"Selamat datang tuan Mahendra. "Sambut klien tuan Mahendra dengan ramah. Tuan Mahendra hanya tersenyum kecil mendengar sambutan kliennya. Pikiran pria paruh baya itu tertuju kepada wanita yang sudah lama ia tidak temui. Di tempat lain tepatnya di dalam ruangannya. Alex sedang bersama dengan tangan kanannya. Entah apa yang mereka bicarakan tapi Alex terlihat begitu kesal. "Apa kamu yakin?" "Anak buah kita tidak mungkin salah tuan.Semua itu di lakukan dengan sangat rahasia. Sepertinya tuan tidak ingin anda mengetahuinya." "Aku mengerti.Pantau terus ayah ku"Alex mengepalkan tangannya. Pemimpin Black Dragon itu terlihat begitu kesal saat ini. "Baik tuan."Louis meninggalkan ruangan Alex dan menuju ke dalam kamarnya. "Apa dia orangnya ayah?"Batin Alex dengan tangan yang bergetar. Dadanya bergemuruh,entah dia harus senang atau sedih.Alex tidak bisa mengartikan perasaannya saat ini. Tok... tok... Di balik pintu Alona tersenyum kecil begitu ia membuka pintu. Wanita cantik
Ke esokan paginya... Pagi pagi buta sekali,tuan Mahendra sudah berada di depan rumah bibi Alice. Bahkan pria paruh baya itu sudah datang ketika matahari belum terbit. Tuan Mahendra duduk di teras rumah menunggu pintu terbuka. Pria paruh baya itu terlihat begitu gigih untuk meluluhkan hati wanita yang sudah membuatnya begitu tersiksa selama puluhan tahun ini karena penyesalan yang dia rasakan sampai sekarang. Begitu jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi.Pintu rumah bibi Alice terbuka,wanita paruh baya itu keluar dari rumahnya dengan senyuman bahagia tapi seketika senyuman itu luntur ketika melihat kehadiran tuan Mahendra yang sedang berada di kediaman nya. "Apa yang kamu lakukan di sini?"Bibi Alice tampak tidak senang dengan kehadiran tuan Mahendra. "Aku ingin berbicara dengan mu Alice. " Wanita paruh baya itu mengabaikan ucapan pria paruh baya itu. Dia memilih untuk memberi makan ternak miliknya. Tuan Mahendra yang melihat hal itu hanya bisa menghela nafas kasar. Tuan Ma
"Alex!"Bibi Alice menatap ke arah Alex yang terlihat tidak seperti biasanya. Pria itu menatap dirinya dengan sedikit berbeda kali ini. "Kamu datang nak."Bibi Alice tersenyum kecil kepada Alex tapi itu hanya menatap ke arah dirinya. "Apa Bibi tahu jika pria itu adalah ayahku?"Pertanyaan Alex membuat bibi Alice begitu terkejut. Dari Pertanyaan Alex saja ,Bibi Alice sudah bisa menebaknya. Pantas saja selama ini dia merasakan ada sesuatu yang berbeda ketika bersama dengan Alex. "Bibi tidak tahu nak tapi sekarang bibi sudah mengetahui nya.Bibi benar-benar tidak tahu jika tuan Mahendra adalah ayah mu nak."Ucap bibi Alice yang tidak terlihat adanya kebohongan sedikit pun. Alex terdiam setelah mendengar ucapan dari wanita paruh baya itu. Pantas saja dia merasa tenang ketika berada di samping wanita paruh baya itu. Ternyata mereka memiliki hubungan yang cukup dalam satu sama lain yang tidak dia ketahui. Alex juga tahu jika kesalahan itu ada pada ayahnya.Bibi Alice tidak bersalah
Lima menit berlalu,pasangan suami istri itu merasa sedikit canggung ketikan kecupan Alex berubah menjadi ganas.Dan setelah selesai,kini suasana terasa sedikit canggung. "Aku ingin membersihkan diri dulu sayang."Ucap Alex segera melangkah masuk ke dalam kamar mandi dengan menahan malu. Pria itu merasa malu ketika melakukan hal itu kepada istrinya. Alex terbuai ketika istrinya diam saja dan menerimanya. "Alex,bodoh kamu.Tapi kenapa aku harus malu?Dia istri ku dan aku sudah menikahinya.Ini membuat ku prustasi. "Batin Alex ketika dia sudah masuk ke dalam kamar mandi. Pria itu segera mengguyur tubuhnya dengan air shower dari ujung rambut hingga ujung kaki.Dia merasakan wajahnya panas. "Ada apa dengan ku?Aku bahkan tidak pernah merasakan hal seperti ini ketika aku bersama dengan Viona. Viona tidak pernah membuat ku merasa seperti ini. Bahkan tidak ada perempuan yang membuat ku merasa gugup dan jantung ku berdetak tidak karuan seperti ini. "Gumam Alex mengusap kasar wajahnya. Se
Alona memandang ke arah luar jendela setelah obrolan dengan suaminya berakhir. Wanita itu tersenyum kecil dan merasakan dunia ini begitu sempit. "Siapa sangka jika anak laki-laki yang selalu di rindukan bibi Alice adalah dirimu sayang.Dunia ini begitu sempit.Aku kabur dan bertemu bibi Alice,siapa sangka jika hal itu akan menjadi awal mula pertemuan kalian."Gumam Alona tersenyum kecil. Kini perasaan wanita cantik itu mulai terasa tenang. Alona merasa jika mungkin hal ini yang membuatnya tidak bisa tenang. Sementara itu di dalam kamar hotel,Alex menatap ke arah luar. Tatapan pria itu terlihat menyimpan begitu banyak beban pikiran yang cukup berat. "Tuan,mereka sudah minta untuk bertemu. "Louis menghampiri tuannya dan melaporkan hal tersebut. "Sepagi ini?"Alex bertanya dan merasakan ada sedikit kejanggalan. "Iya tuan." "Bukankah ini sedikit aneh Louis?Kenapa mereka ingin melakukan pertemuan Sepagi ini?Bukankah ini sedikit berisiko untuk kita semua?" "Tuan benar tapi m
"Bagaimana rasanya tuan Alex?"Tuan Jerry kembali bertanya. Pria paruh baya itu tersenyum tipis tapi sepertinya Alex menyadari hal itu. "Cukup bagus dan aku ingin segera membahas tentang bisnis kita tuan Jerry. Aku masih ada urusan yang harus aku selesai kan."Alex masih terdengar begitu dingin. "Kenapa begitu buru buru tuan Alex?Apa karena wanita yang sudah melahirkan keturunan mu?"Pertanyaan tuan Jerry membuat Alex begitu kesal. Pemimpin Black Dragon itu mengepalkan tangannya dan menatap ke arah pria paruh baya yang tidak seperti biasanya. Mereka sudah sering melakukan kerja sama tapi tuan Jerry tidak pernah melanggar privasinya tapi kali ini pria paruh baya itu seolah olah memancing dirinya. Bahkan Louis juga menyadari ada yang tidak beres ketika melihat situasi sekarang. Louis melirik ke arah Alex yang kebetulan tuannya juga sedang melihat ke arah dirinya. Kedua pria itu Sepertinya memiliki pemikiran yang sama kali ini.Alex kemudian tersenyum tipis memandangi pria paruh
"Ha...ha...ha.....Aku anggap itu sebagai pujian Alex.Apa kamu ingin melakukannya di sini?Di depan anak buah mu yang begitu setia?Dia seperti anjing peliharaan yang begitu setia kepada tuannya. "Ucap Viona yang menyamakan Louis seperti anjing. "Wanita murahan seperti mu,mengatakan hal seperti itu?Benar benar tidak pantas."Alex meludah di depan Viona. Viona yang melihat hal itu terlihat begitu kesal.Wanita itu melirik ke arah tuan Jerry yang tidak lain adalah Paman nya sendiri.Adik dari ayahnya yang tidak banyak di ketahui oleh orang. Termasuk dengan Alex sendiri. "Aku ingin benih mu tumbuh di rahim ku Alex. "Ucap Viona tersenyum puas karena begitu yakin jika dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan. "Maaf tuan Alex. Sepertinya aku harus menuruti keinginan keponakan ku."Ucap tuan Jerry memberi perintah kepada anak buahnya. Dua anak buah tuan Jerry membawa paksa Alex memasuki sebuah kamar. Meskipun Alex membrontak tapi pengaruh obatnya sudah hampir menguasainya.Sedangkan Lou
"Ampuni aku tuan Alex. Aku bersumpah tidak akan pernah mengusik ketenangan anda lagi.Dan kejadian ini aku anggap tidak akan pernah terjadi tuan. "Tuan Jerry kembali memohon kepada pemimpin Black Dragon itu. "Kamu tahu anggota Black Dragon tidak pernah memberikan ampunan. Terutama aku sebagai pemimpin. Tiada ampun bagi orang seperti mu.Dan satu hal lagi aku tidak akan pernah melupakan hal ini. "Ucap Alex tersenyum kecil. Tidak berselang lama kemudian,Anak buah Alex sudah menyerbu tempat itu. Hal itu semakin membuat tuan Jerry ketakutan.Bahkan anak buahnya tidak ada apa-apanya ketika berhadapan dengan anak buah Alex. "Lakukan tugas kalian."Perintah Alex kepada anak buahnya. "Baik tuan."Jawab mereka serentak. Pertikaian di antara dua kelompok itu tidak bisa terelakkan lagi.Tapi meskipun begitu kelompok Alex tetap saja lebih dominan dari pada anak buah tuan Jerry. Hanya sekitar tiga puluh menit saja,Anak buah Alex sudah melumpuhkan anak buah tuan Jerry. Kini hanya tinggal t
Lima belas menit setelah kedatangan mempelai laki-laki,mempelai wanita pun memasuki aula pernikahan. Semua tamu undangan menatap kagum ke arah pasangan pengantin itu.Mempelai laki-laki yang terlihat begitu tampan dan mempelai wanita yang terlihat begitu cantik. "Mereka benar benar serasi sekali bu."Ucap Alona menggandeng tangan ibunya. "Kamu benar nak.Dia terlihat begitu bahagia." Angelina terlihat begitu terharu. Dia tidak menyangka jika dia masih di beri kesempatan untuk menyaksikan momen paling membahagiakan di dalam hidupnya. Wanita paruh baya itu tidak bisa menahan air matanya.Dia memeluk putrinya dengan tatapan yang tidak pernah beralih dari sang putra. Dari kejauhan tuan Jhon juga menatap haru ke arah putranya. Mereka berdua tidak memiliki kenangan bersama. Tapi setidaknya dia begitu bersyukur ketika melihat momen paling membahagiakan untuk putranya. "Hiduplah dengan bahagia nak.Jangan menjalani kehidupan seperti kami."Batin tuan Jhon kemudian beralih memandan
Tuan Jhon dan Lily terus saja mengobrol dengan santai.Mereka berdua mengabaikan Louis dan tetap mengobrol. "Apa kamu tidak ingin kembali sayang?"Louis bertanya kepada kekasihnya yang terlihat begitu serius mengobrol. "Kenapa begitu buru buru nak?" "Kami belum kembali sejak tadi."Jawab Louis beranjak dari tempat duduknya. "Berhati-hatilah nak."Tuan Jhon tersenyum kecil menatap ke arah putranya dan juga calon menantunya. Pria paruh baya itu mengantar kepergian putranya dan calon menantunya sampai ke depan pintu. Tentu saja pria paruh baya itu bahagia ketika putranya mau mengunjunginya di Kediamannya. "Ada apa denganmu sayang?Kamu terlihat tidak bisa berkata apa apa ketika kita berhadapan dengan ayah mu." "Aku tahu tapi tetap saja aku merasa tidak nyaman. Mungkin seiring berjalannya waktu,semuanya akan baik-baik saja. "Louis tersenyum kecil ke arah kekasihnya. "Kamu benar sekali. Semuanya akan baik-baik saja seiring berjalannya dengan waktu. "Lily mengenggam tangan keka
Kini Angelina seorang diri di dalam kamarnya ketika putra dan putrinya pergi dan kembali ke kamar mereka masing-masing. "Semoga kalian bahagia dengan pasangan kalian nak.Jangan seperti ibumu ini yang begitu menyedihkan. "Gumam Angelina dengan tatapan sendu. Satu minggu berlalu... Louis dan Lily kini sudah menentukan tanggal pernikahan mereka berdua.Kini mereka sedang berada di dalam sebuah toko pakaian. Lily dan Louis ingin melakukan fitting baju pengantin di sebuah toko ternama di kota itu.Lily sebagai seorang wanita terlihat begitu antusias.Berbeda dengan Louis yang menyerahkan semuanya kepada Lily. Louis sama sekali tidak mengerti tentang hal seperti ini. Dia memilih untuk mengikuti apa pun yang dipilih oleh sang kekasih. Dua jam berlalu,Louis dan Lily meninggalkan tokoh.Keduaanya kembali menuju ke sebuah restoran. "Apa kamu suka dengan restoran ini?"Louis bertanya kepada Lily. "Terserah kamu saja,yang penting perut ku kenyang.Aku sudah lapar sejak tadi."Lily ters
Louis terdiam sejenak dan hanya menatap wajah ibunya.Tidak beda jauh dengan sang ibu,wanita paruh baya itu juga menatap ke arah dirinya. "Apa ibu mengingat ini?"Louis meletakkan syal yang di berikan oleh Lily tadi. Angelina mengambil syal tersebut dan tersenyum kecil. Dia jelas masih mengingat dengan jelas syal miliknya. "Ini adalah syal yang kupakai saat terakhir kalinya kita bertemu.Aku tidak sadar telah menjatuhkannya."Ucap Angelina menatap sendu ke arah putranya. Dia tidak pernah melupakan pertemuan terakhirnya dengan putranya di taman.Dia tidak menyangka jika dia akan berpisah dengan putranya dengan waktu yang cukup lama. "Aku menemukannya saat mencari kalian.Aku menunggu cukup lama di taman dengan membawa syal ini. Aku menunggu sampai sore tapi kalian tidak kunjung datang. Hingga tuan Mahendra datang dan berbicara kepada ku.Kami mengobrol dengan waktu yang cukup lama di taman dan tuan Mahendra membawa ku ke mansion miliknya. " Louis masih ingat dengan jelas hal itu
Di tempat lain tepatnya di restoran,Louis dan Lily masih saja berada di tempat itu. Keduanya mengobrol dengan santai dan terlihat begitu serius. pasangan itu terlihat begitu betah berada di tempat itu.Keduanya mengobrol dengan begitu santainya "Aku tahu ini bukan momen yang pas tapi ini adalah tempat yang memberiku banyak kenangan. Menikah lah dengan ku Lily. " Louis mengeluarkan sebuah cincin yang berada di saku Jasnya. Sedangkan wanita yang dia lamar hanya menatap dirinya dengan penuh keheranan. Lily sedikit terkejut sekaligus heran dengan pengungkapan Louis yang secara tiba-tiba kepada dirinya. Pria itu bahkan tidak mengatakan hal hal yang romantis tapi dia langsung melamar dirinya dengan sebuah cincin berlian yang tampak begitu mewah. "Kenapa bengong sayang?"Louis kembali bertanya setelah melihat wanita yang dia cintai hanya terdiam dan menatap ke arah cincin di hadapannya itu. "Ini Sangat tiba tiba. Aku bahkan tidak menyangka jika kamu akan melamar ku secepat ini. "
"Ada apa sayang?"Alex bertanya ketika melihat istrinya melamun kan sesuatu . "Tidak ada apa-apa. Ayo kita turun."Ajak Alona yang segera turun bersama dengan putranya dan suaminya. Kelvin menggandeng tangan mommynya turun dari mobil.Bocah laki-laki itu terlihat begitu antusias begitu turun dari mobil. Kelvin menggandeng tangan Mommy dan daddy memasuki restoran. Bersamaan dengan Alex membuka pintu.Kelvin berteriak memanggil neneknya. "Nenek. "Panggil Kelvin yang langsung mengalihkan perhatian kedua orang tuanya. Seketika Alona dan Alex menoleh ke belakang. Alex tersenyum tipis ketika melihat ibu mertuanya bersama dengan tuan Jhon. Sedangkan Alona tampak bingung melihat ibunya bersama dengan seorang pria. Sedangkan Angelina yang melihat putrinya terlihat begitu malu.Dia sudah setua itu tapi masih berharap bisa bersama dengan orang yang dia cintai. Angelina belum mengerti sepenuhnya tentang sifat putrinya. Alona bukanlah orang yang berpikiran sempit.Dia tidak mungkin menen
Deg... Lily merasakan detak jantungnya berpacu dengan begitu cepatnya.Lily bahkan menggosok matanya untuk memastikan jika dirinya tidak salah lihat tapi nyatanya pria yang baru masuk itu adalah orang yang begitu penting di dalam hidupnya. Lily terus menatap ke arah pria yang sama sekali tidak melihat ke arah dirinya.Detak jantungnya tidak bisa beraturan saat ini. Wanita itu tampak begitu syok melihat ke arah Pria yang berjalan ke arah meja yang selalu di tempati oleh orang yang begitu ia kagumi. Lily sudah lama tidak melihat pria itu,dia bahkan sudah tidak ingat dengan wajahnya tapi dia yakin jika dia melihat pria itu lagi,Lily yakin jika dia bisa mengenalinya tapi nyatanya tidak. "Apa itu dia?Apa mereka adalah orang yang sama?Tapi kenapa aku tidak mengenalinya?Pantas saja aku merasa familiar dengan mu,rupanya kalian adalah orang yang sama."Batin Lily terus memandangi pria di hadapannya itu. Pria itu pun menoleh ke arahnya dirinya ketika dia menyadari jika hanya ada dua
Tok...tok... Lily segera menghapus air matanya begitu mendengar suara ketukan pintu kamarnya.Wanita itu melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. "Paman Jack."Lily tersenyum kecil memandang ke arah pria paruh baya itu. "Boleh Paman masuk nak?"Tanya Paman Jack kepada keponakannya. "Silahkan masuk Paman." Lily melangkah masuk ke dalam kamar miliknya,di susul oleh Paman Jack. Keduanya duduk di sofa dan tentu saja Paman Jack membuka pembicaraan terlebih dahulu. "Bagaimana keadaan mu nak?" "Aku sudah membaik Paman." "Bagaimana kalau kita ke mengunjungi makam kedua orang tuan mu besok nak?Paman sudah meminta izin kepada tuan Alex dan tuan Alex mengizinkan kita untuk pergi."Ucap Paman Jack memberi tahu keponakannya. "Terserah Paman saja.Lily ikut saja dengan keputusan paman." Obrolan Keduanya tidak berlangsung lama. Paman Jack meminta keponakannya untuk beristirahat.Paman Jack meninggalkan kamar keponakannya setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan. Ke esokan...
"Apa kamu Bersedia untuk menerima ku?"Louis kembali bertanya setelah Lily terdiam. Louis kembali melirik ke arah wanita di sampingnya. Wanita itu masih saja terdiam setelah mendengar ucapan Louis. "Baiklah. Mari kita jalani hubungan ini.Kita tidak tahu sejauh mana kita bisa bersama tapi aku berharap jika kita bisa hidup bersama sepanjang masa."Ucap Lily tersenyum tipis. "Jika itu harapan mu maka aku juga berharap demikian. "Ucap Louis tersenyum tipis. "Aku selalu mengharapkan sesuatu yang baik untuk kita.Aku selalu memimpikan sesuatu yang baik dan selalu memiliki harapan yang tinggi." Keduanya tersenyum setelah percakapan singkat mereka berdua.Mereka berdua memiliki harapan yang sama yaitu saling berbahagia. Louis mengeluarkan sebuah cincin beberapa menit setelah Lily bersedia menerima dirinya. Pria itu memasangkan cincin itu di jari manis wanita yang di cintainya itu. "Terima kasih. Ini Sangat cantik. "Ucap Lily tersenyum kecil memandang cincin pemberian Louis. L