Share

chapter 25

Author: Queen halu
last update Last Updated: 2025-07-11 20:15:42
Setelah memastikan Karel pergi barulah Richalle keluar dari kamarnya.

Ia menghela nafas lega, "huh.... akhirnya dia pergi juga," gumamnya.

Richalle berjalan ke meja makan untuk mengisi perutnya, ia melihat beberapa menu kesukaan nya ada di atas meja.

"Wah.... Bibik, bagaimana bibik tahu makanan kesukaannya aku?" Tanya Richalle kepada bik izah.

Bik izah Tersenyum sambil meletakkan susus nya dimeja. "Bukan bibik non, tapi tuan muda," katanya setengah berbisik.

Richalle menatap bibik Izah dengan rasa bingung yang mulai mengusik pikirannya.

“Maksud bibik, Om Karel?" tanyanya, mencoba mencari kepastian.

Bibik Izah mengangguk pelan, senyum kecil terukir di bibirnya. "Benar Non, sebelum berangkat kerja, Tuan Muda menyempatkan menyiapkan sarapan untuk Non. Betapa romantisnya, Tuan Muda begitu mencintai Non," katanya dengan penuh rasa bangga.

Richalle tersenyum tipis, ia bergumam dalam hati. Mencintai? Haha, itu terlalu jauh untuk mereka.

Pernikahan kami hanya sandiwara sem
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 27

    Sejak hari itu, Richalle begitu dingin padanya. Biasanya dia cerewet, bahkan tak pernah berhenti mengoceh tentang hal-hal sepele.Tapi sekarang, kata-katanya hanya sepatah dua saja, dan itu membuat Karel tidak tenang.Apa yang terjadi dengannya? Kenapa sikapnya berubah begitu drastis? Ia bertanya-tanya, namun tak berani menanyakannya langsung.Karel masih duduk di meja kerjanya, berkutat dengan laptop. Walaupun matanya sulit lepas dari layar yang sebenarnya sudah tak ia simak lagi.Richalle baru saja selesai mandi, aroma sabun dan hangatnya udara membuat suasana kamar terasa kaku.Beberapa hari ini, mereka sudah tidur dalam satu kamar, tapi rasanya seperti ada tembok tebal yang membentang di antara kami.Saat Richalle selesai dengan ritual skincare-nya, dia berjalan pelan menuju tempat tidur, bersiap untuk tidur.Richalle memunggungi Karel tanpa sepatah kata pun. Karel meliriknya lalu menutup laptopnya perlahan, melangkah mendekat dan duduk di sampingnya.Richalle tetap diam, punggung

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 26

    Di sinilah Richalle sekarang, di sebuah kafe yang cukup menenangkan pikirannya. Richalle duduk terpaku, memandangi secangkir kopi yang mulai dingin. Namun, pikirannya sama sekali tak tenang. Bayangan Grecia yang menggandeng tangan Karel berulang kali melintas di depan matanya, seperti pengkhianatan yang terus mengoyak hatinya. Tangannya tanpa sadar menggenggam gelas itu dengan erat, wajahnya pun terkunci dalam kemarahan yang pekat. "Sialan! Kenapa gue terus-terusan mikirin mereka? Apa urusannya sama gue? Mau Om kulkas itu gandengan kayak perangko sama tu cewek juga, apa perdulinya sama gue?" batinnya penuh kebencian, berusaha menepis rasa sakit yang menggerogoti.D Dadanya terasa sesak, napas pun berat, dan ada bisikan kecil di kepala yang membuatnya tercengang sendiri. "Apa gue... mulai suka sama si Om rese itu?"Richalle mengguncangkan kepala sekuat tenaga, menolak kenyataan itu. "Gak! Gak mungkin gue jatuh cinta sama cowok kasar kaya dia! Jangan percaya pikiran itu Richalle!" g

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 25

    Setelah memastikan Karel pergi barulah Richalle keluar dari kamarnya. Ia menghela nafas lega, "huh.... akhirnya dia pergi juga," gumamnya. Richalle berjalan ke meja makan untuk mengisi perutnya, ia melihat beberapa menu kesukaan nya ada di atas meja. "Wah.... Bibik, bagaimana bibik tahu makanan kesukaannya aku?" Tanya Richalle kepada bik izah. Bik izah Tersenyum sambil meletakkan susus nya dimeja. "Bukan bibik non, tapi tuan muda," katanya setengah berbisik. Richalle menatap bibik Izah dengan rasa bingung yang mulai mengusik pikirannya. “Maksud bibik, Om Karel?" tanyanya, mencoba mencari kepastian. Bibik Izah mengangguk pelan, senyum kecil terukir di bibirnya. "Benar Non, sebelum berangkat kerja, Tuan Muda menyempatkan menyiapkan sarapan untuk Non. Betapa romantisnya, Tuan Muda begitu mencintai Non," katanya dengan penuh rasa bangga. Richalle tersenyum tipis, ia bergumam dalam hati. Mencintai? Haha, itu terlalu jauh untuk mereka. Pernikahan kami hanya sandiwara sem

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 24

    Richalle bangun dari tidurnya, saat ini jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Ia berjalan dengan lunglai, seolah nyawanya belum terkumpul."Pagi, Om." Suaranya melemah saat melihat Karel berdiri di balkon, sosoknya tampak dingin dan tak bergerak.Richalle menghembuskan napas berat, lalu menjatuhkan tubuhnya kembali ke sofa, berharap tidur bisa mengusir rasa sakit yang masih menggunung di kepala."Ah... kepala gue sakit banget," gumamya sambil memegangi pelipis, rasa pusing seolah tak mau pergi begitu saja.Matanya menatap Karel yang tetap membelakanginya tanpa kata.Ia mencoba mengingat kembali malam tadi. "Om, tadi malam om yang bawa gue pulang?" tanyanya suara serak karena bingung.Ia sama sekali tidak ingat apa yang terjadi setelah club bersama Flora. Bagaimana dia bisa sampai di rumah? Richalle sama sekali tidak mengingat apapun.Kenapa ingatannya terasa kosong begitu?Karel membalikkan tubuhnya, menaikkan satu alis, menatapnya dengan tatapan dingin."Dia tidak menging

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 23

    Adam membisikkan sesuatu padanya, Karel mendengar informasi apa yang disampaikan Adam pun langsung bangkit dari kursi kerjanya."Siapkan mobil," Ujarnya dengan nada rendah.Adam mengangguk, keduanya turun ke lobby. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Setelah mengantar Richalle pulang kerumah, Karel pergi lagi karna ada urusan perkejaan yang harus segera ia bereskan.Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit, Mobil Karel berhenti di salah satu club malam.Karel turun dari mobil, menatap bangunan tempat hiburan malam itu. "Tunggu disini," ujar Karel.Adam mengangguk kan kepalanya, Adam mendapatkan informasi dari bodyguard yang diam-diam di utus oleh Karel untuk menjaga Richalle. Ia mengetahui bahwa Nona Richalle sedang berada di club malam. Dan tanpa ragu ia memberitahukan hal ini kepada karel.Karel sudah berada di dalam club, dentuman musik terdengar ditelinga. Karel mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Richalle.Setelah berdesakan mencari-cari, akhirnya Ka

  • Dicampakkan Tunangan, Dinikahi CEO Tampan    chapter 22

    Setibanya di luar, Richalle menatap punggung lebar pria yang membelakangi nya. Karel membalikkan tubuhnya menatap Richalle yang berdiri di depan nya. Richalle menghela nafas panjang sebelum menghampirinya. Keduanya berhadapan. Karel menatapnya, wajah Richalle Tampak muram, lalu Karel menggenggam tangan Richalle. Richalle menunduk, rasa perih itu kembali menusuk hati setiap ia mengingat kembali penghianatan itu. Karel menghela nafas pelan, "Kau diganggu bahkan saat menghadiri acara reuni seperti ini," katanya dengan nada yang lembut, tapi kata-katanya menusuk lebih dalam dari yang ia harapkan. "Mengapa kau tidak membalas mereka yang merendahkanmu? Kenapa hanya diam saja? Kau menua sia-sia." Richalle hanya bisa menatapnya tanpa kata, sesekali menghembuskan napas kecil, mencoba menenangkan diri. Ia bukannya tidak ingin melawan, rasanya tidak ada gunanya berbicara dengan mereka. Bahkan, ia sudah jijik melihat wajah bima dan Erika. Melihat mereka sama saja mengingatkan nya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status