Kalau saja Lirea tahu jika dia telah menyelamatkan Iblis, mungkin dia akan membiarkan Shaka mati saja hari itu. Pasalnya, dia justru terjebak dalam kekuatan dan kekuasaan Shaka. "Kamu itu, membalas air susu dengan air tuba! Tidak tahu terima kasih!" Lirea. "Bagaimana mungkin? Ribuan wanita sanggup melakukan apapun hanya demi bisa bersamaku, dan aku justru memberikan seluruh hidupku hanya untuk berterima kasih padamu." Shaka.
View MoreLirea melangkah masuk dengan malas setelah seorang pengawal membukakan pintu kamar. Dia hanya menghela nafas saat melihat pengawal itu menutup pintu dan menguncinya dari luar.
Dia duduk di sudut ruangan dengan wajah frustasi. Lalu pintu kamar terbuka perlahan. Shaka, dengan tubuh tinggi dan pesona yang tak bisa disangkal, berdiri di sana dengan senyuman penuh arti. Dia membawa nampan berisi makanan. Lirea memalingkan wajahnya dan enggan untuk menatapnya. “Makan dulu,” suara Shaka terdengar tenang tapi penuh kontrol. “Kamu pasti belum makan kan, setelah hampir seharian lari di jalanan? Nanti kamu sakit.” Lirea mendengus pelan. “Apa pedulimu? Bukannya kamu hanya ingin aku tetap di sini, bagaimanapun keadaanku?” Shaka mengangkat alis, sedikit tersenyum miring. “Hem.. Tepat sekali. Aku memang ingin kamu tetap di sini.” Shaka meletakkan nampan di atas meja dengan gerakan penuh perhitungan. Lalu dia mendekat perlahan, membuat Lirea refleks menggeser duduknya. “Aku tidak mengerti kenapa kamu terus melawanku. Bukankah, lebih mudah kalau kamu menerima kenyataan?” “Kenapa kamu melakukan ini?” Lirea akhirnya bertanya, suaranya sedikit bergetar. “Apa yang sebenarnya kamu inginkan dariku, Shaka?” Shaka berjongkok di depannya, menyamakan tinggi badan mereka. Tatapannya yang gelap menelusuri wajah Lirea, seolah ingin mencari jawaban yang hanya dia sendiri yang memahami. “Aku ingin kamu menikah denganku.” “Kamu gila!” Lirea langsung berdiri, tapi baru saja dia ingin menjauh, dia langsung ditarik oleh pria itu dan jatuh di pangkuannya. Shaka tersenyum tipis, senyumannya itu mampmembutakan mata yang melihatnya. Tapi itu tidak bagi Lirea. Dia malah merasa muak. “Baru seminggu aku membawamu kesini, tapi sudah berapa kali kamu kabur, hah?” Lirea memiringkan kepalanya. Sudah kabur berapa kali ya? Dia mengingat-ingat. Saat pria itu berada di dekatnya, Lirea benar-benar tidak bisa memikirkan cara untuk kabur. Tapi saat pria itu tidak ada, dia akan kabur diam-diam, dan selama ini dia sudah berusaha kabur sebanyak tiga kali, tapi akhirnya usahanya lagi-lagi gagal. Día lalu teringat perkataan Shaka, jika tanpa persetujuan darinya, maka dia tidak akan mungkin bisa pergi meninggalkan ibu kota ini, meskipun itu hanya satu langkah saja. Melihat Lirea yang termenung dan tenggelam dalam pikirannya sendiri, Shaka menjadi kesal. Tangan besarnya itu lalu mencengkram dagu Lirea hingga membuat gadis itu hampir menangis karena kesakitan. “Kamu sudah mencoba kabur sebanyak tiga kali, dan aku tidak ingin ini terjadi lagi untuk yang keempat kalinya," kata Shaka dengan tegas. Lirea berusaha melepaskan tangan Shaka, tapi baru saja dia bergerak, cengkraman itu semakin kuat. Dia kesakitan dan menatapnya sambil berkata dengan tidak jelas, "Aku tahu!! Lepaskan aku dulu. Sakit!" Mendengar ucapan Lirea dan melihat gadis itu kesakitan, Shaka tidak menghiraukan. Dia tahu jika gadis ini sangat keras kepala. "Kamu baru ingat kalau sudah sakit ya? Kalau begitu, aku ingin kamu kesakitan saja terus!" Lirea begitu kesal. Kalau saja dia tahu akan menjadi seperti sekarang ini, sebulan yang lalu dia tidak akan menarik Shaka yang nyaris mati karena hampir tertabrak Truk. Seharusnya, dia membiarkan saja pria itu mati tertabrak dan hancur lebur. Siapa yang bisa menduga, kalau ternyata dia telah menyelamatkan iblis. Shaka mendengus dan dari sudut mulutnya muncul sebuah senyuman kejam. Suaranya yang seperti setan itu pun menggema di telinga, "Kamu menyesal ya, sudah menolongku saat itu?” “Mungkin sekarang kamu berpikir, kalau kamu membiarkan aku mati saja, kamu tidak akan terkurung begini?” Ada ekspresi kecewa dan frustasi di raut wajah Lirea, tatapan matanya tampak kosong seperti kehilangan semangat. "Tidak mungkin seperti itu. Meskipun tahu kalau akan jadi seperti ini, aku tetap tidak bisa membiarkan orang lain mati tanpa menolongnya.” Lirea memang tidak pernah menganggap kalau dirinya adalah orang yang baik, tapi dia juga tidak bisa membiarkan nyawa seseorang melayang begitu saja tepat di hadapannya. Apalagi nyawa orang itu hanya bisa diselamatkan oleh uluran tangannya. Wajah Lirea begitu cantik terlihat bersinar, seperti memancarkan sinarnya pada sekujur tubuh Shaka hingga membuat pria itu hampir gila setiap saat memikirkannya. “Kalau begitu, hidupmu memang harus terus terikat denganku.” Kata Shaka. Lirea tersenyum pahit, bukankah seharusnya Shaka mengucapkan kata terima kasih atau semacamnya? Memikirkan hal itu Lirea kesal dan memelototinya, “Kamu itu tidak tahu terima kasih! Sudah ditolong, tapi malah memperlakukan aku seperti ini!” Shaka justru tertawa mendengarnya, sudut mulutnya melengkung dengan nakal. Dia tiba-tiba memeluk Lirea dan menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum. Itu benar-benar membuat Lirea semakin muak. “Kamu bilang aku tidak tahu terima kasih? Apa kamu tahu, di ibu kota ini ada banyak wanita yang ingin menikah dengan Tuan Muda Shaka ini. Begitu banyak wanita yang memujaku, tergila-gila padaku, bahkan mereka sanggup melakukan apapun hanya untuk mendapatkan cintaku. Dari sekian banyak wanita, aku hanya memilihmu untuk menjadi Nyonya Brahmana. Seharusnya ini menjadi sebuah kehormatan yang begitu besar untukmu. Aku membalas semua kebaikanmu dengan seluruh hati dan hidupku.” Lirea menjadi semakin murung. Apa yang dikatakan oleh Shaka memang tidak salah. Sebelumnya, saat berada di masih kota X, dia sudah mendengar sedikit tentang Keluarga Brahmana yang sangat dikenal. Tentu saja, dia hanya mendengar tentang itu sambil berlalu. Mereka memang begitu dikenal, dikejar dan dipuja-puja oleh begitu banyak orang. Tapi kan, yang seperti itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan dunianya? Dulu, saat mendengar pengaruh Keluarga Brahmana, dia tidak pernah merasakan dan mengetahui secara langsung. Namun sekarang akhirnya dia merasakannya sendiri. Hanya dengan dia menelpon saja, bisa membuat seluruh sambungan telepon di ibu kota menjadi nada sibuk. Dan saat naik taksi pun, dia tiba-tiba bisa diblokir di tengah jalan tol. Dua hal itu sudah cukup untuk membuat rakyat biasa seperti dirinya menjadi ketakutan. Lirea menghela nafasnya dan menatap Shaka dengan tajam lalu berkata, "Kamu bilang, banyak para wanita yang menyukaimu dan ingin menikah denganmu, mereka juga rela melakukan apapun. Kenapa tidak mencari mereka saja? Kenapa kamu malah menahanku? Aku itu tidak mau menikah denganmu! Tidak mau!” Shaka hanya mengedip-ngedipkan matanya tanpa dosa setelah mendengarkan perkataan Lirea itu. "Justru karena kamu tidak mau, makanya aku mencarimu! Aku sudah sedewasa ini. Sejak aku nasih kecil, sudah ada gadis kecil yang berisik untuk meminta dinikahkan denganku. Pokoknya, setiap kali ada wanita yang melihatku, semuanya selalu meneteskan air liurnya. Mereka begitu berharap untuk segera menelanjangi Tuan Muda ini dan menyenangkannya! Hanya kamu saja yang menghinaku! Hanya kamu yang selalu membentakku dan menolakku!” Lirea merasa sekujur tubuhnya menjadi lemas. Apa kalau dia orang normal akan berkata seperti itu? "Jadi, kamu mau menikah denganku, karena aku tidak menyukaimu?" “Ya, tapi bukan hanya itu. Karena aku sangat menyukaimu. Tidak peduli kamu suka atau tidak padaku, yang penting aku suka," jawab Shaka. ________Namun, Shaka mengabaikan Lirea yang tertegun dan tertekan. Tanpa peduli apa pun, dia langsung meraih tangan kecilnya, dan membawanya ke atas.Sementara Resta menatap mereka sambil tersenyum, dan mengingat ekspresi dan kata-kata Shaka barusan. Meminta Lirea memanggil dirinya dengan sebutan ibu begitu dia muncul. Jelas keberadaan Lirea telah dikonfirmasi. Di sini, kata menantu hanyalah tinggal masalah kepastian dan waktu saja. Sudah dipastikan Gadis itu akan menjadi menantunya.Shaka bahkan menjauhkannya dari dapur dengan mengatakan jika kekasihnya tidak bisa membantu apa pun. Sebenarnya bukankah Shaka yang tidak menginginkan Lirea berada di dapur dan enggan berpisah?Enggan berpisah? Haha..Saat itu juga Resta berpikir jika dirinya dapat segera mempersiapkan pesta pertunangan.Pasangan itu berpegangan tangan sepanjang waktu, benar-benar sangat manis.Sepertinya dia benar-benar akan menjadi ibu mertua.Tata letak vila diatur di kiri dan kanan kamar, dengan total tiga lantai. Lantai bawa
Sontak, Lirea melompat dengan tidak terkendali, dan kemudian sabuk pengaman menariknya kembali yang membuat kepalanya terbentur mobil. Rasa sakit itu membuatnya berkaca-kaca, tapi dia tidak merasakan apa-apa saat itu. Sekarang ini, pikirannya sedang dikejutkan oleh kata-kata yang keluar dari mulut Shaka.Itu artinya mereka akan bertemu dengan orang tua Shaka?"Kenapa kamu tidak mengatakannya dari awal??"Melihat kepanikan di wajah Lirea, Shaka hanya mengangkat bahu acuh tak acuh, "Cepat atau lambat, kita akan datang untuk makan malam keluarga. Ibuku ingin bertemu denganmu, jadi aku membawamu ke sini.”Saat ini, Shaka sudah tiba di rumahnya dan menghentikan laju mobilnya.Penampilan Lirea saat ini tak kalah mengerikannya seperti monster. Dengan mencengkeram erat pintu mobil, wajahnya terlihat sangat tegang."Kamu tidak bisa melakukan ini. Aku tidak membeli apa pun saat aku datang ke rumahmu untuk pertama kali. Aku datang ke sini dengan tangan kosong, ini sangat tidak benar. Haruskah ki
Mereka sedang berada di tengah jalan utama. Jika tidak larut malam, mereka pasti akan menyebabkan kemacetan lalu lintas bahkan kecelakaan mobil.Lalu Shaka menatapnya dan berkata, "Bukankah kamu yang diserang malam ini?"Mendengar pertanyaan itu, Lirea menatapnya dengan aneh dan berseru, "Bagaimana mungkin aku? Aku bereaksi begitu cepat hingga jika dia berani menyerangku di dada, aku tidak hanya akan memukul kepalanya dengan sebotol anggur, tapi aku akan langsung melepaskan tangannya dari tubuhnya!"Tapi sesaat setelah mengatakannya, dia menyesalinya. Tampaknya Shaka tidak menyukai pertarungannya. Tapi apa Shaka akan marah saat mendengar dirinya mengatakan kata-kata dan perilaku kasar seperti itu?Shaka tertawa renyah, dan segera setelah Lirea selesai menjelaskan, terlihat lekuk bibirnya yang terangkat tanpa beban, kemudian dia menyentuh kepala Lirea, "Sudah ditangani dengan baik!""Oh?"Sejujurnya Lirea bingung dengan tingkah laku Shaka yang tiba-tiba. Apa dia pikir Lirea hewan pelih
Shaka melihat Wang yang terkapar di dalam, yang telah disiksa oleh Riky lebih dulu tadi, dan hampir kehabisan napas. Satu tangan telah dipukul di sana, yang jelas-jelas tak lagi bisa digunakan.Lalu dia berkata kepada Harimau Hitam, "Tangannya yang lain juga tidak berguna. Jangan biarkan aku melihatnya di ibukota lagi."Jika tidak, jangan harap untuk bisa keluar dengan nafas di dada.Berani-beraninya dia menyerang dada!Berani sekali!Sejujurnya, Harimau Hitam merasa berduka untuk Wang, meskipun hanya sedetik di dalam hatinya. Dia sering menimbulkan masalah di bar ini, tetapi Harimau Hitam sama sekali tidak peduli. Namun, pada saat itu, dia memiliki firasat bahwa suatu hari Wang pasti akan menderita.Benar saja.Dia telah menggoda dua wanita hari ini. Salah satunya adalah kekasih Riky.Meskipun status Riky bukanlah kelas satu di Ibukota tetapi dia masih menempati di kelas dua. Terlebih lagi, dia masih terikat dengan keluarga Mahendra, salah satu dari lima keluarga teratas di Ibukota.
Tapi Lirea sadar betul bahwa dirinya telah menyinggung perasaan Shaka malam ini.Pulang lebih awal untuk beristirahat?Harimau Hitam yang besar dan tinggi itu ternyata penjahat yang suka mengadukan orang lain di belakang. Benar saja, pria di sekitar Shaka memang tidak bisa disebut pria, apalagi Rendra dan Dani!Biasanya hanya wanita tua yang suka mengadu seperti ini, tapi semua orang di sekitar Shaka justru melakukannya.Tindakan apa yang bisa dilakukan dengan mengalir bebas tanpa terkendali... Tapi siapa yang menyangka bahwa Harimau Hitam adalah orang seperti itu? Dia kelihatan seperti orang yang berpengalaman dan tertutup."Tidak!" Lirea segera bertindak layaknya gadis manja. Dia meletakkan tubuhnya rendah, meraih lengan Shaka dan mengguncangnya dengan keras. Dia berkedip dengan mata imutnya, "Aku tahu aku salah. Seharusnya aku mendengarkanmu. Lain kali aku tidak akan melakukannya lagi, tapi tolong maafkan aku kali ini saja! Kak Shaka, Kakak yang baik..."Suaranya lembut dan sedikit
"Tidak!" Lirea menyangkal, "Momok besar dan mengerikan itu hanya bisa digambarkan pada Harimau Hitam, sedangkan Shaka adalah bos besar yang mengendalikan momok itu. Aku harus lari demi keselamatan hidupku sendiri!"Setelah mengatakannya, dia bergegas berbalik dan berlari untuk menghentikan taksi.Sementara Nanda yang melihat punggungnya hanya bisa tersenyum tak berdaya.Namun, saat Lirea baru berjalan dua langkah, dua pria berbaju hitam mendatanginya dan dengan hormat berkata, "Kakak ipar, Tuan Shaka berkata dia akan segera datang, jadi dia meminta Anda untuk menunggu di kamar."Pada saat itu, jantung Lirea berdebar kencang.Apakah Harimau Hitam benar-benar informan Shaka?Selesai, benar-benar selesai. Dia akan mati! Saat ini, Lirea sedang duduk di dalam ruangan, sulit baginya untuk duduk diam. Setiap menit dan setiap detik seperti penderitaan baginya, seolah-olah sebilah pisau tajam sedang menempel di tengkuknya. Dia merasa bahwa sebentar lagi dia akan mati.Tak berselang lama, pintu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments