Di lokasi konferensi pers, setelah Lillia dan Moonela duduk, Kenneth dan beberapa petinggi Perusahaan Periwinkle mulai duduk di bangku yang sudah dipersiapkan.Claude dan yang lain diatur di baris pertama depan pentas. Kebanyakan orang-orang yang duduk di baris belakang adalah tamu undangan Kenneth.Pembawa acara sangat gembira. Begitu menginjakkan kaki ke atas pentas, dia pun memulai acara. “Kesan Periwinkle di dunia luar itu adalah pelopor produk lokal, sedangkan LMOON adalah perusahaan yang masih tergolong baru. Kerja sama beda generasi ini boleh dikatakan cukup menakjubkan.” Usai berbicara, pembawa acara melihat ke sisi Kenneth. “Pak Kenneth, kenapa kamu bisa kepikiran untuk bekerja sama dengan LMOON?”Kenneth melihat ke sisi kamera. Dia membalas dengan santai, “Sebenarnya Periwinkle sudah lama menghilang dari pandangan semua orang. Bisa bekerja sama dengan LMOON adalah sebuah kehormatan bagi Periwinkle.”Kenneth berbicara seperti itu demi memberi tahu awak media. Kondisi Perusahaa
Ucapan Moonela telah memotivasi banyak orang.Wartawan yang gusar itu pun telah dibawa pihak sekuriti keluar ruangan.Saat ini sesi tanya jawab sudah berakhir. Semua orang beralih ke restoran.Lillia duduk bersama Moonela. Lillia pun menceritakan ilham yang didatangkan Kenneth sewaktu di konferensi pers tadi.“Aku merasa Periwinkle memang sudah vakum selama 10 tahun, tapi anggota member yang pernah mendukung kalian seharusnya masih punya perasaan terhadap kalian. Jadi, aku berencana mendesain pakaian tema kenangan untuk kalian.” Lillia menyerahkan catatannya kepada Kenneth.Moonela telah mengetahui desain Lillia. Saat ini, dia kelihatan tidak fokus melihat ke sekitar. Saat memalingkan kepalanya, dia pun menemukan orang yang dicari-carinya.Saat ini, kebetulan Louis juga sedang melihatnya. Tatapan kedua orang saling bertemu. Hati Moonela seketika merasa aneh. Dia segera mengalihkan pandangannya, lanjut mendengarkan perbincangan Lillia dengan Kenneth.“Tema ini bagus juga, tapi aku nggak
Lillia sungguh merasa gembira ketika mendengar jawaban Moonela.“Aku merasa alangkah bagusnya kalau kamu bisa jadian sama Kenneth.” Lillia menggandeng tangan Moonela sembari tersenyum padanya.“Semoga saja. Standar untuk bisa jadi pacar aku juga nggak tinggi. Sekarang aku semakin sibuk, aku juga nggak punya tenaga seperti di masa muda dulu.” Moonela juga merasa agak gembira.Lillia spontan merasa iba dengan nasib Louis. Lelaki pendiam seperti dirinya bukanlah pilihan Moonela.“Tadi kamu duduk 1 jam sama si Claude, tapi kalian malah nggak ngobrol sama sekali. Romantis sekali ya,” sindir Moonela.“Dia sendiri yang mau duduk, ya silakan saja. Aku juga nggak ada maksud apa-apa sama dia,” ucap Lillia dengan dingin.“Firasatku mengatakan Claude pasti masih suka sama kamu. Kalau nggak, mana mungkin dia selalu mengikutimu ke mana-mana. Aku nggak percaya dia nggak suka sama kamu!” Nada bicara Moonela sangat yakin.Dari tadi Moonela sudah mengamati sosok Claude. Kelihatan sekali dia sedang menah
“Apa yang lagi kalian lakukan? Apa salah aku datang untuk mencari istriku?” jerit si lelaki dengan suara lantang.Saat Lillia hendak mendorong si lelaki, siapa sangka pelukan si lelaki semakin erat lagi.“Kamu lepaskan dia dulu! Apa kamu nggak tahu Bu Lorraine sudah terluka karena ditabrak kamu? Sekarang dia harus ke rumah sakit!” ucap salah seorang lelaki yang menyambut kedatangan Lillia tadi.Selesai mendengar ucapan itu, pelukan si lelaki semakin erat lagi.Lillia merasa dadanya terasa sangat pengap. Dia dipeluk hingga kesulitan untuk bernapas. Para wartawan di sekitar tak berhenti memotret. Semuanya merasa sangat antusias. Kabar pernikahan Lorraine pasti akan menjadi berita viral di internet!“Dia baik-baik saja. Aku tahu itu! Dia hanya nggak ingin maafin aku saja, makanya dia baru sengaja berakting! Dia bisa datang ke ibu kota juga demi sembunyi dari aku. Aku datang ke sini untuk mengakui kesalahanku!” Suara si lelaki sangatlah besar, bahkan terdengar suara terisak-isak.“Lepaskan
Belum sempat si wanita paruh baya menyelesaikan omongannya, Hans segera menarik kerah pakaian si wanita, lalu berkata, “Kamu harap kamu bisa jaga ucapanmu. Kalau kamu memfitnah Bu Lorraine lagi, kamu akan berhadapan dengan hukum!”Si wanita paruh baya dikejutkan oleh tatapan muram Hans. Saking terkejutnya, dia hampir saja jatuh ke lantai. Wanita tersebut segera menarik lelaki yang duduk di lantai, bergegas meninggalkan tempat.Baru saja Hans membalikkan tubuhnya, dia pun menyadari ternyata Claude sedang mengikutinya.Para wartawan merasa antusias, tetapi tidak ada yang berani bertanya lantaran takut akan dipukul ….Claude melihat ke kamera wartawan dengan dingin.“Lorraine nggak mungkin menikah dengan pria lain. Karena dia hanya pernah memiliki aku saja. Apa kalian tahu apa yang seharusnya kalian tulis?”Para wartawan spontan mengangguk. Tidak ada yang berani membantah. Setelah Claude dan Hans meninggalkan tempat, para wartawan mulai ricuh.“Jadi, Lorraine lagi jadian sama Claude?”“B
Claude mengangguk. “Kalau aku nggak berakting, gimana mereka bisa masuk ke dalam jebakanku?”Lillia membatin, ‘Oh, ternyata kamu sengaja biarin media sembarangan menulis berita?’Claude menatap Lillia yang tidak berbicara. Dia menyadari bahwa dirinya telah salah berbicara. Dia pun berkata, “Aku memukul pria itu karena aku benar-benar emosi. Kamu tahu maksud hatiku kepadamu.”“Aku nggak tahu,” balas Lillia dengan dingin.Kali ini Claude kehabisan kata-kata. Dia mulai bermain gim layaknya tidak ada orang di sekitar.Lillia masih tidak mengerti. Kenapa Claude santai sekali?Saat Claude sedang bermain gim, Lillia mengeluarkan tabletnya mulai melukis sketsa.Setelah melukis selama beberapa saat, tetiba terdengar suara Claude, “Kalau kamu kerja terlalu keras, cepat atau lambat kamu akan jatuh sakit.”Lillia melukis desainnya hingga melupakan dunia di luar sana. Dia juga tidak peduli dengan apa yang dikatakan Claude.Claude menghentikan permainannya, lalu bertopang dagu melihat Lillia yang me
Mereka berdua berjalan keluar rumah sakit. Imelda tak berhenti memanggil Kelly, tetapi Kelly tidak menghiraukannya sama sekali.Setelah mereka berdua pulang ke rumah, Imelda melihat Kelly naik ke lantai atas dengan emosi tinggi. Dia memasuki kamarnya, lalu mengunci pintunya. Dengan terpaksa, Imelda hanya bisa menelepon Louis.“Kenapa kamu masih belum pulang? Di mana kamu?” Begitu panggilan tersambung, Imelda langsung bertanya dengan marah.Dulu Louis akan selalu pulang setelah pulang kerja. Namun sekarang, Louis sudah bermalam-malam tidak pulang ke rumah.“Aku lagi di luar kota. Ibu ada urusan apa?” tanya Louis dengan lembut.“Adikmu lagi marah. Kamu cepat pulang untuk bujuk dia,” balas Imelda dengan langsung.Louis terdiam sejenak, baru bertanya, “Apa dia marah karena Claude belain Lillia? Aku sarankan kalian untuk lupakan masalah itu. Perasaan Claude terhadap Lillia sangatlah dalam. Apalagi hubungan Keluarga Hutomo dan Keluarga Sentana sangat erat. Lebih baik keluarga kita nggak usah
Moonela hampir tertawa.Pasangan yang bagus?Sepertinya Louis terlalu memandang tinggi dirinya?“Aku tegaskan sekali lagi, aku nggak akan bersamamu karena adikmu itu Kelly. Nggak ada lagi yang perlu dibicarakan, oke?” ulang Moonela dengan serius.Louis tidak ingin menyerah begitu saja. Dia merasa tidak seharusnya Moonela menolaknya hanya karena tidak menyukai Kelly.Tetiba Moonela merasa kasihan dengan pria di hadapannya. Dia pun berkata, “Mungkin kamu akan merasa sangat nggak adil, tapi dunia ini memang penuh dengan ketidakadilan.” Usai berbicara, Moonela pun mengangkat-angkat pundaknya berencana untuk pergi.Louis menatap Moonela yang semakin menjauh, lalu menghela napas panjang.….Setelah Lillia mengatur kamerawan acara Wima TV, dia melihat Frederick yang berada di samping.“Tak disangka wawancara kali ini akan dilakukan di tempat seperti ini.” Frederick yang sedang duduk pun tersenyum.Lillia mengangkat-angkat pundaknya. “Siapa suruh aku sial sekali?”Frederick tersenyum, lalu ber