"Apa maksudmu?"
"Kamu ternyata selama ini tinggal dengan seorang pria, ya?!" Sekarang sudah pukul sebelas malam, seorang laki-laki dan perempuan sedang berduaan. Baru saja Tomi juga mendengar dengan jelas suara pria itu. Kalau bukan tinggal bersama, lalu apalagi? Batinnya. “Tidak perlu ikut campur. Kalau memang tidak ada apa-apa, aku akan menutup teleponnya. Jangan menelponku lagi!" "Lirea, tunggu sebentar!" Tomi yang ada di seberang sana segera teringat kalau ada hal penting yang perlu dibicarakan dengan Lieea, lalu segera melembutkan suaranya. "Kalau ada urusan bilang saja, jangan terlalu banyak omong kosong!" Lirea berkata lagi. "Aku tahu kamu sekarang ada di ibu kota. Ayo keluar besok, akú akan mengajakmu makan." "Tunggu sebentar!” Lirea buru-buru menutupi telepon dan membalikkan tubuhnya. Lirea bertanya pada Shaka yang ada di dalam kamar, "Apa kamu sudah memberitahu ibumu kalau ingin pergi ke rumah keluarga Juwanda untuk mengatur soal perjodohan?" Bukannya menjawab, Shaka hanya tersenyum lalu berbaring di atas ranjang, bertelanjang dada dengan rambut yang basah masih menyisakan beberapa tetes air. Lirea memelototinya, lalu kembali ke balkon dan berkata, "Oke. Beritahu saja alamatnya, aku akan pergi besok." "Restoran Perlang Barat." jawab Tomi. Lirea pun tersenyum mencemooh. Kelihatannya, status sebagai tunangan Shaka memang biša sangat berguna. Tomi bahkan bersedia untuk mengundangnya pergi makan tanpa diduga-duga. Tomi memang kaya, tapi terhadap anak perempuannya yang satu ini, dia sangat pelit. Di Restoran Perlang Barat, ada banyak sekali jenis makanan dengan harga yang fantastik dan karena pria itu begitu dermawan saat ini, bagaimana bisa Lirea menolaknya? Lirea mematikan telepon, kembali ke kamar dan melempar ponselnya dengan seenaknya. Dia lalu mengambil tabletnya dan melanjutkan bermain game yang barusan belum sempat ditamatkan olehnya. Sementara itu, Shaka juga sedang bermain game di sebelahnya. Saat Lirea sedang menerima telepon tadi, Shaka benar-benar melindunginya yang sedang tidak online di dalam game. Dan sekarang karena gadis itu telah kembali, dia pun mulai menunjukkan pukulan, tendangan dan mulai bertarung. Menurut Lirea, Pria ini seperti terkena kanker stadium akhir jenis yang sudah tidak tertolong lagi. Permintaannya padanya sangatlah banyak. Tidak diperbolehkan untuk merokok, tentu saja. Lirea kan memang tidak merokok! Tidak diperbolehkan minum-minuman beralkohol. Minuman bersoda pun dilarang. Setelah lewat pukul 9 malam harus pulang ke rumah. Kalau lebih di atas waktu itu harus melapor dan bersiap-siap untuk mengatakan keberadaanya, melakukan apa, siapa saja yang hadir dan bagaimana kondisinya. Atau kalau bersama dengan pria itu, Lirea baru diperbolehkan keluar diatas jam 9 pagi. Katanya, dengan kehadiran dirinya, pria itu bisa melindungi dan tidak akan terjadi apa-apa. Apapun urusan yang dimiliki Lirea, dia harus mengatakannya pada Shaka karena tidak boleh menyimpan rahasia untuk diri sendiri. Saat pria itu tidak bertanya, itu artinya dia bisa sedikit memiliki tempat untuk privasi. Tapi kalau pria itu bertanya, dia wajib menjawabnya. Kalau tidak, bisa-bisa dia diselidiki. Dan saat pria itu menyelidiki, dia akan mencari tahu hingga ke akar-akarnya. Dia bahkan sanggup membuat semua kejadian dari mulai Lirea kecil hingga dewasa diselidiki dengan jelas. Setiap menit dan setiap detik, di tempat yang mana, makanan dan ada berapa helai rambut yang tertinggal, semuanya diselidiki dengan jelas. Gampangnya adalah Shaka begitu otoriter mengontrol dan menakutkan. Kalau dalam keadaan normal, perlakuan Shaka pada Lirea masih lumayan baik. Setibanya gadis itu di kehidupan ibu kota yang terasa asing, dia membuatkannya sesuatu yang paling berguna. Dia memberinya sebuah kartu emas. Ditambah lagi dia berkata untuk menghabiskan semaunya dan sebanyak-banyaknya sebisa mungkin. Semakin banyak menghabiskan uang di dalamnya, maka akan semakin bagus. Shaka juga menyiapkan Lirea sebuah vila di ibu kota agar gadis itu bisa belajar dengan baik di sekolah barunya. Bahkan, dia juga masih membawa gadis itu pergi ke ke sebuah mall perbelanjaan terbesar di ibu kota dan tempat makan paling lezat, serta membawanya untuk mengenal jalan. Biasanya, dia juga sangat perhatian dalam menjaganya. Lirea termasuk orang yang sangat beruntung untuk masalah ini. Tapi, membicarakan soal game, Lire justru depresi. Mereka berdua sedang memainkan sebuah game yang sama. Mereka berada di grup yang sama untuk menaikkan level. Shaka sangat jago dalam memainkannya, sementara Lirea merupakan pemula yang payah. Lalu, jadilah seperti itu, hal yang sangat dibenci Lirea. Pria itu memimpinnya untuk membentuk sebuah grup dengannya. Setiap kali gadis itu berteriak dan ingin lari keluar saat pertarungan besar telah dimulai, selalu ada sosok buddha berukuran besar di depannya dan membunuh semua orang yang ingin dibunuhnya. Lirea sangat marah. Dia bermain game untuk menikmati kesenangan dalam membantai. Tapi, kalau satu grup dengan Shaka, ujung-ujungnya dia malah terpaksa selalu berada di belakang pria itu dan hanya bisa memunguti poin agar bisa naik level. Lirea tidak hanya protes sekali atau dua kali. Tapi model orang seperti Shaka ini, tidak akan membiarkan dirinya diprotes dan dilawan. Dia juga kerap meracau saat bermain game dan berkata sombong, “Aku adalah pelindung kebenaran, dan berapapun orang yang mengikutiku di belakang untuk memungut poin, tidak akan sanggup untuk memungutnya.” Sejak saat itu, Lirea benar-benar paham, Shaka membutuhkan seorang istri yang lemah, lembut dan manis, yang mematuhi jadwal keseharian dengan baik. Istrinya juga harus wanita yang tidak memiliki kebiasaan yang tidak sehat dan berbahaya, yang mematuhi dần menurutinya seperti seekor domba kecil. Sedangkan Lirea, sangat jauh dari karakter tersebut. Setiap kali dia memikirkan Shaka yang ingin memeliharanya sampai menjadi seorang gadis kecil yang lemah dan lembut, dia benar-benar merasa menderita. Lirea tidak berpikir kalau dirinya adalah orang yang baik, meskipun dia mempunyai wajah polos hingga bisa menipu orang. Karena dia hidup dalam keluarga yang sudah berpisah dan ayah yang tidak jelas, dia pun selalu diolok-olok oleh orang dan di-bully, dia tumbuh menjadi gadis yang keras. Siapa pun yang berani melakukan hal buruk terhadapnya, dia akan mengamuk dan mulai menghajar orang tersebut. Meskipun dia kalah jumlah, tapi yang terpenting dia sudah cukup berusaha. Kalau dia kelihatan kalah, dilain hari dia akan pergi menyerang ke jalanan, melompat dengan tiba-tiba dengan mengenakan topeng untuk menakut-nakuti musuhnya hingga berteriak memanggil ayah dan ibu mereka. Kemenangan dan pencapaian yang paling luar biasa didapat oleh Lirea adalah saat dia membuat takut seorang anak laki-laki gendut yang jauh lebih besar darinya dan biasa melakukan hal buruk padanya sampai anak laki-laki gendut itu harus menginap di rumah sakit selama sebulan. Setelah itu, Lirea selalu mengacau dengan menjadi hantu dan pada akhirnya anak itu bahkan sampai pindah tempat tinggal. Setiap kali mengingat karya agungnya yang luar biasa itu, Lirea selalu merasa bahagia sampai-sampai perutnya sakit. Dan di akhir permainan game Shaka dan Lirea mendapat ranking akhir yang mengalahkan ranking tim lawan yang berjumlah belasan orang. Mereka juga membuat tim lawan kalah total sampai seperti anak kecil yang menangis dan berteriak memanggil ayah dan ibunya. Kemampuan bertarung Shaka memang benar-benar hebat saat melibas semua pasukan musuh. Lirea memiringkan kepalanya dan melihat tangan Shaka yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Bahkan meskipun sedang memainkan game dengan serius, penampakannya masih terlihat malas-malasan, alis dan matanya terkulai ke bawah, sedikit santai dan sudut mulutnya yang sedikit naik membuktikan kalau pria itu diberkahi ketampanan luar biasa dan dengan rasa percaya diri yang tinggi.Rachel mengerutkan kening. Melihat wajah kecil Lirea, tiba-tiba dia merasa sedikit bersalah."Bukankah kamu berjanji untuk tidak lagi menyelidiki lagu ini?"Lirea mendekat selangkah demi selangkah, "Apa yang aku janjikan padamu? Awalnya, lagu Perang Iblis ini direkam olehmu untukku, tapi kemudian kamu merilisnya, dan itu atas nama Amelia? Apa kamu pernah meminta persetujuanku? Kemudian kamu memohon padaku untuk tidak mengatakan yang sebenarnya?"Karakter Lirea memang selalu dendam terhadap kejahatan. Dia yang tidak bisa mentolerir perampokan macam itu. Pada awalnya, dia bahkan berencana untuk membuat keributan besar tentang hal itu, dan membuat Amelia kehilangan muka secara langsung.Hanya saja, Rachel lah yang selama ini terus membujuknya tanpa henti.Sangat menyedihkan bahwa Lirea dibutakan oleh perasaan yang datang pada awalnya, dan juga menutupi hatinya, jadi Rachel dengan gampang dapat mengendalikannya.Tentu saja, setelah dia putus dengan Rachel, sejalan dengan prinsip pribadiny
Lirea menopang dagunya, dan wajahnya menunjukkan senyum aneh. Sebuah lagu masih terputar, tetapi tampaknya dia tidak peduli. Tapi dia merasa jijik dan terganggu. Amelia sudah diakui. Lagu ini sudah ada selama hampir tiga tahun dan menimbulkan sensasi saat itu. Dalam tiga tahun berikutnya, tidak ada lagu baru kecuali Perang Iblis, dan dia tidak bersedia menyanyi di berbagai konferensi pers dan kegiatan, kecuali jika diperlukan. Tentu saja, lagu ini sama sekali bukan nyanyiannya, atau suaranya. Jika dia tidak bisa menyanyikannya, maka dia tidak akan menyanyikannya. Bahkan jika dia menyanyikannya, itu juga hanya lip sync. Dia ingin melihat bagaimana Amelia berakhir. Lagu dan musik merdu melayang di aula, terdengar menenangkan dan halus. Dengan ekspresi lembut, kaya emosi, konsepsi artistik ini sangat menguntungkan. Tapi... Tiba-tiba, musik berhenti mendadak. Semua orang yang sebelumnya tenggelam dalam nyanyian itu sempat bingung dan bertanya-tanya. Bahkan saat musiknya ber
"Oke, kamu benar-benar lihai. Aku akan menyerah." Mata Dani tertuju pada sisi kiri Lirea, yang merupakan posisi di mana Shaka berada. Sudut alisnya terangkat, "Sainganmu datang."Lirea menoleh.Di sana, terlihat Shaka yang berdiri bersama Rio, dan seorang wanita dengan gaun putih, rambut bergelombang besar, riasan tipis, serta fitur wajah yang indah berjalan ke arah Shaka selangkah demi selangkah.Mata itu penuh dengan perasaan yang dalam, dan ada perasaan gadis muda yang tak terbatas di dalamnya.Melihat itu, Lirea menyipitkan mata sembari tersenyum samar, "Amelia?"Dani mengangguk dan menjelaskan kepada Lirea dengan cara yang buruk, "Amelia dan Shaka adalah kekasih masa kecil. Mereka adalah dua anak polos yang saling menjalin ikatan satu sama lain. Kurasa begitu dia mendengar bahwa Shaka akan bertunangan, Amelia tidak bisa duduk diam. Apa menurutmu hubungan antara kamu dan Shaka yang hanya beberapa hari bisa sebanding dengan cinta yang mereka jalani dan miliki?"Faktor keingintahuan
Hari ini wanita itu berpakaian sangat menawan. Apa yang sebenarnya ingin Lirea lakukan di sini?Shaka benar-benar aneh, dia khawatir Lirea masuk ke pesta sendirian, tetapi dia justru menempatkannya di samping Rendra?Apa Shaka tidak takut, jika setelah dia pergi, Lirea dan Rendra mulai bermain-main di belakangnya?Tapi juga, alasan kenapa Shaka sangat yakin karena menurut pemikirannya, Rendra tidak akan mungkin mulai bermain mata dengan Lirea, mengingat betapa Rendra sangat membenci Lirea.Tapi dia juga memikirkan tentang Lirea!Lirea sendiri tidak bisa menjamin jika dirinya tidak akan mengalahkan Rendra, karena penampilan Rendra adalah penampilan yang pantas untuk dikalahkan.Akhirnya, Rendra menghela napas dalam hatinya dan berbalik untuk berjalan ke dalam aula. Suaranya terdengar ringan dan acuh tak acuh, "Ayo!"Meski Lirea sangat enggan, tapi karena dia sangat ingin bertemu dengan Amelia, akhirnya mau tak mau dia harus masuk dan mempersiapkan diri, "Tunggu!"Ketika Rendra dan Lire
"Aku ada di pesta kakak sepupu keduamu."Shaka berkata dengan lemah, "Aku tahu."Kemudian, dia benar-benar menutup panggilan itu.Sembari menutup telepon, wajahnya tampak kusut. Dia sama sekali tidak menyukai orang yang bernama Rachel dan Amelia. Kalau pun sebelumnya dia pernah menyukainya, kini semuanya sudah habis.Melihat Lirea jongkok dengan serius bermain game, dia diam-diam berjalan melewatinya. Tangannya berada di saku celana, dengan kaki yang panjang, penampilannya tampak alami. Dia berdiri di depan Lirea dengan postur yang keren."Aku akan membawamu keluar untuk bermain."Tanpa mendongak, Lirea hanya menjawab ringan."Main apa?""Pergi ke pesta besar perusahaan kakak sepupu keduaku."Dia mengerutkan kening, lalu dengan wajah terganggu dia menjawab, "Aku tidak mau!""Ada banyak makanan enak di sana.""Aku sedang datang bulan, jadi tidak banyak makanan yang bisa kumakan. Percuma saja aku datang. Tidak!""Ada banyak bintang dan selebritas terkenal.""Tidak ada hubungannya dengan
Kelvin menatapnya dengan wajah ingin tahu, tetapi tidak ada rasa takut dan malu, hanya ada kepolosan di matanya yang besar.Dia sangat cantik, memiliki pesona seorang wanita dewasa, lekuk tubuh yang indah, dan menguar wangi samar milik wanita di sekujur tubuhnya.Ya, sangat tidak salah.Dia tampak seperti seorang wanita muda, sama sekali tidak seperti seorang ibu dengan anak gadis berusia 18 tahun.Kelvin memandangnya, sudut matanya yang indah sedikit berbinar, dengan tangan bersedekap, dia duduk di tempat tidur, "Apa kamu yakin ini adalah kamarmu?"Nadia sedikit terkejut, terlebih dengan pertanyaan yang baru saja Kelvin ajukan, "Ya, 3699, aku sudah memasukkan kartu yang sesuai."Seketika, Kelvin mengerutkan kening. Kamar wanita ini adalah 3699, dan kamarnya sendiri juga di 3699. Dengan pengalaman bertahun-tahun di pusat perbelanjaan, dia mengerti jika itu adalah umpan dari perusahaan Nadia.Dengan menggunakan seorang wanita?Meskipun Nadia agak tidak rapi, dia juga memiliki kehidupan