Share

Part 6: Tamu Tengah Malam

Danu buru-buru bangkit dari duduknya, dan langsung menuju kamar mandi. Sekitar 10 menit, pria itu sudah keluar dari apartemennya. Setiba di lift, ia memencet nomor lantai yang berada tepat dibawah lantai apartemennya. Sudah sebulan, Danu ikut menyewa apartemen type studio di gedung yang sama dengan Andara.

Setibanya di depan pintu apartemen yang ditempati kekasihnya dengan type yang sama dengannya itu, Danu langsung memencet bel. Tak menunggu lama, pintu apartemen itu pun terbuka dari dalam. Menampakkan wajah Andara dengan mata yang masih merah. Danu bisa menebak kalau wanita tercintanya itu baru saja menangis.

“Sayang ….” Danu langsung maju dan meraih tubuh Andara ke dalam pelukannya. Sebelah kakinya pun mendorong pintu agar tertutup kembali. Pria tampan itu mencium kening dan mata Andara penuh kasih sayang. “Maafkan aku, ya? Sudah buat kamu menangis lagi hari ini. Padahal, aku udah janji akan membahagiakanmu kembali.”

Andara tak menjawab, hanya isak tangisnya yang kembali terdengar. Hati Danu semakin teremas sakit melihat wanita yang masih sangat dicintainya sejak dua tahun yang lalu itu. Gara-gara ulah Anna, hubungan mereka terpaksa berakhir setahun yang lalu karena ia harus bertanggung jawab telah meniduri Anna tanpa sadar. Namun, rasa cinta di hati keduanya yang tidak pernah padam, membuat keduanya kembali bersama sejak tiga bulan yang lalu. Kali ini, Andara yang menjadi pelakor dalam rumah tangga sahabatnya sendiri.

“Itu bukan anakku. Tapi, aku tidak bisa ceritakan ke kamu apa yang terjadi.” Danu meraih wajah Andara, lalu mengusap pelan air mata di wajah kekasihnya.

“Percayalah padaku, Sayang. Aku akan menyelesaikan semua ini secepatnya. Kamu terus saja jadi sahabat Anna yang baik, jangan bikin dia curiga sama kamu.”

“Apa Anna selingkuh, Mas?” tanya Andara penasaran.

“Hmm … enggak juga. Tapi, bisa dibilang … aku yang telah atur semuanya. Soalnya, aku udah gak tahan hidup sama wanita hyper kayak dia. Ah, udahlah, gak usah dibahas lagi tentang perempuan itu. Kamu hanya harus percaya sama aku.” 

“Apa yang sudah Mas la … hhmmpp ….” Suara Andara langsung lenyap begitu Danu tiba-tiba menyergap bibirnya. Lalu, tangan kekar Danu telah memeluk pinggangnya semakin erat dan mengangkat tubuhnya tanpa melepas ciuman mereka. Berlahan, Danu melangkah menuju ranjang sambil membawa Andara yang melekat erat di tubuh atletisnya. Gairahnya selalu saja datang saat bersama kekasih hatinya itu. Reaksi yang berbeda saat Anna yang mencoba memancing gairahnya.

***

Rasa cinta, benci, dan sakit hati yang dirasakan Anna untuk Danu terus menemani hari-harinya dalam menjalani hidupnya sendirian. Apalagi mengandung benih dari pria yang tak dikenalnya. Namun, Anna mencoba menerima semuanya. Ia merasa, ini adalah balasan atas perbuatannya di masa lalu. Merusak hubungan Danu dengan sahabatnya, Andara. Ia bertekad akan hidup lebih baik lagi bersama anak yang dikandungnya kini. Ia akan bertanggung jawab membesarkan anaknya sendiri di masa depan nanti.

Malam itu, Anna baru saja akan merebahkan tubuhnya di ranjang ketika ia mendengar suara kendaraan berhenti di depan rumahnya. Tak lama kemudian, pagar rumah terdengar dibuka. Anna menajamkan telinganya, sehingga ia bisa mendengar cukup jelas suara kunci pintu rumah yang dibuka. Karena letak kamarnya bersebelahan dengan pintu masuk.

Apa Mas Danu yang pulang? Soalnya yang punya kunci rumah ini kan Cuma kami berdua.

Anna beringsut ke pinggir ranjang, ia ingin memastikan apakah benar, Danu yang sudah masuk ke rumah mereka setelah hampir dua bulan suaminya itu tak menunjukkan batang hidungnya sejak pertengkaran mereka gara-gara kehamilannya.

Belum sempat Anna berdiri dari duduknya, pintu kamar terbuka dari luar. Benar dugaan Anna, Danu yang masuk ke kamar sembari menarik kopernya. Pria itu langsung melirik pada Anna yang terpaku menatapnya.

“Besok orang tuaku mau datang! Jadi, jangan GR! Aku pulang bukan karena dirimu,” ucap Danu dingin pada wanita yang masih berstatus sebagai istri sahnya. Wanita yang sedang hamil 3 bulan oleh pria lain.

Anna menganggukkan kepalanya. “Oh, ya, udah, besok aku siapin kamar sebelah untuk Ayah dan Ibu. Hmm ... Mas Danu sudah makan? Kalau belum, biar aku siapin.”

“Gak usah sok perhatian! Urus aja diri masing-masing!” jawab Danu ketus. 

"Oke, kalo Mas maunya begitu." Anna pun kemudian bersiap-siap untuk membaringkan tubuhnya di ranjang. Ia menyamankan posisi tidurnya dengan membelakangi pria yang masih berstatus suami sahnya secara hukum. Ia pun tak peduli lagi apapun yang akan dikerjakan oleh Danu. Saat Anna akan terlelap, ia kembali membuka mata ketika merasakan kehadiran Danu yang ikut merebahkan diri di belakang tubuhnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status