Share

Resmi Bercerai

last update Last Updated: 2025-02-08 22:42:55

Tak terasa sudah satu bulan berlalu, Kalea sudah resmi bercerai dari Kay yang kemarin berstatus menjadi suaminya. Kini dia harus bisa bangkit dari rasa sakitnya, karena masih ada orang yang harus dia perjuangkan yaitu Ayahnya yang masih terbaring di rumah sakit.

"Astaga, aku lupa belum belanja. Lebih baik aku ke swalayan di depan sana." Menutup pintu kulkasnya yang hanya berisikan buah dan air mineral saja.

Kalea segera memakai hodie nya, walaupun dia memakai baju tidur lengan panjang tapi cuaca di luar sedang begitu dingin karena angin. Setelah mengambil dompetnya, segera keluar dari rumah menuju swalayan yang tak jauh dari apartemennya.

Dengan berjalan kaki akhirnya sampai di swalayan, segera dia memilih bahan sayuran dan daging. Namun tiba-tiba matanya menuju ke arah mie instant, lalu dia melihat jam tangan ternyata sudah waktunya makan malam.

"Lebih baik aku memakan ini saja, masaknya besok pagi saja. Lebih cepat dan praktis." Mengambil beberapa mie instant berbagai jenis dan model cup, karena dia cukup lama tak mengkonsumsi mie instan.

Usai membayar belanjaannya segera keluar dari swalayan, namun tiba-tiba seseorang menabraknya sehingga belanjaannya jatuh berserakan.

"Hei, jalan itu pakai mata!" Bentak orang yang sudah menabrak Kalea.

Kalea bangkit setelah mengambil beberapa barang belanjaan yang jatuh, "Anda yang harusnya jalan pakai mata, bukan saya. Karena Anda yang sudah menabrak dan mata Anda fokus pada ponsel." Matanya menatap ke arah ponsel yang sedang di pegang oleh wanita yang menabraknya.

"Kau ini!" Hendak melayangkan tamparan, namun salah satu scurity melihat dan memperhatikannya, sehingga wanita itu tak jadi melakukan tamparan lalu membatalkan niatnya.

"Awas saja kau! Jika bertemu lagi akan aku beri pelajaran!" Kesalnya sembari melenggang pergi dari hadapan Kalea.

Kalea hanya terdiam, salah satu scurity mendekatinya dan bertanya pada Kalea apa yang baru saja terjadi.

"Ada apa tadi, kenapa sepertinya dia akan menamparmu?" Tanya pria yang bekerja sebagai scurity swalayan tersebut.

"Dia menabrak ku hingga belanjaanku jatuh, tapi dia yang marah-marah. Entahlah," kata Kalea.

"Biarkan saja sudah, apa perlu aku bantu membawanya? Dimana suamimu?" Tanyanya.

Kalea terdiam saat di tanyai tentang suaminya, "Aku bisa membawanya sendiri, Leo kamu akan bekerja bukan? Bekerjalah, cukupi untuk anak dan istrimu." Senyum Kalea, dia mencoba mengalihkan pertanyaan temannya.

"Aku baru saja datang karena shift ku malam sampai pagi, tak apa jika ingin aku bantu. Ngomong-ngomong bagaimana kabarmu?" tanya pria bernama Leo tersebut.

"Baik, seperti yang kamu lihat." Mencoba tersenyum.

"Tumben sekali kamu disini, apa kau sedang pulang untuk mengurus rumah?" Tanyanya lagi.

Kaela terdiam tak langsung menjawab, karena ia bingung menjawabnya bagaimana. Pasti temannya itu akan tahu keadaan dirinya nanti, akan sangat malu jika seseorang mengetahui jalan cerita hidupnya.

"Hem, iyah. Aku ingin tinggal disini untuk sementara, sembari mengawasi perkembangan Ayah. Oh iya, apa kamu besok bisa datang kerumah bersama putramu dan istrimu?" Tanya Kalea.

"Tentu saja, aku akan menghubungimu besok saat mau datang," kata Leo.

"Baiklah, aku tunggu. Eh tunggu dulu." Mengeluarkan minuman kaleng, permen, dan coklat yang dia beli, dan memberikannya pada temannya.

"Ini untuk putramu, dan ini minuman untukmu. Selamat bekerja, salam untuk istri dan putramu. Aku pulang dulu." Segera pergi meninggalkan area swalayan dan temannya itu.

"Terimakasih Kalea, jika butuh bantuan apapun bilang saja." Teriak Leo pada temannya, yang di jawab dengan anggukan oleh Kalea dari kejauhan.

Sesampainya dirumah Kalea segera memasak mie instan lebih dulu karena perutnya sudah keroncongan, sembari menata belanjaan yang tadi dia beli ke dalam kulkas dan lemari penyimpanan lainnya.

Akhirnya mie instan itu matang, tak lupa dia tambahkan toping seperti telur, rumput laut, keju, sosis, dan sayuran. Duduk di meja makan sendirian baginya sudah terbiasa kini, karena sudah satu bulan dia tinggal dirumah seorang diri.

Kalea sudah mengambil pekerjaan baru beberapa hari lalu karena kontrak dengan perusahaan lamanya sudah usai, walaupun pekerjaannya hanya dari rumah. Kalea tak memperpanjang kontrak walaupun bayarannya di naikkan oleh perusahaan tersebut, dia ingin mengetahui banyak perusahaan lainnya juga, walaupun Kalea selalu meminta kontrak itu habis setelah pekerjaan yang di berikan selesai.

Semangkuk mie akhirnya di lahap habis oleh Kalea yang kelaparan, "Akhirnya aku bisa makan mie dengan nikmat, lama sekali aku tak menikmati ini. Hidupku dulu terlalu banyak aturan dan terkekang, saatnya untuk jadi diri sendiri tanpa tekanan," ucapnya pada diri sendiri.

Setelah perceraiannya resmi Kalea merasa lega tak punya ikatan lagi dengan Kay pria yang sudah mengkhianatinya, juga lepas dari tekanan mertuanya yang selalu membandingkan dirinya, merendahkannya, menghinanya, hingga ringan tangan kepadanya.

Kini Kalea harus bahagia setelah lepas dari penderitaannya yang begitu kejam, hidup yang seperti terasa di penjara. Tertekan dengan kata-kata yang membuatnya luka, dan sikap dari orang yang sangat membuatnya muak.

Kalea masuk kedalam kamarnya, dia sudah membereskan peralatan makan, lalu mengecek ponsel untuk melihat adakah email masuk hari ini atau hal penting lainnya.

"Astaga, aku di beri waktu tiga hari untuk pekerjaan itu. Huft, aku harus bisa. Baiklah malam ini aku harus lembur sepertinya, agar dalam waktu tiga hari aku bisa datang ke kantor menyerahkannya," ucapnya sembari menatap meja kerjanya.

Meletakkan ponselnya kembali ke atas meja, dia mencuci muka dan bersih-bersih sebelum mengerjakan pekerjaannya, mungkin akan begadang hingga larut karena ia tak mau pekerjaan itu tertunda terlalu lama.

Di sisi lain ...

Sementara di rumah orang tua Kay sedang ada ketegangan, karena Kay membawa wanita yang akan di kenalkan pada orang tua dan keluarganya.

"Siapa dia?" Tanya Ayah kay.

"Alora kekasihku, di-dia ..."

"Aku Alora Om, saat ini sedang mengandung anak Kay, jadi aku ingin tanggung jawabnya segera." Tegas wang wanita.

"Kay, dia wanita yang kamu bilang waktu itu? Waktu kamu belum cerai dengan Kalea?" Tanya Ibu.

"Iya Bu, jadi restui kami karena dia sedang mengandung anakku. Bukankah kalian menginginkan cucu, jadi restui kami agar bisa menikah langsung," pinta Kay pada kedua orang tuanya.

"Ayah, kita restui saja. Bukankah kita menginginkan cucu, jadi ayo kita restui dan nikahkan mereka," saran Ibu Kay.

"Baiklah Ayah restui kalian, tapi ..."

"Aku ingin pernikahan yang mewah di hotel bintang lima atau digedung yang bagus, dan semuanya aku yang pilih dari dekorasi, gaun, sovenir, dan lainnya. Anda hanya cukup mengeluarkan uang saja," ujar sang wanita calon istri Kay.

Ayah Kay terdiam mendengar wanita yang akan di jadikan istri oleh putranya, bukankah jika di dengar wanita ini sangat materialistis akan harta. Padahal Ayah Kay hendak menyarankan pernikahan yang sederhana saja, karena ini adalah pernikahan kedua putranya yang belum lama berpisah dengan istrinya.

Tentu itu sangat berpengaruh pada keluarga juga perusahaannya, karena pasti pandangan masyarakat dan rekan bisnis juga pandangan mereka pada keluarganya..

"Ayah, bukankah ini ide bagus karena kita sudah lama sekali tidak mengadakan acara pesta. Dia menantu idamanku." Tersenyum dan menyambut tangan calon istri Kay.

Tak mau di tatap buruk oleh calon menantu akhirnya Ayah Kay mengiyakan untuk sementara, "Baiklah, biar aku hitung anggarannya lebih dulu. Akan kita bicarakan lagi nanti, tapi ..."

"Tapi apa?" Tanya Kay.

Dengan tatapan ragu, "Apa itu benar-benar anakmu?" tanya Ayahnya.

"Tentu saja dia anakku, karena aku yang selalu menyentuhnya." Lirihnya dengan sedikit malu.

"Baiklah, antarkan dia pulang dulu." Titah Ayahnya.

"Jangan suruh dia pulang, mereka akan menginap disini malam ini. Aku takut cucuku kenapa-kenapa di jalan," ujar Ibu Kay.

"Hem, terserah kalian saja. Ayah masuk keruang kerja dulu." Beliau langsung bangkit dan pergi menuju keruang kerjanya.

Sementara calon istri Kay sangat senang karena permintaannya di turuti, dan juga Ibu Kay selalu mendukungnya untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, walaupun baru kali pertama bertemu tapi karena kehamilannya itu mampu menghipnotis Kay dan keluarganya.

'Untung saja kandungan ini tidak aku gugurkan, jadi aku bisa mengandalkannya sebagai kunci emasku untuk mendapatkan apa yang aku mau dari keluarga Kay,' dalam hati Alora.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Diceraikan Dikira Mandul, Menikahi CEO Diratukan   Dinner

    Kalea diajak makan malam bersama oleh Rigel, ya mereka dinner berdua diluar. Tentu saja Rigel tetap ijin pada calon Ayah mertuanya, karena dia paham benar membawa putri semata wayang seorang Ayah, dan bertanggung jawab untuk menjaganya.Mereka menuju ke restauran makanan khas jepang, karena menunggu akhirnya Rigel ijin ke toilet sebentar dan meminta Kalea menunggu ditempat duduk mereka."Sayang, aku ketoilet dulu ya. Aku akan segera kembali," ucapnya."Baiklah, jangan lama-lama." "Oke." Segera berlalu.Kalea memainkan ponselnya sembari menunggu makanannya, tapi tiba-tiba seseorang mendekati Kalea."Oh ini wanita yang sudah dibuang malah dipungut oleh CEO muda dan kaya, padahal tidak bisa memiliki keturunan tapi masih saja pria itu mau menajdiaknya istri." Ucap seorang wanita, dan suara itu tak asing bagi Kalea hingga dia menoleh kearahnya."Oh Nyonya, bagaimana kabar Anda? Apa Anda sedang membicarakan saya?" Menoleh kebelakang, ternyata dibelakangnya ada mantan Ibu mertuanya."Mantan

  • Diceraikan Dikira Mandul, Menikahi CEO Diratukan   Akhirnya Tersebar Beritanya.

    Kalea kembali lagi kerutinitas setelah melakukan acara pertunangan kemarin dengan Rigel, semua orang kantor tak menyangka jika mereka akan berjodoh. Namun tetap saja, dimana pun tempatnya pasti ada orang yang tak suka.Seperti saat ini, semua staf mengucapkan selamat pada Kalea. Kecuali beberapa orang, yang berada disatu lantai dengan tempat kerja Kalea.Mereka mencari tahu masa lalu Kalea, hingga merasa muak saat melihat Kalea yang ternyata berhasil menaklukkan hati CEO mereka yang terkenal dingin juga tak bisa didapatkan oleh wanita manapun."Dasar wanita j*****! Bukankah dia sudah jelas membuat Bos kita tergoda dengannya, entah jurus rayuan apa yang dia berikan pada Tuan Rigel." Ketusnya."Mungkin tubuhnya, bukankah menjadi janda itu kesepian? Dan membutuhkan belaian dari seorang pria, mungkin dia mengandalkan itu." Senyum sinis."Astaga, aku kira dia wanita baik-baik. Tapi ternyata busuk sekali," timpal lainnya.Ketiganya menatap Kalea dengan penuh kebencian, sedangkan Kalea tak m

  • Diceraikan Dikira Mandul, Menikahi CEO Diratukan   Benarkah Kabar Itu?

    Kay sampai rumah, saat pulang dia baru saja membuka pintu. Rumahnya tampak berantakan, banyak barang-barang tidak ditempatnya. Alora sedang santai menonton tv, sedangkan anak mereka tengah tidur."Alora, bisakah kamu membereskan yang bertantakan ini? Mumpung anak kita sedang tidur," pinta Kay dengan nada lembut, namun dia sebenarnya lelah karena istrinya tidak pandai mengurus rumah."Aku sangat lelah mengurus anak kita seharian, jadi biarkan saja. Besok minta ibumu untuk mencari pembantu, agar kekacauan ini cepat diberikan." Tanpa menatap suaminya."Setidaknya suamimu pulang, ambilan dia segelas air untuk minum." Ujar Kay."Semua sudah tersedia dimeja makan, kenapa harus disediakan lagi. Kamu terlalu merepotkan saja, sudahlah aku mau tidur. Kamu makan sendiri saja." Bangkit dari duduknya, dan meninggalkan Kay sendirian yang tercengang melihat sikap istrinya.Dalam hati ingin sekali mengomel pada Alora, tapi dia sudah tidak banyak energi karena kerja hingga malam. Akhirnya seperti bias

  • Diceraikan Dikira Mandul, Menikahi CEO Diratukan   Acara Pertunangan

    Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu oleh Rigel tiba-tiba, mereka mengadakan pesta pertunangan dihotel milik Kakak Rigel yaitu Daru. Semua persiapan dilakukan dengan baik, orang tua Rigel begitu amat antusias dengan acara pertunangan putranya. Semua staf dan karyawan perusahaan Rigel juga terkejut dengan berita pertunangan kedua orang tersebut, yang terkadang seperti musuh dikantor.Tapi siapa sangka, keduanya malah berjodoh. Takdir memang tak ada yang tahu, tak ada yang bisa menebak kelanjutan nasib manusia."Ayah? Apa aku bisa?" tanya Kalea pada sang Ayah yang menemaninya diruangan rias."Tentu saja, Ayah yakin sakli kali ini Ibumu sangat merestui. Keluarga Rigel juga begitu hangat menyambutmu, terutama orang tuanya. Jika tidak setuju, mereka pasti sudah membatalkan pertunangan ini dan tidak merestui hubungan kalian." Ujar Ayah Kalea."Iya Ayah, tapi apa tidak terlalu cepat? Ini baru tiga bulan lebih aku bercerai, tapi aku sudah memulai hubungan yang baru." Ujar Kalea merasa khawatir

  • Diceraikan Dikira Mandul, Menikahi CEO Diratukan   Merasa Di Hargai

    Kini Rigel menuju ketempat dimana dia memesan cincin pertunangan, butuh waktu satu pekan untuk menyelesaikan desain yang di inginkan oleh Rigel, karena itu sangat spesial untuk wanitanya."Tuan, cincin Anda sudah selesai. Coba Anda lihat ini, apa ada kesalahan atau tidak." Menejer toko perhiasan."Baiklah."Rigel bangkit dari duduknya bersama dengan Kalea, mereka melihat cincin yang sudah dibuat dengan cantik juga elegan."Bagaimana kamu bisa mendesainnya?" tanya Kalea."Dulu aku pernah bekerja ditoko prhiasan, aku mempelajari beberapa desain hingga aku bisa membuat desain perhiasan sendiri." Jawaban Rigel."Wow, seorang CEO pernah bekerja di toko perhiasan. Itu sangat langka," ungkap Kalea yang terpukau dengan Rigel calon suaminya."Kenapa? Aku memulai semuanya dari nol tanpa nama Ayah, atau bantuan keluarga. Jadi aku juga harus bekerja dari nol, untuk memulai hal besar. Harusnya kamu bangga bukan memiliki calon suami sepertiku." Menatap ke arah Kalea."Tentu aku sangat bangga, apa b

  • Diceraikan Dikira Mandul, Menikahi CEO Diratukan   Persiapan one

    Kalea menengkok kearah belakang, cukup terkejut karena dia bertej dengan pria yang sama sekali tidak ingin dia temui. "Kay." Dengan lirih, tangannya mengepal namu Rigel menggenggam tangan Kalea agar tidak usah takut dengan masa lalunya."Sedang apa kamu disini? Ada perlu apa?" tanya Kay yang mendekati Kalea."Itu bukan urusanmu." Ketusnya."Ah iya, waktu itu Ayahmu menelfon. Dan bertanya tentang kita, aku tidak memberitahu dan hanya membritahu sedikit saja. Dan ...." Melihat tangan Rigel menggenggam tangan Kalea."Apa kalian memiliki hubungan? Bukankah Anda Tuan Rigel?" tanya Kay."Ada urusan apa Anda menanyakan hal itu? Bukankah kalian sudah Tidka memiliki hubungan apapun, jadi terserah Kalea mau pergi dan dekat dengan siapa." Tegas Rigel, memberikan sinyal jika dia tidak suka dengan perkataan Kay."Akh maaf Tuan Rigel, sedikit informasi. Jangan sampai kamu dekat dengannya, atau bahkan menikahinya. Mungkin menjadikan wanita ini simpanan boleh saja, karena dia tidak akan memiliki ana

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status