Share

Ditagih Uang Sewa

Penulis: Arrafina
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-02 20:13:47

Pria itu membulatkan matanya dengan sempurna ketika dia sudah yakin seratus persen jika ia mengenali perempuan yang berniat bunuh diri itu. ‘Bukankah dia perempuan yang kemarin diusir dari pernikahan itu?’ pikir Dirga dalam hati. Pantas saja perempuan itu tampak tak asing, nyatanya mereka memang pernah bertemu. ‘Apakah kejadian beberapa hari yang lalu membuatnya menjadi seperti ini?’ pikirnya lagi.

Tanpa berpikir panjang, Dirga langsung berlari menembus kerumunan dan berniat untuk menghentikan aksi nekat Agatha. Pria itu perlahan berjalan mendekat meskipun Agatha terus menatap tajam ke arahnya. Menurut Dirga, jika tidak ada yang berbuat nekat untuk menolong, bisa-bisa kemacetan ini tidak akan bisa berakhir. Apalagi orang-orang tampak tak bisa membujuk perempuan tersebut.

“Nona, ayo turunlah,” ujar Dirga dengan kesal.

“Kau tidak melihat jika apa yang kau lakukan membuat banyak orang panik?” tanya pria itu.

Agatha mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Kalau kalian tidak ingin dibuat panik dengan apa yang aku lakukan saat ini, pergilah saja. Aku juga tidak meminta kalian untuk berkumpul di sini untuk menolongku. Aku hanya ingin mengakhiri semua luka yang kurasakan saat ini,” ucap Agatha, tak mau dibujuk.

Karena sudah tidak tahan dengan sikap keras kepala Agatha. Tanpa ba-bi-bu Dirga langsung menarik tangan Agatha dan membuat perempuan itu jatuh ke dalam pelukannya. Semua orang yang berkumpul di sana bersorak dan bertepuk tangan, seolah apa yang dilakukan oleh Dirga saat ini adalah tindakan heroik yang patut diacungi jempol. Orang-orang pun perlahan mulai membubarkan diri, meninggalkan kedua orang itu.

“Apakah kau gila? Kau berniat mengakhiri hidupmu hanya karena pria itu?” omel Dirga begitu orang-orang sudah meninggalkan mereka berdua saja.

“Apakah kau tidak berpikir jernih sama sekali? Kau benar-benar membuktikan kebenaran jika cinta memang bisa membuat orang menjadi buta.”

Agatha hanya menatap lurus ke arah Dirga tanpa membalas ucapan Dirga sedikit pun. Perempuan itu memilih untuk mendengarkan segala omelan dan ceramah dari Dirga tanpa benar-benar memasukkan ucapan Dirga ke dalam pikirannya.

“Kau tahu, di luar sana masih banyak pria yang mungkin bisa mencintaimu lebih dari mantan kekasihmu itu. Kau ini jangan bodoh jadi perempuan. Tindakanmu tadi tidak hanya ceroboh, tetapi juga tidak bertanggung jawab. Kau pikir pria itu akan bersimpati padamu kalau kau benar-benar terluka?” tanya Dirga dengan sarkastik.

“Dia tidak akan peduli denganmu. Jangan sampai kau melakukan hal-hal bodoh hanya karena patah hati.”

Agatha bungkam. Perempuan itu menyimak ucapan pria yang berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam, seolah ia membenci pria ini dengan sepenuh hati karena sudah lancang menggagalkan rencana bunuh diri Agatha. Dirga tidak tahu saja kalau kebanyakan orang yang melakukan bunuh diri bukan karena mereka ingin mati, namun mereka hanya ingin menghentikan rasa sakit yang mereka rasakan setiap detik.

“Kau ini benar-benar perempuan paling bodoh yang pernah kutemui,” umpat Dirga mulai kesal, lalu berbalik dan kembali ke dalam mobilnya untuk pulang, meninggalkan Agatha seorang diri di sana.

Tak pernah mengalami yang namanya jatuh cinta hingga Dirga tak tahu bagaimana rasanya sakit hati. Pria sibuk seperti Dirga mana ada waktu untuk dua hal yang sangat melelahkan seperti jatuh cinta dan patah hati. Tidak mungkin Dirga menyia-nyiakan waktunya hanya untuk melakukan sesuatu yang belum tentu bisa ia rasakan selamanya.

Semenjak hari itu, Agatha dan Dirga tak pernah bertemu pandang lagi. Perbedaan dunia mereka membuat dua orang itu hampir mustahil dapat bersinggungan secara langsung. Apalagi, kini kondisi Agatha semakin terpuruk.

***

Mendengar sebuah ketukan pintu membuat Agatha perlahan bangkit dari tempat duduknya. Dengan langkah terseok-seok Agatha berjalan menuju ke arah pintu dan membuka pintu apartemennya. Di hadapannya tampak seorang wanita paruh baya yang tengah menatap tajam ke arahnya.

“Nona Agatha, kau sudah terlambat membayar sewa apartemenmu selama tiga bulan. Kapan kau akan melunasinya?” tanya wanita tersebut.

Agatha memang tidak tinggal di sebuah apartemen mewah milik sebuah instansi atau apa. Perempuan itu tinggal di sebuah apartemen milik sebuah pasangan yang telah menginjak usia enam puluhan. Pasangan tersebut tinggal di lantai paling bawah sementara di lantai dua, tiga, dan empat adalah lantai di mana beberapa apartemen berada. Setiap lantai setidaknya memiliki tiga sampai empat apartemen yang disewakan.

“Kudengar kau juga tidak bekerja saat ini. Kalau kau tidak bisa membayar sewa, maka dengan sangat terpaksa aku harus mengusirmu karena aku pun membutuhkan uang itu untuk kukirimkan kepada anak dan cucuku,” ujar wanita tersebut.

Mendengar itu, Agatha membulatkan matanya. “Aku janji akan segera melunasi sewa apartemen ini, Bu. Berikan aku waktu setidaknya sampai awal bulan depan. Aku akan mencari pekerjaan baru secepatnya,” ujar Agatha sambil menyatukan dua telapak tangan di depan dada, memohon.

“Baiklah. Tapi ... Kalau kau memang tidak sanggup membayar sewa sampai waktu yang telah kita sepakati maka aku tidak ingin melihatmu menginjakkan kaki di apartemen ini lagi,” ujar wanita tersebut dengan telak, lalu berlalu meninggalkan Agatha tanpa menunggu jawaban dari Agatha.

Agatha mendesis pelan, lalu menutup pintu apartemennya. “Dasar wanita tua menyebalkan. Apakah dia tidak tahu kalau aku baru saja kehilangan uang ratusan juta karena uangku dirampas oleh Zio?” gerutunya sambil meletakkan pantatnya di atas sofa.

Ia lantas mencoba untuk menghubungi beberapa teman lamanya untuk mencari info lowongan pekerjaan. Merasa pusing karena ditagih uang sewa, mau tak mau Agatha harus segera keluar dari zona patah hatinya dan segera mencari pekerjaan. Namun, dari lima puluh orang yang ia hubungi, jawaban mereka kebanyakan berkata kalau mereka tidak tahu.

“Dasar teman yang tidak bisa diandalkan,” ucap Agatha sambil berdecih.

“Awas saja kalau mereka nanti membutuhkanku, aku tak akan sudi untuk menolong mereka,” gerutu perempuan itu.

Karena tak mendapat jawaban dari teman-temannya, Agatha memutuskan untuk mengambil tasnya dan berkeliling kota untuk mencari pekerjaan baru. Namun, karena saat ini sudah pukul sembilan malam, kebanyakan toko dan rumah makan sudah mulai tutup sehingga ia tidak dapat menanyakan informasi tentang lowongan pekerjaan.

“Agatha!” seru seseorang dari depan pintu sebuah tempat makan yang kini mulai ditutup.

Agatha tersenyum tipis lalu berjalan mendekati seorang perempuan yang tak lain adalah teman lamanya yang bernama Gabby. “Hai, Gabby,” sapa Agatha.

“Apa yang kau lakukan malam-malam seperti ini berjalan sendirian?” tanya Gabby sambil mengerutkan keningnya.

Agatha menghembuskan napas lelah. “Aku sedang mencari pekerjaan baru. Aku baru saja dipecat dari pekerjaan lamaku dan sekarang aku sedang pusing karena aku harus segera membayar uang sewa apartemen,” jawab Agatha memberikan sedikit gambaran mengenai apa yang terjadi dengannya saat ini.

“Di tempatku bekerja kebetulan sekali sedang ada lowongan. Apakah kau mau?” tanya Gabby melirik Agatha.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dibuang Zio Dinikahi CEO   Hidup Menua Bersama

    Peluru itu hampir saja mengenai Agatha, beruntungnya Dirga menarik tangan istriinya dan mereka jatuh hingga tidak ada yang tertembak, "Anda berani sekali mengambil pistol pihak kepolisian, Anda akan dihukum berat," gumam pria berseragam seraya menggertak. Jujur apa yang didengar oleh Agatha tadi benar-benar berita yang sangat mengejutkan, dia tidak pernah menyangka jika Saras dan Selena membuat rencana yang membuat Agatha mempertaruhkan janinnya hingga membuat Dirga marah besar dan memenjarakan ibu dan adik tirinya. "Maafkan aku, Tha! Kau harus mengalami hal seperti ini karena aku," desah Dirga merasa bersalah. Sebagai putera dar Saras, Dirga merasa malu memiliki seorang ibu yang tega mencelakai menantunya sendiri, bahkan Saras tega membunuh calon cucunya sendiri karena tidak menyukai Agatha."Aku hanya tidak pernah berpikir bila Ibumu akan sejahat ini, Ga." Agatha meneteskan air matanya. Ia tidak berhenti menangis karena benar-benar sedih dengan apa yang terjadi pada dirinya

  • Dibuang Zio Dinikahi CEO   Tertangkap Basah

    Boy tak bisa lagi berbohong apalagi menutupinya hingga akhirnya dia mulai mengungkapkan kebenaran yang sebenarnya terjadi pada Dirga dan tak pernah dia menduga bila selama tinggal di rumahnya, Selena selalu saja bersikap seolah tuan rumah dan mengintimidasi Agatha lagi. Untuk memastikan hal itu benar atau tidak. Dirga menemui bik Siti dan memastikannya. Betapa hancurnya hati Dirga ketika mendengar kabar tersebut. Pria itu tak bisa lagi menahan emosinya hingga membuat Dirga marah."Maafkan saya, Pak. Saya terpaksa menutupi kebenaran ini karena Mbka Agatha terus saja melarang saya," ucap bik Siti menunduk seraya duduk bersimpuh. Tak pernah terpikirkan oleh Dirga bila hal seperti ini terjadi, "Sejak kapan Agatha diperlakukan seperti itu, Bik?" tanya Dirga ingin tahu."Setelah Pak Dirga mengetahui kebenaran tentang kecelakaan itu, Nyonya dan Nona Selena berubah sikap kepada saya dan mbak Agatha.""Pantas saja bila Agatha terlihat kelelahan saat malam tiba, ternyata dua perempu

  • Dibuang Zio Dinikahi CEO   Terkuaknya Kejahatan Saras Dan Selena

    Dirga segera naik ke atas dan melihat Agatha yang begitu serius melihat ponselnya, "Tidak, Ga.Ini tidak benar? Bik Siti bukan buronan dan dia bukanlah orang yang telah mendorongku." Agatha mendekati Dirga seraya mencengkeram tangannya dan meminta pria itu untuk mencabut tuntutan itu, "Ayo, Ga. Cabut saja tuntutanmu itu, Bik Siti tidak bersalah," pintanya dnegan mata yang berlinang."Apa kau yakin?" tanya dirga ingin tahu kejadian yang sebenarnya, sejujurnya Dirga ingin menanyakan hal itu padda Agatha namun mengingat dia masih berkabung maka sang suami sengaja untuk menunda pertanyaan itu, apa yang menyebabkan Agatha bisa keguguran karena selama ini Agatha selalu berhati-hati."Aku jatuh sendiri dan tidak ada oranga yang mendorongku hanya sa-ja saat itu aku seperti menginjak sesuatu yang licin." Agatha mengingat itu dengan jelas dan dia mulai menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Dirga. Dirga langsung berkomentar, "Mungkin saat itu Bik Siti habis mengepel dan kau meng

  • Dibuang Zio Dinikahi CEO   Tertekan Pasca Keguguran

    "Jika kau sudah tahu jawabannya, kenapa kau masih bertanya?" ucap Dirga meliriknya tajam. Dirga meminta dua perempuan itu untuk meninggalkan ruangan di mana Agatha dirawat. Pria itu bahkan menutup pintu dengan kasar. Dirga langsung memutar tubuhnya dan menghampiri Agatha. "Kenapa kau terlihat takut Agatha? Apakah kau telah meragukan cintaku padamu?" tanya pria itu dengan tatapannya dingin."Bukan begitu, Ga. Aku hanya takut karena kondisiku yang seperti ini kau ingin meninggalkanku jadi ak--" Belum sempat melanjutkan kalimatnya Dirga langsung memotong ucapan Agatha. "Apa kau pikir aku hanya bermain-main saja dengan hubungan kita ini? Tidak, Ga. Aku serius padamu meskipun kau tidak bisa hamil sekalipun aku akan tetap bersamamu. Bukankah itu janji yang aku ucapkan sewaktu kita menikah dulu." Di situ Agatha mengungkapkan bahwa dia merasa benar-benar sedih dan kecewa pada dirinya sendiri karena telah gagal menjaga janinnya dengan baik sehingga dia harus mengalami hal yang begitu

  • Dibuang Zio Dinikahi CEO   Agatha Divonis Tak Bisa Memiliki Keturunan Lagi

    "Apa yang sedang kau pikirkan, Tha? Jangan terllau banyak berpikir, lebih baik kau istirahat saja," titah Dirga memberi perintah. Pria itu menyelimuti tubuh Agatha dan menyuruhnya untuk tidur karena hari masih gelap, ditambah lagi suasana yang begitu dingin membuat Dirga pun ikut tidur di samping Agatha. Alankah terkejutnya Agatha ketika mnggerjapkan matanya dan cahaya sinaran matahari hari sungguh sangat menyilaukan matanya. "Kau harus bangun, Agatha," ucap seorang perempuan yang sangat dikenalnya."Ibu," ucap Agatha membukanya dengan lebar."Iya, aku rasa kau sudah cukup istirahatnya dan bangunlah karena aku punya kabar untukmu," jawab perempuan paruh baya itu."Kabar apa, Bu?" tanya Agatha sangat penasaran. Saras tersenyum tipis dan menunjukkan sebuah amplopberwarrna putih kepada Agatha, "sebaiknya kau baca saja isi di dalam amplop ini." Perempuan itu memberi perintah. Agatha yang sangat penasaran pun langsung duduk dan membuka amplop tersebut. Membaca isi surat ter

  • Dibuang Zio Dinikahi CEO   Akhirnya Agatha Bangun Dari Siuman

    Dirga diperkenankan masuk oleh dokter, tak lupa juga pria itu meminta dokter untuk memeriksa Agatha lagi. Mengikuti langkah dokter, Dirga menghentikan laju langkahnya ketika mendapati wajah sang istri nampak pucat sekali pasca keguguran itu. Dirga menyentuh jemari sang istri begitu kuat seraya memandangi wajah Agatha. Entah bagaimana perasaan Agatha bila dia thau bahwa bayinya kini sudah tidak ada lagi. "Kuharap kedepannya kau mau menerima kenyataan ini, Tha," ucap Dirga berurai air mata. Sehari semalam Agatha dirawat namun perempuan tiu belum juga sadar, dokter juga merasa heran deengan knidisi Agatha. Namun, melihat hasil dari pemeriksaan dokter semuanya nampak baik-baik saja."Mungkin ada sesuatu hal yang membuat pasien enggan untuk bangun!" seru dokter itu menatap Dirga."Apa itu, Dok? Tolong, bantu istri saya," ucapnya sambil menyentuh lengan pria berjas putih itu. Pria itu mengeaskan, jalann satu-satunya adalah Dirga sendiri. Kemampuann Dirga bisa membangunkan is

  • Dibuang Zio Dinikahi CEO   Agatha Keguguran

    "Tidak, Nyonya. Aku bersumpah bukan aku pelakunya." Mendengar suara sirine ambulan, bik Siti langsung memanggil anggota medis dan ikut ke dalam mobil ambulan. Sedangkan Saras dan Selena berpura-pura menangis karena dia ingin membersihkan sesuatu sebelum menuju ke rumah sakit dan juga ingin menelepon Dirga. Ketika sampai di sebuah rumah sakit, bik Siti nampak sangat panik sekali disebabkan Agatha terkulai lemas dengan tetesan darah segar di tubuhnya. Pikiran bik Siti mulai kalut, dia yakin sekali bahwa perempuan itu pasti mengalami pendarahan karena telah jatuh dari tangga namun dia tetap berdoa semoga bayi dalam kandungan Agatha baik-baik saja. Mendengar derap langkah sepatu pantopel yang sangat khas, bik Siti menoleh ke arah sumber suara, matanya berlinang saat itu. "Mbak Agatha jatuh dari tangga, Pak," ucapnya menguraikan air mata."Ini ulah perempuan tua ini, Ga," sambung seorang pria dengan menunjuk ke arah bik Siti. Bukan itu saja Selena yang ikut hadir di rumah s

  • Dibuang Zio Dinikahi CEO   DIrga Mulai Curiga

    Saras tak bisa lagi menahan amarahnya hingga perempuan tua itu melemparkan seua alat kosmetik yang ada di atas laci. "Kenapa Dirga selalu saja percaya orang lain dari apda ibu kandungnya sendiri!" Saras benar-benar tidak bisa terima hal itu. Bukankah selam ini Saras yang mengurus Dirga, sejak dalam kandungan hingga dia sedewasa ini. "Tuhan, kenapa Dirga bisa bersikap seperti ini padaku?" gumamnya serya terus memadangi langit dari jendela kamarnya. Buliran bening jatuh membasahi pipinya, jauh di dalam lubuk hatinya Saras sangat menyayangi Dirga namun mengingat pria itu sangat membela istrinya membuatnya mulai membenci Dirga. Dia menggertakkan giginya karena geram dengan tingkah putera kandungnya itu. Hingga kedatangan Selena pun tak disadari oleh Saras, melihat ibunya menangis peremouann itu mendekatinya dan bertanya, "Apakah kau sesayang itu pada Dirga? Kenapa kau tidak mendekatinya? Ingatlah Bu, ikatan antara anak dan Ibu itu kuat jadi aku yakin, perlahan Dirga akan mema

  • Dibuang Zio Dinikahi CEO   Dituduh Pencuri

    Sejak hari itu, Saras dan Selena terus berusaha mengintimidasi Agatha. Mereka bahkan menyuruh Agatha yang melayani kebutuhan mereka, layaknya seorang pemabntu. Seoerti itulah Saras dan Selena memperlakukan Agatha sewaktu Dirga tidak ada. Melihat bik Siti yang selalu saja membantu Agatha membuat Selena mulai menemukan sebuah ide bahwa dia bisa mengusir bik Siti dengan sebuah cara yang sangat manjur, cara yang ada di dalam otaknya pun langsung dia katakan kepada Saras membuat perempuan paruh baya itu tersenyum dan mengatakan bahwa rencana Selena sungguh merupakan ide brilian. Dia rasa cara itu adakah sebuah cara yang tepat agar bisa menyelamatkan keturunannya dari si perempuan miskin itu. "Tidak ada salahnya kita mencoba dan pastikan bahwa pelakunya adalah pembantu tua itu.""Ibu tenang saja, aku pasti akan menyusun rencana ini dengan baik," jawab Selena tersenyum menyeringai. Tidak ingin sampai seseorang mengetahui rencananya maka Saras mencari cara yang paling efektif agar

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status