共有

Bab 4

作者: Agniya14
last update 最終更新日: 2025-08-13 10:27:30

“Mas, aku beneran belum siap nikah.” Rara sudah mantap dengan keputusannya.

“Artinya, kamu enggak masalah kalau Mas nikah dengan perempuan lain? Mama tuh serius banget, Ra, enggak cuma gertak doang. Mama beneran mau menikahkan Mas dengan perempuan pilihannya.” Akbar masih berusaha sabar dan membujuk Rara.

“Ya kalau Mas Akbar memang ngebet banget mau nikah dan aku belum siap nikah, silakan Mas menikah dengan perempuan itu. Toh Mas kan enggak cinta sama dia. Mas bisa menceraikan dia kapan saja. Terus kalau aku sudah jadi artis terkenal, aku akan ungkap hubungan kita ke publik dan kita bisa menikah setelah Mas menceraikan perempuan itu. Gampang, kan?”

Akbar terkejut mendengar apa yang dikatakan Rara. Sedangkal itu dia memandang sebuah pernikahan. Dia anggap pernikahan seperti sebuah permainan di mana orang bisa menikah dan bercerai sesuka hatinya saja. Dalam hatinya Akbar marah pada Rara.

“Sekali lagi Mas tanya, kamu enggak masalah kalau Mas nikah dengan perempuan lain?”

“Enggak masalah, Mas. Aku yakin setelah menikah pun Mas akan tetap cinta sama aku dan kita bisa menikah suatu hari nanti.”

“Misalnya, Mas enggak mau bercerai dengan istri Mas nanti, apa yang akan kamu lakukan?”

“Aku yakin banget Mas akan menceraikan dia karena Mas Akbar cuma cinta sama Rara seorang.”

“Ok, kita lihat saja nanti.” Akbar pastikan dia akan menikah dengan Hana dan membuat Rara menyesal seumur hidupnya.

***

Malam harinya, di rumah orang tua Akbar. Ririn sedang ingin bicara dari hati ke hati dengan putranya. Kali ini, Ririn akan melunak.

“Bar, apa selama ini kamu punya pacar? Tapi, kamu enggak pernah bawa perempuan ke rumah dan tidak pernah mengenalkannya ke Mama?” Ririn penasaran dengan hal ini.

“Ma, aku mau jujur sekarang, selama tiga tahun terakhir ini aku punya pacar. Namanya Rara. Dia itu seorang artis, tapi ya belum terkenallah. Sudah berapa kali aku ajak ke rumah dan ketemu Mama, tapi dia selalu menolak. Diajak nikah juga dia belum siap. Jadi, aku mikir lagi buat ngenalin dia ke Mama.”

“Kamu ada fotonya?”

“Ada, Ma.”

“Boleh Mama lihat?”

“Boleh, Ma, sebentar.”

Akbar mengambil ponsel yang dia letakkan di meja, dia cari foto Rara di ponselnya dengan pose yang paling cantik. Lalu dia tunjukkan foto itu pada Ririn. “Ini, Ma.”

Ririn menerima ponsel milik Akbar lalu mengamati wajah Rara dengan seksama. “Cantik sih, tapi … ah sudahlah.” Dengan melihat wajahnya Rara, Ririn sudah merasa tidak sreg. Dia tidak yakin Rara bisa menjadi istri yang baik untuk Ilham. Dia lebih suka Hana dengan wajah teduh dan kesederhanaannya. Ririn sangat menyukai Hana.

“Tapi, kenapa, Ma?” tanya Akbar penasaran.

“Entahlah. Kamu sudah coba lagi bawa dia ke rumah? Siapa tahu sekarang dia mau.”

“Tadi siang aku sudah ajak dia ketemu Mama, tapi dia tetap enggak mau. Aku ajak nikah pun dia enggak mau.”

“Kalau begitu kamu putuskan saja dia. Menikahlah dengan Hana. Mama akan mengurus pernikahan kalian satu bulan lagi. Kali ini kamu tidak boleh menolak lagi.”

“Sekarang aku pasrah. Mama mau menikahkan aku dengan Hana aku pasrah dengan keputusan Mama.”

Ririn tersenyum lebar. “Kamu hubungi Hana, suruh dia ke rumah besok pagi!”

“Iya, Ma, aku akan kabari Hana sekarang. Aku ke kamar dulu ya, Ma.” Akbar pamit ke kamarnya.

Di kamar, Akbar menghubungi Hana melalui panggilan telepon.

“Halo, Mas Akbar.” Terdengar suara Hana di seberang panggilan.

“Halo, Hana. Mama minta kamu ke rumah besok pagi.”

“Ada apa ya, Mas? Besok pagi saya masih kerja di catering. Kalau sore bisa. Gimana ya, Mas?”

“Mama bilang kamu harus datang, kalau enggak mama marah sama kamu, Han.”

“Duh, gimana ya, Mas? Aku usahain deh ya.”

“Bagus. Jangan sampai telat ya, Han.”

“Iya, Mas, makasih ya, Mas.”

Akbar pun menutup telepon. Entah kenapa melihat Hana yang kebingungan dan Hana yang begitu penurut dia merasakan kesenangan tersendiri.

Besoknya, Hana datang ke rumah Ririn pagi hari, dia mendapat alamat rumah itu dari Akbar. Ketika Hana datang, Akbar baru akan berangkat ke rumah sakit. Mereka pun masih sempat bertemu.

“Hana, mulai hari ini kamu berhenti saja dari kerjaanmu di tempat catering itu. Ibu harus mengajari kamu banyak hal, terutama cara menjadi istrinya Akbar.”

Jantung Hana serasa mau copot dan kedua matanya melotot. “Apa, Bu? Saya jadi istri mas Akbar? Apa saya enggak salah dengar ya, Bu?”

“Enggak, Han. Satu bulan lagi kamu akan menikah dengan Akbar, anak saya.”

“Terus saya harus ngapain ya, Bu?”

“Ya berhenti dari pekerjaan kamu.”

“Terus saya makannya gimana kalau saya enggak kerja, Bu?”

“Saya yang akan tanggung semua biaya hidup kamu, termasuk juga biaya kontrakan kamu. Kamu harus pindah dari kontrakanmu yang sekarang.”

“Tapi, saya belum setuju untuk menikah dengan mas Akbar.”

“Kenapa? Sebutkan alasannya.”

“Saya sama mas Akbar itu tidak setara dari banyak hal, Bu.”

“Tidak setara? Di mana tidak setaranya?”

“Mas Akbar kaya, saya miskin. Mas Akbar punya orang tua lengkap, saya yatim piatu. Mas Akbar direktur rumah sakit, saya cuma pekerja rendahan saja, Bu.”

“Alah itu kan cuma pandangan kamu saja, Han. Di mata Allah kan semua manusia itu sama, tidak ada manusia yang tidak setara.”

“Tapi, kalau saya jadi istri mas Akbar pasti malu-maluin, Bu.”

“Saya yang akan mengajari kamu supaya jadi istrinya Akbar yang tidak malu-maluin di depan umum. Jadi, kamu harus menikah dengan Akbar!”

Mampir yuk ke karya saya yang lain :

1. Dokter Cantik Pemilik Hati CEO

2. Dear, Mantan Suami

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 10. Mencari Rio

    Akbar baru pulang dari rumah sakit pada jam tujuh malam. Namun, pria itu tidak pulang ke rumah, dia pergi ke sebuah kafe tempat dia dan empat sahabatnya sering bertemu. Akbar dan empat sahabatnya sudah berteman sejak mereka masuk Fakultas Kedokteran. Di usianya sekarang mereka sudah menjadi dokter spesialis sesuai keinginan masing-masing dan bekerja di rumah sakit yang berbeda. Hanya Akbar saja yang menjadi direktur rumah sakit karena memang dia mewarisi dari papanya. Tiba di kafe, empat sahabat Akbar sudah berkumpul. Setelah turun dari mobil dia pun segera menghampiri meja keempat sahabatnya itu.“Wah, ini penganten baru sudah datang,” sapa Rio. “Gimana nih malam pertamanya? Sukses besar dong?” tanya Rio lagi. Akbar sendiri jengah dengan pertanyaan soal malam pertama. Dia pun menjawab sekenanya. “Ya, gitulah.” Taufan heran melihat reaksi Akbar. “Loh, kenapa? Eh, iya, cewek yang kamu nikahi itu kan bukan pacarmu, Bar? Kok bi

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 9. Pulang Malam

    Pulang dari makan siang di restoran yang menjual masakan Jepang, Akbar berpikir bagaimana caranya dia dapat mencoba masakan Hana. Namun, tidak ada satu ide pun yang terlintas di pikiran Akbar. “Gimana ya caranya?” Pria itu mengetuk-ngetuk layar ponselnya, tetapi tetap tidak mendapat ide sama sekali. “Apa tunggu agak malam aja ya? Hana pasti sudah tidur jam 10 malam, kan?” Akhirnya, pria itu senang karena mendapat ide itu. Dia pun akan menunggu malam hari. Untuk makan malam mengganjal perutnya, Akbar pun pergi ke kafe dekat rumah untuk membeli kopi dan roti saja. Dia akan pulang mendekati jam 10 malam. “Hana, saya mau keluar. Kunci saja pintunya dan jangan tunggu saja datang. Kamu cabut saja kunci rumah itu karena saya ada kunci cadangan.” “Iya, Mas.” Akbar pun pergi untuk menjalankan rencananya. Dia segera pergi ke kafe dengan mobilnya. Tiba di kafe, Akbar memesan kopi dan roti bakar. Lalu dia menonton film di ponselnya aga

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 8. Masakan Hana

    Kening Akbar berkerut mendengar ucapan Rara, dia pun berkata dalam hati, “Rara kenapa nih? Kok jadi aneh gini?”“Kamu kenapa lagi, Ra?” tanya Akbar yang kebingungan dengan sikap Rara. “Mas, aku menyesal sudah minta Mas menikah dengan perempuan itu.” Rara menegaskan lagi ucapannya. Akbar menghela napas. Perempuan itu sendiri yang membiarkan dia menikah, kenapa sekarang dia yang menyesal. “Kamu sendiri yang bilang enggak akan menyesal kalau saya menikah dengan perempuan pilihan mama saya. Kenapa sekarang kamu menyesal? Saya nikah aja belum ada satu hari, kenapa kamu jadi tiba-tiba berubah gini, Ra?” “Mas!” “Iya, kenapa?” “Tadi aku datang ke resepsi pernikahan Mas Akbar. Aku lihat Mas bahagia banget berdiri di pelaminan sama perempuan itu. Mas cinta ya sama dia? Mas sudah melupakan aku?” Akbar coba menenangkan Rara. “Kamu sendiri yang belum mau diajak nikah, saya ancam dengan menikah

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 7. Telepon dari Rara

    “Loh, siapa yang selingkuh, Hana? Aku tidak selingkuh. Aku sudah bilang kan kalau aku mau fokus lanjutin kuliah.” Farhan terus mengelak. Hana jelas tidak percaya lagi pada Farhan yang sudah ketahuan berbohong masih aja terus membohonginya. “Yang kamu bawa ke pelaminan tadi itu pacar kamu, kan? Dia calon istri kamu. Itu kamu bilang enggak selingkuh? Sejak kapan kamu dekat sama perempuan itu?” “Perempuan mana yang kamu bilang? Yang tadi aku bawa ke pelaminan? Oh Della. Dia bukan pacarku apalagi calon istri, dia itu sibuk mengejar-ngejar aku, dia yang jatuh cinta sama aku, sedangkan aku enggak ada perasaan apa pun sama dia.” Hana menatap Farhan dengan heran. “Kita ini sudah putus ya. Buat apa kamu berbohong sama aku. Mau kamu pacaran sama dia pun, sudah tidak ada urusannya dengan aku.” “Kamu enggak percaya sama aku, Han? Dia bukan pacarku.” “Kenapa aku harus percaya sama kamu? Aku cuma masa lalu kamu. Tidak usah

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 6

    Acara lamaran kali ini dihadiri kolega bisnis Adam dan keluarga dekat. Sama dengan acara besoknya ketika akad nikah. Lebih banyak dihadiri keluarga dekat dan rekan bisnis Adam saja. “Kamu sudah siap menjadi istri saya, Hana?” tanya Akbar sebelum akad nikah berlangsung. “Siap, Mas. Saya tidak ada pilihan lagi dan tidak bisa mundur. Saya tidak mau merusak nama baik orang tua Mas Akbar.” Hana sudah tahu konsekuensi jika dia mundur tiba-tiba. “Bersiaplah. Sebentar lagi kamu resmi jadi istri saya.” “Iya, Mas.” Hana mengangguk lalu menunduk, dia tidak mampu menatap Akbar lebih lama karena masih merasa rendah diri pada pria itu. Akad nikah sudah dipersiapkan, karena Hana adalah anak yatim piatu dan tidak memiliki saudara lainnya. Dia pun diwalikan dengan wali hakim. “Saya terima nikahnya Hana Prastika binti Ahmad Deni dengan mas kawin emas 100 gram dibayar tunai.” Akbar mengucap dengan lantang dalam satu tarikan napas. Setelah itu para saksi menyatakan jika pernikahannya dengan Hana s

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 5

    Hana terpaksa menuruti keinginan Ririn. Dia sudah tidak bisa lagi menolak. Mulai hari itu, Hana dimasukkan ke beberapa kursus agar dia belajar menjadi istri Akbar nantinya. Hari itu juga, Hana dipaksa pindah ke kontrakan baru yang jauh lebih besar dan nyaman untuk Hana. Hidup Hana saat ini diatur oleh Ririn. “Ibu, kontrakan ini terlalu besar buat saya.” Hana menolak dengan halus. “Tidak, Hana, ini cukup buat kamu.” Kamar dengan ukuran tiga kali lipat dari kamar kos Hana sebelumnya dengan AC dan kamar mandi di dalam harusnya membuat Hana lebih nyaman tinggal di sana. “Saya tidak bisa membayar kontrakan ini, Bu.” “Kamu tenang aja, kontrakan ini sudah saya bayar. Kamu sekarang fokus untuk belajar menjadi istrinya Akbar saja. Dia kan direktur rumah sakit, kamu nanti akan menemani dia setiap ada pertemuan, Ibu mau kamu bisa membawa diri di setiap pertemuan itu nanti.” Hana mengela napas. Betapa beratnya menjadi istrinya Akbar menurutnya yang hanya seorang gadis biasa dan tidak terbi

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status