共有

Bab 5

作者: Agniya14
last update 最終更新日: 2025-08-13 10:28:08

Hana terpaksa menuruti keinginan Ririn. Dia sudah tidak bisa lagi menolak. Mulai hari itu, Hana dimasukkan ke beberapa kursus agar dia belajar menjadi istri Akbar nantinya.

Hari itu juga, Hana dipaksa pindah ke kontrakan baru yang jauh lebih besar dan nyaman untuk Hana. Hidup Hana saat ini diatur oleh Ririn.

“Ibu, kontrakan ini terlalu besar buat saya.” Hana menolak dengan halus.

“Tidak, Hana, ini cukup buat kamu.”

Kamar dengan ukuran tiga kali lipat dari kamar kos Hana sebelumnya dengan AC dan kamar mandi di dalam harusnya membuat Hana lebih nyaman tinggal di sana.

“Saya tidak bisa membayar kontrakan ini, Bu.”

“Kamu tenang aja, kontrakan ini sudah saya bayar. Kamu sekarang fokus untuk belajar menjadi istrinya Akbar saja. Dia kan direktur rumah sakit, kamu nanti akan menemani dia setiap ada pertemuan, Ibu mau kamu bisa membawa diri di setiap pertemuan itu nanti.”

Hana mengela napas. Betapa beratnya menjadi istrinya Akbar menurutnya yang hanya seorang gadis biasa dan tidak terbiasa dengan kehidupan mewah.

“Biaya hidup kamu juga sudah saya atur. Kamu sudah tidak perlu bekerja lagi, Hana.”

“Tapi, Ibu ….”

“Belajarlah dengan baik. Ibu yakin kamu pasti bisa.”

Mengikuti banyak kursus yang berbeda setiap harinya membuat waktu Hana banyak tersita untuk mengikuti semua kursus itu. Sejak pagi hingga sore hari dia harus pindah ke beberapa tempat kursus yang berbeda.

Mulai dari kursus kepribadian, table manner, dan manner lainnya. Kemudian, kursus menata bunga, make up, menyulam hingga memasak. Hana harus mempelajari semuanya.

Pulang kursus biasanya Hana sudah merasa lelah dan tertidur di kontrakannya yang baru hingga pagi hari. Hana sering melewatkan makan malamnya.

***

Dua minggu kemudian, Ririn mengajak Hana dan Akbar ke sebuah butik untuk membeli gaun pernikahan. Untuk acara akad, Ririn ingin Hana memakai kebaya. Kemudian, untuk acara resepsi dia memesan gaun ala princess untuk Hana. Dia ingin calon menantunya itu terlihat cantik, elegan dan mewah saat pernikahannya nanti.

Akbar juga mencoba pakaian untuk akad dan jas untuk resepsi. Ririn mau semuanya terlihat sempurna. Tidak mau asal-asalan untuk pernikahan anaknya nanti. Semua dia atur dengan baik.

“Bar, kamu aja yang antar Hana ke tempat kursusnya ya. Mama mau ada urusan di tempat lain.”

“Ke tempat kursus yang mana, Ma?”

“Table manner, di hotel yang biasanya.”

“Oh. Ok, Ma. Aku antar Hana ke sana,”

Selesai fitting hari itu, Akbar mengantar Hana ke tempat kursus sesuai keinginan sang mama. Di perjalanan menuju tempat kursus, Hana memilih untuk diam. Dia tidak tahu harus membahas apa dengan Akbar.

“Han, kamu disuruh belajar apa saja sama mama saya?” tanya Akbar untuk memecah kesunyian di antara mereka.

“Banyak, Mas. Macem-macem. Kayak table manner itu dan manner yang lain, masak, belajar make up sama skincare sama yang lain juga.” Hana menjelaskan kegiatannya pada Akbar.

“Capek, Han?”

“Oh, enggak kok, Mas.” Hana takut jika dia berkata jujur, Akbar akan mengadu pada Ririn.

“Kalau kamu capek, bilang aja ke mama saya. Dia enggak setega itu kok maksa kamu harus ikut banyak kursus. Biar nanti mama kurangi kursus kamu itu, nanti kan bisa dilanjut di lain waktu.”

Hana merasa Akbar seperti memberi perhatian padanya. Namun, dia coba mengabaikan itu dan tidak mau terlalu berharap pada Akbar dan pernikahan mereka nanti.

“Enggak apa-apa kok, Mas. Saya masih bisa ikut kursus-kursus itu.”

“Ya sudah, tapi kalau kamu capek, bilang aja.”

Beberapa hari kemudian, karena merasa tertekan akhirnya, Hana sakit juga. Hari itu dia tidak datang ke tempat kursus, tetapi tidak mengatakan pada Ririn. Alhasil, Ririn datang ke kontrakan Hana bersama Akbar dan mendapati Hana sedang terbaring lemah di kasur.

“Hana! Kamu sudah makan belum, Nak? Kamu sakit kok enggak bilang Ibu sih?”

“Maaf, Bu, saya tidak mau Ibu tahu kalau saya sedang sakit, saya takut Ibu marah sama saya.” Bulir bening mengalir dari kedua mata Hana.

“Tuh, kan, Ma, aku bilang apa. Jangan terlalu diforsir Hana ikut segala macam kursus, akhirnya dia sakit, kan?” Akbar mengingatkan sang mama.

Ririn pun merasa bersalah pada Hana. “Maafkan Ibu ya, Hana. Mulai sekarang Ibu akan kurangi jam kursus kamu, sekarang kamu istirahat dulu sampai kamu baikan. Jangan sampai kamu sakit lagi pas acara pernikahan.”

Akbar memberikan obat untuk Hana supaya dia segera membaik. Ririn juga mengawasi makanan Hana agar perempuan itu lekas membaik. Dia pun mengawasi agar Hana makan dan minum obat dengan baik.

Tiga hari kemudian, kondisi Hana sudah membaik. Dia pun sudah bisa mengikuti kursus seperti biasa, hanya saja ada kursus yang dibatalkan.

Dua minggu berlalu. Acara lamaran sudah disiapkan di sebuah hotel mewah dengan tamu undangan yang banyak. Tamu undangan merasa penasaran dengan calon istri dari seorang direktur rumah sakit bernama Akbar yang merupakan anak dari Adam Rahmat Bramantya, pemilik beberapa rumah sakit di kota Jakarta.

Pada acara lamaran itu mereka terkejut melihat calon istri Akbar yang berasal dari kalangan menengah ke bawah. Narasi yang dibangun pada saat itu adalah, seorang gadis biasa berubah nasibnya setelah menjadi calon istri Akbar. Seperti Cinderella yang menikah dengan pangeran tampan. Narasi ini juga mengangkat nama besar Adam dan membuat tamu undangan merasa bangga padanya karena tidak membeda-bedakan cara pandang pada orang lain.

Semua tamu tidak sabar menantikan pernikahan fenomenal antara seorang gadis yatim piatu dengan seorang pewaris bisnis rumah sakit keluarga Bramantya.

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
コメント (1)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
dibuang mantan dpt yang lebih baik hana
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 44. Ending

    Setelah menginap dua hari di rumah sakit dan kondisinya membaik, Hana akhirnya diberi izin untuk pulang. Langit sore itu cerah, menyambut kedatangannya kembali ke rumah. Bayinya yang cantik, yang baru saja dilahirkan dengan perjuangan penuh, digendongnya dengan lembut. Setiap gerakan kecil sang bayi membuat hati Hana berdebar bahagia.Sesampainya di rumah mertuanya, dia disambut dengan senyum hangat dari Ririn, ibu mertua yang selalu penuh perhatian. "Selamat datang, Hana. Kamu pasti lelah," ujar Ririn dengan lembut, sambil memeluk menantunya yang sudah seperti anak kandungnya sendiri. Ririn kemudian menyambut cucunya dengan penuh kasih sayang, sementara Hana merasa diterima sepenuhnya. "Istirahat dulu ya, Hana, Mama sudah siapkan kamar buat kamu dan bayi yang cantik ini. Sini biar Mama yang gendong bayi kamu." Ririn menyapa bayi dalam gendongan Hana. "Hai cantik! Sini biar Nenek yang gendong ya."Hana bersama dengan Akbar menuju lantai dua rumah Ririn. Mereka masuk ke kamar yang bi

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 43. Melahirkan

    “Biarkan saja istrinya berbaring, Pak. Nanti kalau sudah bukaan tujuh, langsung siap-siap.”Akbar menemani Hana yang berbaring di brankar. Dia memang tidak tahu seperti apa rasa sakitnya setiap kontraksi yang dirasakan oleh Hana. Yang dia tahu memang rasanya sakit sekali. Seandainya bisa rasa sakit itu bisa dipindahkan padanya, dia rela menanggung rasa sakit itu agar Hana tidak merasakan sakitnya sendirian. Hana mengatur napas setiap kali kontraksi itu terasa. Akbar menggenggam tangan Hana dengan erat setiap kali Hana merasakan sakit. “Masih kuat, Hana?”Perempuan itu mengangguk. Dia sendiri sangat ingin melahirkan dengan cara normal, siapa pun yang membantu mau itu dokter atau bidan dia tidak peduli. Yang penting anaknya lahir dalam keadaan selamat. “Masih, Mas.” “Kalau kamu enggak kuat nahan rasa nyerinya, kamu bilang aja, nanti Mas yang minta dokter kandungan buat operasi kamu.” Mata Akbar terlihat berkaca-kaca karena tidak tega melihat Hana. Hana sendiri tidak mau dikasihani.

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 42. Persiapan Melahirkan

    “Kalau itu sih jangan, Bar. Biar aku aja. Doain ya biar sahabatmu yang ini segera menikah, biar sama kayak kamu dan yang lain. Eh ya, kamu ngajak yang lain enggak, Bar? Kok belum pada keliatan?” Rio celingak-celinguk mencari sahabat mereka yang lain. “Ngundang kok, cuma emang belum pada dateng aja. Nanti juga sampe di sini kok, tapi, Rio kamu udah yakin kan sama Della? Ya orang kan pasti ada kekurangan dan kelebihannya, kamu bisa terima itu semua?” “Bisa, Bar, aku bisa. Mau cari yang gimana lagi? Hana sudah kamu kekepin dan enggak akan kamu ceraikan, jadi aku sama Della aja. Della juga kan termasuk anak rumahan, enggak suka banyak jalan apalagi dugem, jauh dia sih. Ya enggak ada salahnya aku buka hati buat Della.” “Papanya maksa kamu cepetan nikahin Della enggak, Rio?” Akbar tahu pasti papanya Della ingin putrinya segera menikah. Seperti dengan Farhan dulu, papanya Della yang terus mendesak mereka menikah. “Pastilah. Kayak

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 41. Tujuh Bulanan

    Satu hari sebelum acara syukuran tujuh bulanan kehamilan Hana, dia dan suaminya sudah berada di rumah orang tua Akbar. Mereka menyaksikan sendiri orang-orang di rumah itu tampak sibuk dengan persiapan acara syukuran. Sejak tadi Hana sudah ikut membantu, tetapi Ririn terus melarangnya melakukan apa pun. Hana tidak boleh menyapu, mengepel, bantu-bantu merapikan rumah. Perempuan itu mejadi kesal sendiri karena tidak boleh melakukan apa pun. Dia segera pergi ke kamarnya menemui sang suami. Hari itu Akbar sedang cuti karena persiapan acara syukuran untuk Hana, tetapi dia masih tetap memeriksa laporan dari karyawannya. Hana datang dengan wajah kesalnya lalu duduk di samping Akbar dengan tangan yang dilipat di depan dada. “Kamu kenapa, Hana?” tanya Akbar yang bingung melihat Hana yang tiba-tiba datang dengan wajah ditekuk. “Aku sebel sama mama, masa aku enggak boleh bantuin sih, Mas, aku enggak boleh nyapu, ngepel dan lain-lain.”

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 40. Bekal Makan Siang

    Rio terkejut mendengar pertanyaan dari papanya Della. Selama ini mana pernah dia jatuh cinta pada Della, tetapi haruskah dia berkata jujur pada pria yang menjadi direktur rumah sakit di tempat dia bekerja? Rio menggelengkan kepalanya. “Belum, Pak. Saya belum pernah jatuh cinta sama Della. Memangnya ada apa ya, Pak?” Papanya Della menghela napas. Dia merasa kasihan pada anaknya yang baru putus dengan Farhan dan gagal menikah, padahal acara pertunangannya sudah diselenggarakan waktu itu. “Kamu pasti sudah tahu kan tentang rencana pernikahan Della? Anak itu sedang patah hati saat ini. Dia butuh seseorang yang bisa menghibur perasaan sedihnya. Untungnya, acara pernikahannya belum direncanakan. Hanya sampai pertunangannya saja. Kalau misalnya acara pernikahan itu jadi dan Della putus dengan Farhan dan saya harus mencari pengganti Farhan, maka saya akan memilih kamu, Nak Rio.” Papanya Della tersenyum penuh arti. Rio pun merasa bingung saat ini.

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 39. Papa Della

    Akbar sudah menghubungi Della dan Rio melalui telepon. Dia hubungi mereka satu persatu untuk diundang makan malam bersama di rumahnya. Della tentu senang diundang makan malam di rumah Akbar, apalagi Rio, dia sangat senang karena bisa bertemu dengan Hana lagi. “Syukurlah kamu sudah balik ke rumah, Bar. Aku jadi bisa ketemu Hana lagi,” ucap Rio di saat Akbar meneleponnya. “Rio, ingat Hana itu istriku, aku melarangmu jatuh cinta sama Hana lagi karena aku tidak akan menceraikan istriku.” Akbar kali ini tegas pada Rio karena tidak mau membuat sahabatnya itu jatuh cinta makin dalam pada Hana karena ujungnya dia akan merasa sakit hati saja. “Yah … kok gitu sih, Bar. Kamu tahu enggak? Aku tuh susah jatuh cinta, sekalinya jatuh cinta aku suka sama Hana. Emang kayaknya kisah percintaan aku enggak bisa berjalan mulus kayak jalan tol. Dapet cewek yang aku mau susah banget, sekalinya ketemu eh ternyata dia istri orang. Selanjutnya apa? Kenapa enggak ada cewek yang

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status