Moonela sudah lama meninggalkan kediaman keluarganya, juga jarang berhubungan lagi. Apabila situasinya tidak mendesak seperti ini dan tidak bisa menemukan orang yang bisa diandalkan, dia tidak mungkin mencari Franco. Yang paling tidak disangka adalah Franco berani menolak, padahal Moonela jarang meminta bantuan darinya.Moonela geram hingga mengerlingkan matanya. Dia segera mengirim pesan suara kepada Franco yang berisi makian. Setelah puas, dia baru memblokir nomor pria itu.Lillia sungguh kehabisan kata-kata melihatnya. Sementara itu, Moonela menyibakkan rambut birunya sembari berucap dengan tidak acuh, "Nggak perlu merasa sedih untukku. Aku hanya anak adopsi. Jadi, kami memang nggak dekat. Kalau bukan karena nggak ada orang yang bisa diandalkan, aku pun malas meladeninya."Ketika melihat hanya ada kekesalan pada sorot mata Moonela saat berbicara, Lillia baru merasa lega. Kemudian, Moonela berpesan dengan serius, "Lillia, jangan lupa coba gaun yang kupilihkan untukmu pagi tadi. Seben
Selesai mengatakan ini, Cedron menangkap kemarahan yang terlintas di mata Claude. Dia pun tidak berani berbicara lagi. Setelah melemparkan sebuah undangan ke meja, Cedron bersiap-siap melarikan diri.Sebelum keluar, Cedron tidak lupa untuk menambahkan, "Kami sudah menandatangani kontrak kerja sama dengan Lorraine. Bukankah kamu ingin melihat desain terbarunya? Kalau begitu, harus datang, ya!"Cedron sudah tidak sabar untuk melihat ekspresi Claude saat mengetahui Lillia adalah Lorraine. "Pergi sana!" sahut Claude dengan dingin."Oke!" Cedron langsung melarikan diri. Sementara itu, Claude terus membaca dokumen di tangannya, tetapi tatapannya terus melirik perjanjian cerai itu.Semalam, wanita ini cukup berantusias saat di ranjang. Hari ini, dia sudah menggoda Cedron. Sungguh bernyali besar, huh!Claude yang gusar menarik dasinya. Ketika ponselnya berdering, dia mengambilnya untuk melihat dan mendapati undangan Met Gala Queen yang dikirim oleh Nikita. Kemudian, terlihat pesan di bawah.[
Lillia tidak ingin membahas kejadian semalam, jadi buru-buru menimpali, "Nggak ada hubungannya denganmu."Claude masih ingin berbicara, tetapi seketika menjadi kesal dengan perkataan Lillia ini. Dengan ekspresi dingin, dia bertanya, "Jadi, ada hubungan dengan siapa? Cedron?"Lillia tertegun mendengarnya. Mengapa pria ini tiba-tiba membawa nama Cedron?Melihat Lillia hanya diam, Claude pun mengejek, "Lillia, kamu benar-benar hebat. Kamu menggodaku, ingin bercerai denganku, bahkan juga mendekati Cedron. Kenapa aku nggak pernah sadar kalau kamu semunafik ini?""Siapa yang menggodamu?" tanya Lillia dengan ekspresi bingung. Siapa juga yang mendekati Cedron?Claude terkekeh-kekeh sinis sebelum membalas, "Yang menyuruhku lebih cepat saat berada di ranjang itu setan, ya?"Lillia terkesiap mendengarnya. Dia menatap Claude dengan tidak percaya, lalu membela diri, "Kenapa kamu nggak tanya nenekmu apa yang sebenarnya terjadi semalam?"Kalau bukan karena sarang burung itu, mana mungkin Lillia berci
Claude mengernyit dengan kuat. Dia melemparkan barang di tangannya ke tanah, lalu berbalik dan naik ke mobil. Tenaganya saat menutup pintu cukup kuat, terlihat jelas bahwa suasana hatinya sedang buruk.Lillia termangu di tempatnya selama beberapa menit. Pada akhirnya, dia memungut semua barang itu dan menaiki taksi.Setengah jam kemudian, Lillia tiba di studio dengan membawa begitu banyak barang. Sesudah naik ke lantai 2, dia baru melemparkan barang-barang itu ke samping. Lantaran tidak diletakkan dengan baik, barang di dalam kantong pun terjatuh ke luar.Itu adalah kotak yang berisikan berbagai suplemen. Sebelum ini, Priya juga selalu mengirim suplemen yang bisa membantu kehamilan. Kali ini juga masih sama.Lillia ingin membuang kotak itu ke tong sampah. Lagi pula, apa gunanya memaksa dirinya kalau Claude saja tidak ingin punya anak? Memangnya dia bisa membuahi diri sendiri?Namun, setelah dipikir-pikir, mereka akan segera bercerai. Semua barang ini akan menjadi utang budi Lillia nant
"Lupakan saja, jangan dibahas lagi. Met gala sisa beberapa hari. Lebih baik kita fokus mencari uang," ujar Lillia sambil membungkus dirinya dengan mantel, lalu duduk di depan meja kerja.Moonela menghela napas melihat temannya yang begitu maniak kerja. Dia berucap, "Benar juga, kita sangat sibuk belakangan ini. Gaun belum didistribusikan kepada para klien, belum lagi ada banyak yang harus diperbaiki nanti."Sesuai dugaan Moonela, Studio LMOON sangat sibuk karena met gala ini. Lillia tidak akan punya waktu untuk memedulikan Claude. Setelah menghadiri met gala, keduanya baru bisa merasa tenang.Uang 40 miliar ini benar-benar sulit untuk didapatkan. Saat ini, Lillia pun merasa agak menyesal karena sempat mengatakan tidak akan mengambil sepeser pun dari Claude. Padahal, bajingan seperti Claude memang seharusnya memberinya uang."Kenapa melamun?" Moonela yang berdiri di samping menyenggol Lillia. Kemudian, dia menyerahkan 2 undangan sambil meneruskan, "Cedron mengirim undangan lagi, ada nam
Gadis itu sontak tercengang mendengarnya. Dia tahu pakaian yang dirancang Lorraine sangat mahal, tetapi tidak menyangka akan semahal ini. Jadi, wajahnya langsung memerah.Lillia awalnya tidak ingin ikut campur, tetapi hal ini menyangkut reputasinya. Dia pun bangkit dari sofa, lalu menghampiri kedua wanita itu dan berkata, "Nona Nikita, di sini sangat ramai. Gimana kalau kamu mengganti gaun dulu baru membahasnya lagi?"Seingat Lillia, dia tidak pernah mendesain gaun untuk Nikita. Sebaliknya, gaun yang dikenakan gadis ini adalah hasil desainnya. Lillia yang menjahit sendiri kupu-kupu di ujung gaun itu, harganya juga hanya 600 juta. Jadi, harga 1,6 miliar yang disebut Nikita benar-benar tidak masuk akal!"Kamu?" Begitu melihat Lillia, Nikita langsung mengenalinya. Wanita ini tidak lain adalah asisten yang membantunya mencoba gaun pengantin di Studio LMOON! Dia juga wanita yang ditatap oleh Claude saat berada di pintu masuk!Nikita pun merasa malu sekaligus murka. Dia mengernyit sambil ber
Satpam itu tidak bersikap sungkan lagi. Dia sekaligus membawa gadis bergaun biru itu keluar. Gadis itu tentu panik. Dia memohon dengan sedih, "Nona Nikita, aku akan ganti rugi! Jangan libatkan orang lain dalam masalah ini!"Gadis itu meraih tangan Lillia sambil berbisik, "Aku nggak akan melibatkanmu. Apalagi aku susah payah mendapatkan kesempatan seperti ini. Kalau diusir, ganti rugi yang harus dibayar jauh lebih tinggi dari 1,6 miliar."Lillia awalnya biasa-biasa saja dengan Nikita. Dia tidak keberatan meskipun Claude punya hubungan dengan wanita ini. Namun, tindakan Nikita sudah keterlaluan. Lillia murka sampai mengempaskan tangan satpam itu dan membalas dengan dingin, "Ganti rugi apanya? Gaunnya nggak sampai semahal itu! Dia hanya memerasmu!"Ekspresi Nikita pun berubah. Dia menegur, "Siapa pula yang memerasnya? Aku saja mampu membeli gaun seharga 14 miliar di toko kalian. Ini gaun yang didesain Lorraine untukku! Ganti rugi 1,6 miliar itu sudah termasuk rendah!"Lillia tersenyum sin
Suara gadis ini terdengar sangat lembut, membuat perasaan Lillia menjadi lebih tenang. Lillia pun tersenyum sambil menyahut, "Nggak apa-apa. Omong-omong, kamu sangat cantik hari ini."Mendengar ini, gadis itu pun tersenyum dan bergegas maju beberapa langkah untuk membawa jalan. Meskipun berlari saat mengenakan gaun, tingkahnya ini tetap terlihat bermartabat.Di dalam mobil RV, gadis itu meletakkan gaun baru di atas ranjang. Begitu melihatnya, Lillia mendapati bahwa itu adalah gaun rancangannya lagi."Sepertinya, kamu sangat menyukai desainnya Lorraine," ucap Lillia sembari tersenyum."Sebenarnya, manajerku yang meminjam semua gaun ini," jelas gadis itu dengan agak malu."Semua orang suka desain Lorraine," sahut Nikita dengan nada menyanjung. Dia pun tidak lupa untuk melirik Moonela."Terima kasih. Nona Nikita, dandananmu kurang cocok dengan gaun di ranjang ini. Gimana kalau aku perbaiki gaun yang sedang kamu kenakan?" timpal Moonela yang bersikap profesional dan tidak peduli dengan san