Share

Bab 2

Author: Maya Melinda
Jackson menatap tangan Raisa dengan hati yang terasa makin berat. Kemudian, dia berkata, “Oke, sebulan. Aurelia, sebaiknya kamu jangan macam-macam. Kalau kamu berani berpikiran nggak-nggak, aku akan buat kamu rasakan akibatnya.”

Aurelia tersenyum tipis. “Oke. Selama kamu bersedia temani Mia, aku akan kerja sama denganmu dalam segala hal. Sebagai seorang ayah, bukannya kamu seharusnya persiapkan hadiah ulang tahun untuk Mia?”

Mia bersandar dalam pelukan Aurelia. Saat ini, mobil sedang melaju ke kediaman Keluarga Gunawan.

“Mama, Papa benar-benar akan datang?” Suara Mia terdengar agak bergetar. Meskipun sudah berusaha menahan diri, matanya masih tetap penuh dengan harapan.

Aurelia menepuk-nepuk punggungnya dan menjawab dengan lembut, “Tentu saja.”

Mata Mia langsung berbinar. “Kalau begitu, Mama jangan kasih tahu Papa soal aku yang sakit ya. Aku takut Papa nggak senang.”

Mata Aurelia seketika berkaca-kaca. Dia membelai rambut Mia dan menjawab, “Oke. Mama janji.”

Mia mengulurkan jari kelingkingnya. Aurelia segera mengerti maksudnya dan mengaitkan jari kelingkingnya.

“Janji ini berlaku 100 tahun, ya ...,” ujar Mia sambil tersenyum manis.

Namun, pandangan Aurelia sudah kabur. Anaknya ini adalah satu-satunya orang di dunia yang memiliki hubungan darah dengannya. Hanya saja, anaknya ini akan segera meninggalkannya. Sebelum itu, dia harus memberikan Mia sebuah fantasi terakhir.

Setelah tiba di kediaman Keluarga Gunawan, kepala pelayan sudah menunggu dan mengambil koper mereka. Aurelia bertanya, “Jackson ada di dalam?”

Kepala pelayan mengangguk. “Iya.”

Setelah mendengar jawaban itu, Aurelia pun merasa tenang. Setelah menikah, Jackson sangat jarang tinggal di rumah ini. Sementara itu, Mia juga hanya dapat melihat ayahnya melalui TV.

Aurelia menggenggam tangan Mia dan berjalan masuk ke vila. Dari kejauhan, terlihat Jackson yang duduk di sofa.

Mata Mia langsung berbinar. Aurelia pun melepaskan tangannya, lalu menepuk-nepuk pundaknya. “Pergilah.”

Mia melangkah maju dengan hati-hati. Gerak-geriknya terlihat kaku dan agak takut. Setelah hampir tiba di depan sofa, dia baru memanggil dengan suara lemah, “Papa ....”

Mata Jackson agak bergetar. Sebenarnya, dia tahu Aurelia telah tiba. Namun, dia tidak ingin keluar untuk menyambut.

Setelah mendengar anak ini memanggilnya “papa”, entah kenapa tenggorokan Jackson terasa tercekat untuk sesaat. Namun, begitu melihat wajah polos yang nyaris identik dengan wajah Aurelia itu, rasa penolakan langsung muncul dalam hatinya secara naluriah.

Jackson menelan ludah, lalu hanya menyahut “emm” dengan dingin. Namun, dia mengambil sebuah bingkisan kado dari samping dan berkata, “Ini kado ulang tahunmu.”

Mata Mia penuh dengan ketidakpercayaan. Bahkan saat berterima kasih, suaranya juga terdengar malu-malu.

Mata Aurelia pun mendingin. Dia merasa sangat tidak puas terhadap performa Jackson. Kemudian, dia melangkah maju dan mengelus kepala Mia. “Mia, coba buka kadonya dan lihat apa yang Papa kasih ke kamu.”

Mia tersenyum, lalu membuka kado itu. Begitu melihat isinya, senyumnya langsung membeku. Namun, dia segera tersenyum lagi. “Makasih, Papa. Aku suka sekali.”

Ketika melihat sepasang anting berlian itu, Aurelia langsung merasa kesal. Dia menahan amarahnya dan berkata, “Mia, kita sudah janji sama Paman untuk tidur cepat. Sekarang, waktunya sudah malam. Besok, Papa akan bawa kamu pergi jalan-jalan.”

Begitu mendengar kata “paman”, mata Jackson agak bergetar.

Sementara itu, Mia mengangguk dengan patuh. Meskipun tidak menyukai hadiah ini, dia merasa sangat gembira melihat orang tuanya bersama. Ibunya sudah berkata bahwa apabila tidak ingin ayahnya tahu dokter itu siapa, mereka akan memanggilnya dengan sebutan paman. Jadi, dia mau mendengar ucapan dokter dan tidur cepat.

“Pergilah!” Aurelia tersenyum sambil memandang pembantu membawa Mia naik ke lantai dua.

Kemudian, Aurelia menggenggam sepasang anting berlian itu dan berkata, “Pak Jackson, aku tahu kamu sangat sibuk. Tapi, meski kamu nggak niat kasih kado, kamu juga nggak seharusnya kasih sepasang anting berlian kepada seorang anak berusia empat tahun.”

Begitu mendengar panggilan “Pak Jackson”, entah kenapa hati Jackson terasa dingin. Kemudian, dia menjawab, “Nggak ada toko yang buka lagi jam segini. Itu aku pinjam dari Raisa ....”

“Jangan ulangi kesalahan yang sama lagi.”

Aurelia sebenarnya ingin mengatakan bahwa tidak ada kesempatan lain lagi. Mereka tidak dapat menunggu sampai ulang tahun Mia yang berikutnya.

Aurelia berusaha menahan rasa nyeri di hatinya, lalu mengambil buku cerita yang sudah dipersiapkannya. “Sebagai seorang ayah yang baik, malam ini kita harus bacakan cerita pengantar tidur untuk Mia.”

“Aku nggak bisa,” jawab Jackson dengan dingin.

Aurelia tahu dia akan mendengar jawaban seperti itu. “Nggak masalah, aku yang akan membacakannya. Kamu cuma perlu belajar dari samping.”

Jackson menekan kekesalannya dan menjawab “emm” dengan dingin.

Aurelia menambahkan, “Aku tahu kamu nggak pengen ketemu sama aku. Begitu Mia tidur, kamu boleh langsung pergi temani Raisa. Yang penting, besok kamu kembali sebelum waktu mengantar Mia ke sekolah.”

Begitu mendengar jawaban ini, mata Jackson sontak bergetar. Dulu, Aurelia selalu mencari cara untuk membuatnya tinggal di rumah. Aurelia bahkan berpura-pura sakit, lalu menyuruh kakeknya meneleponnya untuk memaksanya pulang.

Jackson mengira ini hanyalah siasat Aurelia. Matanya langsung mendingin. “Nggak usah. Malam ini, aku akan tidur di kamar tamu.”

Ekspresi Aurelia tetap terlihat datar. “Ayo jalan.”

Oleh karena itu, pasangan suami istri ini masuk ke kamar Mia bersama untuk yang pertama kalinya. Konyolnya, Aurelia dan Jackson sudah menikah selama lima tahun. Namun, ini adalah pertama kalinya Jackson menginjakkan kaki di kamar Mia.

Jackson melihat Aurelia duduk di tepi ranjang Mia, lalu mulai membacakan cerita putri duyung yang sudah sangat ketinggalan zaman itu. Di sisi lain, ini adalah pertama kalinya Mia melihat Jackson masuk ke kamarnya. Dia pun merasa sangat gembira dan tidak berhenti diam-diam melirik Jackson.

Suasana seperti ini, tatapan seperti ini ... terasa sangat asing bagi Jackson. Dia hampir meninggalkan kamar ini beberapa kali. Namun, begitu teringat Raisa, dia pun bersabar. Lagi pula, keadaan seperti ini hanya akan berlangsung sebulan.

“Oleh karena itu, putri duyung pun berubah menjadi buih dan kembali ke laut ....”

Suara yang lembut itu terdengar bagaikan aliran sungai yang mengalir perlahan.

Jackson memandang Aurelia dengan bantuan cahaya lampu di samping tempat tidur. Dalam cahaya redup ini, siluet tubuhnya yang ramping terlihat indah dan anggun. Rambutnya yang dikepang jatuh dengan lembut di sisi depan dada kanannya. Tatapannya hanya terfokus pada Mia.

Tatapan Jackson pun agak berubah.

Tiba-tiba, Mia berkata, “Mama, aku pengen minum susu.”

Aurelia merasa dia memang perlu memberikan waktu berdua bagi ayah dan anak ini. Dia pun menjawab, “Oke. Mama pergi buatkan susu untukmu.”

Kemudian, Aurelia bangkit dengan perlahan. Sementara itu, Jackson juga hendak berdiri secara refleks. Namun, Aurelia menahannya dengan isyarat mata. Jackson segera paham maksudnya dan menggigit bibirnya sebelum duduk kembali.

Setelah pintu ditutup, suasana dalam kamar pun terasa sangat hening.

Jackson yang merasakan tatapan Mia merasa agak canggung dan bertanya, “Ada apa?”

Ini adalah pertama kalinya ayahnya berinisiatif berbicara dengannya .... Hati Mia seolah-olah terisi oleh sesuatu. “Papa, aku senang banget kamu datang hari ini.”

Mia mengungkapkan rasa senangnya dengan hati-hati.

Ketika melihat mata Mia yang penuh dengan harapan tersembunyi, Jackson tertegun sejenak. “Kenapa?”

Jelas-jelas, Jackson dan Mia sangat jarang bertemu.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dibutakan Cinta Mantan Suami   Bab 98

    Di depan kamera, Aurelia bersikap sangat anggun, tidak terlihat rasa canggung lantaran masalah pribadinya terbongkar. Seolah-olah semua yang terjadi tidak ada hubungannya dengan Aurelia.Sesungguhnya, Jackson berharap melihat Aurelia yang pengertian dan profesional seperti ini. Namun, entah kenapa setelah melihat sepasang mata tenangnya, hati Jackson malah mulai merasa tidak senang!Dulu, Jackson paling membenci sosok Aurelia yang menaruh semua perhatian di dirinya. Namun sekarang, saat dia tidak diperhatikan sama sekali, sepertinya dia malah merasa semakin sulit untuk menerimanya.“Bu Aurelia, sebenarnya apa hubungan Bu Raisa dengan Pak Jackson?”“Bu Raisa itu cuma Bu Raisa, sedangkan aku itu istrinya Jackson. Sekarang Jack lagi berada di sisiku. Bukannya ini adalah jawaban yang paling bagus?”Aurelia tersenyum tipis sembari meraih tangan Jackson. Mereka sengaja bergandengan di depan media, lalu memperlihatkan cincin nikah mereka secara terang-terangan.Sebenarnya cincin Aurelia sudah

  • Dibutakan Cinta Mantan Suami   Bab 97

    Inilah hasil akhir yang diinginkan Aurelia. Tidaklah memungkinkan bagi Raisa melewati hari-harinya dengan tenang. Sebelumnya, Raisa telah membuat mereka hidup bagai di neraka. Sekarang sudah saatnya Raisa merasakan tidak bisa terlelap akibat gelisah sepanjang malam!Ketika dihadapkan dengan pertanyaan wartawan, Aurelia bersikap dengan anggun dan mendapat banyak komentar bagus. Dalam kesempatan ini, dia secara resmi mengakui identitasnya dan juga memberi sinyal bahwa dirinya sangat unggul.Semua ini adalah sebuah kesempatan bagus bagi Aurelia. Dia ingin seluruh dunia mengetahui namanya. Dia adalah Aurelia, bukanlah istri yang dihidupi oleh Jackson!Ketika melihat situasi berhasil dikendalikan oleh Aurelia, pandangan Jackson terhadap wanita di sampingnya telah berubah. Tadinya, Jackson mengira Aurelia hanya tahu harga sayur dan buah di pasar saja. Dia sungguh tidak menyangka dia bisa mengatasi masalah dengan tenangnya.Entah hanya ilusi atau bukan, Jackson merasa Aurelia yang berada di h

  • Dibutakan Cinta Mantan Suami   Bab 96

    “Oh, ya? Busana ini baru saja dipakai supermodel internasional saat pertunjukan. Kenapa malah murahan? Pemikiranmu terlalu konservatif.”Aurelia langsung menjulingkan bola matanya. Dia menolak sindiran Jackson dan langsung membalasnya.Hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Sebelumnya, apa pun yang dikatakan Jackson itu benar. Meskipun Jackson merendahkannya dari banyak aspek, dia juga tidak akan melawan, melainkan akan merenungkan dirinya lantaran merasa apa yang dilakukannya benar-benar salah.Namun, Aurelia yang sekarang sudah tidak sebodoh dulu lagi. Sebab, dia tahu dia tidak salah, dia tidak melakukan kesalahan apa pun. Hanya karena orangnya salah, makanya dia tidak disukai.Bahkan penata rias tadi juga memuji Aurelia cantik. Hanya pria dengan ekspresi muram di hadapannya saja yang mengatakan Aurelia tidak cantik. Dia memang tidak memiliki selera dan juga merusak suasana saja.Jackson juga tidak kepikiran satu katanya akan dibalas dengan begitu banyak kata-kata. Kening J

  • Dibutakan Cinta Mantan Suami   Bab 95

    Setelah merias dengan sederhana, Aurelia kelihatan semakin sempurna lagi. Lucas pun menatap hasil karyanya dengan sangat puas.Penata rias ini memang memiliki teknik merias yang sangat luar biasa, tetapi mereka lebih suka dengan seseorang yang memiliki dasar penampilan yang bagus. Memberi sentuhan pada sesuatu yang indah boleh dikatakan lebih gampang daripada melakukan perombakan total.Bukan hanya soal gampang saja, hasilnya juga jauh lebih maksimal. Hasil riasan seperti tidak menggunakan riasan itu barulah level tertinggi dari teknik merias.Aurelia melihat dirinya dari dalam cermin. Dia pun merasa sangat lucu.Sebenarnya Aurelia juga sangat menyukai warna yang mencolok. Hanya saja setelah bersama Jackson, Jackson mengatakan tingkat estetikanya terlalu norak. Perlahan-lahan dia mulai menuruti kemauan Jackson dan mulai mengenakan pakaian yang warnanya kusam. Setelah dipikir-pikir sekarang, tanpa disadari Aurelia sudah melupakan wujud aslinya sendiri.“Set yang satu ini cantik sekali.

  • Dibutakan Cinta Mantan Suami   Bab 94

    Saat berdiri di depan pintu, dapat terdengar suara jerit histeris Raisa dari dalam ruangan. Aurelia hanya merasa seluruh tubuhnya terasa nyaman. Bahkan boleh dikatakan bahwa dia masih belum puas. Dia seharusnya membuat Jackson juga merasakan perasaan seperti ini.Setelah kembali ke kamar pasiennya sendiri, keempat penata rias sudah berdiri di sana. Ketika melihat kepulangan Aurelia, semuanya langsung bersikap hormat. Pria yang merupakan kepala penata rias berjalan maju. “Nyonya, namaku Lucas. Aku datang untuk meriasmu.”“Semua ini adalah gaun dan aksesori model terbaru. Kamu bisa pilih sesuka hatimu.” Selesai berbicara, Lucas menunjuk barang-barang di belakang. Semuanya adalah perhiasan merek mewah. Perhiasan itu juga setara dengan barang berharga tingkat nasional yang harganya selangit.Ketika melihat barang-barang ini, Aurelia dapat mengetahui bahwa konferensi pers dan acara malam kali ini seharusnya sangat penting. Jika tidak, Jackson juga tidak akan menghabiskan banyak uang.Jackso

  • Dibutakan Cinta Mantan Suami   Bab 93

    Setelah Jackson pergi, Aurelia langsung membuang bunga yakut dari atas meja ke dalam tempat sampah. Dia sungguh merasa sangat jijik!Hanya saja, Aurelia cukup jago dalam membuat orang merasa jijik. Dia langsung naik ke lantai atas untuk pergi ke kamar Raisa.Semua orang di sisi Raisa sudah diatur Lucian sejak awal. Jadi, Aurelia bisa bertemu Raisa dengan sangat lancar.Setelah memasuki ruangan, Aurelia memeluk lengannya sembari duduk di bangku samping. Dia menatap Raisa dengan tersenyum tipis. “Ternyata begitu susah untuk menjadi cinta sejatinya Jackson?”“Aurelia, dasar wanita murahan! Berengsek! Dasar wanita jahat yang punya banyak akal licik!” Raisa menatap Aurelia dengan geram, lalu memaki dengan sadisnya!Jika Aurelia adalah Aurelia yang dulu, dia pasti akan menahan amarahnya, bahkan berlagak tidak mendengar caci makian itu. Namun, sekarang Aurelia sudah bukan Aurelia yang penurut lagi. Dia melangkah maju dan langsung menampar Raisa dengan kuat.“Wanita murahan? Sebenarnya siapa y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status