Share

Part 7. Permainan Dimulai

“Kontrak akan berjalan selama enam bulan untuk percobaan. Kalau itu membuat pengaruh yang baik bagi perusahaan, maka kontrak akan diperpanjang.” 

Akhirnya meeting kembali dilakukan keesokan harinya setelah Permata menerima kerja sama dari perusahaan Axel sehari yang lalu. Tampaknya sebelum pertemuan itu dilakukan, Axel dan Gema sudah saling membahas tentang kontrak. Dan bahkan tidak main-main, enam bulan masa percobaan. Itu sedikit mengejutkan. 

Almeda menoleh kepada Permata dan memberikan kesempatan kepada perempuan itu untuk bicara. 

“Itu terlalu lama, Pak Gema. Saya bisa melakukannya hanya dalam satu bulan.” Meskipun itu terdengar sangat sombong, tapi Permata tidak akan berbicara besar jika dia tak mampu. 

“Tapi, Berlian, bukankah lebih baik mengambil jeda waktu juga?” Gema bernegosiasi.

“Setelah launching, foto pasti akan disebar ke public dan dari sanalah kita akan tahu seberapa besar antusias konsumen terhadap perhiasan yang dikeluarkan oleh Roque Glacio. Tapi kita harus tahu terlebih dulu apakah produk itu bisa benar-benar mendongkrak dirinya sendiri atau tidak itu tergantung dari perusahaan Pak Axel.” 

Saat mengatakan itu, Permata tidak sedang bercanda atau bermaksud merendahkan Axel. Dia sudah berpengalaman dalam bidang ini. Dia sebagai model yang mengenalkan sebuah produk akan bekerja dengan maksimal. Tapi jika barang itu memiliki kualitas yang buruk, tentu bukan kesalahannya jika tidak bisa menarik hati konsumen. 

“Kamu meragukan kinerja kami?” Di telinga Axel tentulah terdengar jika Permata sedang meragukan perusahaannya. 

Keningnya mengkerut, alis tebalnya naik, dan tatapannya begitu tajam menatap ke arah Permata. Seolah dia sedang mengatakan ‘hentikan basa-basimu dan bekerjalah dengan benar’. 

“Saya tidak pernah meragukan kinerja perusahaan Bapak. Kita sedang bekerja sama sekarang. Kita tidak bisa mengandalkan satu hal saja. Saya dengan pekerjaan saya dan tentu saja Anda dengan produk Anda. Itu baru adil.” 

Permata mengambil jeda sebelum melanjutkan. “Karena saya tidak ingin disalahkan seandainya kegagalan dalam produk yang sudah Anda keluarkan hanya karena saya sebagai BA-nya.” 

Permata sangat berani mengatakan itu dengan terang-terangan kepada Axel. Gema yang mendengarkan itu bahkan tampak terkejut. Tapi dia tentu terlihat tampak setuju dengan ucapan Permata. 

Maka dia segera bersuara. “Berlian benar. Kita sedang dalam lingkup bisnis. Tidak bisa hanya mengandalkan satu bab penyelesaian saja.” Axel yang mendengarkan itu segera menoleh pada Gema dan membuat Gema sedikit salah tingkah. 

Dehemannya terdengar. “Berlian, kamu tidak perlu khawatir tentang itu. Roque Glacio adalah perusahaan besar dan nomor satu. Termasuk di bidang perhiasan, dia sangat digemari bahkan sampai ke luar negeri.

“Kalau begitu bagus. Itu akan memudahkan pekerjaan saya. Kapan saya bisa melihat perhiasan itu?”

“Tampaknya kamu terlalu terburu-buru, Nona.” Axel yang kesal dengan kesombongan Permata yang terus diucapkan sejak tadi itu kembali bersuara. “Kita harus menyepakati kontrak kita terlebih dulu.” 

“Saya sudah mengambil keputusan jika itu satu bulan percobaan. Jika saya berhasil dengan pekerjaan saya dan menaikkan kepopuleran perhiasan Anda lebih tinggi lagi, Anda harus bersedia membayar saya lebih tinggi dari yang Ada di dalam kontrak. Tapi kalau dalam satu bulan itu saya gagal, dalam waktu satu tahun, saya akan bekerja dengan Anda secara cuma-cuma tanpa dibayar. Bukankah ini menarik?”

Lagi dan lagi, Permata bertindak seperti tanpa dipikirkan. Almeda memelototi perempuan itu. “Kamu ini berbicara apa, Berlian!” Begitu kata Almeda. “Bisnis adalah bisnis, kita tidak bisa mempertaruhkan karirmu dalam hal seperti ini.”

“Itu benar, Berlian. Jangan gegabah.” Gema tentu ketakutan dengan ucapan Permata. Bagaimana kalau terjadi kegagalan? Itu hanya akan membuat perusahaannya merugi. 

“Kenapa kalian begitu ketakutan?” Permata menatap Gema dan Almeda bergantian. “Kalau kalian tidak mempercayaiku sejak awal, seharusnya tidak perlu memberiku pekerjaan.” 

Permata tampak tersinggung. Bibir yang biasanya mengulas senyum itu kini tertutup dengan ekspresi yang begitu kelam. Hal itu cukup membuat Gema terkejut dibuatnya. Dia yang bosnya di sana, tapi kenapa dia seperti dikendalikan oleh artisnya? 

“Kalau begitu saya setuju.” Axel yang tidak bisa membiarkan dirinya diinjak-injak oleh Permata itu menerima tawaran Permata. “Gema, kamu tidak perlu takut. Kalau dia yang kalah, saya akan tetap membayar ke perusahaanmu. Saya hanya penasaran dengan kinerja perempuan yang bermulut besar seperti dia.” 

Permata tidak menjawab melainkan hanya menatap Axel dengan datar. Tak lama setelah itu, Almeda memberikan berkas-berkas kerja sama yang sudah dipelajari dan menyetujui penawaran tersebut. Permata dan Almeda keluar dari ruangan Gema dan tidak ada yang berbicara di antara keduanya. 

Mereka memilih makan siang di sebuah restoran dan barulah pembahasan itu kembali dilakukan. 

“Aku nggak tahu kenapa kamu mengambil keputusan seperti ini, Permata. Kenapa kamu mengajukan sesuatu yang nggak masuk akal sama sekali? Kamu membuat dirimu sebagai taruhan begitu?” 

Karena mereka memesan tempat VIP, maka Almeda tidak takut akan ada yang mendengarkan perbincangan mereka. 

“Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Dan kamu juga lebih dari tahu kalau aku mampu melakukannya. Jadi, Onty Al, nggak perlu lah kamu merasa ketakutan seperti itu.” 

“Bocah ini!” Almeda mendesis kesal karena Permata tampak bermain-main. “Serius lah!” 

“Aku serius Al. Aku nggak mungkin mengambil keputusan tanpa berpikir matang.”

“Tapi dia itu Axel. Dia bisa memanipulasi apa pun untuk membuat kamu kalah.”

“Dengan membuat kerugian dalam perusahaannya?” Permata menatap sungguh-sungguh ke arah Almeda. “Meskipun dia membenciku sampai ubun-ubun, dia nggak mungkin mengambil resiko mencekalku karena itu akan memengaruhi perusahaannya. Aku berani menyerang dia karena ini terkait dengan perusahaannya, Almeda. Uang adalah segalanya baginya dan dia nggak akan bertindak bodoh .” 

“Berapa yang kamu inginkan untuk mengambil uangnya?” Almeda akhirnya bertanya tentang nominal.

“Dia menawarkan jasa kita 800 juta untuk tiga bulan pertama, kan? Tapi kalau aku berhasil dalam satu bulan, aku akan memintanya dua atau tiga milyar. Kita lihat apakah dia akan memberikannya atau tidak. Memeras orang yang pernah memeras hatiku, itu sah dilakukan.” 

Ada seringaian jahat yang ditunjukkan oleh Permata saat mengatakan itu. Axel mengatakan bisa membeli Permata dengan uangnya, tapi tentu Permata memiliki harganya sendiri. 

“Aku bisa gila kalau begini.” Almeda memasukkan makanan ke dalam mulutnya dengan kekesalan yang tampak kental di wajahnya. 

Hal itu membuat Permata dan Denial tertawa-tawa. Denial tidak mengeluarkan sepatah kata pun karena dia percaya dengan Permata seutuhnya. Laki-laki itu jelas tahu, jika Permata tidak sesederhana yang dilihat. 

Namun, sebuah kejutan lagi-lagi terjadi saat Permata dan rombongan keluar dari restoran, tanpa sengaja, Permata melihat sosok Axel tengah digandeng oleh seorang perempuan cantik bermata coklat. Ada seringaian di bibir Permata saat melihat pemandangan di hadapannya. 

“Jadi mereka masih bersama?”

*** 

Loyce

Hai, Teman-teman. Ini buku kedua saya, dan semoga kalian suka. Jangan lupa follow dan reviewnya ya.

| 3
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Anie Adie
bagus ,,,mudah di cerna ,,,BHS tdk bertele²
goodnovel comment avatar
angel azzahra
bagus kak ceritanya,si cewe gahar g menye2
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
siapa perempuan yg digandeng axel ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status