Share

Bagian 18

Author: Iva puji J
last update Last Updated: 2025-07-28 14:47:03

(Datang ke kantorku sekarang. Ada yang mau aku bicarakan sama kamu. Penting!) Sebuah pesan masuk ke ponsel Zevan.

Lelaki itu membaca dan mengernyitkan dahinya. Pesan yang masuk dikirim oleh kakak sepupunya. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba kakak sepupunya memberikan pesan mendesak padanya. Mereka memang jarak bertemu, tapi sebagai anak tunggal Zevan cukup dekat dengan kakak sepupunya ini. Dia sudah menganggapnya sebagai kakak kandungnya sendiri.

'Ada masalah apa kira-kira? Kenapa tiba-tiba Kak Mahen menghubungiku, mengajak untuk bertemu?' batin Zevan bertanya-tanya dalam hati.

Dia duduk termangu seraya memainkan ponselnya. Anindya datang menghampiri mejanya dan menyapa.

"Hei...ngelamun aja. Kerjain ini." Anindya meletakkan beberapa map berisi pekerjaan diatas meja yang harus diselesaikan oleh Zevan.

Zevan tergagap dan langsung menoleh sebentar sebelum ia memandang kearah map yang baru saja disodorkan oleh Anindya. "Harus selesai sekarang?"

Anindya mengangguk pelan. "I
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dibuang suami, dikejar berondong manis    Bagian 25

    "Aku sudah memperingatkannya tapi dia tak mau tahu!" Ujar nyonya Martha kesal. Amelia datang ke rumah keluarga Martha untuk berbicara setelah ia menekan Anindya. Amelia adalah putri dari teman baik nyonya Martha. Mereka sudah berteman baik sejak jaman kuliah. Mereka memiliki kesepakatan untuk menjodohkan anak-anak mereka suatu saat nanti. Hal ini lah yang membuat Amelia seperti diatas angin karena mendapatkan dukungan dari calon mertuanya sendiri. Ia tak peduli Zevan mencintainya atau tidak, baginya yang terpenting adalah masuk dalam keluarga Matha dan menjadi nyonya muda disana. Masalah jatuh cinta bisa diaturnya seiring berjalannya waktu. "Aku rasa Zevan pasti diguna-guna olehnya Tante," ujar Amelia mengompori. Ia akan melakukan berbagai cara untuk memisahkan Zevan dan Anindya, juga membuat nama baik wanita itu terlihat jelek di mata nyonya Martha. "Apa kamu yakin?" Nyonya Martha menatapnya penuh keraguan. Amelia menganggukkan kepalanya. "Maksudku di jaman modern seperti s

  • Dibuang suami, dikejar berondong manis    Bagian 24

    "Tugasmu sudah aku periksa." Anindya menutup map yang baru saja diperiksanya. "Semuanya bagus. Kamu memgerjakannya dengan benar. Kamu bisa kembali ke mejamu." Perempuan itu mengambil map yang diulurkan oleh Anindya, namun ia tak segera beranjak pergi. Ia masih tetap berdiri di depan Anindya. "Ada hal lain lagi?" Anindya menoleh. "Saya ingin bicara penting pada Anda," jawabnya datar. "Hal penting? Soal apa?" Anindya mengerutkan dahinya. Ia merasa semuanya sudah ia ucapkan, jadi tak ada hal lain lagi yang perlu dibicarakan. "Semua sudah aku periksa. Tugasmu bagus, kamu mengerjakannya dengan baik. Aku juga sudah memberikan laporan yang baik pada dosen kalian. Ini penting sebelum masa magang kalian disini selesai. Apa aku melewatkan sesuatu?" Papar Anindya terheran. Perempuan itu bernama Amelia. Dia satu kelompok dengan Zevan dan masuk dalam timnya. Selama kurang lebih 3 bulan ini, Anindya merasa bahwa kerja Amelia baik. Gadis itu menyelesaikan semua tugas tepat waktu dan r

  • Dibuang suami, dikejar berondong manis    Bagian 23

    "Ini sisa uang ganti rugi perbaikan motormu." Anindya menyerahkan amplop coklat tebal pada Zevan sore itu setelah ia membantu beres-beres tempat tinggal baru. Zevan tersenyum lebar saat menerima amplop coklat itu. Meski baginya nominal itu dirasa kecil tapi untuk saat ini dia sangat membutuhkannya. Apalagi sejak ia memutuskan untuk hidup mandiri tanpa bantuan sang Mama. Setidaknya ia bisa gunakan uang itu untuk biaya hidup sebulan, meski dirinya harus belajar hidup hemat. "Terima kasih banyak," ucap Zevan. "Uang ini sangat berguna buatku." "Sekarang ceritakan padaku kenapa kamu bisa pindah dari apartemen mewah ke rumah sewa seperti ini. Apa yang terjadi padamu? Bukankah kamu bilang akan tinggal sementara waktu di rumah orang tuamu?!" Cecar Anindya penasaran. Zevan melirik pada Mahendra yang duduk diam memperhatikan mereka. Mahendra mengangguk pelan memberikan kode agar Zevan menceritakan masalahnya pada Anindya. "Aku ingin ganti suasana saja," jawab Zevan berpura-pura san

  • Dibuang suami, dikejar berondong manis    Bagian 22

    Zevan meremas kepalanya karena kesal. Ia juga menendang sesuatu ke udara. Wajahnya terlihat sangat kusut hari itu. Kakak sepupunya yang melihat kondisi Zevan hanya bisa menghela napas panjang. Ia sama sekali tak bisa membantu adiknya itu menyelesaikan masalahnya. Apalagi melawan tante yang sudah dia anggap sebagai ibu kandungnya sendiri."Kamu harusnya berpikir panjang sebelum memutuskan sesuatu. Kalo sudah begini kamu mau tinggal dimana coba?!" Mahendra sudah mengetahui pertengkaran ibu dan anak itu. Ia juga tahu bahwa tantenya tak hanya menyita seluruh kartu yang dimiliki oleh Zevan, tetapi juga menarik semua fasilitas yang dinikmati adiknya termasuk apartemen, mobil dan juga motor mewah."Hanya demi seorang wanita yang berstatus janda, kau mau mengorbankan segalanya. Benar-benar tindakan yang gegabah dan bodoh," cibirnya. "Bisa diam nggak mulutnya!" Seru Zevan melotot marah. Ia berkacak pinggang dan menatap Mahendra dengan tajam. Awalnya ia datang ke kantor kakak sepupunya itu u

  • Dibuang suami, dikejar berondong manis    Bagian 21

    Sebuah mobil berwarna merah menyala masuk melewati halaman rumah mewah nan megah yang begitu luas dan langsung menuju ke garasi. Si pengemudi turun dari mobil lalu mengedarkan pandangan ke sekitar. Di garasi ada berjejer mobil-mobil mewah koleksi ibunya. Termasuk mobil kesayangan miliknya yang ia tinggalkan di rumah itu. Zevan bergerak maju menuju mobil sport warna hitam metalic miliknya. Mobil hadiah ultahnya yang ke 17 tahun. Sudah lama sekali. Mobil itu masih nampak mengkilat seperti baru. Dulu ia begitu rajin merawat mobil kesayangannya. Namun, sejak ia meninggalkan rumah dan lebih memilih tinggal di apartemen, ia sudah tak tahu bagaimana nasib mobil kesayangannya itu. "Sepertinya mereka masih merawat mobil kesayanganku dengan sangat baik." Zevan menyentuh mobil itu dan mengelusnya. Seseorang berlari tergopoh-gopoh dari arah pintu samping menghampiri pemuda itu. Dia lalu membungkuk saat berdiri di depannya. "Selamat datang kembali ke rumah Tuan muda," ucap lelaki paruh b

  • Dibuang suami, dikejar berondong manis    Bagian 20

    "Aku sudah mengerjakan bagianku. Silahkan di cek." Zevan menyerahkan sebuah map pada Anindya yang tengah sibuk mengerjakan sebuah desain di komputernya. Wanita itu berhenti sejenak dan menoleh. "Oh...sudah selesai ya. Tumben cepet banget." "He-em." Zevan menggaruk-garuk kepalanya. "Aku hari ini mau pulang cepat, nggak bisa temani kamu lembur. Maaf ya?!" "Oke. Nggak pa-pa kok. Masih ada Lila dan beberapa anak magang disini," tukas Anindya tak mempermasalahkannya. "Kamu nggak nanya alasanku nggak ikut lembur?" Zevan menyilangkan kedua tangannya di dada. "Emang harus ya?!" Anindya mengernyitkan dahinya. "Eng ...ya nggak harus sih tapi kan...." "Ya sudah, nggak ada masalah kan? Nggak pa-pa juga nggak lembur, asal besok ikut survei lokasi." Anindya kembali menekuni pekerjaannya dan mengetik sesuatu diatas keyboard. "Mamaku pulang sore ini," ujar Zevan. "Dia memintaku pulang ke rumah." "Lalu?" Anindya tetap menatap layar komputer di depannya. "Dia sudah tahu soal hubu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status