dia perkirakan. "Paman Jack, dimana Alex?"Tanya wanita cantik itu yang tidak lain adalah Viona. "Tuan Alex sedang berada di ruang kerjanya nona." Mendengar ucapan Paman Jack,wanita itu langsung menuju ke ruang kerja Alex.Entah dia melupakan apa yang telah terjadi lima tahun yang lalu atau bagaimana tapi wanita itu kembali seolah olah tidak terjadi apa-apa. "Alex!Aku merindukanmu. "Viona langsung memeluk Alex tapi sepertinya pria itu tidak senang dengan kedatangan wanita di hadapannya. "Kenapa kamu kembali?"Viona melepaskan pelukannya ketika mendengar pertanyaan dari pria yang begitu ia cintai dan ia juga yakin jika pria itu juga masih mencintainya. "Apa kamu masih tidak bisa memaafkan ku?"Mata wanita itu tampak berkaca kaca menatap pria di hadapannya. "Seharusnya kamu tidak kembali. "Ucapan
Alex mengepalkan tangannya ketika ingatan itu kembali berputar di kepalanya.Amarah kembali menguasai pemimpin Black Dragon itu.Hingga satu jam berlalu, Alex baru bisa meredakan emosinya dan kembali ke kamarnya. Dua bulan kemudian... Di depan rumah milik bibi Alice, Alona sedang memberikan makanan kepada ternak bibi Alice .Meskipun bibi Alice sudah melarangnya tapi Alona tetap bersikeras ingin melakukannya.Alona menyukai hal itu dan baginya pekerjaan itu tidak begitu berat. "Hari ini sudah waktunya untuk periksa kandungan nak.Seharusnya kamu tidak melakukan pekerjaan seperti ini lagi.Perutmu sudah semakin membesar."Ucap bibi Alice mengelus perut Alona yang sudah terlihat besar. Usia kandungan Alona sudah memasuki usia lima bulan.Dan perut wanita itu sudah semakin menonjol. Wanita itu berhasil melewati masa ngidam yang cukup berat karena bayinya menginginkan hal yang mustahil bagi Alona mewujudkannya. "Akun akan membersihkan diri terlebih dahulu bibi.Bukankah bibi juga memili
"Kami melihatnya masuk ke dalam mobil tuan dan sepertinya dia bersama dengan seorang wanita. "Ucap Louis memberikan laporan. "Apa kamu bisa melacak keberadaan mobil itu?" Louis menundukkan pandangannya karena dia dan anak buahnya tidak bisa menemukan keberadaan mobil tersebut. "Maaf tuan, kami akan berusaha menemukan keberadaan nona Alona. " Plak... "Cara kerja mu semakin menurun saja Louis. Temukan gadis itu dan bawa dia ke hadapanku."Alex terlihat begitu murka memandangi wajah Louis yang hanya menundukkan wajahnya. Bahkan ketika proa itu menerima tamparan yang cukup keras tidak dan hal tidak menimbulkan amarah apapun terhadap tuannya. "Ini sudah berapa bulan Louis tapi kamu masih belum menemukan keberadaan seorang gadis. Apa kamu ini seorang mafia?"Alex menatap tajam ke arah tangan kanannya. "Maaf tuan. Aku akan lebih berusaha lagi." "Temui wanita itu. Aku sudah tidak ingin melihat wajahnya."Ucap Alex meninggalkan rumah sakit tersebut. "Baik tuan. "Louis menatap
Ke esokan paginya .. Alona bermain bersama dengan Buck mengelilingi taman.Tatapannya tertuju kepada hutan belantara yang berada di belakang rumah mereka.Ada rasa penasaran yang di rasakan oleh wanita cantik itu .Sambil mengelus perutnya,Alona memandangi hutan tersebut. "Buck,apa kamu kesepian selama ini?"Tatapan Alona beralih kepada anjing kesayangannya. Sang anjing hanya menatap ke arah tuannya. Tapi seolah olah memahami perkataan dari Alona.Buck menatap sendu ke arah Alona. Beberapa menit kemudian, wanita cantik itu memutuskan untuk kembali ke dalam rumah.Ada yang harus dia lakukan saat ini. "Bibi Alice!"Panggil Alona tapi ternyata wanita paruh baya itu sedang menyiapkan sarapan . "Bibi ada di dapur nak."Jawab Alice sedikit berteriak. "Bibi,Alona ingin ke suatu.Aku akan membawa Buck.Aku ingin pinjam mobil bibi.'" "Tentu saja nak.Ada mobil yang cocok denganmu di garasi.Bibi akan mengeluarkannya untukmu dan kamu Bersiaplah. Jangan pulang terlalu larut, Bibi akan khaw
Lima belas menit setelah kedatangan mempelai laki-laki,mempelai wanita pun memasuki aula pernikahan. Semua tamu undangan menatap kagum ke arah pasangan pengantin itu.Mempelai laki-laki yang terlihat begitu tampan dan mempelai wanita yang terlihat begitu cantik. "Mereka benar benar serasi sekali bu."Ucap Alona menggandeng tangan ibunya. "Kamu benar nak.Dia terlihat begitu bahagia." Angelina terlihat begitu terharu. Dia tidak menyangka jika dia masih di beri kesempatan untuk menyaksikan momen paling membahagiakan di dalam hidupnya. Wanita paruh baya itu tidak bisa menahan air matanya.Dia memeluk putrinya dengan tatapan yang tidak pernah beralih dari sang putra. Dari kejauhan tuan Jhon juga menatap haru ke arah putranya. Mereka berdua tidak memiliki kenangan bersama. Tapi setidaknya dia begitu bersyukur ketika melihat momen paling membahagiakan untuk putranya. "Hiduplah dengan bahagia nak.Jangan menjalani kehidupan seperti kami."Batin tuan Jhon kemudian beralih memandan
Tuan Jhon dan Lily terus saja mengobrol dengan santai.Mereka berdua mengabaikan Louis dan tetap mengobrol. "Apa kamu tidak ingin kembali sayang?"Louis bertanya kepada kekasihnya yang terlihat begitu serius mengobrol. "Kenapa begitu buru buru nak?" "Kami belum kembali sejak tadi."Jawab Louis beranjak dari tempat duduknya. "Berhati-hatilah nak."Tuan Jhon tersenyum kecil menatap ke arah putranya dan juga calon menantunya. Pria paruh baya itu mengantar kepergian putranya dan calon menantunya sampai ke depan pintu. Tentu saja pria paruh baya itu bahagia ketika putranya mau mengunjunginya di Kediamannya. "Ada apa denganmu sayang?Kamu terlihat tidak bisa berkata apa apa ketika kita berhadapan dengan ayah mu." "Aku tahu tapi tetap saja aku merasa tidak nyaman. Mungkin seiring berjalannya waktu,semuanya akan baik-baik saja. "Louis tersenyum kecil ke arah kekasihnya. "Kamu benar sekali. Semuanya akan baik-baik saja seiring berjalannya dengan waktu. "Lily mengenggam tangan keka
Kini Angelina seorang diri di dalam kamarnya ketika putra dan putrinya pergi dan kembali ke kamar mereka masing-masing. "Semoga kalian bahagia dengan pasangan kalian nak.Jangan seperti ibumu ini yang begitu menyedihkan. "Gumam Angelina dengan tatapan sendu. Satu minggu berlalu... Louis dan Lily kini sudah menentukan tanggal pernikahan mereka berdua.Kini mereka sedang berada di dalam sebuah toko pakaian. Lily dan Louis ingin melakukan fitting baju pengantin di sebuah toko ternama di kota itu.Lily sebagai seorang wanita terlihat begitu antusias.Berbeda dengan Louis yang menyerahkan semuanya kepada Lily. Louis sama sekali tidak mengerti tentang hal seperti ini. Dia memilih untuk mengikuti apa pun yang dipilih oleh sang kekasih. Dua jam berlalu,Louis dan Lily meninggalkan tokoh.Keduaanya kembali menuju ke sebuah restoran. "Apa kamu suka dengan restoran ini?"Louis bertanya kepada Lily. "Terserah kamu saja,yang penting perut ku kenyang.Aku sudah lapar sejak tadi."Lily ters
Louis terdiam sejenak dan hanya menatap wajah ibunya.Tidak beda jauh dengan sang ibu,wanita paruh baya itu juga menatap ke arah dirinya. "Apa ibu mengingat ini?"Louis meletakkan syal yang di berikan oleh Lily tadi. Angelina mengambil syal tersebut dan tersenyum kecil. Dia jelas masih mengingat dengan jelas syal miliknya. "Ini adalah syal yang kupakai saat terakhir kalinya kita bertemu.Aku tidak sadar telah menjatuhkannya."Ucap Angelina menatap sendu ke arah putranya. Dia tidak pernah melupakan pertemuan terakhirnya dengan putranya di taman.Dia tidak menyangka jika dia akan berpisah dengan putranya dengan waktu yang cukup lama. "Aku menemukannya saat mencari kalian.Aku menunggu cukup lama di taman dengan membawa syal ini. Aku menunggu sampai sore tapi kalian tidak kunjung datang. Hingga tuan Mahendra datang dan berbicara kepada ku.Kami mengobrol dengan waktu yang cukup lama di taman dan tuan Mahendra membawa ku ke mansion miliknya. " Louis masih ingat dengan jelas hal itu
Di tempat lain tepatnya di restoran,Louis dan Lily masih saja berada di tempat itu. Keduanya mengobrol dengan santai dan terlihat begitu serius. pasangan itu terlihat begitu betah berada di tempat itu.Keduanya mengobrol dengan begitu santainya "Aku tahu ini bukan momen yang pas tapi ini adalah tempat yang memberiku banyak kenangan. Menikah lah dengan ku Lily. " Louis mengeluarkan sebuah cincin yang berada di saku Jasnya. Sedangkan wanita yang dia lamar hanya menatap dirinya dengan penuh keheranan. Lily sedikit terkejut sekaligus heran dengan pengungkapan Louis yang secara tiba-tiba kepada dirinya. Pria itu bahkan tidak mengatakan hal hal yang romantis tapi dia langsung melamar dirinya dengan sebuah cincin berlian yang tampak begitu mewah. "Kenapa bengong sayang?"Louis kembali bertanya setelah melihat wanita yang dia cintai hanya terdiam dan menatap ke arah cincin di hadapannya itu. "Ini Sangat tiba tiba. Aku bahkan tidak menyangka jika kamu akan melamar ku secepat ini. "
"Ada apa sayang?"Alex bertanya ketika melihat istrinya melamun kan sesuatu . "Tidak ada apa-apa. Ayo kita turun."Ajak Alona yang segera turun bersama dengan putranya dan suaminya. Kelvin menggandeng tangan mommynya turun dari mobil.Bocah laki-laki itu terlihat begitu antusias begitu turun dari mobil. Kelvin menggandeng tangan Mommy dan daddy memasuki restoran. Bersamaan dengan Alex membuka pintu.Kelvin berteriak memanggil neneknya. "Nenek. "Panggil Kelvin yang langsung mengalihkan perhatian kedua orang tuanya. Seketika Alona dan Alex menoleh ke belakang. Alex tersenyum tipis ketika melihat ibu mertuanya bersama dengan tuan Jhon. Sedangkan Alona tampak bingung melihat ibunya bersama dengan seorang pria. Sedangkan Angelina yang melihat putrinya terlihat begitu malu.Dia sudah setua itu tapi masih berharap bisa bersama dengan orang yang dia cintai. Angelina belum mengerti sepenuhnya tentang sifat putrinya. Alona bukanlah orang yang berpikiran sempit.Dia tidak mungkin menen
Deg... Lily merasakan detak jantungnya berpacu dengan begitu cepatnya.Lily bahkan menggosok matanya untuk memastikan jika dirinya tidak salah lihat tapi nyatanya pria yang baru masuk itu adalah orang yang begitu penting di dalam hidupnya. Lily terus menatap ke arah pria yang sama sekali tidak melihat ke arah dirinya.Detak jantungnya tidak bisa beraturan saat ini. Wanita itu tampak begitu syok melihat ke arah Pria yang berjalan ke arah meja yang selalu di tempati oleh orang yang begitu ia kagumi. Lily sudah lama tidak melihat pria itu,dia bahkan sudah tidak ingat dengan wajahnya tapi dia yakin jika dia melihat pria itu lagi,Lily yakin jika dia bisa mengenalinya tapi nyatanya tidak. "Apa itu dia?Apa mereka adalah orang yang sama?Tapi kenapa aku tidak mengenalinya?Pantas saja aku merasa familiar dengan mu,rupanya kalian adalah orang yang sama."Batin Lily terus memandangi pria di hadapannya itu. Pria itu pun menoleh ke arahnya dirinya ketika dia menyadari jika hanya ada dua
Tok...tok... Lily segera menghapus air matanya begitu mendengar suara ketukan pintu kamarnya.Wanita itu melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. "Paman Jack."Lily tersenyum kecil memandang ke arah pria paruh baya itu. "Boleh Paman masuk nak?"Tanya Paman Jack kepada keponakannya. "Silahkan masuk Paman." Lily melangkah masuk ke dalam kamar miliknya,di susul oleh Paman Jack. Keduanya duduk di sofa dan tentu saja Paman Jack membuka pembicaraan terlebih dahulu. "Bagaimana keadaan mu nak?" "Aku sudah membaik Paman." "Bagaimana kalau kita ke mengunjungi makam kedua orang tuan mu besok nak?Paman sudah meminta izin kepada tuan Alex dan tuan Alex mengizinkan kita untuk pergi."Ucap Paman Jack memberi tahu keponakannya. "Terserah Paman saja.Lily ikut saja dengan keputusan paman." Obrolan Keduanya tidak berlangsung lama. Paman Jack meminta keponakannya untuk beristirahat.Paman Jack meninggalkan kamar keponakannya setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan. Ke esokan...
"Apa kamu Bersedia untuk menerima ku?"Louis kembali bertanya setelah Lily terdiam. Louis kembali melirik ke arah wanita di sampingnya. Wanita itu masih saja terdiam setelah mendengar ucapan Louis. "Baiklah. Mari kita jalani hubungan ini.Kita tidak tahu sejauh mana kita bisa bersama tapi aku berharap jika kita bisa hidup bersama sepanjang masa."Ucap Lily tersenyum tipis. "Jika itu harapan mu maka aku juga berharap demikian. "Ucap Louis tersenyum tipis. "Aku selalu mengharapkan sesuatu yang baik untuk kita.Aku selalu memimpikan sesuatu yang baik dan selalu memiliki harapan yang tinggi." Keduanya tersenyum setelah percakapan singkat mereka berdua.Mereka berdua memiliki harapan yang sama yaitu saling berbahagia. Louis mengeluarkan sebuah cincin beberapa menit setelah Lily bersedia menerima dirinya. Pria itu memasangkan cincin itu di jari manis wanita yang di cintainya itu. "Terima kasih. Ini Sangat cantik. "Ucap Lily tersenyum kecil memandang cincin pemberian Louis. L