Share

Bab delapan puluh satu

Jantung Silvia berdetak lebih cepat dari biasanya. "Kenapa Papa terlihat begitu marah? Apa karena Mama memberikanku hadiah yang sangat mahal ini atau karena hadiah ini dari mamanya Papa?" Silvia membatin dalam diam.

"Apa-apaan sih, Papa. Jangan buat menantu Mama syok dong Pa."

"Tapi Mama gak bisa dong bilang ke menantu Papa kalau cuma mama saja yang bahagia." Papa mertua Silvia masih terlihat marah namun setelah melihat ke arah Silvia wajahnya berubah menjadi lembut dan berkata. "Maaf, Sayang. Papa cuma bercanda. Jangan terkejut ya Sayang," ucap papa mertuanya dengan tersenyum sambil membelai rambut Silvia.

"Papa kok bisa masuk main nyelonong saja ke kamar menattu Sih?" Silvia kembali tegang melihat mama mertuanya kembali memarahi papa mertuanya.

"Tadi pintu kamarnya terbuka, Sayang. Papa dengar dari luar tadi rame banget. Papa kan juga mau ikut nimbrung. Papa kan kangen juga sama cucu Papa, Mah. Oh iya. Papa juga bawa hadiah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status