Share

8. Menarik

Penulis: LiaBlue
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-13 14:54:29

“Aku udah resmi nikah sama Moja 2 minggu lalu, dan kami mau bikin pesta waktu perceraian kita clear. Makanya besok cepat datang, biar prosesnya juga semakin cepat,” lanjut Yuda.

Aina tertawa miris dalam hati. “Resmi menikah 2 minggu lalu? Jadi, dia menalakku hari itu, dia langsung menikahi kekasih tersayangnya itu? Cih, benar-benar bajingan,” rutuk Aina dalam hati.

“Lihat, kamu benar-benar berniat tidak ingin pergi ‘kan? Kamu sangat tidak ingin bercerai denganku, aku tahu itu. Tapi bagaimana pun itu, aku dan kamu tetap akan bercerai, aku tetap akan menceraikanmu. So, tidak usah berharap lag—”

“Jam setengah delapan, aku akan tiba di depan gedung itu jam setengah delapan,” tukas Aina tenang. Ia mengangkat kepalanya, lalu menatap Yuda dengan sorot dingin. “Kalau begitu, sampai jumpa besok pagi.”

***

Aina menatap jam pada layar ponselnya. Ia berdecak karena Yuda tak kunjung terlihat di lokasi.

“Kemarin dia suruh aku cepat datang, sekarang dia yang telat? Ck, aku gak bisa nunggu terlalu lama lagi, aku juga harus kejar waktu ke perusahaan Jabio Prop buat wawancara.”

Aina berjalan maju mundur tak sabaran di depan sebuah gedung. Ia sudah menunggu Yuda di sana hampir 1 jam, tetapi mantan suaminya itu masih tak terlihat.

“Kamu gelisah sekali. Cih, udah aku duga, kamu itu pura-pura sok kuat.”

Suara berat nan sinis itu sedikit mengejutkan Aina. Ia menoleh ke belakang, dan mendapati Yuda sudah berdiri di belakangnya.

Aina menatap Yuda dengan pandangan tak berminat. “Aku udah nunggu kamu di sini hampir satu jam lamanya. Bukannya kita udah janji ketemu di sini jam setengah delapan?”

“Cih, masih aja pura-pura. Oh, apa ini bakal kamu jadiin alasan buat merajuk dan bilang gak mau jadi cerai atau mau tunda proses cerainya? Heh, aku gak bisa kamu atur-atur, ya. Istri aku itu sekarang adalah Moja, tadi aku ngantar dia dulu ke rumah sakit buat kerja, baru ke sini. Jadi kamu tidak usah terus berharap untuk kembali rujuk dengank—”

“Aku benar-benar gak punya banyak waktu melayani dramamu, Yuda. Sekarang ayo masuk dan urus prosedurnya. Aku masih ada kerjaan setelah ini.”

Yuda ternganga tak percaya melihat Aina masuk ke dalam gedung setelah menyela kalimatnya. Matanya memicing, setelahnya ia berdecih sinis. “Dia masih aja mau berakting. Palingan nanti sampai di dalam, bakal buat alasan untuk tidak jadi urus perceraian. Misal tiba-tiba mules, atau sakit kaki, sakit mata, lalu kabur supaya gak jadi cerai denganku. Cih, Aina, Aina, kamu kira aku akan termakan aktingmu ini?”

Yuda dengan percaya dirinya berjalan masuk ke dalam gedung. Ia tersenyum pongah, penuh percaya diri, merasa Aina benar-benar tak ingin bercerai dengannya.

“Jadi punya saya udah lengkap semuanya ‘kan, Mbak?”

“Sudah, Mbak.”

Aina menoleh cepat ke belakang. “Yuda, kenapa kamu masih jalan santai? Cepat ‘lah, ini sudah ditunggu. Aku juga buru-buru, masih ada urusan setelah ini! Berkasku udah lengkap semua, tinggal berkas-berkasmu.”

Yuda terbengong dengan ekspresi tak percaya. “Hah?”

Aina berdecak melihat Yuda bengong dengan wajah bodohnya. Ia melangkah cepat, lalu merampas map di tangan pria itu. “Semua ada di sini ‘kan?”

Yuda melongo, tampak semakin bodoh melihat Aina memberikan map miliknya kepada staf Pengadilan Agama.

“Ini punya mantan suami saya, Mbak.”

“Hah?” Staf itu pun bingung. Ia menatap Aina dan Yuda bergantian. “Tunggu dulu, kalian ini—yang mau bercerai? Maksudnya, suami istri yang mau bercerai?”

“Iya, Mbak,” jawab Aina, “bisa langsung diproses gak, Mbak? Saya agak buru-buru, kalau prosedur awalnya sudah selesai, saya bisa pergi dulu sekarang ‘kan?”

“Mm, jadi sebenarnya siap yang mau menggugat?” tanya staf itu dengan ekspresi bingung.

“Siapa yang mau menggugat? Maksudnya, Mbak?” sahut Aina balik bertanya.

Staf Pengadilan Agama itu pun tersenyum kikuk. “Sepertinya Mas dan Mbak-nya belum paham cara pengajuan perceraian, ya? Ini gak sama kayak mau nikah, Mas, Mbak. Jadi ....”

Staf Pengadilan Agama itu pun menjelaskan prosedur perceraian kepada Aina dan Yuda. Setelah sama-sama paham, Aina dan Yuda saling tatap, lalu berserobot untuk berbicara lebih awal.

“Saya yang gugat, Mbak!”

Yuda menoleh cepat ke arah Aina. “Kamu? Tidak usah semakin menjadi, Aina! Cukup aktingnya, aku gak bakal dapat perhatianku.”

Aina menggulir bola matanya. “Tolong proses dataku aja, Mbak. Aku ‘kan yang lebih dulu ngasih data-datanya, jadi aku yang mau jadi penggugat. Lagian, kami pisah emang karna dia, Mbak. Dia selingkuh, dan sekarang udah nikah lagi sama orang lain, padahal kami belum cerai secara sah di hukum negara.”

Yuda menggeram. “Aina!”

“Lihat, Mbak. Dia bahkan berani ngebentak saya di sini, loh.” Aina mengadu seperti seorang istri lemah, dan ingin dikasihani.

“Mas, tolong jaga sopan santunnya di sini, ya,” tegur staf tersebut, “saya akan proses sekarang ya, Mbak. Silakan isi formulir ini, Mbak.”

“Gak bisa! Harus saya yang gugat dia, Mbak! Dia ini jadi istri gak becus, Mbak! Dia—”

“Dua tahun nikah!” Aina segera menukas kalimat Yuda, lalu kembali menatap staf administrasi tersebut. “Dua tahun saya jadi istri yang bodoh, selalu patuh, kurang makan, kurang jajan, kurang kasih sayang, Mbak. Dia malah asik-asikan sama mantan pacarnya yang sekarang udah sah jadi istrinya. Dia sendiri yang bilang sama saya di tempat kerja saya, Mbak. Ah, saya bisa ambil bukti dia lagi mesra-mesraan sama cewek lain di lokasi rumah makan tempat saya kerja, Mbak. Kebetulan di sana ada CCTV dan saya bisa kasih itu ke Mbak-nya.”

Yuda melotot. Ia tak tahu harus menyanggah seperti apa. “Brengsek, aku lupa dia begitu pintar dan cerdik. Ck, biarin aja dia yang gugat, yang penting kami cerai. Terserah ‘lah,” batinnya kesal.

“Liat, dia diem, Mbak. Karna itu benar,” decih Aina melihat Yuda terdiam tak lagi mendebat.

“Baik, isi saja formulirnya, Mbak.”

“Siap, Mbak! Kalo bisa, kami segera cerai beneran, Mbak,” ucap Aina.

Yuda menatap Aina dengan sorot bingung serta tak percaya. Ia pun tak suka dengan ekspresi Aina yang terlihat benar-benar ingin segera bercerai dengannya. “Apa dia benar-benar semangat untuk bercerai? Gak mungkin, selama ini dia udah cinta mati padaku, gak mungkin secepat itu berubah hati ‘kan? Aku akui, aktingmu sangat bagus, Aina, cih.” Lagi-lagi Yuda bermonolog dalam hati.

“Dengan ini aku ingin menegaskan, kalau bukan aku yang dibuang, tapi aku yang membuang sampah semacam dia,” tegas Aina dalam hati.

Aina tak sadar, jika sedari tadi ia diperhatikan oleh sepasang mata dari balik dinding kaca. Meski berada di ruangan berbeda, tetapi orang itu dapat mendengar samar celotehan Aina yang begitu berani dan cerdas berdebat.

Kedua sudut bibir orang itu terangkat, membentuk senyum tipis. “Cukup menarik.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   43. Ternyata Pria Kaya

    “Bener ‘kan dugaanku, Mas Darya ini pasti punya bisnis yang bagus. Karyawan biasa mana yang bisa punya rumah semewah ini? Atau bisa jadi juga warisan keluarga dia yang emang udah kaya. Jangan-jangan, sebenernya Mas Darya juga punya perusahaan sendiri kayak Pak Rey Jabio yang turun dari keluarga. Dia kerja sebagai karyawan biasa di perusahaan lain, karna gabut aja. Banyak ‘kan orang kaya yang gitu?” batin Aina sibuk menerka-nerka.“Aina.” Darya mengerutkan kening melihat Aina bengong di samping mobil, bahkan tak sadar saat ia memanggil. Darya pun mendekat, lalu menepuk pelan bahu Aina. “Ai.”“Eh?” Aina terkejut, ia mendongak menatap Darya yang mengerutkan kening heran memperhatikannya. “Ah, maaf, Mas.”Darya menggeleng. “Kamu beneran gak ngantuk? Kalo gitu, tidur aja dulu. Ayo kita masuk, kamu bersih-bersih, abis itu makan bakso, terus tidur ben

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   42. Sudah Diduga

    “Bentar, ya. Aku beli makanan dulu.” Darya menepikan mobilnya di tepian jalanan di mana banyak penjual kaki lima. “Kamu mau cemilan apa? Atau ada sesuatu yang mau kamu beli?”“Ah? Enggak ada, Mas,” jawab Aina.“Aku turun bentar, ya. Gak lama, kok.”Aina tersenyum lalu mengangguk. “Iya, Mas. Gak pa-pa.”Aina memperhatikan Darya tengah membeli beberapa makanan. Entah itu martabak manis, gorengan, dan makanan lainnya.“Belinya agak banyak, ya. Berarti di rumah Mas Darya ada orang, ya? Keluarganya? Kalo buat sendiri, kayaknya gak mungkin sebanyak itu,” gumam Aina.Darya benar-benar tak menghabiskan banyak waktu untuk membeli berbagai makanan. Ia kembali ke mobil, lalu melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.Hingga beberapa menit kemudia, pergerakan mobil Darya mulai memel

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   41. Orang Pertama

    “Ayo, Mas, kita pergi.”Darya yang sempat melongo, lalu mengangguk kaku. “O-oh, iya, ayo kita pergi sekarang.” Ia melirik Rey sekilas, lalu segera mengajak Aina ke arah mobilnya. “Kita ke langsung ke rumahku.”“Beraninya kau sok menasehatiku? Wanita breng-sek! Urus saja hidupmu yang kacau itu, jelas-jelas kehidupanmu lebih buruk dari padaku, tapi sok-sokan menasehatiku! Wanita breng-sek!” teriak Tita kesal dan marah karena dinasehati oleh Aina.Aina tak menghiraukan celoteh Tita. Ia masuk ke dalam mobil ketika Darya membukakan pintu mobil mewah itu untuknya.Semua orang yang melihat itu terdiam serta terkejut melihat mobil Darya, terkecuali Rey. Bahkan Yuda dan Moja sudah melotot memastikan merek mobil yang dinaiki Aina.“Itu—bukannya mobil mewah itu yang kemarin aku lihat? Waktu itu aku mengira salah lihat, berarti wani

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   40. Sudah Gemas

    “Ayo kita pulang sekarang.” Darya mengajak Aina segera pergi dari sana.“Ini udah kelar, Mas?” tanya Aina ragu. Ia melirik Jotan dan Rey bergantian.“Sudah selesai, Aina. Tita dipecat,” jawab Jotan.“Saya hanya salah paham, Pak. Kenapa saya dipecat?” protes Tita masih tak tahu diri.“Diam ‘lah, Tita. Jangan sampai Om pun ikut diseret karena kasus kamu ini. Om akan carikan kerjaan di tempat lain, jangan membuat semuanya makin kacau,” bisik Sahril ketar-ketir, karena Rey masih ada di sana.“Tapi, Om, aku ‘kan—”“Bahkan kamu masih belum merasa bersalah, ya? Kamu masih ngerasa benar?” tukas Jotan tak habis pikir.“Ini hasil didikanmu, Sahril? Sepertinya keponakanmu ini sudah terlalu merasa aman di perusahaan ini. Apa dia mengira perusah

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   39. Tidak Puas

    Aina menoleh, ia melihat Darya datang. Aina tersenyum tipis ke arah Darya. Sedari tadi Aina merasa sangat tertekan, karena merasa dirinya sendirian di sana, tak ada sokongan. Namun, ketika melihat Darya, beban Aina seakan berkurang, tekanannya pun seakan ikut menguap perlahan.Darya mendekat ke arah Aina, lalu tersenyum menenangkan wanita itu. Sedari tadi ia sudah coba sabar, akhirnya sekarang tak tahan untuk tidak keluar dari mobil, menemani Aina yang terlihat begitu jelas tengah tertekan serta tak nyaman.Darya menepuk pelan bahu Aina sembari terus tersenyum. “Gak usah takut, kamu gak salah,” bisiknya meyakinkan Aina.Rey melongo melihat tindakan lembut Darya kepada Aina. Ia menaikkan sebelah alisnya, lalu melirik ekspresi wajah Darya. “Cih, ternyata pria kaku ini juga bisa lembut, dan manis sama orang, ya?” ejeknya dalam hati.Darya mengangkat kepalanya, lalu menat

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   38. Dipecat

    “Anda atasan di perusahaan ini, ya?” Tiba-tiba Moja bersuara dengan nada sok imut, bahkan tersenyum ke arah Rey. “Saya cuma mau kasih saran, sih. Karna kebetulan saya juga kenal sama Aina waktu kuliah. Kayak yang dibilang sama Yuda, Aina ini gak cocok sama sekali loh kerja di sini. Dia ini—”“Kau siapa lagi?” tukas Rey malas, “sudah ‘lah, orang-orang yang tidak berkepentingan kayak kalian, silakan pergi dari sini, atau ingin saya panggil satpam untuk mengusir kalian?”“Kami cuma pengen kasih masukan, kok. Kok Anda marah begitu, sih?” cetus Moja sedikit ketus.“Atasan kami ‘kan udah bilang, kalian gak diperlu ikut campur. Beliau bukan cuma atasan, beliau ini adalah Rey Jabio—CEO perusahaan ini sekaligus orang yang paling berwewenang di perusahaan ini. Jadi tolong lebih sopan ‘lah,” tegur Jotan ikut muak dengan Moja

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status