Share

Bab 10

Lillia terus tertidur, dia tidak mendengar apa pun. Saat terbangun, dia baru menyadari bahwa Moonela tidak memarkirkan mobilnya di depan pintu studio, melainkan di kompleks apartemen yang baru dibangun. Dia menatap Moonela yang sedang memainkan ponselnya di kursi sopir, lalu bertanya, "Ada klien?"

Melihatnya sudah bangun, Moonela melambaikan kunci di tangannya, lalu berkata, "Tentu, aku mau membawamu melihat dunia luar!"

Setelah turun dari mobil, Lillia baru menyadari bahwa Moonela bukan membawanya menemui klien. Ini adalah apartemen yang dibelikan Moonela untuknya secara diam-diam. Tempat ini terdiri dari tiga ruangan, tetapi cukup untuk ditinggali Lillia sendirian.

Moonela berkata dengan perhatian, "Kamu nggak bisa terus tinggal di studio. Tidurmu nggak nyenyak dan kurang aman di sana. Tempat ini dekat dengan studio. Kamu masih belum bercerai, aku takut pria berengsek itu akan merebutnya. Jadi, tempat ini masih di bawah namaku. Setelah kamu bebas nanti, aku akan menggantinya menjadi namamu."

Lillia memegang kunci itu, tidak tahu harus bagaimana bereaksi.

Moonela melambaikan tangannya. "Duh, uang ini semua hasil jerih payahmu. Kamu selalu mendapat bagian yang kurang setiap tahunnya. Kali ini anggap saja aku mengganti kerugianmu! Aku masih berharap sketsamu bisa membawa kesuksesan untukku!"

Mendengarnya, Lillia tidak lagi merasa sungkan. Dia menerima kunci itu dari Moonela.

Keesokan paginya, Lillia terbangun karena telepon. Begitu membuka ponselnya, ternyata ada 33 panggilan tak terjawab. Moonela meneleponnya 32 kali, sementara 1 lagi adalah panggilan dari Claude.

Lillia langsung menelepon Moonela, "Ada apa?"

"Nggak apa-apa, aku hanya mau mengingatkanmu untuk nggak usah sibuk bekerja sementara ini. Awalnya aku khawatir kamu nggak sempat menggambar desainnya. Tapi sekarang ternyata ada klien yang mengeluh gaun yang mereka pesan nggak sesuai dengan permintaan mereka. Mereka nggak mau uang mukanya lagi dan bersikeras mau meretur semua pesanan. Pakaian jadinya masih digantung di toko. Kerja kerasmu belakangan ini sia-sia."

Lillia mengerutkan alisnya. "Nggak sesuai dengan permintaan mereka?"

Setelah beroperasi selama ini, studio mereka belum pernah menemui masalah seperti ini. Studio mereka masih kecil dan reputasinya masih belum terlalu terkenal. Tidak mungkin ada merek ternama lainnya yang akan menargetkan mereka.

Lillia meremas ponsel di tangannya dengan erat. "Aku akan ke sana sekarang juga. Tunggu sebentar." Setelah itu, Lillia mengakhiri panggilan itu dan bergegas memanggil taksi untuk pergi ke studio. Di tengah perjalanan, dia masih membalas pesan dari Moonela.

Tiba-tiba, muncul notifikasi tweet baru di Twitter. Ternyata itu adalah tweet dari Nikita. Lillia telah lupa sejak kapan dia mengikuti akun media sosial Nikita dan entah apa tujuannya saat itu. Namun, dia mengeklik notifikasi itu.

[ Hal yang paling membahagiakan dalam hidup ini adalah ada orang yang mengorbankan segalanya untuk melakukan suatu hal untukmu. ]

Di bawahnya adalah swafoto Nikita, dengan latar gedung perusahaan Queen. Di bagian kanan bawah foto itu terlihat pundak seorang pria. Jas yang dikenakan pria itu terbuat dari bahan berkualitas tinggi, dengan desain yang sangat teliti. Hari ini, Lillia melihat Claude mengenakan jas ini di kantor Cedron.

Lantaran tidak bisa mendapat desain dari Lorraine, pria ini malah menghancurkan bisnis orang. Dia bahkan tidak mempertimbangkan nasib istri sahnya. Memang pria berengsek! Lillia menekan tombol unfollow, lalu mematikan ponselnya dengan gusar.

....

Saat ini, pekerjaan di studio sangat sibuk. Telepon terus berdering bersahut-sahutan. Saat mendengarnya, sebagian besar telepon itu adalah untuk meretur pembelian mereka.

"Apa kalian sudah menghubungi klien? Apa katanya?"

Moonela awalnya tidak ingin membuat Lillia khawatir. Namun, dia benar-benar tidak bisa mengendalikan emosi lagi saat melihat jumlah retur yang semakin bertambah. "Mereka hanya cari-cari alasan mengatakan desainnya nggak cocok. Aku susah payah mencari tahu dari langganan kita, katanya mereka menerima sejumlah uang dari orang. Lalu bertanya apakah kita menyinggung seseorang."

Siapa lagi yang bisa mereka singgung? Hanya Claude satu-satunya! Lillia bertanya dengan terus terang, "Berapa kerugiannya?"

"Semua pesanan itu adalah gaun yang dirancang khusus sesuai permintaan klien. Awalnya aku berencana akan membayar ke pihak pabrik setelah klien melunasi sisa pembayaran. Sekarang mereka nggak mau barangnya lagi. Kalau nggak dapat sisa pembayaran dari klien, kita nggak bisa melunasi utang ke pihak pabrik."

"Setelah ditotal, jumlahnya hampir 40 miliar ...."

Empat puluh miliar .... Mereka benar-benar bisa bangkrut kalau begitu. Lillia benar-benar kesal sekarang. Saat baru saja ingin mengatakan sesuatu, ponselnya tiba-tiba berdering. Ternyata itu adalah panggilan dari Claude.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status